Tafsir Surat Yunus, ayat 41-44
{وَإِنْ
كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا
أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (41) وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُونَ
إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا لَا يَعْقِلُونَ (42)
وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا
لَا يُبْصِرُونَ (43) إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ
النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (44) }
Jika mereka mendustakan kamu, maka
katakanlah.”Bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian. Kalian
berlepas diri dari apa yang aku kerjakan, dan aku berlepas diri terhadap apa
yang kalian kerjakan.” Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu.
Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar, walaupun mereka
tidak mengerti. Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah
dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta. walaupun mereka tidak
dapat memperhatikan. Sesungguhnya Allah tidak sedikit pun berbuat zalim kepada
manusia, tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka
sendiri.
Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya, bahwa jika orang-orang musyrik itu
mendustakan kamu, maka berlepas dirilah kamu dari mereka, juga dari amal
perbuatan mereka.
{فَقُلْ
لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ}
maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian.”
(Yunus: 41)
Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{قُلْ
يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ * لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَلا أَنْتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ * وَلا أَنْتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِين}
Katakanlah, "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang
kalian sembah.” (Al-Kafirun: 1 -2), hingga akhir surat.
Dan Nabi Ibrahim Al-Khalil beserta para pengikutnya berkata kepada kaumnya
yang musyrik, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
{إِنَّا
بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ
وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى
تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ}
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian
sembah selain Allah. (Al-Mumtahanah: 4), hingga akhir ayat.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمِنْهُمْ
مَنْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ}
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. (Yunus: 42)
Yakni mendengarkan ucapanmu yang bagus dan mendengar Al-Qur'an, serta
hadis-hadis sahih yang fasih lagi bermanfaat bagi hati, agama, dan diri
pendengarnya. Sebenarnya usaha itu sudah cukup besar, tetapi hal tersebut bukan
merupakan tanggung jawabmu, juga tidak dibebankan kepada mereka. Karena
sesungguhnya kamu tidak akan dapat memperdengarkan orang yang tuli. Kamu pun
tidak akan dapat memberi petunjuk kepada mereka kecuali jika Allah
menghendakinya,
{وَمِنْهُمْ
مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ}
Dan di antara mereka ada orang-orang yang melihat kepadamu.
(Yunus: 43)
Maksudnya, memandangmu dan memandang apa yang telah dianugerahkan oleh Allah
kepadamu berupa ketenangan, sifat yang baik, dan akhlak yang agung; serta dalil
yang jelas yang membuktikan kenabianmu bagi orang-orang yang mempunyai akal dan
pandangan hati. Mereka memandang kepadamu sebagaimana orang lain memandangmu,
tetapi selain mereka tidaklah memperoleh hidayah sedikit pun, berbeda keadaannya
dengan apa yang mereka peroleh. Bahkan orang-orang mukmin memandangmu dengan
pandangan yang mengandung pengagungan, sedangkan orang-orang kafir itu memandang
kepadamu dengan pandangan menghina, seperti yang disebutkan dalam ayat
lain:
وَإِذَا
رَآكَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا
Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, niscaya mereka tidak lain
hanyalah membuat kamu menjadi olok-olok (Al-Anbiya: 36), hingga akhir
ayat.
Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia tidaklah menganiaya seorang pun,
sekalipun dia telah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, membuat
melihat orang yang tadinya buta, membuka mata yang tadinya terkatup, membuka
telinga yang tadinya tuli, membuka hati yang tadinya tertutup rapat, dan membuat
orang yang selain mereka sesat dari jalan keimanan. Karena Dia adalah Penguasa
Yang Maha Mengatur segala sesuatu yang ada di dalam kerajaanNya, sesuai dengan
apa yang dikehendaki-Nya. Dialah Tuhan yang tidak ada seorang pun meminta
pertanggungjawaban-Nya dari apa yang telah dtperbuat-Nya, sedangkan mereka pasti
dimintai pertanggungjawabannya. Demikian itu berkat ilmu-Nya,
kebijaksanaan-Nya, dan keadilan-Nya. Karena itulah dalam firman berikutnya
disebutkan:
{إِنَّ
اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ
يَظْلِمُونَ}
Sesungguhnya Allah tidak berbuat aniaya kepada manusia sedikit pun, tetapi
manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Yunus:
44)
Di dalam sebuah hadis dari Abu Zar, dari Nabi Saw., dalam hadis qudsi yang
diriwayatkan oleh Nabi Saw. dari Tuhannya disebutkan:
"يَا
عِبَادِي، إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan perbuatan aniaya atas
diri-Ku, dan Aku menjadikannya haram pula di antara kalian. Maka janganlah
kalian saling berbuat aniaya.
Dan pada akhir hadis Qudsi ini disebutkan:
يَا
عِبَادِي، إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ
إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ، ومن وجد غير ذلك فلا
يَلُومَنَّ إلا نَفْسَهُ"
Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah hasil amal perbuatan kalian
yang Aku catatkan untuk kalian, kemudian Aku membalaskannya kepada kalian secara
penuh Maka barang siapa yang menjumpai kebaikan (pada catatan amal
perbuatannya), hendaklah ia memuji kepada Allah; dan barang siapa yang
menjumpai(nya) selain dari itu, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya
sendiri.
Hadis ini secara panjang lebar diriwayatkan oleh Imam Muslim.