Tafsir Surat An-Nisa, ayat 163-165
إِنَّا
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ
وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ
وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا
دَاوُودَ زَبُورًا (163) وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ
وَرُسُلًا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا (164)
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ
حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (165)
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu
kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak
cucunya. Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada
Daud. Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung. (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah
sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Sakan dan Addi ibnu Zaid bertanya, "Hai Muhammad, kami tidak mengetahui bahwa Allah menurunkan suatu kitab kepada manusia sesudah Musa." Maka Allah menurunkan ayat ini berkenaan dengan ucapan kedua orang Yahudi itu, yaitu firman-Nya:
{إِنَّا
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ
بَعْدِهِ}
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang sesudahnya. (An-Nisa:
163)Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Haris, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar, dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi yang menceritakan bahwa Allah menurunkan firman-Nya:
{يَسْأَلُكَ
أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنزلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ
السَّمَاءِ}
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah
kitab dari langit. (An-Nisa: 153)sampai dengan firman-Nya:
{وَقَوْلِهِمْ
عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا}
dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina).
(An-Nisa: 156)Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi melanjutkan kisahnya, bahwa ketika Nabi Saw. membacakan ayat-ayat tersebut kepada mereka (orang-orang Yahudi) dan memberitahukan kepada mereka perihal sepak terjang mereka yang jahat itu, maka mereka mengingkari semua kitab yang diturunkan oleh Allah, lalu mengatakan, "Allah sama sekali tidak pernah menurunkan sesuatu pun kepada manusia, baik Musa, atau Isa, ataupun nabi lainnya." Maka Nabi Saw. berdiri, kemudian bersabda, "Juga tidak kepada seorang pun?" Maka Allah menurunkan firman-Nya:
{وَمَا
قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنزلَ اللَّهُ عَلَى بَشَرٍ
مِنْ شَيْءٍ}
Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya di
kala mereka berkata, "Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia."
(Al-An'am: 91)Akan tetapi, apa yang diceritakan oleh Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi ini masih perlu dipertimbangkan. Karena sesungguhnya ayat dalam surat Al-An'am ini adalah Makkiyyah, sedangkan ayat yang ada di dalam surat An-Nisa adalah Madaniyyah, merupakan bantahan terhadap mereka ketika mereka meminta kepada Nabi Saw. agar menurunkan sebuah kitab dari langit. Maka Allah Swt. berfirman:
{فَقَدْ
سَأَلُوا مُوسَى أَكْبَرَ مِنْ ذَلِكَ}
Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari
itu. (An-Nisa: 153)Selanjutnya Allah menyebutkan perbuatan-perbuatan mereka yang memalukan dan penuh dengan keaiban, serta apa yang telah mereka lakukan di masa silam dan masa sekarang, yaitu berupa kedustaan dan kebohongan. Lalu Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia telah menurunkan wahyu kepada hamba dan Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Saw., sebagaimana Dia telah menurunkan wahyu kepada nabi-nabi terdahulu. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{إِنَّا
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ
وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ
وَالأسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا
دَاوُدَ زَبُورًا}
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang sesudahnya. (An-Nisa: 163)
sampai dengan firman-Nya: Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (An-Nisa:
163)Zabur adalah nama kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Daud a.s. Kami akan menguraikan riwayat masing-masing nabi tersebut pada kisah-kisah mereka dalam surat Al-Anbiya, insya Allah; hanya kepada Allah kami percaya dan berserah diri.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَرُسُلا
قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ
عَلَيْكَ}
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. (An-Nisa: 164)Yakni sebelum ayat ini, dalam surat-surat Makkiyah dan lain-lainnya. Berikut ini adalah nama para nabi yang disebut oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur'an, yaitu: 1. Adam 2. Idris 3. Nuh 4. Hud 5. Saleh 6. Ibrahim 7. Lut 8. Ismail 9. Ishaq 10. Ya'qub 11. Yusuf 12. Ayyub 13. Syu'aib 14. Musa 15. Harun 16. Yunus 17. Daud 18. Sulaiman 19. Ilyas 20. Ilyasa' 21. Zakaria 22. Yahya 23. Isa 24. ZulKifli menurut kebanyakan ulama tafsir 25. Penghulu mereka semuanya, yaitu Nabi Muhammad Saw.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَرُسُلا
لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ}
dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.
(An-Nisa: 164)Sejumlah nabi lainnya yang cukup banyak tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an.
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah para nabi dan para rasul. Hal yang terkenal sehubungan dengan masalah ini adalah hadis Abu Zar yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih di dalam kitab tafsirnya. Ibnu Murdawaih mengatakan:
حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ،
وَالْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ قَالَا حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ
بْنُ هِشَامِ بْنِ يَحْيَى الْغَسَّانِيُّحَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي، عَنْ أَبِي
إِدْرِيسَ الخَوْلاني، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَمِ
الْأَنْبِيَاءُ؟ قَالَ: "مِائَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا".
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَمِ الرُّسُلُ مِنْهُمْ؟ قَالَ: "ثَلَاثُمِائَةٍ
وَثَلَاثَةَ عَشَرَ جَمّ غَفِير". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ كَانَ
أَوَّلَهُمْ؟ قَالَ: "آدَمُ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نَبِيٌّ مُرْسَلٌ؟
قَالَ: "نَعَمْ، خَلَقَهُ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ، ثُمَّ
سَوَّاه قِبَلا". ثُمَّ قَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، أَرْبَعَةٌ سُرْيَانِيُّونَ:
آدَمُ، وَشِيثٌ، وَنُوحٌ، وخَنُوخ -وَهُوَ إِدْرِيسُ، وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ خَطَّ
بِقَلَمٍ-وَأَرْبَعَةٌ مِنَ الْعَرَبِ: هُودٌ، وَصَالِحٌ، وَشُعَيْبٌ، وَنَبِيُّكَ
يَا أَبَا ذَرٍّ، وَأَوَّلُ نَبِيٍّ مِنْ أَنْبِيَاءِ بَنِي إِسْرَائِيلَ مُوسَى،
وَآخِرُهُمْ عِيسَى. وَأَوَّلُ النَّبِيِّينَ آدَمُ، وَآخِرُهُمْ
نَبِيُّكَ".
telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad, telah menceritakan
kepada kami Ja'far ibnu Muhammad ibnul Hasan dan Al-Husain ibnu Abdullah ibnu
Yazid; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Hisyam
ibnu Yahya Al-Gassani, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakekku, dari
Abu Idris Al-Khaulani, dari Abu Zar yang menceritakan hadis berikut' Aku
bertanya, "Wahai Rasulullah, berapakah para nabi itu?" Rasulullah Saw.
menjawab, "Seratus dua puluh empat ribu orang nabi." Aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, berapakah jumlah yang menjadi rasul dari kalangan mereka?"
Rasulullah Saw. menjawab, "Tiga ratus tiga belas orang rasul, jumlah yang cukup
banyak." Aku bertanya, "Siapakah rasul yang paling pertama itu?"
Nabi Saw. menjawab, "Adam." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah
dia nabi yang jadi rasul?" Rasulullah Saw. menjawab, "Ya, Allah
menciptakannya secara langsung dengan tangan kekuasaan-Nya, kemudian meniupkan
ke dalam tubuh Adam sebagian dari roh (ciptaan)-Nya setelah bentuknya
sempurna." Selanjutnya Rasulullah Saw. bersabda: Hai Abu Zar, empat
orang (dari mereka) adalah orang-orang Siryani, yaitu Adam, Syis, Nuh,
dan Khunu', yakni Idris yang merupakan orang yang mula-mula menulis dengan
qalam (pena). Dan empat orang rasul dari Arab, yaitu Hud, Saleh, Syu'aib,
dan Nabimu, hai Abu Zar. Mula-mula nabi dari kalangan Bani Israil adalah Musa,
dan yang terakhir adalah Isa. Mula-mula nabi adalah Adam, dan yang terakhir dari
mereka adalah Nabimu.Hadis ini secara lengkap diriwayatkan pula oleh Abu Hatim ibnu Hibban Al-Basti di dalam kitabnya yang berjudul Al-Anwa' wal Taqasim, ia menilainya berpredikat sahih. Tetapi Abul Faraj ibnul Jauzi berbeda dengannya, ia menyebutkan hadis ini di dalam kitabnya yang berjudul Al-Maudu'at (Hadis-hadis Buatan), dan ia mencurigainya sebagai buatan Ibrahim ibnu Hisyam. Ibrahim ibnu Hisyam ini tidak diragukan lagi menjadi pembahasan bagi para Imam ahli Jurh Wat Ta’-dil karena hadisnya ini.
Akan tetapi, hadis ini telah diriwayatkan melalui jalur lain dari sahabat lainnya. Untuk itu Ibnu Abu Hatim mengatakan:
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا مُعَان بْنُ
رِفَاعَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَزِيدَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِي أُمَامة قَالَ:
قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، كَمِ الْأَنْبِيَاءُ؟ قَالَ: "مِائَةُ أَلْفٍ
وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا، مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُمِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ
جَمًّا غَفِيرًا".
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Auf, telah menceritakan kepada
kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Ma'an ibnu Rifa'ah, dari Ali
ibnu Yazid Al-Qasim, dari Abu Umamah yang menceritakan hadis berikut: Aku
bertanya, "Wahai Nabi Allah, berapakah jumlah para nabi itu?" Nabi Saw.
menjawab, "Seratus dua puluh empat ribu orang, dari jumlah itu ada tiga ratus
lima belas orang (rasul). Jumlah yang cukup banyak."Ma'an ibnu Rifa'ah As-Salami orangnya daif, Ali ibnu Yazid orangnya daif pula; begitu pula Al-Qasim Abu Abdur Rahman, orangnya pun daif,
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى الْمُوصِلِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَاقَ أَبُو
عَبْدِ اللَّهِ الْجَوْهَرِيُّ الْبَصْرِيُّ، حَدَّثَنَا مَكِّيُّ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُبَيْدَةَ الرَّبَذي، عَنْ يَزِيدَ
الرَّقَاشي، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "بَعَثَ اللَّهُ ثَمَانِيَةَ آلَافِ نَبِيٍّ، أَرْبَعَةُ آلَافٍ إِلَى
بَنِي إِسْرَائِيلَ، وَأَرْبَعَةُ آلَافٍ إِلَى سَائِرِ النَّاسِ".
Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ahmad ibnu Ishaq Abu Abdullah Al-Jauhari Al-Basri, telah menceritakan kepada
kami Ali ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ubaidah
Ar-Rabzi, dari Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas yang menceritakan bahwa Rasulullah
Saw. telah bersabda: Allah mengutus delapan ribu nabi; empat ribu orang
kepada kaum Bani Israil. dan empat ribu orang lainnya kepada seluruh umat
manusia.Hadis ini dinilai daif pula, di dalamnya terdapat Ar-Rabzi yang berpredikat daif, sedangkan gurunya bernama Ar-Raqqasyi jauh lebih daif.
قَالَ
أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ
العَبْدِي، حَدَّثَنَا محمد بن خالد الْأَنْصَارِيُّ،
عَنْ يَزِيدَ الرَّقَاشي، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كَانَ فِيمَنْ خَلَا مِنْ إِخْوَانِي مِنَ الْأَنْبِيَاءِ
ثَمَانِيَةُ آلَافِ نَبِيٍّ، ثُمَّ كَانَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ، ثُمَّ كُنْتُ
أَنَا"
Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abur Rabi', telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sabit Al-Abdi, telah menceritakan kepada
kami Ma'bad ibnu Khalid Al-Ansari, dari Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Saudara-saudaraku dari
kalangan para nabi di masa lalu jumlahnya ada delapan ribu orang nabi, kemudian
Isa ibnu Maryam, dan barulah aku sendiri.Kami meriwayatkannya melalui sahabat Anas dari jalur lain,
فَأَخْبَرَنِي
الْحَافِظُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الذَّهَبِيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْفَضْلِ بْنُ
عَسَاكِرَ، أَنْبَأَنَا الْإِمَامُ أَبُو بَكْرٍ الْقَاسِمُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ
الصَّفَارُ، أَخْبَرَتْنَا عَمَّةُ أَبِي، عَائِشَةُ بِنْتُ أَحْمَدَ بْنِ
مَنْصُورِ بْنِ الصَّفَارِ، أَخْبَرَنَا الشَّرِيفُ أَبُو السَّنَابِكِ هِبَةُ
اللَّهِ بْنُ أَبِي الصَّهْبَاءِ مُحَمَّدُ بْنُ حَيْدَرٍ القُرَشِي، حَدَّثَنَا
الْإِمَامُ الْأُسْتَاذُ أَبُو إِسْحَاقَ الإسْفَراييني قَالَ: أَخْبَرَنَا
الْإِمَامُ أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْإِسْمَاعِيلِيُّ،
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بْنُ طَارِقٍ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ سَعْدٍ،
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ المُنْكَدِر، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْم، عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"بُعِثْتُ عَلَى إِثْرِ مِنْ ثَلَاثَةِ آلَافِ نَبِيٍّ مِنْ بَنِي
إِسْرَائِيلَ".
telah menceritakan kepada kami Al-Hafiz Abu Abdullah Az-Zahabi, telah
menceritakan kepada kami Abul Fadl ibnu Asakir, telah menceritakan kepada kami
Imam Abu Bakar ibnul Qasim ibnu Abu Sa'id As-Saffar, telah menceritakan kepada
kami bibi ayahku (yaitu Siti Aisyah binti Ahmad ibnu Mansur ibnus Saffar), telah
menceritakan kepada kami Asy-Syarif Abus Sanabik Hibatullah ibnu Abus Sahba
Muhammad ibnu Haidar Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Imam Al-Ustaz
Abu Ishaq Al-Isfirayini yang mengatakan, telah menceritakan kepada kami Imam
Abu Bakar Ahmad ibnu Ibrahim Al-Ismaili, telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Tariq,
telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Khalid, telah menceritakan kepada
kami Ziyad ibnu Sa'd, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Safwan ibnu Sulaim,
dari Anas ibnu Malik yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Aku diutus sesudah delapan ribu orang nabi, di antara mereka empat ribu orang
nabi dari kalangan Bani Israil.Bila ditinjau dari segi ini, hadis berpredikat garib; tetapi sanadnya tidak mengandung kelemahan, semua perawinya dikenal kecuali Ahmad ibnu Tariq; orang ini tidak kami kenal, apakah berpredikat adil atau daif, hanya Allah yang lebih mengetahui.
Hadis Abu Zar Al-Giffari mengenai jumlah para nabi cukup panjang.
قَالَ
مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ الْآجُرِّيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ جَعْفَرُ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ الفِرْيابي إِمْلَاءً فِي شَهْرِ رَجَبٍ سَنَةَ سَبْعٍ وَتِسْعِينَ
وَمِائَتَيْنِ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ هِشَامِ بْنِ يَحْيَى الغسَّاني،
حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانَيِّ، عَنْ أَبِي
ذَرٍّ قَالَ: دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ وَحْدَهُ، فَجَلَسْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، إِنَّكَ أَمَرْتَنِي بِالصَّلَاةِ. قَالَ: "الصَّلَاةُ خَيْرُ مَوْضُوعٍ
فَاسْتَكْثِرْ أَوِ اسْتَقِلَّ". قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ
الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: "إِيمَانٌ بِاللَّهِ، وَجِهَادٌ فِي سَبِيلِهِ".
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
"أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ الْمُسْلِمِينَ
أَسْلَمُ؟ قَالَ: "مِنْ سَلِمُ الناسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ". قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: "مَنْ هَجَر
السَّيِّئَاتِ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
"طُولُ الْقُنُوتِ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ؟
قَالَ: "فَرْضٌ مُجَزِّئٌ وَعِنْدَ اللَّهِ أَضْعَافٌ كَثِيرَةٌ". قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: "مَنْ عُقِر جَواده وأهرِيق
دَمُه". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ الرِّقَابِ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
"أَغْلَاهَا ثَمَنًا وَأَنْفَسُهَا عِنْدَ أَهْلِهَا". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ
فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: "جَهْد مِنْ مُقِلٍّ، وَسِرٌّ إِلَى
فَقِيرٍ". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَيُّ آيَةٍ مَا أُنْزِلَ عَلَيْكَ
أَعْظَمُ [مِنْهَا] ؟ قَالَ: "آيَةُ الْكُرْسِيِّ". ثُمَّ قَالَ: "يَا أبا ذر، وما
السموات السَّبْعُ مَعَ الْكُرْسِيِّ إِلَّا كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ بِأَرْضٍ فَلاة،
وَفَضْلُ الْعَرْشِ عَلَى الْكُرْسِيِّ كَفَضْلِ الْفَلَاةِ عَلَى الْحَلْقَةِ".
قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَمِ الْأَنْبِيَاءُ؟ قَالَ: "مِائَةُ أَلْفٍ
وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا" قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَمِ
الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ؟ قَالَ: "ثَلَاثُمِائَةٍ، وَثَلَاثَةَ عَشَرَ جمٌّ غَفيرٌ
كَثِيرٌ طَيِّبٌ". قُلْتُ: فَمَنْ كَانَ أَوَّلَهُمْ؟ قَالَ: "آدَمُ". قُلْتُ:
أَنَبِيٌّ مُرْسَلٌ؟ قَالَ: "نَعَمْ، خَلَقَهُ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيهِ
مِنْ رُوحِهِ، وسَوَّاه قَبِيلا ثُمَّ قَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، أَرْبَعَةٌ
سُرْيَانِيُّونَ: آدَمُ، وَشِيثٌ، وخَنُوخ -وَهُوَ إِدْرِيسُ، وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ
خَطَّ بِقَلَمٍ-وَنُوحٌ. وأربعة من العرب: هود، وشعيب، وَصَالِحٌ،
وَنَبِيُّكَ يَا أَبَا ذَرٍّ. وَأَوَّلُ أَنْبِيَاءِ بَنِي إِسْرَائِيلَ مُوسَى،
وَآخِرُهُمْ عِيسَى. وَأَوَّلُ الرُّسُلِ آدَمُ، وَآخِرُهُمْ مُحَمَّدٌ". قَالَ:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَمْ كِتَابًا أَنْزَلَهُ اللَّهُ؟ قَالَ: "مِائَةُ
كِتَابٍ وَأَرْبَعَةُ كُتُبٍ، وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى شِيثٍ خَمْسِينَ،
صَحِيفَةً، وَعَلَى خَنُوخ ثَلَاثِينَ صَحِيفَةً، وَعَلَى إِبْرَاهِيمَ عَشْرَ
صَحَائِفَ، وَأَنْزَلَ عَلَى مُوسَى مِنْ قَبْلِ التَّوْرَاةِ عَشْرَ صَحَائِفَ
وَالْإِنْجِيلَ وَالزَّبُورَ وَالْفَرْقَانَ". قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
مَا كَانَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ؟ قَالَ: "كَانَتْ كُلُّهَا: يَا أَيُّهَا
الْمَلِكُ الْمُسَلَّطُ الْمُبْتَلَى الْمَغْرُورُ، إِنِّي لَمْ أَبْعَثْكَ
لِتَجْمَعَ الدُّنْيَا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ، وَلَكِنِّي بَعَثْتُكَ لِتَرُدَّ
عَنِّي دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنِّي لَا أَرُدَّهَا وَلَوْ كَانَتْ مِنْ
كَافِرٍ. وَكَانَ فِيهَا مِثَالٌ: وَعَلَى الْعَاقِلِ أَنْ يَكُونَ لَهُ سَاعَاتٌ:
سَاعَةٌ يُنَاجِي فِيهَا رَبَّهُ، وَسَاعَةٌ يُحَاسِبُ فِيهَا نَفْسَهُ، وَسَاعَةٌ
يُفَكِّرُ فِي صُنْعِ اللَّهِ، وَسَاعَةٌ يَخْلُو فِيهَا لِحَاجَتِهِ مِنَ
الْمَطْعَمِ وَالْمَشْرَبِ. وَعَلَى الْعَاقِلِ أَلَّا يَكُونَ ضَاغِنًا إِلَّا
لِثَلَاثٍ: تَزَوُّدٍ لِمَعَادٍ، أَوْ مَرَمَّة لِمَعَاشٍ، أَوْ لَذَّةٍ فِي غَيْرِ
مُحَرَّمٍ. وَعَلَى الْعَاقِلِ أَنْ يَكُونَ بَصِيرًا بِزَمَانِهِ، مُقْبِلًا عَلَى
شَأْنِهِ، حَافِظًا لِلِسَانِهِ، ومَنْ حَسِب كَلَامَهُ مِنْ عَمَلِهِ قَلَّ
كَلَامُهُ إِلَّا فِيمَا يَعْنِيهِ". قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا
كَانَتْ صُحُفُ مُوسَى؟ قَالَ: "كَانَتْ عِبَرًا كُلُّهَا: عَجِبْتُ لِمَنْ
أَيْقَنَ بِالْمَوْتِ ثُمَّ هُوَ يَفْرَحُ، عَجِبْتُ لِمَنْ أَيْقَنَ بالقَدَر
ثُمَّ هُوَ يَنْصب، وَعَجِبْتُ لِمَنْ يَرَى الدُّنْيَا وتَقَلُّبَهَا بِأَهْلِهَا
ثُمَّ يَطْمَئِنُّ إِلَيْهَا، وَعَجِبْتُ لِمَنْ أَيْقَنَ بِالْحِسَابِ غَدًا ثُمَّ
هُوَ لَا يَعْمَلُ" قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَهَلْ فِي أَيْدِينَا
شَيْءٌ مِمَّا فِي أَيْدِي إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى، وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
عَلَيْكَ؟ قَالَ: "نَعَمْ، اقْرَأْ يَا أَبَا ذَرٍّ: {قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى.
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى. بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا.
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى. إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الأولَى. صُحُفِ
إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى} [الْأَعْلَى: 14-19] . قَالَ:
قَلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَأَوْصِنِي. قَالَ: "أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ،
فَإِنَّهُ رَأْسُ أَمْرِكَ".
قَالَ:
قَلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، زدْني. قَالَ: "عَلَيْكَ بِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ،
وذِكْر اللَّهِ، فَإِنَّهُ ذكرٌ لَكَ فِي السَّمَاءِ، ونورٌ لَكَ فِي
الْأَرْضِ". قَالَ:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، زِدْنِي. قَالَ: "إِيَّاكَ وَكَثْرَةَ الضَّحِكِ.
فَإِنَّهُ يُمِيتُ الْقَلْبَ، ويُذْهِبُ بِنُورِ الْوَجْهِ". قُلْتُ: زِدْنِي.
قَالَ: "عَلَيْكَ بِالْجِهَادِ، فَإِنَّهُ رَهْبَانِيَّةُ أُمَّتِي". قُلْتُ:
زِدْنِي. قَالَ: "عَلَيْكَ بِالصَّمْتِ إِلَّا مِنْ خَيْرٍ، فَإِنَّهُ مَطْرَدَةٌ
لِلشَّيْطَانِ وَعَوْنٌ لَكَ عَلَى أَمْرِ دِينِكَ". قُلْتُ:
زِدْنِي. قَالَ: "انْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ تَحْتَكَ، وَلَا تَنْظُرْ إِلَى مَنْ
هُوَ فَوْقَكَ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ لَكَ أَلَّا تَزْدَرِيَ نِعْمَةَ اللَّهِ
عَلَيْكَ". قُلْتُ:
زِدْنِي. قَالَ: "أَحْبِبِ الْمَسَاكِينَ وَجَالِسْهُمْ، فَإِنَّهُ أَجْدرُ أَنْ
لَا تَزْدَرِي نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكَ". قُلْتُ: زِدْنِي. قَالَ: "صِلْ
قَرَابَتَكَ وَإِنْ قطَعوك". قُلْتُ: زِدْنِي. قَالَ: "قُلِ الْحَقَّ وَإِنْ كَانَ
مُرًّا". قُلْتُ:
زِدْنِي. قَالَ: "لَا تَخَفْ فِي اللَّهِ لَوْمَةَ لَائِمٍ". قُلْتُ:
زِدْنِي. قَالَ: "يَرُدَّك عَنِ النَّاسِ مَا تَعْرِفُ عَنْ نَفْسِكَ، وَلَا تَجِدُ
عَلَيْهِمْ فِيمَا تُحِبُّ، وَكَفَى بِكَ عَيْبًا أَنَّ تَعْرِفَ مِنَ النَّاسِ مَا
تَجْهَلُ مِنْ نَفْسِكَ. أَوْ تَجِدَ عَلَيْهِمْ فِيمَا
تُحِبُّ". ثُمَّ
ضَرَبَ بِيَدِهِ صَدْرِي، فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، لَا عَقْل كَالتَّدْبِيرِ،
وَلَا وَرَع كَالْكَفِّ، وَلَا حَسَبَ كَحُسْنِ الْخُلُقِ"
Muhammad ibnul Husain Al-Ajiri mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Abu Bakar Ja'far ibnu Muhammad ibnul Giryani secara imla dalam bulan
Rajab tahun 297 Hijriah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Hisyam
ibnu Yahya Al-Gassani, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari kakekku, dari
Abu Idris Al-Khaulani, dari Abu Zar yang menceritakan hadis berikut: Aku masuk
ke dalam masjid, dan kujumpai Rasulullah Saw. sedang duduk sendirian, maka aku
duduk menemaninya dan bertanya kepadanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Engkau
telah memerintahkan aku untuk menunaikan salat" (yakni sunnah). Maka Rasulullah
Saw. bersabda: Salat adalah sebaik-baik pekerjaan, maka perbanyaklah atau
persedikitlah. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling
utama?" Maka Nabi Saw. menjawab: Iman kepada Allah dan berjihad di
jalan-Nya. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang
paling utama?" Nabi Saw. menjawab: Di antara mereka yang paling baik
akhlaknya. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang muslim yang
paling selamat?" Nabi Saw. menjawab: Orang (muslim) yang
menyelamatkan orang-orang dari gangguan lisan dan tangannya. Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, hijrah apakah yang paling utama?" Nabi Saw. menjawab:
Orang yang hijrah (meninggalkan) semua kejahatan. Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, salat apakah yang paling afdal? Rasulullah Saw.
menjawab: yang paling panjang qunutnya. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah,
puasa apakah yang paling utama?' Rasulullah Saw. menjawab: Melakukan puasa
fardu dengan cukup (baik) dan di sisi Allah ada pahala yang berlipat
ganda dengan lipat ganda yang banyak. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah,
jihad apakah yang paling utama?" Rasulullah Saw. menjawab melalui sabdanya:
Orang yang kudanya disembelih dan darah dirinya dialirkan (yakni gugur).
Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, hamba sahaya manakah yang paling afdal?"
Rasulullah Saw. menjawab melalui sabdanya: Hamba sahaya yang paling mahal
harganya dan paling bernilai di kalangan tuannya. Aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?" Rasulullah Saw. menjawab:
Yang dikeluarkan dengan susah payah oleh orang yang minim, dan sedekah secara
sembunyi-sembunyi kepada orang fakir (miskin). Aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, ayat apakah yang paling agung di antara yang diturunkan kepadamu?"
Rasulullah Saw. menjawab: "Ayat Kursi," kemudian beliau Saw. bersabda,
"Hai Abu Zar, tiadalah langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi, melainkan
seperti gelang yang dilemparkan di tengah padang sahara. Keutamaan Arasy atas
Kursi sama dengan keutamaan padang sahara atas gelang itu." Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, berapakah jumlah para nabi itu?1 Rasulullah Saw.
menjawab melalui sabdanya: Seratus dua puluh empat ribu orang nabi. Aku
bertanya, "Wahai Rasulullah, berapakah jumlah para rasul dari kalangan mereka?"
Nabi Saw. menjawab melalui sabdanya: Tiga ratus tiga belas orang rasul,
jumlah yang cukup banyak lagi baik. Aku bertanya, "Siapakah yang paling
pertama di antara mereka?" Nabi Saw. menjawab; "Adam." Aku bertanya,
"Apakah dia seorang nabi yang jadi rasul?" Nabi Saw. menjawab melalui sabdanya:
Ya, Allah menciptakannya (lengan tangan kekuasaan-Nya sendiri dan meniupkan
roh (ciptaan)-Nya ke dalam tubuhnya, dan menyempurnakannya sebelum itu.
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda pula: Hai Abu Zar, empat orang adalah
bangsa Siryani, yaitu Adam, Syis, Khanukh —yakni Idris, dia orang yang mula-mula
menulis dengan qalam (pena)— dan Nuh. Empat orang dari bangsa Arab, yaitu
Hud, Syu'aib, Saleh, dan Nabimu, hai Abu Zar. Mula-mula nabi Bani Israil adalah
Musa dan yang paling terakhir adalah Isa. Mula-mula rasul adalah Adam, dan yang
paling akhir adalah Muhammad. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, berapakah
jumlah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt?" Rasulullah Saw. menjawab:
Seratus empat buah kitab. Allah menurunkan kepada Syis sebanyak lima puluh
sahifah. kepada Khunukh (Idris) tiga puluh sahifah, kepada Ibrahim
sepuluh sahifah, dan kepada Musa sebelum Taurat sepuluh sahifah. Dan Allah
menurunkan kitab Taurat, kitab Injil, kitab Zabur, dan Al-Furqan
(Al-Qur’an). Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apa sajakah yang terkandung di
dalam sahifah Nabi Ibrahim'.'" Rasulullah Saw. menjawab melalui sabdanya:
Semuanya mengandung kalimat berikut, "Hai raja yang berkuasa, yang mendapat
cobaan lagi teperdaya. Sesungguhnya Aku tidak menjadikanmu untuk menghimpun
dunia sebagian darinya dengan sebagian yang lain, tetapi aku menjadikanmu agar
menghindarkan diri dari doa orang yang teraniaya, karena sesungguhnya Aku tidak
akan menolaknya, sekalipun dari orang kafir." Di dalamnya banyak terkandung
tamsil-tamsil (yang antara lain mengatakan), "Diharuskan bagi orang yang
berakal membagi waktunya ke dalam beberapa saat. Sesaat ia gunakan untuk
bermunajat kepada Tuhannya, sesaat ia gunakan untuk menghisab dirinya sendiri,
sesaat ia gunakan untuk memikirkan ciptaan Allah, dan sesaat lagi ia gunakan
untuk kepentingan dirinya untuk mencari makan dan minumnya. Diharuskan bagi
orang yang berakal tidak bepergian kecuali karena tiga perkara, yaitu mencari
bekal untuk hari kemudian, mencari penghidupan, atau kesenangan yang tidak
diharamkan, dan harus mengetahui zamannya guna menghadapi urusannya serta
memelihara lisannya. Barang siapa yang memperhitungkan percakapannya dengan
amalnya, niscaya ia akan sedikit bicara, kecuali mengenai hal yang berurusan
dengannya. Abu Zar melanjutkan kisahnya, Lalu aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah yang terkandung di dalam sahifah Nabi Musa'?"
Rasulullah Saw. menjawab melalui sabdanya: Semuanya merupakan
nasihat-nasihat (pelajaran-pelajaran), yaitu: "Aku merasa heran terhadap
orang yang percaya dengan kematian, lalu ia merasa gembira. Aku merasa heran
terhadap orang yang percaya dengan takdir, lalu ia bersusah payah. Aku merasa
heran dengan orang yang melihat dunia dan silih bergantinya terhadap para
penghuninya, lalu ia merasa tenang dengan dunia itu. Dan aku merasa heran
dengan orang yang percaya kepada hisab di hari kemudian, lalu ia tidak beramal.
Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah di dalam kitab (Al-Qur'an) yang ada
di tangan kita terdapat sesuatu yang telah tertera di dalam kitab-kitab Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, dan apa yang diturunkan oleh Allah kepadamu?" Rasulullah
Saw. menjawab, "Ya benar, hai Abu Zar, bacalah firman Allah Swt.:
'Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman), dan ia ingat nama Tuhannya, lalu ia salat. Tetapi kalian
(orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan
akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar
terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan
Musa' (Al-A'la: 14-19)." Aku berkata.”Wahai Rasulullah, berwasiadah
kepadaku." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Aku berwasiat kepadamu agar takwa
kepada Allah, karena sesungguhnya takwa kepada Allah adalah induk semua
perkaramu. Aku berkata, "Wahai Rasulullah, tambahkanlah wasiatmu kepadaku."
Rasulullah Saw. bersabda: Bacalah Al-Qur'an dan berzikir kepada Allah, karena
sesungguhnya hal itu merupakan sebutan bagimu di langit dan nur bagimu di bumi.
Aku berkata, "Wahai Rasulullah, tambahkanlah wasiatmu kepadaku." Rasulullah
Saw. bersabda: Hindarilah olehmu banyak tertawa, karena sesungguhnya hal itu
dapat mematikan hati dan melenyapkan nur wajahmu. Aku berkata, "Wahai
Rasulullah, tambahkanlah wasiatmu kepadaku." Maka Rasulullah Saw, bersabda:
Berjihadlah kamu, karena sesungguhnya jihad itu merupakan ruhbaniyah umatku.
Aku berkata, "tambahkanlah kepadaku." Maka Nabi Saw. bersabda: Diamlah
kamu kecuali karena kebaikan, karena sesungguhnya (banyak) diam itu dapat
mengusir setan dan membantumu untuk mengerjakan urusan agamamu. Aku berkata,
'Tambahkanlah kepadaku." Rasulullah Saw. bersabda: Pandanglah orang yang
sebawahmu dan janganlah kamu memandang orang yang seatasmu, karena sesungguhnya
hal ini lebih mendorong dirimu untuk tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.
Aku berkata, "Tambahkanlah kepadaku." Rasulullah Saw. menjawab melalui
sabdanya: Cintailah orang-orang miskin dan duduklah (bergaullah)
bersama mereka, karena sesungguhnya hal ini mendorongmu untuk tidak
meremehkan nikmat Allah kepadamu. Aku berkata, "Tambahkanlah kepadaku."
Rasulullah Saw. menjawab melalui sabdanya: Bersilaturahmilah kepada
tetanggamu, sekalipun mereka memutuskannya darimu. Aku berkata,
"Tambahkanlah kepadaku." Rasulullah menjawab melalui sabdanya: Katakanlah
perkara yang hak, sekalipun pahit. Aku berkata, "Tambahkanlah kepadaku."
Rasulullah Saw, menjawab melalui sabdanya: Janganlah kamu takut terhadap
celaan orang yang mencela karena membela (agama) Allah. Aku berkata,
"Tambahkanlah kepadaku." Maka Rasulullah Saw. menjawab melalui sabdanya,
"Dapat mencegah dirimu terhadap orang lain apa yang kamu ketahui mengenai
dirimu, sedangkan kamu tidak menemukan pada mereka apa yang kamu sukai.
Cukuplah keaiban bagimu bila kamu mengetahui dari orang lain apa yang tidak
kamu ketahui mengenai dirimu atau kamu menemukan pada mereka apa yang kamu
sukai." Kemudian Rasulullah Saw. mengusap tangannya ke dadaku seraya
bersabda: Hai Abu Zar, tidak ada akal seperti berpikir, tidak ada wara'
seperti menahan diri, dan tidak ada kehormatan seperti akhlak yang
baik.Imam Ahmad meriwayatkan dari Abul Mugirah, dari Ma'an ibnu Rifa'ah, dari Ali ibnu Yazid, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah, bahwa Abu Zar pernah bertanya kepada Nabi Saw. Maka Nabi Saw. menyebutkan perkara salat, puasa, sedekah, keutamaan ayat Kursi, dan kalimati la haula wala quwwata illa billahi (tidak ada upaya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), syuhada yang paling utama, hamba sahaya yang paling utama, kenabian Nabi Adam, dan bahwa dia diajak bicara langsung oleh Allah, serta bilangan para nabi dan para rasul, seperti yang disebutkan di atas.
قَالَ
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْإِمَامِ أَحْمَدَ: وَجَدْتُ فِي كِتَابِ أَبِي بِخَطِّهِ:
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْمُتَعَالِي بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
سَعِيدٍ الأمَوي، حَدَّثَنَا مُجَالِد عَنْ أَبِي الوَدَّاك قَالَ: قَالَ أَبُو
سَعِيدٍ: هَلْ تَقُولُ الْخَوَارِجُ بِالدَّجَّالِ؟ قَالَ: قُلْتُ: لَا. فَقَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي خاتمُ ألفِ
نَبِيٍّ أَوْ أكثرَ، وَمَا بُعِثَ نبيٌّ يُتَّبعُ إِلَّا وَقَدْ حَذَّرَ أُمَّتَهُ
مِنْهُ، وَإِنِّي قَدْ بُيِّنَ لِي مَا لَمْ يُبَيَّن [لِأَحَدٍ] وَإِنَّهُ
أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَعَيْنُهُ الْيُمْنَى عَوْرَاءُ
جَاحِظَةٌ لَا تَخْفَى، كَأَنَّهَا نُخَامَةٌ فِي حَائِطٍ مُجَصَّص، وَعَيْنُهِ
الْيُسْرَى كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ، مَعَهُ مِنْ كُلِّ لِسَانٍ، وَمَعَهُ
صُورَةُ الْجَنَّةِ خَضْرَاءُ يَجْرِي فِيهَا الْمَاءُ، وَصُورَةُ النَّارِ
سَوْدَاءُ تَدْخُن"
Abdullah ibnul Imam Ahmad mengatakan bahwa ia menjumpai dalam kitab ayahnya
yang ditulis oleh tangan ayahnya sendiri, telah menceritakan kepadaku Abdul
Muta'ali ibnu Abdul Wahhab, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id
Al-Umawi, telah menceritakan kepada kami Mujalid, dari Abul Wadak yang
mengatakan bahwa Abu Sa'id pernah bertanya, "Apakah menurut pendapatmu Khawarij
adalah Dajjal?" Abul Wadak menjawab, "Bukan." Lalu Abu Sa'id berkata bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya aku adalah penutup seribu nabi
atau lebih, dan tidak sekali-kali seorang nabi yang diutus kecuali dia pasti
memperingatkan umatnya terhadap Dajjal. Dan sesungguhnya telah dijelaskan
kepadaku hal-hal yang belum pernah diterangkan. Sesungguhnya Dajjal itu buta
sebelah matanya, sedangkan Tuhan kalian tidaklah buta. Mata Dajjal yang sebelah
kanan buta lagi menonjol tampak jelas seakan-akan seperti dahak yang ada pada
tembok yang diplester, sedangkan mata kirinya seakan-akan seperti bintang yang
berkilauan, pada tiap-tiap anggota tubuhnya terdapat lisan, dan ia selalu
membawa gambaran surga yang hijau di dalamnya mengalir air. dan gambaran neraka
yang hitam lagi berasap.Kami meriwayatkannya pada bagian yang di dalamnya terdapat riwayat Abu Ya'la Al-Mausuli, dari Yahya ibnu Mu'in, disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Mujalid, dari Abul Wadak, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"إِنِّي
أَخْتِمُ ألفَ ألفَ نبيٍّ أَوْ أكثرَ، مَا بَعَثَ اللَّهُ مِنْ نَبِيٍّ إِلَى
قَوْمِهِ إِلَّا حذَّرهم الدجالَ...."
