Tafsir Surat Ali Imran, ayat 93-95
{كُلُّ
الطَّعَامِ كَانَ حِلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى
نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنزلَ التَّوْرَاةُ قُلْ فَأْتُوا بِالتَّوْرَاةِ
فَاتْلُوهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (93) فَمَنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ
الْكَذِبَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (94) قُلْ صَدَقَ
اللَّهُ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ (95) }
Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil
melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri
sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah,
"(Jika kalian mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka
bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kalian orang-orang yang benar." Maka
barang siapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah
orang-orang yang zalim. Katakanlah, "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah."
Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang
yang musyrik.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْحَمِيدِ، حَدَّثَنَا شَهْر قَالَ: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ]
حَضَرَتْ عِصَابَةٌ مِنَ الْيَهُودِ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالُوا: حدِّثنا عَنْ خِلَالٍ نَسْأَلُكَ عَنْهُنَّ لَا يَعْلَمُهُنَّ
إِلَّا نَبِيٌّ. قَالَ: "سَلُونِي عَمَّا شِئْتُمْ، وَلَكِنْ اجْعَلُوا لِي ذِمَّةَ
اللَّهِ، وَمَا أَخَذَ يَعْقُوبُ عَلَى بَنِيهِ لَئِنْ أَنَا حَدَّثْتُكُمْ شَيْئًا
فَعَرَفْتُمُوهُ لَتُتَابِعُنِّي عَلَى الإسْلامِ". قَالُوا: فَذَلِكَ لَكَ. قَالَ:
"فَسَلُونِي عَمَّا شِئْتُمْ " قَالُوا: أَخْبرْنَا عَنْ أَرْبَعِ خِلَالٍ:
أَخْبرْنَا أَيُّ الطَّعَامِ حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ؟ وَكَيْفَ مَاءُ
الْمَرْأَةِ وَمَاءُ الرَّجُلِ؟ كَيْفَ هَذَا النَّبِيُّ الْأُمِّيُّ فِي
النَّوْمِ؟ وَمَنْ وَليّه مِنَ الْمَلَائِكَةِ؟ فَأَخَذَ عَلَيْهِمُ الْعَهْدَ
لَئِنْ أَخْبَرَهُمْ لَيُتَابِعُنَّهُ وَقَالَ:"أَنْشُدُكُمْ بِالَّذِي أَنزلَ
التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى: هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ إِسْرَائِيلَ مَرِضَ مَرَضًا
شَدِيدًا وَطَالَ سُقْمُهُ، فَنَذَرَ لِلَّهِ نَذْرًا لَئِنْ شَفَاهُ اللَّهُ مِنْ
سُقْمِهِ لَيُحَرِّمَنَّ أَحَبَّ الشَّرَابِ إِلَيْهِ وَأَحَبَّ الطَّعَامِ
إِلَيْهِ، وَكَانَ أَحَبَّ الطَّعَامِ إِلَيْهِ لُحْمان الإبِلِ، وَأَحَبَّ
الشَّرَابِ إِلَيْهِ أَلْبَانُهَا" فَقَالُوا: اللَّهُمَّ نَعَمْ. قَالَ:
"اللَّهُمَّ اشْهَدْ عَلَيْهِمْ". وَقَالَ: أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ الَّذِي لَا
إِلَهَ إِلا هُوَ، الَّذِي أَنزلَ التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى: هَلْ تَعْلَمُونَ
أَنَّ مَاءَ الرَّجُلِ أَبْيَضُ غَلِيظٌ، ومَاءَ الْمَرْأَةِ أَصْفَر رَقِيقٌ،
فَأَيُّهُمَا عَلا كَانَ لَهُ الْوَلَدُ وَالشَّبَهُ بإذنِ اللَّهِ، إِنْ عَلا
مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ الْمَرْأَةِ كَانَ ذَكَرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَإِنْ عَلا
مَاءُ الْمَرْأَةِ
مَاءَ الرَّجُلِ كَانَ أُنْثَى بِإِذْنِ اللَّهِ ". قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ:
"اللَّهُمَّ اشْهَدْ عَلَيْهِمْ". وَقَالَ: "أَنْشُدُكُمْ بِالَّذِي أَنزلَ
التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى: هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ هَذَا النَّبِيَّ الأمِّيَّ
تَنَامُ عَيْنَاهُ وَلا يَنَامُ قَلْبُهُ". قَالُوا: اللَّهُمَّ نعمْ. قَالَ:
"اللَّهُمَّ اشْهَدْ ". قَالُوا: وَأَنْتَ الْآنَ فَحَدِّثْنَا منْ وليُّك مِنَ
الْمَلَائِكَةِ؟ فَعِنْدَهَا نُجَامِعُكَ أَوْ نُفَارِقُكَ قَالَ: "إِنَّ وَلِيِّيَ
جِبْرِيلُ، وَلَمْ يَبْعَث اللَّهُ نَبِيًّا قَطُّ إِلا وَهُوَ وَلِيُّهُ".
