Tafsir Surat Yunus, ayat 62-64
{أَلا
إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (64) }
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang
yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan
bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah
kemenangan yang besar.
Allah Swt. memberitahukan bahwa kekasih-kekasih-Nya adalah mereka yang
beriman dan bertakwa, seperti yang ditafsirkan oleh banyak ulama. Dengan
demikian, setiap orang yang bertakwa adalah wali (kekasih) Allah. Maka:
{لَا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ}
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka. (Yunus: 62)
dalam menghadapi masa mendatangnya, yaitu kengerian-kengerian dan hal-hal
yang sangat menakutkan di hari akhirat nanti.
{وَلا
هُمْ يَحْزَنُونَ}
dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus: 62)
terhadap apa yang ada di belakang mereka di dunia. Abdullah ibnu Mas'ud, Ibnu
Abbas, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf telah
mengatakan bahwa wali-wali Allah adalah orang-orang yang apabila terbersit
perasaan riya dalam hati mereka, maka mereka segera ingat kepada Allah.
Hal ini telah disebutkan di dalam sebuah hadis marfu', diriwayatkan
oleh Imam Al-Bazzar. Disebutkan bahwa:
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ حَرْب الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سَابِقٍ،
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَشْعَرِيُّ -وَهُوَ الْقُمِّيُّ
-عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي الْمُغِيرَةِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَوْلِيَاءُ اللَّهِ؟
قَالَ: "الَّذِينَ إِذَا رءُوا ذُكر اللَّهُ"
telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Harb Ar-Razi, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Sa'id ibnu Sabiq, telah menceritakan kepada kami
Ya'qub ibnu Abdullah Al-Asy'ari (yaitu Al-Oummi), dari Ja'far ibnu Abul Mugirah,
dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa pernah seorang
lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah wali-wali Allah itu? Maka
Rasulullah Saw. menjawab: Yaitu orang-orang yang apabila terbersit rasa riya
dalam hatinya, maka segera ia ingat kepada Allah.
Kemudian Imam Al-Bazzar mengatakan bahwa hadis ini telah diriwayatkan dari
Sa’id secara mursal.
وَقَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الرِّفاعي، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ
حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَة بْنِ
عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ البَجَلي، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ مِنْ
عِبَادِ اللَّهِ عِبَادًا يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ". قِيلَ:
مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ لَعَلَّنَا نُحِبُّهُمْ. قَالَ: "هُمْ قَوْمٌ
تَحَابُّوا فِي اللَّهِ مِنْ غَيْرِ أَمْوَالٍ وَلَا أَنْسَابٍ، وُجُوهُهُمْ نُورٌ
عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ، وَلَا
يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ". ثُمَّ قَرَأَ: {أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ
اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ}
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam Ar-Rifa'i,
telah menceritakan kepada kami Abu Fudail, telah menceritakan kepada kami
ayahku. dari Imarah ibnul Qa"qa', dari Abu Zur'ah, dari Amr ibnu Jarir
Al-Bajali, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat banyak hamba yang
para nabi dan para syuhada merasa iri melihat mereka. Ketika ditanyakan,
"Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah? Mudah-mudahan kami dapat mencintai
mereka." Rasulullah Saw. bersabda: Mereka adalah suatu kaum yang saling
mengasihi karena Allah tanpa ada harta benda dan tanpa nasab (keturunan di
antara sesama mereka), wajah mereka bercahaya berada di atas mimbar-mimbar
dari nur (cahaya). Mereka tidak merasa khawatir di saat manusia dicekam
oleh kekhawatiran, mereka pun tidak bersedih hati di saat manusia bersedih hati.
Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Ingatlah sesungguhnya
wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. (Yunus: 62)
Imam Abu Daud meriwayatkannya pula melalui hadis Jarir. dari Imarah ibnul
Qa'qa’ dari Abu Zur'ah. dari Amr ibnu Jarir. dari Umar ibnul Khattab r.a., dari
Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
Sanad hadis ini pun termasuk jayyid, hanya di dalam sanadnya terdapat
inqita' (mata rantai urutan sanad yang terputus) antara Abu Zur'ah dan
Umar ibnul Khattab r.a.
