Tafsir Surat Al-A'raf, ayat 4-7
وَكَمْ
مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ
(4) فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا أَنْ قَالُوا إِنَّا
كُنَّا ظَالِمِينَ (5) فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ
وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ (6) فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَمَا
كُنَّا غَائِبِينَ (7)
Betapa banyaknya negeri yang telah Kami
binasakan, maka datanglah siksaan Kami menimpa (penduduknya di waktu mereka berada di malam hari, atau
di waktu mereka beristirahat di tengah hari. Maka tidak adalah keluhan mereka di
waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan, "Sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang zalim." Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat
yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
(pula) rasul-rasul (Kami), maka sesungguhnya akan Kami kabarkan
kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedangkan (Kami)
mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari
mereka).Firman Allah Swt.;
{وَكَمْ
مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا}
Betapa banyaknya negeri yang Kami binasakan. (Al-A'raf: 4)Karena para penduduknya menentang rasul-rasul Kami dan mendustakan mereka, maka hal tersebut mengakibatkan mereka ditimpa kehinaan di dunia yang terus berlangsung sampai kepada kehinaan di akhirat. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
{وَلَقَدِ
اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا
كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ}
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa orang rasul sebelum kamu,
maka turunlah kepada orang yang mencemoohkan rasul-rasul itu azab yang dahulu
selalu mereka perolok-olokkan. (Al-Anbiya: 41 dan Al-An’am: 10)
{فَكَأَيِّنْ
مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا
وَبِئْرٍ مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ}
Berapalah banyaknya kota yang telah Kami binasakan, yang penduduknya dalam
keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya
dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang
tinggi. (Al-Hajj: 45)
{وَكَمْ
أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ
تُسْكَنْ مِنْ بَعْدِهِمْ إِلا قَلِيلا وَكُنَّا نَحْنُ
الْوَارِثِينَ}
Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan,
yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman
merekayang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil.
Dan Kami adalah Pewaris (nya). (Al-Qashash: 58)
*****
Adapun firman Allah Swt.:
{فَجَاءَهَا
بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ}
maka datanglah siksa Kami menimpa (penduduknya di waktu mereka
berada di malam hari atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari.
(Al-A'raf: 4)Yakni tersebutlah di antara mereka orang yang datang kepadanya perintah Allah, siksa, dan pembalasan-Nya:
{بَيَاتًا}
di malam hari. (Al-A'raf: 4) Yaitu di malam hari, di saat mereka sedang tidur nyenyak.
{أَوْ
هُمْ قَائِلُونَ}
atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. (Al-A'raf: 4)Diambil dari kata al-qailulah yang artinya istirahat di tengah hari, kedua waktu tersebut (yakni tengah malam dan tengah hari) adalah waktu istirahat sehingga mereka dalam keadaan lalai dan terlena. Seperti disebutkan dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
{أَفَأَمِنَ
أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُون *
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ
يَلْعَبُونَ}
Maka apakah penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksaan
Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah
penduduk kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksa Kami kepada mereka di
waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? (Al-A'raf:
97-98)
{أَفَأَمِنَ
الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الأرْضَ أَوْ
يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ * أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي
تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِين * أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ
فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}
Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman
(dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau
datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah
mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak
dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan
berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhan kalian adalah
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (An-Nahl: 45-47)
*****
Adapun firman Allah Swt.:
{فَمَا
كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلا أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا
ظَالِمِينَ}
Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan
Kami, kecuali mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”
(Al-A'raf: 5)Yakni tiada lain ucapan mereka ketika azab datang menimpa mereka, melainkan pengakuan mereka terhadap dosa-dosa mereka dan bahwa mereka pantas menerimanya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
وَكَمْ قَصَمْنَا
مِن قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً
Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri-negeri yang zalim yang telah
Kami binasakan. (Al-Anbiya: 11)sampai dengan firman-Nya:
خَامِدِين
yang tidak dapat hidup lagi. (Al-Anbiya: 15)Ibnu Jarir mengatakan bahwa di dalam ayat ini terkandung keterangan yang jelas yang menunjukkan keabsahan riwayat yang diketengahkan dari Rasulullah Saw., yaitu tentang sabdanya yang mengatakan:
"مَا
هَلَكَ قَوْمٌ حَتَّى يُعْذِروا مِنْ أَنْفُسِهِمْ"
Tidaklah suatu kaum dibinasakan sebelum mereka mengakui kesalahan diri
mereka sendiri.