قَالُوا: فَعِنْدَهَا نُفَارِقُكَ، وَلَوْ كَانَ وَلِيُّكَ غَيْرَهُ لتابعنَاك،
فَعِنْدَ ذَلِكَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ}
الْآيَةَ [الْبَقَرَةِ: 97]
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim,
telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid, telah menceritakan kepada kami
Syahr, bahwa Ibnu Abbas pernah menceritakan: Ada segolongan kaum Yahudi datang
kepada Nabi Saw., lalu mereka berkata, "Ceritakanlah kepada kami tentang
beberapa perkara yang akan kami tanyakan kepadamu, tiada yang mengetahuinya
kecuali hanya seorang nabi." Rasulullah Saw. menjawab: Tanyakanlah kepadaku
apa yang kalian kehendaki, tetapi berjanjilah kalian kepadaku demi karena Allah
dan janji yang telah diambil oleh Ya'qub dari anak-anaknya, sekiranya aku
menceritakan kepada kalian sesuatu hal, lalu kalian mengetahuinya
(membenarkannya), maka kalian benar-benar mau mengikutiku masuk Islam.
Mereka menjawab, "Baiklah, kami ikuti maumu." Mereka bertanya, "Ceritakanlah
kepada kami tentang empat perkara; ceritakanlah kepada kami makanan apakah yang
diharamkan oleh Israil atas dirinya? Bagaimanakah perihal air mani laki-laki dan
air mani wanita, yakni bagaimanakah perbedaan antara anak laki-laki dan anak
perempuan darinya? Ceritakanlah kepada kami perihal Nabi yang ummi ini dalam hal
tidurnya? Siapakah yang menjadi temannya dari kalangan para malaikat?" Lalu Nabi
Saw. mengambil janji atas mereka, yaitu jika beliau menceritakan hal tersebut
kepada mereka, maka mereka benar-benar mau mengikutinya. Nabi Saw. bersabda:
"Aku bertanya kepada kalian demi Tuhan Yang telah menurunkan Taurat kepada
Musa, apakah kalian mengetahui bahwa Israil pernah sakit keras dalam waktu yang
cukup lama, lalu ia bernazar kepada Allah, jika Allah menyembuhkan penyakit yang
selama ini dideritanya, ia benar-benar akan mengharamkan makanan dan minuman
yang paling disukainya. Sedangkan makanan yang paling disukainya adalah daging
unta, dan minuman yang paling disukainya adalah air susunya?" Mereka
menjawab, "Ya Allah, benar." Nabi Saw. bersabda, "Ya Allah, persaksikanlah
atas mereka." Nabi Saw. bersabda, "Aku tanyakan kepada kalian demi Tuhan
yang tidak ada Tuhan selain Dia, Yang menurunkan kitab Taurat kepada Musa,
apakah kalian mengetahui bahwa air mani laki-laki itu berwarna putih lagi kental
dan air mani wanita itu berwarna kuning lagi encer. Maka yang mana pun di antara
keduanya lebih kuat, maka si anak nanti akan mirip dengannya, baik jenis maupun
rupanya. Dengan kata lain, jika air mani laki-laki mengalahkan air mani
perempuan, maka anaknya nanti adalah laki-laki dengan seizin Allah. Dan jika air
mani perempuan mengalahkan air mani laki-laki, maka anaknya nanti adalah
perempuan dengan seizin Allah." Mereka menjawab, "Ya Allah, benar."Nabi Saw.