Sesungguhnya aku mengakhiri sejuta nabi atau lebih. Tidak sekali-kali
Allah mengutus seseorang nabi kepada kaumnya, melainkan memperingatkan kepada
mereda terhadap Dajjal.Lalu ia menuturkan hadis ini hingga selesai, demikianlah menurut lafaz yang diketengahkannya, yaitu dengan tambahan lafaz alfun (hingga maknanya menjadi satu juta, bukan seribu).
Tetapi adakalanya lafaz tersebut merupakan sisipan, hanya Allah yang lebih mengetahui. Tetapi konteks riwayat Imam Ahmad lebih kuat dan lebih berhak untuk dinilai sahih, Semua perawi yang disebutkan dalam sanad hadis ini tidak ada masalah.
Hadis ini diriwayatkan pula melalui jalur Jabir ibnu Abdullah r.a.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا
عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا مُجَالد، عَنِ
الشَّعبي، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِنِّي لخاتمُ أَلْفِ نبيٍّ أَوْ أَكْثَرَ، وَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْهُمْ
نبيٌّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ الدَّجالَ، وَإِنِّي قَدْ بُيِّن لِي مَا
لَمْ يُبَيَّن لِأَحَدٍ مِنْهُمْ وَإِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ
بأعورَ"
Untuk itu Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, telah
menceritakan kepada kami Mujalid, dari Asy-Sya'bi, dari Jabir yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya aku benar-benar merupakan
penutup seribu nabi atau lebih, dan sesungguhnya tidak ada seorang pun dari
mereka melainkan telah memperingatkan umatnya akan Dajjal Dan sesungguhnya
telah dijelaskan kepadaku apa-apa yang belum pernah dijelaskan kepada seseorang
pun dari mereka (para nabi). Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah
matanya, sedangkan sesungguhnya Tuhan kalian itu tidaklah buta.
*******************
Firman Allah Swt,:
{وَكَلَّمَ
اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا}
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (An-Nisa:
164)Hal ini merupakan suatu penghormatan kepada Nabi Musa a.s. Karena itu, Nabi Musa dikenal dengan julukan 'Kalimullah'.
Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad ibnu Sulaiman Al-Maliki, telah menceritakan kepada kami Masih ibnu Hatim, telah menceritakan kepada kami Abdul Jabbar ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa ada seorang lelaki datang kepada Abu Bakar ibnu Ayyasy, lalu ia mengatakan bahwa dirinya mendengar seorang lelaki membaca firman-Nya dengan bacaan seperti berikut:
"وَكَلَّمَ
اللَّهَ مُوسَى تَكْلِيمًا"
"Dan Musa berbicara kepada Allah dengan langsung."Maka Abu Bakar ibnu Ayyasy berkata, "Tidak sekali-kali membaca ayat ini dengan bacaan itu, melainkan hanyalah orang kafir." Abu Bakar mengatakan bahwa ia belajar qiraah dari Al-A'masy, dan Al-A'masy belajar qiraah dari Yahya ibnu Wasab, Yahya ibnu Wasab belajar qiraah dari Abu Abdur-Rahman As-Sulami. dan Abu AbdurRahman As-Sulami belajar qiraah dari Ali ibnu Abu Talib, dan Ali ibnu Abu Talib belajar qiraah dari Rasulullah Saw. Mengenai ayat ini yang bunyinya mengatakan:
{وَكَلَّمَ
اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا}
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (An-Nisa:
164)Abu Bakar ibnu Ayyasy marah terhadap orang yang membaca ayat tersebut tiada lain karena orang tersebut membacanya dengan bacaan yang mengubah maknanya. Ternyata lelaki tersebut dari kalangan mu'tazilah yang mengingkari bahwa Allah berbicara kepada Musa a.s. atau berbicara kepada seseorang dari makhluk-Nya. Seperti yang kami riwayatkan dari salah seorang mu'tazilah, bahwa ia membacakan firman berikut kepada salah seorang syekh dengan bacaan berikut:
"وَكَلَّمَ
اللَّهَ مُوسَى تَكْلِيمًا"
Dan Allah diajak bicara oleh Musa dengan langsung.Maka syekh itu berkata kepadanya, "Hai Ibnul Lakhna, apakah yang akan engkau lakukan terhadap firman Allah Swt. yang mengatakan:
{وَلَمَّا
جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ}
'Dan tatkala datang Musa untuk (munajat dengan Kami) pada waktu
yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya'
(Al-A'raf: 143)?"Dengan kata lain, makna ayat tersebut tidak mengandung takwil dan perubahan makna.
قَالَ
ابْنُ مَرْدُوَية: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ،
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ بَهْرَام، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
مَرْزُوقٍ، حَدَّثَنَا هَانِئُ بْنُ يَحْيَى، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ،
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ وَثَّاب، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَما كَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى
كَانَ يُبْصِرُ دبيبَ النَّمْلِ عَلَى الصَّفَا فِي اللَّيْلَةِ
الظَّلْمَاءِ".
Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad
ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Husain ibnu Bahram,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Marzuq, telah menceritakan kepada
kami Hani' ibnu Yahya, dari Al-Hasan ibnu Abu Ja'far, dari Qatadah, dari Yahya
ibnu Wassab, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Tatkala Musa diajak berbicara oleh Allah, ia dapat melihat gerakan
semut di atas Bukit Safa di malam yang gelap gulita.Hadis ini berpredikat garib dan sanadnya tidak sahih. Apabila hadis ini benar mauquf, berarti predikatnya jayyid (baik).