وَفِي
حَدِيثِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ، عَنْ أَبِي النَّضِرِ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ
بَهْرَام، عَنْ شَهْر بْنِ حَوْشَب، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْم، عَنْ
أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَأْتِي مِنْ أَفْنَاءِ النَّاسِ وَنَوَازِعِ الْقَبَائِلِ
قَوْمٌ لَمْ تَتَّصِلْ بَيْنَهُمْ أَرْحَامٌ مُتَقَارِبَةٌ، تَحَابُّوا فِي
اللَّهِ، وَتَصَافَوْا فِي اللَّهِ، يَضَعُ اللَّهُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، فَيُجْلِسُهُمْ عَلَيْهَا، يَفْزَعُ النَّاسُ وَلَا
يَفْزَعُونَ، وَهُمْ أَوْلِيَاءُ اللَّهِ، الَّذِينَ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا
هُمْ يَحْزَنُونَ". وَالْحَدِيثُ مُتَطَوِّلٌ.
Di dalam hadis Imam Ahmad, dari Abun Nadhr, dari Abdul Hamid ibnu Bahram,
dari Syahr ibnu Hausyab. dari Abdur Rahman ibnu Ghanam, dari Abu Malik
Al-Asy'ari disebutkan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Kelak akan datang
dari golongan-golongan manusia dan puak-puak kabilah suatu kaum yang di antara
sesama mereka tidak ada hubungan rahim kekerabatan, tetapi mereka saling
mengasihi karena Allah dan saling berikhlas diri karena Allah. Kelak di hari
kiamat Allah meletakkan mimbar-mimbar dari nur buat mereka, lalu mendudukkan
mereka di atasnya. Semua manusia merasa khawatir, tetapi mereka tidak khawatir.
Mereka adalah wali-wali Allah yang tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ
الْأَعْمَشِ، عَنْ ذَكْوَان أَبِي صَالِحٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
قَوْلِهِ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ} قَالَ:
"الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرى لَهُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Zakwan ibnu Abu Saleh,
dari seorang lelaki, dari Abu Darda r.a., dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna
firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan
(dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64) Nabi Saw. bersabda
menerangkan hal tersebut: Mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang muslim
atau mimpi yang baik yang diperlihatkan kepadanya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَبُو السَّائِبِ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ
الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ
أَهْلِ مِصْرَ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ فِي قَوْلِهِ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ} قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ أَبَا الدَّرْدَاءِ
عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ، فَقَالَ: لَقَدْ سَأَلْتُ عَنْ شَيْءٍ مَا سمعتُ [أَحَدًا]
سَأَلَ عَنْهُ بَعْدَ رَجُلٍ سَأَلَ عَنْهُ رسولَ اللَّهِ، فَقَالَ: "هِيَ
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الرَّجُلُ الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرَى لَهُ،
بُشْرَاهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، وَبُشْرَاهُ فِي الْآخِرَةِ
[الْجَنَّةُ]
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abus Saib, telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Ata
ibnu Yasar, dari seorang lelaki dari kalangan penduduk Mesir, dari Abu Darda
sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64);
Bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Abu Darda mengenai makna ayat ini, lalu
Abu Darda menjawab, "Sesungguhnya engkau telah menanyakan sesuatu yang belum
pernah aku dengar ada seseorang menanyakannya selain seorang lelaki yang pernah
bertanya kepada Rasulullah Saw. tentangnya. Maka Rasulullah Saw. menjawab:
'Hal itu berupa mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang muslim atau mimpi
baik yang diperlihatkan kepadanya, sebagai berita gembira buatnya dalam
kehidupan di dunia, sedangkan berita gembira untuknya dalam kehidupan di akhirat
adalah surga'.”
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Sufyan, dari Ibnul Munkadir, dari
Ata ibnu Yasar, dari seorang ulama dari kalangan penduduk Mesir, bahwa ia
bertanya kepada Abu Darda mengenai makna ayat ini, kemudian disebutkan hadis
yang semisal dengan hadis di atas.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Musanna,
telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Minhal, telah menceritakan kepada
kami Hammad ibnu Zaid, dari Asim ibnu Bahdalah, dari Abu Saleh yang mengatakan
bahwa ia pernah mendengar Abu Darda ditanya mengenai makna ayat ini, yaitu
firman-Nya: Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa, bagi mereka
berita gembira. (Yunus: 63-64) Lalu disebutkan hadis yang semisal dengan
hadis di atas.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا أَبَانٌ، حَدَّثَنَا
يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ؛ أَنَّهُ سَأَلَ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
أَرَأَيْتَ قَوْلَ اللَّهِ تَعَالَى: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الآخِرَةِ} ؟ فَقَالَ: "لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ شَيْءٍ مَا سَأَلَنِي عَنْهُ
أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي -أَوْ: أَحَدٌ قَبْلَكَ" قَالَ: "تِلْكَ الرُّؤْيَا
الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الرَّجُلُ الصَّالِحُ أَوْ تُرَى لَهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Aban, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Abu
Salamah, dari Ubadah ibnus Samit; ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.
tentang makna firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di
dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64) Maka Rasulullah
Saw. bersabda: Sesungguhnya kamu menanyakan sesuatu kepadaku yang belum
pernah ditanyakan dari kalangan umatku atau tiada seoran pun yang
menanyakannya sebelum kamu; itu adalah mimpi yang baik yang dilihat seseorang
atau diperlihatkan kepadanya.
Demikian pula Abu Daud Attayalisi meriwayatkannya dari Imran Alqattan, dari
Yahya Ibnu Abu Kasir dengan sanad yang sama, juga Al-Auza'i meriwayatkannya dari
Yahya Ibnu Abu Kasir, lalu menyebutkan hadis tersebut. Dan Ali ibnuI-Mubarak
meriwayatkannya dari Yahya, dari Abu Salamah yang mengatakan; telah menceritakan
kepada kami. dari Ubadah ibnu Samit; Ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.
mengenai ayat ini, lalu Ubadah menyebutkan ayatnya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَبُو حُمَيْدٍ الحِمْصيّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدٍ الأحْمُوسي، عَنْ حُمَيْدِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيِّ قَالَ: أَتَى رَجُلٌ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ
فَقَالَ: آيَةٌ فِي كِتَابِ اللَّهِ أَسْأَلُكَ عَنْهَا، قول الله تعالى: {لَهُمُ
الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} ؟ فَقَالَ عُبَادَةُ: مَا سَأَلَنِي عَنْهَا
أَحَدٌ قَبْلَكَ، سَأَلْتُ عَنْهَا نَبِيَّ اللَّهِ فَقَالَ مِثْلَ ذَلِكَ: "مَا
سَأَلَنِي عَنْهَا أَحَدٌ قَبْلَكَ، الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْعَبْدُ
الْمُؤْمِنُ فِي الْمَنَامِ أَوْ تُرَى لَهُ"
Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepadaku Abu Hamid Al-Himsi.
telah menceritakan kepada kami Yahya Ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami
Umar ibnu Amr ibnu Abdul Akhmusyi, dari Hamid ibnu Abdullah Al-Muzni, ia
mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Ubadah ibnus-Samit, lalu
berkata, "Ada suatu ayat Al-Qur'an yang akan aku tanyakan kepadamu yaitu
firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia.
(Yunus: 64); Ubadah ibnus-Samit menjawab, "Tiada seorang pun yang
menanyakannya sebelum kamu, aku pernah menanyakannya kepada Nabi dan beliau
mengatakan hal yang sama. yaitu: Tiada seorang pun yang menanyakannya sebelum
kamu, bahwa berita gembira itu adalah mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang
hamba mukmin dalam tidurnya atau diperlihatkan kepadanya.
ثُمَّ
رَوَاهُ مِنْ حَدِيثِ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ خَالِدٍ بْنِ
صَفْوان، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ؛ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي
الآخِرَةِ} فَقَدْ عَرَفْنَا بُشْرَى الْآخِرَةِ الْجَنَّةُ، فَمَا بُشْرَى
الدُّنْيَا؟ قَالَ: "الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْعَبْدُ أَوْ تُرَى لَهُ،
وَهِيَ جُزْءٌ مِنْ أَرْبَعَةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا أَوْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنَ
النُّبُوَّةِ"
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari hadis Musa ibnu Ubadah, dari Ayyub
ibnu Khalid ibnu Safwan, dari Ubadah ibnu Samit; ia pernah berkata kepada
Rasulullah Saw. mengenai firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di
dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus:
64) Ia mengatakan, "Kami telah mengetahui bahwa berita gembira di akhirat adalah
surga, maka apakah yang dimaksud dengan berita gembira di dunia?" Rasulullah
Saw. bersabda: Mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang hamba atau yang
diperlihatkan kepadanya. Mimpi yang baik itu merupakan suatu bagian dari empat
puluh empat atau tujuh puluh bagian dari kenabian.
قَالَ
[الْإِمَامُ] أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا بَهْز، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، حَدَّثَنَا
أَبُو عِمْرَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ؛ أَنَّهُ
قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الرَّجُلُ يَعْمَلُ الْعَمَلَ فَيَحْمَدُهُ النَّاسُ
عَلَيْهِ، وَيُثْنُونَ عَلَيْهِ بِهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ".
Imam Ahmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Bahz, telah
menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Abu Imran, dari
Abdullah ibnus Samit, dari Abu Zar, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah,
"Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan seorang lelaki yang melakukan amalnya,
lalu mendapat pujian dari manusia dan sanjungan mereka kepadanya atas amalnya
itu?" Maka Rasulullah Saw. menjawab: Hal itu adalah berita gembira yang
disegerakan untuk orang mukmin.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
قَالَ
أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا حَسَنٌ -يَعْنِي الْأَشْيَبَ -حَدَّثَنَا ابْنُ
لَهِيعة، حَدَّثَنَا دَرَّاج، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْر، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ}
قَالَ: "الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يُبَشَّرُهَا الْمُؤْمِنُ، هِيَ جُزْءٌ مِنْ
تِسْعَةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ، فَمَنْ رَأَى [ذَلِكَ]
فَلْيُخْبِرْ بِهَا، وَمَنْ رَأَى سِوَى ذَلِكَ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ
ليَحْزُنه، فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا، وَلِيُكَبِّرْ وَلَا يُخْبِرْ
بِهَا أَحَدًا"
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan (yakni
Al-Asy-yab), telah menceritakan kepada kami Ibnu kahi'ah. telah menceritakan
kepada kami Daraj dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abdullah ibnu Amr, dari
Rasulullah Saw. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Bagi
mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia (Yunus: 64) Lalu beliau
Saw. bersabda: Mimpi yang baik yang disampaikan kepada seorang mukmin sebagai
berita gembira baginya adalah suatu bagian dari empat puluh sembilan bagian dari
kenabian. Maka barang siapa yang melihat hal itu dalam mimpinya, hendaklah ia
menceritakannya. Dan barang siapa yang melihat selain itu, maka sesungguhnya hal
itu hanyalah dari setan dengan maksud untuk membuatnya bersedih hati. Untuk itu
hendaklah ia meludah ke arah kirinya sebanyak tiga kali seraya bertakbir, dan
janganlah ia menceritakan hal itu kepada seorang pun.
Para ahli hadis lainnya tidak mengetengahkannya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي يُونُسُ، أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْب، حَدَّثَنِي عَمْرُو
بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ دَرَّاجا أَبَا السَّمْحِ حَدَّثَهُ عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْر، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يبشَّرها الْمُؤْمِنُ، جُزْءٌ مِنْ
سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ".
Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Yunus, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Amr ibnul
Haris, bahwa Darij alias Abus Samah pernah menceritakan kepadanya hadis berikut
dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abdullah ibnu Amr, dari Rasulullah Saw.
Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Bagi mereka berita
gembira di dalam kehidupan di dunia (Yunus: 64)’ Lalu beliau Saw. bersabda:
Mimpi yang baik yang diperlihatkan kepada orang mukmin sebagai berita gembira
untuknya adalah suatu bagian dari empat puluh enam bagian dari kenabian.
قَالَ
أَيْضًا ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي حَاتِمٍ المؤدَّب،
حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
{لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ} قال:
"هي فِي
الدُّنْيَا الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْعَبْدُ أَوْ تُرَى لَهُ، وَهِيَ
فِي الْآخِرَةِ الْجَنَّةُ".
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu
Abu Hatim Al-Mu-addib. telah menceritakan kepada kami Ammar ibnu Muhammad, telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah. dari Nabi
Saw. sehubungan dengan firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64) Lalu
beliau Saw. bersabda: Di dunia berupa mimpi yang baik yang dilihat oleh
seorang hamba atau diperlihatkan kepadanya, sedangkan di akhirat berita gembira
itu adalah surga.