bersabda, "Ya Allah, persaksikanlah atas mereka." Nabi Saw. bersabda,
"Aku bertanya kepada kalian demi Tuhan Yang telah menurunkan Taurat kepada
Musa, tahukah kalian bahwa Nabi yang ummi ini kedua matanya tidur, tetapi
hatinya tidak tidur." Mereka menjawab, "Ya Allah, benar." Nabi Saw.
bersabda, "Ya Allah, persaksikanlah atas mereka." Nabi Saw. bersabda,
"Dan sesungguhnya temanku adalah Jibril, tidak sekali-kali Allah mengutus
seorang nabi melainkan dia adalah temannya." Mereka berkata, "Karena jawaban
inilah kami berpisah denganmu. Seandainya temanmu adalah selain dia, niscaya aku
benar-benar mengikutimu." Pada saat itu juga Allah berfirman: Katakanlah,
"Barang siapa yang menjadi musuh Jibril...." (Al-Baqarah: 97), hingga akhir
ayat.Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui Husain ibnu Muhammad, dari Abdul Hamid dengan lafaz yang sama.
Jalur lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad, disebutkan bahwa:
حَدَّثَنَا
أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ
العِجْليّ، عَنْ بُكَير بْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَير، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ: أَقْبَلَتْ يهودُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: يَا أَبَا الْقَاسِمِ، نَسْأَلُكَ عَنْ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ،
فَإِنْ أَنْبَأْتَنَا بِهِنَّ عَرَفْنَا أَنَّكَ نَبِيٌّ وَاتَّبَعْنَاكَ، فَأَخَذَ
عَلَيْهِمْ مَا أَخَذَ إِسْرَائِيلُ عَلَى بَنِيهِ إِذْ قَالَ: {اللَّهُ عَلَى مَا
نَقُولُ وَكِيلٌ} [يُوسُفَ: 66] . قَالَ: "هَاتُوا". قَالُوا: أَخْبِرْنَا عَنْ
عَلَامَةِ النَّبِيِّ؟ قَالَ: "تَنَامُ عَيْنَاهُ وَلا يَنَامُ قَلْبُه". قالوا:
أخبرنا كيف تُؤنِّثُ المرأةُ وَكَيْفَ تُذْكرُ؟ قَالَ: "يَلْتَقِي الماءَان،
فَإِذَا عَلَا مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ الْمَرْأَةِ أذْكَرَتْ، وإذَا عَلا مَاءُ
الْمَرْأَةِ آنثَتْ. قَالُوا: أَخْبِرْنَا مَا حَرَّم إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ،
قَالَ: "كَانَ يَشْتَكِي عِرْقَ النَّسَا، فَلَمْ يَجِدْ شَيْئًا يُلائِمُهُ إِلَّا
ألْبَانَ كَذَا وكَذَا -قَالَ أَحْمَدُ: قَالَ بَعْضُهُمْ: يَعْنِي الْإِبِلَ
-فَحَرَّم لُحُومَهَا". قَالُوا: صَدَقْتَ. قَالُوا: أَخْبِرْنَا مَا هَذَا
الرَّعد؟ قَالَ: "مَلَكٌ مِنْ مَلائِكَةِ اللهِ مُوَكلٌ بِالسَّحَابِ بِيدِهِ -أَوْ
فِي يَدِه-مِخْرَاقٌ مِنْ نَارٍ يَزْجُر بِهِ السّحابَ، يَسُوقُهُ حَيْثُ أَمَرَهُ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ". قَالُوا: فَمَا هَذَا الصَّوْتُ الَّذِي يُسمع؟ قَالَ:
"صَوْتُه". قَالُوا: صدقت، إنما بقيت واحدة، وهي التي نتابعك إِنْ أَخْبَرَتْنَا
بِهَا، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا لَهُ مَلَكٌ يَأْتِيهِ بِالْخَبَرِ،
فَأَخْبِرْنَا مَنْ صاحبُك؟ قَالَ: "جبْرِيلُ عَلَيْه السَّلامُ". قَالُوا:
جِبْرِيلُ ذَاكَ يَنزل بالحَرْب وَالْقِتَالِ وَالْعَذَابِ عَدُوُّنا. لَوْ قلتَ:
ميكائيل الذي ينزل بالرحمة والنبات والقَطْر لَكَانَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ: {قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نزلَهُ عَلَى قَلْبِكَ
بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى
لِلْمُؤْمِنِينَ}
telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi, telah menceritakan
