Tafsir Surat Hud, ayat 103-105
{إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ
النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ (103) وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلا لأجَلٍ مَعْدُودٍ
(104) يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ
وَسَعِيدٌ (105) }
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat
itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari
yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah
mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang hari itu,
tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya, maka di antara
mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.
Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya dalam pembinasaan Kami terhadap
orang-orang kafir dan penyelamatan Kami terhadap orang-orang mukmin."
لآيَةً
benar-benar terdapat tanda. (Hud: 103)
Yakni pelajaran dan nasihat yang menunjukkan kebenaran ancaman Kami kelak di
hari kemudian. Allah Swt. berfirman:
{إِنَّا
لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ
يَقُومُ الأشْهَادُ}
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman
dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
(Al-Mu’min: 51)
{فَأَوْحَى
إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ}
Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, "Kami pasti akan membinasakan
orang-orang yang zalim itu.” (Ibrahim: 13), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah Swt.:
{ذَلِكَ
يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ}
Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk
(menghadapi)nya. (Hud: 103)
Maksudnya, dari yang pertama hingga yang paling akhir dari mereka semuanya
dihimpunkan pada hari itu. Ayat ini semakna dengan ayat lainnya, yaitu:
{وَحَشَرْنَاهُمْ
فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا}
dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun
dari mereka. (Al-Kahfi: 47)
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَذَلِكَ
يَوْمٌ مَشْهُودٌ}
dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).
(Hud: 103)
Yakni hari yang sangat besar, dihadiri oleh para malaikat; pada hari itu
berkumpul pula para rasul, dan semua makhluk yang terdiri atas jin, manusia,
burung-burung, binatang-binatang liar serta semua binatang ternak dihimpunkan.
Lalu pada hari itu Tuhan Yang Mahaadil menjalankan hukum-Nya tanpa berbuat
aniaya barang seberat zarrah pun; jika amal perbuatan berupa suatu kebaikan,
maka Dia melipatgandakan pahalanya.
Firman Allah Swt.:
{وَمَا
نُؤَخِّرُهُ إِلا لأجَلٍ مَعْدُودٍ}
Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu.
(Hud: 104)
Artinya, tidak sekali-kali Kami mengundurkan terjadinya hari kiamat melainkan
karena telah ditetapkan oleh Allah dalam takdir-Nya yang terdahulu tentang
keberadaan sejumlah manusia dari keturunan anak Adam, dan telah ditetapkan-Nya
masa tertentu bagi mereka. Apabila masa itu telah mereka lalui dan keberadaan
mereka di dunia telah terpenuhi menurut takdir-Nya, maka barulah hari kiamat
terjadi. Karena itulah dalam firman-Nya disebutkan:
{وَمَا
نُؤَخِّرُهُ إِلا لأجَلٍ مَعْدُودٍ}
Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu.
(Hud: 104)
Yaitu sampai waktu yang tertentu, tidak ditambahi dan tidak dikurangi.
{يَوْمَ
يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلا بِإِذْنِهِ}
Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan
dengan izin-Nya. (Hud: 105)
Pada waktu hari kiamat terjadi, tiada seorang pun yang berbicara melainkan
dengan seizin Allah. Ayat ini semakna dengan ayat lain yang disebutkan melalui
firman-Nya:
{لَا
يَتَكَلَّمُونَ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ
صَوَابًا}
mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya
oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. (An-Naba:
38)
{وَخَشَعَتِ
الأصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلا تَسْمَعُ إِلا هَمْسًا}
dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
(Thaha: 108), hingga akhir ayat.
Di dalam hadis Sahihain mengenai syafaat disebutkan:
"وَلَا
يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ، وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ: اللهُم
سَلّم سَلِّمْ
Pada hari itu seorang pun yang berbicara selain para rasul, dan doa
para rasul pada hari itu ialah, "Ya Allah, selamatkanlah
selamatkanlah.”
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَمِنْهُمْ
شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ}
maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (Hud:
105)
Artinya, di antara mereka yang dihimpunkan pada hari perhimpunan itu ada yang
celaka, ada pula yang berbahagia; perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:
{فَرِيقٌ
فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ}
Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. (Asy-Syura: 7)
Al-Hafiz Abu Ya'la di dalam kitab Musnad-nya mengatakan bahwa telah
menceritakan kepada kami Musa ibnu Hissan, telah menceritakan kepada kami Abdul
Malik ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu Sufyan, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar, dari Umar yang
mengatakan bahwa ketika ayat berikut diturunkan: maka di antara mereka ada
yang celaka dan ada yang berbahagia. (Hud: 105) Ia bertanya kepada Nabi
Saw., "Wahai Rasulullah, apakah yang harus kita kerjakan? Apakah yang kita
kerjakan adalah sesuatu yang telah dirampungkan, ataukah sesuatu yang belum
dirampungkan?" Rasulullah Saw. menjawab:
"عَلَى
شَيْءٍ قَدْ فُرِغَ مِنْهُ يا عمر وجرت به الأقلام، وَلَكِنْ
كُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ"
Hai Umar, hal yang kita kerjakan adalah sesuatu yang telah dirampungkan
dan telah dicatat oleh qalam (pena) takdir, tetapi tiap-tiap orang
diciptakan sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Kemudian Allah Swt. menjelaskan keadaan orang-orang yang celaka dan
orang-orang yang berbahagia. Untuk itu, Allah Swt. berfirman: