5. SURAT AL-MAIDAH
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضر، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ
شَيْبان، عَنْ لَيْث، عَنْ شَهر بْنِ حَوْشَب، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ
قَالَتْ: إِنِّي لَآخِذَةٌ بزِمَام العَضْباء ناقةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذْ نَزَلَتْ عَلَيْهِ الْمَائِدَةُ كُلُّهَا، وَكَادَتْ مِنْ
ثِقْلِهَا تَدُقّ عَضُد الناقةَ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah Syaiban, dari Lais, dari Syahr ibnu
Hausyab, dari Asma binti Yazid yang menceritakan, "Sesungguhnya aku benar-benar
sedang memegang tali unta Adba’ (unta kendaraan Rasulullah Saw.) ketika
diturunkan kepadanya surat Al-Maidah seluruhnya. Hampir saja paha unta itu patah
karena beratnya wahyu (yang sedang turun kepada Nabi Saw.).
وَرَوَى
ابْنُ مَرْدُويه مِنْ حَدِيثِ صَالِحِ بنِ سُهَيْل، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ
قَالَ: حَدَّثَتْنِي أُمُّ عَمْرٍو، عَنْ عَمِّهَا؛ أَنَّهُ كَانَ فِي مَسِير مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فنزلت عَلَيْهِ سُورَةُ
الْمَائِدَةِ، فاندَقَّ عُنُق الرَّاحِلَةِ مِنْ ثِقْلِهَا
Ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui hadis Saleh ibnu Sahi, dari Asim Al-Ahwal
yang menceritakan, telah menceritakan kepadanya Ummu Amr, dari pamannya, bahwa
ia sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah Saw., lalu turunlah surat
Al-Maidah kepada Rasulullah Saw. Maka leher unta kendaraannya menunduk, tak
dapat tegak, karena beratnya surat Al-Maidah yang sedang diturunkan.
وَقَالَ
أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَة، حَدَّثَنِي
حُيَيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الحُبُلي عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: أُنْزِلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُورَةُ الْمَائِدَةِ وَهُوَ رَاكِبٌ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَلَمْ
تَسْتَطِعْ أَنْ تَحْمِلَهُ، فَنَزَلَ عَنْهَا.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepadaku Huyay ibnu
Abdullah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amr yang
menceritakan bahwa diturunkan kepada Rasulullah Saw. surat Al-Maidah ketika
beliau sedang berada di atas unta kendaraannya. Maka unta kendaraannya tidak
mampu membawanya. Akhirnya Nabi Saw. turun dari unta kendaraannya. Hadis ini diriwayatkan secara munfarid oleh Imam Ahmad.
وَقَدْ
رَوَى التِّرْمِذِيُّ عَنْ قُتَيْبَة، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْب، عَنْ
حُيَيٍّ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ:
آخِرُ سُورَةٍ أُنْزِلَتْ: سُورَةُ الْمَائِدَةِ وَالْفَتْحِ، ثُمَّ قَالَ
التِّرْمِذِيُّ: هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ حَسَنٌ.
Imam Turmuzi meriwayatkan dari Qutaibah, dari Abdullah ibnu Wahb, dari Huyay,
dari Abu Abdur Rahman, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa surat yang
paling akhir diturunkan adalah Al-Maidah dan Al-Fath. Kemudian Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis berpredikat garib hasan.
وَقَدْ
رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: آخِرُ سُورَةٍ أُنْزِلَتْ: " إِذَا
جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ "
Imam Turmuzi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa surat
yang paling akhir diturunkan adalah firman-Nya: Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr 1), hingga akhir surat.Yang dimaksud adalah surat Al-Fath atau surat An-Nasr.
Imam Hakim meriwayatkan di dalam kitab Mustadrak-nya melalui jalur Abdullah ibnu Wahb berikut sanadnya, semisal dengan riwayat Imam Turmuzi. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis berpredikat sahih dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
قَالَ
الْحَاكِمُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ،
حَدَّثَنَا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ قَالَ: قُرئ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْب،
أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي الزَّاهِرِيَّةِ، عَنْ جُبَيْرِ
بْنِ نُفَيْر قَالَ: حَجَجْتُ فَدَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ، فَقَالَتْ لِي: يَا
جُبَيْرُ، تَقْرَأُ الْمَائِدَةَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. فَقَالَتْ: أَمَا إِنَّهَا
آخِرُ سُورَةٍ نَزَلَتْ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهَا مِنْ حَلَالٍ فَاسْتَحِلُّوهُ،
وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهَا من حرام فحرموه.
Imam Hakim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abul Abbas
Muhammad ibnu Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Nasr yang
mengatakan bahwa Abdullah ibnu Wahb telah menyebutkan kepadaku, telah
menceritakan kepadanya Mu'awiyah ibnu Saleh, dari Abuz Zahiriyah, dari Jubair
ibnu Nafir yang menceritakan bahwa ia pernah pergi haji, lalu masuk menemui Siti
Aisyah. kemudian Siti Aisyah bertanya, "Hai Jubair, apakah kamu hafal surat
Al-Maidah?" Aku menjawab, "Ya." Siti Aisyah berkata, "Ingatlah, sesungguhnya
Al-Maidah itu merupakan surat yang paling akhir diturunkan. Maka apa saja
perkara halal yang kamu jumpai padanya, halalkanlah; dan apa saja perkara haram
yang kamu jumpai padanya, haramkanlah." Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
وَرَوَاهُ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَهْدِيٍّ، عَنْ مُعَاوِيَةَ
بْنِ صَالِحٍ، وَزَادَ: وَسَأَلْتُهَا عَنْ خُلُق رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتِ: الْقُرْآنُ.
Imam Ahmad meriwayatkannya dari Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Muawiyah ibnu
Saleh; di dalamnya ditambahkan bahwa ia menanyakan kepada Siti Aisyah tentang
akhlak Rasulullah Saw. Maka Siti Aisyah menjawab bahwa akhlak beliau Saw. adalah
Al-Qur’an (yakni semua yang ada di dalam Al-Qur’an).Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Mahdi.