kepada kami Abdullah ibnul Walid Al-Ajali, dari Bukair ibnu Syihab, dari Sa'id
ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa orang-orang Yahudi datang
kepada Rasulullah Saw., lalu mereka berkata, "Hai Abul Qasim, sesungguhnya kami
akan menanyakan kepadamu tentang lima perkara. Jika kamu menceritakannya kepada
kami, maka kami mengetahui bahwa engkau adalah seorang nabi dan kami akan
mengikutimu." Maka Nabi Saw. mengambil janji atas mereka seperti apa yang pernah
diambil oleh Israil terhadap anak-anaknya, yaitu ketika Israil mengatakan:
Allah menjadi saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini). (Yusuf: 66)
Lalu Nabi Saw. bersabda, "Kemukakanlah oleh kalian!" Mereka berkata,
"Ceritakanlah kepada kami alamat seorang nabi!" Nabi Saw. menjawab: Kedua
matanya tidur, tetapi hatinya tidak tidur. Mereka bertanya,
"Ceritakanlah kepada kami, bagaimana seorang wanita melahirkan anak perempuan
dan bagaimana dia melahirkan anak laki-laki?" Nabi Saw. menjawab: Kedua air
mani bertemu; apabila air mani laki-laki mengalahkan air mani wanita, maka ia
akan melahirkan laki-laki. Dan apabila air mani wanita dapat mengalahkan (air
mani laki-laki), maka ia akan melahirkan perempuan. Mereka bertanya lagi,
"Ceritakanlah kepada kami, apa yang diharamkan oleh Israil terhadap dirinya?"
Nabi Saw. menjawab: Dia menderita penyakit 'irqun nasa, dan ia tidak
menemukan sesuatu yang cocok untuknya selain air susu ternak anu —Imam Ahmad
mengatakan bahwa sebagian di antara mereka (para perawi) menafsirkannya air susu
unta— maka ia mengharamkan dagingnya. Mereka berkata, "Engkau
benar." Mereka bertanya, "Ceritakanlah kepada kami, apakah guruh itu?" Nabi Saw.
menjawab: ia adalah malaikat Allah Swt. yang ditugaskan mengatur awan dengan
tangannya —atau di tangannya— terdapat cemeti dari api untuk menggiring awan ke
arah mana yang diperintahkan oleh Allah Swt. Mereka bertanya, "Lalu suara
apakah yang terdengar itu?" Nabi Saw. menjawab, "Suara malaikat itu."
Mereka berkata, "Engkau benar, sesungguhnya sekarang tinggal satu pertanyaan
lagi yang sangat menentukan apakah kami akan mengikutimu jika kamu
menceritakannya kepada kami. Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun melainkan
mempunyai malaikat yang selalu datang kepadanya membawa berita (wahyu). Maka
ceritakanlah kepada kami, siapakah teman malaikatmu itu?" Nabi Saw. menjawab:
"Jibril a.s." Mereka berkata, "Jibril! Dia adalah malaikat yang selalu
menurunkan peperangan, pembunuhan, dan azab. Dia adalah musuh kami. Seandainya
kamu katakan Mikail yang biasa menurunkan rahmat, tumbuh-tumbuhan, dan hujan,
maka kami akan mengikutimu." Lalu Allah menurunkan firman-Nya: Katakanlah,
"Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya
(Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang
beriman. (Al-Baqarah: 97), hingga akhir ayat yang sesudahnya.Imam Turmuzi meriwayatkannya —juga Imam Nasai— melalui hadis Abdullah ibnul Walid Al-Ajali dengan lafaz yang semisal. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib.