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya dan Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan melalui hadis Humaid ibnu Qais Al-A'raj, dari Abdullah ibnul Haris, dari ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"كان
عَلَى مُوسَى يَوْمَ كَلَّمَهُ ربُّه جُبَّةُ صُوفٍ، وَكِسَاءُ صُوفٍ، وَسَرَاوِيلُ
صُوفٍ، وَنَعْلَانِ مِنْ جِلْدِ حِمَارٍ غَيْرِ ذَكِيٍّ"
Nabi Musa pada hari ia diajak bicara oleh Tuhannya memakai jubah dari
bulu, baju dari bulu, dan celana dari bulu serta sepasang terompah dari kulit
keledai yang tidak disembelih.Ibnu Murdawaih meriwayatkan pula hadis berikut dengan sanadnya, dari Juwaibir, dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah berbicara dengan Musa sebanyak seratus empat puluh ribu kalimat selama tiga hari, semuanya berisi wasiat. Ketika Musa mendengar pembicaraan manusia, maka ia menjadi marah karena pengaruh dari apa yang telah ia dengar dari kalam Tuhan Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.
Sanad asar ini pun lemah karena Juwaibir berpredikat daif, dan Ad-Dahhak tidak menjumpai masa hidup Ibnu Abbas r.a.
Mengenai asar yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih serta lain-lainnya melalui jalur Al-Fadl ibnu Isa Ar-Raqqasyi, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa ketika Allah berbicara kepada Musa pada hari Tur, bukan dengan kalam yang pernah Dia gunakan ketika menyerunya, maka Musa bertanya kepada-Nya, "Wahai Tuhanku, apakah ini adalah kalam-Mu yang pernah Engkau gunakan kepadaku?" Allah Swt. menjawab, "Bukan, hai Musa. Sesungguhnya Aku berbicara denganmu baru hanya dengan kekuatan sepuluh ribu lisan dan Aku mempunyai kekuatan semua lisan, bahkan Aku lebih kuat daripada hal tersebut." Ketika Musa kembali kepada kaum Bani Israil, mereka bertanya, "Hai Musa, gambarkanlah kepada kami kalam Tuhan Yang Maha Pemurah." Musa menjawab, "Aku tidak mampu melakukannya." Mereka berkata, "Serupakanlah saja kepada kami." Musa menjawab, 'Tidakkah kalian pernah mendengar suara guntur? Sesungguhnya hal itu berdekatan dengannya, tetapi bukan seperti suara guntur."
Sanad riwayat ini daif, karena A-Fadl Ar-Raqqasyi adalah orang yang lemah sekali dalam periwayatan hadis.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Abu Bakar ibnu Abdur Rahman ibnul Haris. dari Juz ibnu Jabir Al-Khas’ami, dari Ka'b yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah ketika berbicara kepada Musa memakai semua lisan (berbagai macam bahasa) kecuali kalam-Nya sendiri. Maka Musa berkata, "Wahai Tuhanku, apakah ini kalam-Mu?" Allah menjawab, "Bukan, sekiranya Aku berbicara dengan kalam-Ku, niscaya kamu tidak akan kuat mendengarnya " Musa berkata, "Wahai Tuhanku, apakah di antara makhluk-Mu terdapat sesuatu yang memiliki suara mirip dengan-Mu?" Allah menjawab, "Tidak ada, dan yang lebih serupa dengan kalam-Ku ialah apa yang biasa kamu dengar dari suara guntur yang sangat keras."
Tetapi riwayat ini mauquf hanya sampai pada Ka'b Al-Ahbar. Dia menukilnya dari kitab-kitab terdahulu yang menyangkut berita-berita Bani Israil, tetapi di dalamnya terkandung perubahan dan tambahan.
*****
Firman Allah Swt.:
{رُسُلا
مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ}
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan. (An-Nisa: 165)Yakni menyampaikan berita gembira kepada orang yang taat kepada Allah dan mengikuti jalan yang diridai-Nya dengan mengerjakan kebaikan, dan memberikan peringatan kepada orang yang menentang perintah-Nya dan mendustakan rasul-rasul-Nya dengan siksaan dan azab.
*******************
Firman Allah Swt.:
{لِئَلا
يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ
عَزِيزًا حَكِيمًا}
agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutus-Nya
rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (An-Nisa:
165)Dengan kata lain, Allah Swt. menurunkan kitab-kitab-Nya dan mengutus rasul-rasul-Nya dengan membawa berita gembira dan peringatan, dan menerangkan apa yang disukai dan diridai-Nya serta menjelaskan apa yang dibenci dan ditolak-Nya, agar tidak ada alasan lagi bagi orang yang akan mengemukakan alasannya. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu melalui firman-Nya:
{وَلَوْ
أَنَّا أَهْلَكْنَاهُمْ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا لَوْلا
أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَذِلَّ
وَنَخْزَى}
Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al-Qur'an
itu (diturunkan), tentulah mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mengapa tidak
Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau
sebelum kami menjadi hina dan rendah?" (Thaha: 134)Demikian pula makna yang ada dalam firman lainnya, yaitu:
وَلَوْلا
أَنْ تُصِيبَهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ
Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa
yang mereka kerjakan. (Al-Qashash: 47)Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"لا
أحَدَ أغَيْرَ من الله، من أجل ذلك حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَر مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ، وَلَا أحدَ أحبَّ إِلَيْهِ المدحُ مِنَ اللَّهِ، مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ مَدَحَ
نَفْسَهُ، وَلَا أحدَ أحَبَّ إِلَيْهِ العُذر مِنَ اللَّهِ، مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ
بَعَثَ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ" وَفِي لَفْظٍ: "مِنْ أَجْلِ
ذَلِكَ أَرْسَلَ رُسُلَهُ، وَأَنْزَلَ كُتُبَهُ"
Tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah, karena itulah
Dia mengharamkan hal-hal yang keji baik yang lahir maupun yang batin (tidak
kelihatan). Dan tidak ada seorang pun yang lebih suka dipuji daripada Allah
Swt. Karena itu, maka Dia memuji diri-Nya sendiri. Tidak ada seorang pun yang
lebih suka alasan selain dari Allah. Karena itu, Dia mengutus para nabi untuk
menyampaikan berita gembira dan peringatan. Menurut lafaz yang lain
disebutkan: Karena itulah maka Dia mengutus rasul-rasul-Nya dan menurunkan
kitab-kitab-Nya.