Tafsir Surat Yunus, ayat 13-14
{وَلَقَدْ
أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ
بِالْبَيِّنَاتِ وَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ
الْمُجْرِمِينَ (13) ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلائِفَ فِي الأرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ
لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ (14) }
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan
umat-umat yang sebelum kalian, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal
rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa
keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak
beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat
dosa. Kemudian Kami jadikan kalian pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami
memperhatikan bagaimana kalian berbuat.
Allah Swt. menceritakan perihal apa yang telah menimpa umat-umat terdahulu
karena mereka mendustakan keterangan-keterangan dan hujah-hujah yang jelas yang
disampaikan oleh rasul-rasul mereka. Kemudian Allah mengganti mereka dengan kaum
lain sesudah mereka, mengutus seorang rasul kepada mereka untuk dilihat sampai
di mana ketaatan mereka kepadanya, dan apakah mereka mau mengikuti Rasul-Nya.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadis Abu Nadrah. dari
Abu Sa'id, yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"إِنَّ
الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرة، وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَنَاظِرٌ
مَاذَا تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ؛ فَإِنَّ أَوَّلَ
فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ"
Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau, dan sesungguhnya Allah akan
mengganti kalian (dengan kaum yang lain), agar Dia melihat bagaimana
kalian berbuat. Maka hindarilah dunia dan hindarilah pula wanita, karena
sesungguhnya fitnah yang mula-mula melanda kaum Bani Israil bersumber dari
wanita.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah
menceritakan kepada kami Zaid ibnu Auf Abu Rabi'ah; dan telah menceritakan
kepada kami Hammad, dari Sabit Al-Bannani, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila; Auf
ibnu Malik berkata kepada Abu Bakar bahwa dalam mimpinya ia melihat seakan-akan
ada tangga yang dijulurkan dari langit. Lalu Rasulullah Saw. menaikinya,
kemudian tangga itu dijulurkan kembali dan naiklah Abu Bakar. Kemudian
orang-orang mengukur dengan hasta di sekitar mimbar, lalu mereka memberikan
jarak tiga hasta kepada Umar. Maka Umar berkata, "Tinggalkanlah kami dari
impianmu itu, kami tidak memerlukannya." Ketika Umar menjadi khalifah, ia
berkata, "Hai Auf, ceritakanlah kembali mimpimu itu." Auf berkata, "Bukankah
engkau tidak memerlukan mimpiku, dan bukankah engkau dahulu melarangku
menceritakannya?" Umar menjawab, "Celakalah kamu, sesungguhnya aku tidak suka
bila engkau mengucapkan belasungkawa kepada khalifah rasulullah”. Lalu Auf
menceritakan kembali mimpinya itu. Ketika kisahnya sampai pada orang-orang yang
mengukur dengan hasta di sekitar mimbar selebar tiga hasta, maka Auf
berkata.”Adapun salah satunya, maka dia adalah seorang khalifah, dan yang
keduanya adalah orang yang tidak takut kepada celaan orang yang mencela karena
Allah, sedangkan yang ketiganya adalah orang yang mati syahid." Auf membacakan
firman-Nya: Kemudian Kami jadikan kalian pengganti-pengganti (mereka)
di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kalian
berbuat. (Yunus: 14) "Sekarang engkau telah menjadi khalifah, hai Umar, maka
perhatikanlah apa yang akan kamu perbuat?"
Adapun mengenai ucapannya 'sesungguhnya aku tidak pernah takut kepada celaan
orang yang mencela karena Allah', maka hal itu hanya menyangkut apa yang telah
dikehendaki oleh-Nya. Sedangkan mengenai ucapan dia yang mengatakan syahid, maka
mana mungkin bagi Umar mati syahid, sedangkan kaum muslim meliputi
dirinya?