Tafsir Surat Hud, ayat 23-24
{إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَخْبَتُوا إِلَى رَبِّهِمْ
أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (23) مَثَلُ الْفَرِيقَيْنِ
كَالأعْمَى وَالأصَمِّ وَالْبَصِيرِ وَالسَّمِيعِ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلا أَفَلا
تَذَكَّرُونَ (24) }
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu
adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. Perbandingan kedua
golongan itu (orang-orang kafir dan
orang-orang mukmin) seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat
melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan
sifatnya? Maka tidakkah kalian mengambil pelajaran (dari perbandingan
itu)?
Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang celaka, lalu Allah mengiringinya
dengan menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia. Mereka adalah
orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang saleh. Dengan
demikian, berarti hati mereka beriman dan anggota tubuh mereka mengerjakan
amal-amal saleh, baik secara lisan maupun perbuatan, misalnya mengerjakan amal
ketaatan dan menjauhi perkara-perkara yang mungkar. Karena itulah mereka
mewarisi surga-surga yang di dalamnya terdapat gedung yang tinggi-tinggi,
pelaminan yang empuk-empuk, buah-buahan yang dekat dipetiknya, hamparan yang
tebal-tebal, bidadari yang cantik-cantik, buah-buahan yang beraneka ragam,
makanan yang lezat-lezat, minuman-minuman yang lezat, dan dapat melihat Pencipta
langit dan bumi. Mereka kekal dalam kenikmatan itu, tidak mati, tidak tua, dan
tidak sakit. Mereka pun tidak tidur, tidak pernah buang hajat, tidak pernah
meludah, dan tidak pernah berdahak, melainkan hanyalah berkeringat saja yang
baunya seperti minyak kesturi.
Kemudian Allah Swt. membuat perumpamaan tentang orang-orang kafir dan
orang-orang mukmin. Untuk itu, Allah Swt. berfirman:
{مَثَلُ
الْفَرِيقَيْنِ}
Perbandingan kedua golongan itu. (Hud: 24)
Maksudnya, perbandingan antara orang-orang yang disebutkan oleh Allah sebagai
orang-orang yang celaka dan orang-orang mukmin yang berbahagia ialah:
Orang-orang yang celaka itu sama halnya dengan orang yang buta dan yang tuli,
sedangkan orang-orang yang berbahagia sama halnya dengan orang yang melihat dan
yang mendengar. Orang kafir buta tidak dapat melihat kebenaran di dunia dan
akhirat, tidak mendapat petunjuk kepada kebaikan dan tidak mengenalnya. Dan ia
tuli, tidak dapat mendengar hujah-hujah sehingga tidak dapat beroleh manfaat
darinya, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain,
yaitu:
{وَلَوْ
عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لأسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا
وَهُمْ مُعْرِضُونَ}
Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah
menjadikan mereka dapat mendengar. (Al-Anfal: 23), hingga akhir ayat.
Adapun orang mukmin, maka ia cerdas, cerdik lagi berakal; ia dapat melihat
perkara yang hak dan dapat membedakannya dengan yang batil, lalu mengikuti yang
baik dan meninggalkan yang buruk. Dia pun mendengar hujah-hujah dan dapat
membedakannya dengan hal yang syubhat, maka dia tidak teperdaya oleh
perkara yang batil. Maka apakah sama antara orang ini dan orang itu? (yakni
antara orang mukmin dan orang kafir). Jawabannya, tentu tidak.
{أَفَلا
تَذَكَّرُونَ}
Maka tidakkah kalian mengambil pelajaran (dari perbandingan
itu)? (Hud: 24)
Tidakkah kalian mengambil pelajaran, kemudian kalian membedakan antara
orang-orang mukmin dan orang-orang kafir itu? Ayat ini semisal dengan ayat lain
yang disebutkan melalui firman-Nya:
{لَا
يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ
الْفَائِزُونَ}
Tidak sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga;
penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr:
20)
{وَمَا
يَسْتَوِي الأعْمَى وَالْبَصِيرُ وَلا الظُّلُمَاتُ وَلا النُّورُ وَلا الظِّلُّ
وَلا الْحَرُورُ وَمَا يَسْتَوِي الأحْيَاءُ وَلا الأمْوَاتُ إِنَّ اللَّهَ
يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ إِنْ أَنْتَ
إِلا نَذِيرٌ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ
أُمَّةٍ إِلا خَلا فِيهَا نَذِيرٌ}
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidak
(pula) sama gelap gulita dengan cahaya, dan tidak (pula) sama yang
teduh dengan yang panas, dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan
orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa
yang dikehendakinya, dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di
dalam kubur dapat mendengar. Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi
peringatan. Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat
pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (Fathir:
19-24)