Ibnu Juraij dan Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Israil a.s. (yakni Nabi Ya'qub) pernah menderita penyakit 'irqun nasa di setiap malam harinya. Penyakit ini membuatnya tidak dapat tidur. Tetapi bila siang hari, penyakit ini pergi (dan datang lagi pada malam harinya). Lalu Nabi Ya'qub bernazar kepada Allah Swt., bahwa jika Allah benar-benar menyembuhkan dirinya dari penyakit itu. dia tidak akan minum susu dan tidak akan memakan daging ternak yang menyusui (maksudnya unta).
Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ad-Dahhak dan As-Saddi. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir di dalam kitab tafsirnya. Ibnu Jarir mengatakan, lalu sikap Ya'qub itu diikuti oleh anak-anaknya dalam mengharamkan hal tersebut, demi mengikuti jejak dan bertaqlid kepada ayahnya.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa firman Allah Swt.: Sebelum Taurat diturunkan. (Ali Imran: 93), Yakni Nabi Ya'qub mengharamkan hal tersebut atas dirinya sebelum kitab Taurat diturunkan kepadanya.
Menurut kami, pembahasan ini mempunyai kaitan dengan tafsir ayat di atas ditinjau dari dua segi berikut, yaitu:
-
Pertama, Israil a.s. mengharamkan atas dirinya sesuatu yang paling disukainya demi karena Allah Swt. Hal ini diperbolehkan menurut syariat mereka, dan hal ini mempunyai kaitan jauh sesudah itu dengan firman-Nya: Kalian sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai..(Ali Imran: 92)Hal ini disyariatkan di dalam agama kita (Islam), yaitu menginfakkan sebagian dari harta yang dicintai oleh seorang hamba dan sangat digandrunginya demi ketaatannya kepada Allah Swt. Seperti yang disebutkan oleh firman lainnya, yaitu: dan memberikan harta yang dicintainya. (Al-Baqarah: 177). Dan mereka memberikan makanan yang disukainya. (Al-Insan: 8)
-
Kedua, dalam pembahasan terdahulu disebutkan sanggahan terhadap orang-orang Nasrani dan akidah mereka yang batil terhadap Al-Masih, juga disebutkan kepalsuan pendapat mereka. Kemudian dijelaskan perkara yang hak dan hal yang yakin tentang Isa dan ibunya, bagaimana Allah menciptakan Isa melalui kekuasaan dan kehendak-Nya. Lalu Allah mengutusnya kepada Bani Israil, menyeru mereka untuk menyembah Tuhannya Yang Mahasuci lagi Maha-tinggi. Selanjutnya sanggahan Allah ditujukan kepada orang-orang Yahudi, yang isinya menjelaskan bahwa nasakh yang mereka ingkari keberadaannya dan tidak diperbolehkan oleh mereka benar-benar terjadi. Karena sesungguhnya Allah Swt. telah me-nas-kan di dalam kitab Taurat mereka bahwa Nabi Nuh a.s. ketika keluar dari perahunya, Allah memperbolehkan baginya semua binatang yang ada di bumi, ia boleh makan dagingnya. Sesudah itu Israil mengharamkan atas dirinya daging unta dan air susunya, yang kemudian sikapnya itu diikuti oleh anak-anaknya. Ketika kitab Taurat diturunkan, hal itu tetap diharamkan; diharamkan pula hal-hal lainnya sebagai tambahan dari yang telah ada.
Dahulu di masa Nabi Ibrahim, mengambil gundik di samping istri diperbolehkan. Nabi Ibrahim melakukan hal ini terhadap Siti Hajar, ketika ia mengambilnya sebagai gundik di samping istrinya sendiri (yaitu Siti Sarah). Akan tetapi, hal seperti itu diharamkan bagi mereka dalam kitab Taurat.
Di masa Nabi Ya'qub, menggabungkan dua orang saudara perempuan dalam satu perkawinan diperbolehkan. Nabi Ya'qub a.s. sendiri melakukannya. Sesudah itu hal ini diharamkan dalam kitab Taurat.
Semuanya itu di-nas-kan di dalam kitab Taurat yang ada di tangan mereka, dan hal ini merupakan salah satu bentuk dari nasakh itu sendiri. Demikian pula halnya apa yang telah disyariatkan oleh Allah kepada Al-Masih a.s., yaitu menghalalkan sebagian dari apa yang pernah diharamkan oleh kitab Taurat. Mengapa mereka tidak mau mengikutinya, bahkan mendustakan dan menentangnya?
Demikian pula apa yang telah diutus oleh Allah kepada Nabi Muhammad, berupa agama yang benar dan jalan yang lurus, yaitu agama kakek moyangnya (yakni Nabi Ibrahim). Mengapa mereka tidak mau beriman? Karena itulah dalam ayat ini disebut oleh firman-Nya: Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil, melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. (Ali Imran: 93)
Yakni dahulu semua jenis makanan dihalalkan sebelum kitab Taurat diturunkan, kecuali apa yang diharamkan oleh Israil (Nabi Ya'qub) sendiri.
Kemudian Allah Swt. berfirman:
فَأْتُوا بِالتَّوْراةِ فَاتْلُوها إِنْ كُنْتُمْ صادِقِينَ
Katakanlah, "Maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kalian
orang-orang yang benar" (Ali Imran: 93)Karena sesungguhnya kitab Taurat pasti dinyatakan sama dengan apa yang Kami katakan.
فَمَنِ افْتَرى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ مِنْ بَعْدِ ذلِكَ فَأُولئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ
Maka barang siapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu,
maka merekalah orang-orang yang zalim. (Ali Imran: 94)Maksudnya, barang siapa yang berdusta terhadap Allah dan mengakui bahwa Allah mensyariatkan bagi mereka hari Sabtu serta berpegang kepada Taurat selamanya, bahwa Allah tidak mengutus nabi lain yang menyeru kepada Allah Swt. dengan membawa bukti-bukti dan hujah-hujah sesudah apa yang Kami terangkan, yaitu terjadinya nasakh, dan apa yang telah Kami sebutkan itu benar-benar nyata.
فَأُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
maka merekalah orang-orang yang zalim. (Ali Imran: 94).Kemudian Allah Swt. berfirman:
قُلْ صَدَقَ اللَّهُ
Katakanlah, "Benarlah Allah." (Ali Imran: 95)Yaitu katakanlah, Muhammad, bahwa Allah benar dalam apa yang difirmankan-Nya dan dalam semua apa yang disyariatkan-Nya di dalam Al-Qur'an.
فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْراهِيمَ حَنِيفاً وَما كانَ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ
Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang musyrik. (Ali Imran: 95)Maksudnya, ikutilah agama Ibrahim yang telah disyariatkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an melalui lisan Nabi Muhammad Saw. Karena sesungguhnya agama Nabi Muhammad itu adalah agama yang hak, yang tidak diragukan lagi dan tidak ada kebimbangan padanya. la merupakan jalan yang belum pernah didatangkan oleh seorang nabi pun dalam bentuk yang lebih sempurna, lebih jelas, lebih gamblang, dan lebih lengkap daripadanya. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
قُلْ إِنَّنِي هَدانِي رَبِّي إِلى صِراطٍ مُسْتَقِيمٍ دِيناً قِيَماً
مِلَّةَ إِبْراهِيمَ حَنِيفاً وَما كانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah, "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan
yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu
bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik." (Al-An'am: 161)
ثُمَّ أَوْحَيْنا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْراهِيمَ حَنِيفاً
وَما كانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanif." Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan. (An-Nahl: 123)