حَدَّثَنَا
بِذَلِكَ ابْنُ حُمَيْد، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ أَبِي سِنان، عَنْ عَبْدِ
الْمَلِكِ بْنِ مَيْسَرة الزَّرَّادِ قَالَ: قَالَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ
[رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَا هَلَكَ قَوْمٌ حَتَّى يُعْذِروا مِنْ أَنْفُسِهِمْ". قَالَ: قُلْتُ لِعَبْدِ
الْمَلِكِ: كَيْفَ يَكُونُ ذَاكَ؟ قَالَ: فَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: {فَمَا كَانَ
دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلا أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا
ظَالِمِينَ}
Hal tersebut telah diceritakan oleh Ibnu Humaid kepada kami, telah
menceritakan kepada kami Jarir, dari Abu Sinan, dari Abdul Malik ibnu Maisarah
Az-Zarrad yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: Tidaklah suatu kaum dibinasakan sebelum
mereka mengakui kesalahan diri mereka sendiri. Abdul Malik melanjutkan
kisahnya, bahwa lalu ia bertanya kepada Ibnu Mas'ud, "Mengapa terjadi demikian?"
Ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya: Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu
datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang zalim.”(Al-A'raf: 5).
*****
Firman Allah Swt.:
{فَلَنَسْأَلَنَّ
الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ}
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus
rasul-rasul kepada mereka. (Al-A'raf: 6), hingga akhir ayat.Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَيَوْمَ
يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ}
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya
berkata, "Apakah jawaban kalian kepada para rasul?” (Al-Qashash: 65)Dan firman Allah Swt.:
{يَوْمَ
يَجْمَعُ اللَّهُ الرُّسُلَ فَيَقُولُ مَاذَا أُجِبْتُمْ قَالُوا لَا عِلْمَ لَنَا
إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ}
(Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah
bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban kaummu terhadap (seman)mw?”
Para rasul menjawab, "Tidakada pengetahuan kami (tentang itu);
sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib.”(Al-Maidah:
109)Kelak di hari kiamat Allah bertanya kepada semua umat tentang jawaban mereka kepada para rasul yang membawa risalah-Nya kepada mereka. Allah menanyai pula para rasul yang ditugaskan kepada mereka tentang penyampaian risalah-Nya. Karena itulah Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan tafsir ayat ini, yaitu firman-Nya: Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami). (Al-A'raf: 6) Yaitu tentang apa yang telah disampaikan oleh para rasul.
قَالَ
ابْنُ مَرْدُويه: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ،
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ، حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ
الكنْدي، حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ، عَنْ لَيْث، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ
[رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا] قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فالإمام
يُسْأل عن الرجل وَالرَّجُلُ
يُسْأَلُ عَنْ أَهْلِهِ وَالْمَرْأَةُ تُسْأَلُ عَنْ بَيْتِ زَوْجِهَا، وَالْعَبْدُ
يُسْأَلُ عَنْ مَالِ سَيِّدِهِ". قَالَ اللَّيْثُ: وَحَدَّثَنِي ابْنُ طَاوُسٍ،
مِثْلَهُ، ثُمَّ قَرَأَ: {فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ
وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ}
Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad
ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnul Hasan,
telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Kindi, telah menceritakan kepada
kami Al-Muharibi, dari Lais, dari Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: Kalian semua adalah penggembala, dan kalian
semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang gembalaannya. Imam akan ditanya
mengenai orang-orang yang dipimpinnya, seorang lelaki akan ditanya mengenai
keluarganya, seorang wanita akan ditanya mengenai rumah suaminya, dan seorang
budak akan ditanya mengenai harta tuannya. Al-Lais mengatakan, "Ibnu Tawus
pernah menceritakan hal yang semisal kepadaku, kemudian ia membacakan
firman-Nya: 'Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus
rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula)
rasul-rasul (Kami)' (Al-A'raf: 6)."Hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahihain tanpa tambahan ini.
Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang mereka perbuat), sedangkan (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka). (Al-A'raf: 7) Kelak di hari kiamat akan diletakkan semua kitab catatan amal perbuatan, lalu kitab-kitab itu berbicara tentang apa yang telah mereka kerjakan (selama di dunia).
{وَمَا
كُنَّا غَائِبِينَ}
dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka). (Al-A'raf: 7)Yakni Allah Swt. akan memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya kelak di hari kiamat tentang apa yang telah mereka katakan dan apa yang telah mereka kerjakan, baik yang kecil maupun yang besar, yang berat maupun yang ringan; tidak ada yang terlewat, karena sesungguhnya Allah Swt. Maha Menyaksikan segala sesuatu, tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya dan tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya, bahkan Dia mengetahui apa yang tersembunyi di balik lirikan mata yang khianat dan apa yang tersimpan di dalam kalbu. Allah Swt telah berfirman:
{وَمَا
تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا
رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ}
Dan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya
(pula); dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuz). (Al-An'am: 59)