Kemudian Imam Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Abu Kuraib, dari Abu Bakar
ibnu Ayyasy, dari Abu Husain, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan
bahwa mimpi yang baik adalah berita gembira dari Allah, dan mimpi yang baik itu
merupakan salah satu dari kabar gembira. Demikianlah riwayatnya dari jalur ini
secara mauquf.
قَالَ
أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٍ،
عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ هِيَ الْبُشْرَى، يَرَاهَا
الْمُسْلِمُ أَوْ تُرَى لَهُ"
Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari
Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah
bersabda: Mimpi yang baik adalah berita gembira yang dilihat oleh orang
muslim atau diperlihatkan kepadanya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ حَمَّادٍ الدُّولابي، حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ، عَنِ أَبِيهِ، عَنْ سِبَاع
بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أُمِّ كُرْز الْكَعْبِيَّةِ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "ذَهَبَتِ النُّبُوَّةُ، وَبَقِيَتِ
الْمُبَشِّرَاتُ".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Hammad
Ad-Daulabi. telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ubaidillah ibnu Abu
Yazid, dari ayahnya, dari Siba' ibnu Sabit, dari Ummu Kuraiz Al-Ka’biyyah, bahwa
ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Kenabian telah tiada, dan yang
masih ada adalah berita-berita gembira (mimpi-mimpi yang baik).
Hal yang sama telah diriwayatkan bersumber dari Ibnu Mas'ud, Abu Hurairah,
Ibnu Abbas, Mujahid, Urwah ibnuz Zubair, Yahya ibnu Abu Kasir. Ibrahim
An-Nakha’i. Ata ibnu Abu Rabah. dan lain-lainnya, bahwa mereka menafsirkan hal
tersebut dengan arti mimpi yang baik.
Menurut pendapat lain. hal itu merupakan berita gembira dari para malaikat
buat orang mukmin di saat menjelang ajalnya, yaitu dengan menampakkan surga dan
ampunan kepadanya, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنزلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي
كُنْتُمْ تُوعَدُونَ نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي
الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا
تَدَّعُونَ نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ}
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah, "
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kalian merasa takut dan janganlah
kalian merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.” Kamilah Pelindung kalian dalam
kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian
inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Sebagai
hidangan (bagi kalian) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Fushshilat: 30-32)
Di dalam hadis Al-Barra r.a. disebutkan:
"أَنَّ
الْمُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ الْمَوْتُ، جَاءَهُ مَلَائِكَةٌ بِيضُ الْوُجُوهِ،
بِيضُ الثِّيَابِ، فَقَالُوا: اخْرُجِي أَيَّتُهَا الرُّوحُ الطَّيِّبَةُ إِلَى
رَوْحٍ وَرَيْحَانٍ، وَرَبٍّ غَيْرِ غَضْبَانَ. فَتَخْرُجُ مِنْ فَمِهِ، كَمَا
تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فَمِ السِّقَاءِ".
bahwa seorang mukmin itu apabila ajalnya telah habis, maka para malaikat
yang berwajah putih datang kepadanya dengan berpakaian serba putih, lalu mereka
mengatakan, "Keluarlah, hai roh yang baik, untuk menuju kepada ketenteraman dan
rezeki serta Tuhan yang tidak murka!" Maka keluarlah rohnya dari mulutnya,
sebagaimana tetesan air keluar mengalir dari mulut wadah minuman.
Adapun mengenai berita gembira bagi mereka di akhirat, maka hal ini adalah
seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya.
{لَا
يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ
الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ}
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat)
dan mereka disambut oleh para malaikat. (Para malaikat berkata),
"Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepada kalian.” (Al-Anbiya:
103)
{يَوْمَ
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan
sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan dan sebelah kanan mereka,
(dikatakan kepada mereka), "Pada hari ini ada berita gembira untuk
kalian, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang
kalian kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Al-Hadid:
12)
Adapun firman Allah Swt.
{لَا
تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ}
Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.
(Yunus: 64)
Maksudnya, janji ini tidak akan diubah, tidak akan diingkari, dan tidak akan
diganti; bahkan ditetapkan, dikukuhkan, dan pasti akan terjadi.
{ذَلِكَ
هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (Yunus: 64)