Tafsir Surat Yunus, ayat 18-19
{وَيَعْبُدُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلاءِ
شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي
السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (18)
وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلا أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا وَلَوْلا كَلِمَةٌ
سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (19)
}
Dan mereka menyembah selain dari Allah apa yang
tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, "Mereka itu
adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.” Katakanlah, "Apakah kalian
mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak
(pula) di bumi?” Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka
mempersekutukan (itu). Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian
mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari
Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka tentang apa
yang mereka perselisihkan.
Allah Swt. mengingkari sikap orang-orang musyrik yang menyembah Allah dengan
selain-Nya dengan dugaan bahwa sembahan-sembahan itu kelak dapat memberikan
manfaat kepada mereka melalui syafaatnya di sisi Allah nanti. Maka Allah Swt.
memberitahukan bahwa sembahan-sembahan itu tidak dapat menimpakan mudarat, tidak
dapat memberikan manfaat, dan tidak memiliki sesuatu pun; apa yang mereka
dugakan itu sama sekali tidak akan terjadi, dan hal itu tidak akan terjadi
selama-lamanya. Karena itulah Allah Swt. berfirman:
{قُلْ
أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي
الأرْضِ}
Katakanlah, "Apakah kalian mengabarkan kepada Allah apa yang tidak
diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?” (Yunus:
18)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna ayat ialah "apakah kalian hendak
memberitahukan kepada Allah apa yang tidak ada di langit dan tidak pula di
bumi?".
Kemudian Allah membersihkan diri-Nya Yang Mahamulia dari kemusyrikan mereka
dan kekafirannya. Untuk itu Dia berfirman:
{سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ}
Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka mempersekutukan
(itu). (Yunus: 18)
Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa kemusyrikan seperti itu akan terjadi
di kalangan manusia, sekalipun pada mulanya tidak ada; dan seluruh manusia itu
pada awalnya berada dalam satu agama, yaitu agama Islam.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa jarak masa antara Adam dan Nabi Nuh adalah
sepuluh generasi, semuanya memeluk agama Islam.
Kemudian terjadilah perselisihan di kalangan manusia, maka berhala-berhala,
sekutu-sekutu dan tandingan-tandingan mulai disembah, kemudian Allah mengutus
rasul-rasul dengan membawa ayat-ayat-Nya yang jelas dan hujah-hujah serta
bukti-bukti-Nya yang kuat lagi mengalahkan:
{لِيَهْلِكَ
مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ}
yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata
dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula).
(Al-Anfal: 42)
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَلَوْلا
كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ
يَخْتَلِفُونَ}
Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhan kalian
dahulu. (Yunus: 19), hingga akhir ayat.
Yakni seandainya tidak ada ketetapan dari Allah sejak dahulu yang menyatakan
bahwa Dia tidak akan mengazab seorang pun kecuali sesudah tegaknya hujah
terhadap diri orang itu. Dan bahwa Dia telah menangguhkan makhluk-Nya sampai
dengan masa yang telah dipastikan. Seandainya kesemuanya itu tidak ada, niscaya
Dia langsung memberikan keputusan di antara sesama mereka tentang apa yang
mereka perselisihkan itu. lalu berbahagialah orang-orang yang beriman dan
celakalah orang-orang yang kafir.