Tafsir Surat Al-Hijr, ayat 73-77


{فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ (73) فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ (74) إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ (75) وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ (76) إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ (77) }
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar­  benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap (dilalui manusia). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Allah Swt. berfirman:
{فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ}
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur. (Al-Hijr: 73)
Yang dimaksud dengan saihah ialah suara keras yang mengguntur menimpa mereka di saat matahari akan terbit. Selain itu kota tempat mereka tinggal diangkat ke langit, lalu dibalikkan, bagian atasnya di bawah dan bagian bawahnya di atas; setelah itu mereka dihujani oleh batu dari tanah liat yang keras. Dalam surat Hud telah diterangkan makna sijjil dengan keterangan yang cukup jelas, tidak perlu diulangi lagi di sini.
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memper­hatikan tanda-tanda. (Al-Hijr: 75)
Yakni sesungguhnya bekas-bekas azab masih tampak pada negeri-negeri itu bagi orang yang memperhatikannya dan memandangnya dengan pandangan mata dan hatinya.
Seperti yang dikatakan oleh Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (Al-Hijr: 75) Yaitu bagi orang-orang yang memandangnya dengan pandangan mata dan hatinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak, bahwa makna yang dimaksud ialah bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.
Qatadah mengatakan bahwa mutawassimin artinya orang-orang yang mengambil pelajaran.
Malik mengatakan dari sebagian ulama Madinah, bahwa mutawassimin artinya orang-orang yang merenungkannya.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ العَبْدي، عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "اتَّقُوا فِرَاسة الْمُؤْمِنِ، فَإِنَّهُ يَنْظُرُ بِنُورِ اللَّهِ". ثُمَّ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ}
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Kasir Al-Abdi, dari Amr ibnu Qais, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id secara marfu' yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Takutlah kalian kepada firasat orang mukmin, karena sesungguh­nya dia melihat dengan nur (cahaya) Allah. Kemudian Nabi Saw. membacakan firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang memperhatikannya. (Al-Hijr: 75)
Imam Turmuzi dan Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Amr ibnu Qais Al-Mala-i, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id. Imam Turmuzi mengatakan, "Kami tidak mengenal hadis ini kecuali hanya melalui jalur ini."
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ أَيْضًا: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الطُّوسِيُّ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا الْفُرَاتُ بْنُ السَّائِبِ، حَدَّثَنَا مَيْمُونُ بْنُ مِهْران، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اتَّقُوا فِرَاسَة الْمُؤْمِنِ؛ فَإِنَّ الْمُؤْمِنَ يَنْظُرُ بِنُورِ اللَّهِ"
Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Muhammad AtTusi, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Al-Furat ibnus Sa-ib, telah menceritakan kepada kami Maimun ibnu Mahran, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Takutlah kepada firasat orang mukmin, karena sesungguhnya orang mukmin itu memandang dengan nur (cahaya) Allah.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَبُو شُرَحْبِيلَ الحِمْصِيّ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا المُؤَمَّل بْنُ سَعِيدِ بْنِ يُوسُفَ الرَّحَبِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُعَلَّى أَسَدُ بْنُ وَدَاعَةَ الطَّائِيُّ، حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ مُنَبِّه، عَنْ طَاوُسِ بْنِ كَيْسَان، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "احْذَرُوا فِرَاسَةَ الْمُؤْمِنِ؛ فَإِنَّهُ يَنْظُرُ بِنُورِ اللَّهِ وَيَنْطِقُ بِتَوْفِيقِ اللَّهِ"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Syurahbil Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Al-Muammal ibnu Sa!id ibnu Yusuf Ar-Rahbi, telah menceritakan kepada kami Abul Ma'la Asad ibnu Wada'ah At-Ta-i, telah menceritakan kepada kami Wahb ibnu Munabbih, dariTawus ibnu Kaisan, dari Sauban yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Waspadalah kepada firasat orang mukmin, karena sesungguhnya dia memandang dengan nur Allah dan taufik-Nya.
قَالَ أَيْضًا: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ وَاصِلٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجَرْمِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ وَاصِلٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ الْمُزَلِّقُ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ لله عبادًا يَعْرِفُونَ النَّاسَ بِالتَّوَسُّمِ"
Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdul A'la ibnu Wasil, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Muhammad Al-Jurmi, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid ibnu Wasil, telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr Al-Muzliq, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang mengetahui hal ihwal orang lain melalui firasatnya.
وَرَوَاهُ الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ بَحْرٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجَرْمِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ -يُقَالُ لَهُ: ابْنُ الْمُزَلِّقِ، قَالَ: وَكَانَ ثِقَةً -عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ لِلَّهِ عِبَادًا يَعْرِفُونَ النَّاسَ بِالتَّوَسُّمِ"
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan dalam riwayatnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Bahr, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Muhammad Al-Jurmi, telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr yang dikenal dengan nama ibnul Muzliq, yang menurut Al-Bazzar dinilai siqah, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang dapat mengenal (mengetahui) orang lain melalui firasat(nya).
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّهَا لَبِسَبِيلٍ مُقِيمٍ}
Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). (Al-Hijr: 76)
Yakni sesungguhnya kota Sodom yang telah dibalikkan dan dilempari batu sijjil sehingga menjadi danau yang berbau busuk lagi kotor di jalan Mahya' itu masih tetap dilalui manusia sampai masa sekarang. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِم مُّصْبِحِينَ وَبِالَّليْلِ أَفَلا تَعْقِلُونَ}
Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi dan di waktu malam. Maka apakah kalian tidak memikirkan?. (Ash-Shaffat: 137-138)
Mujahid dan Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). (Al-Hijr: 76) Makna yang dimaksud ialah masih ada tanda-tandanya.
Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah bekas-bekas mereka masih tampak jelas dijalan yang dilalui.
Qatadah mengatakan pula bahwa tempat tinggal mereka masih terlihat tanda-tandanya di suatu daerah.
Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah bahwa nasib mereka telah ditetapkan di dalam Kitab yang nyata, yakni seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Swt.:
{وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ}
Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz). (Yasin: 12)
Akan tetapi, makna yang dimaksud tidaklah seperti apa yang dikatakannya dalam bab ini.
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (Al-Hijr: 77)
Sesungguhnya apa yang telah Kami perbuat terhadap kaum Lut—yaitu membinasakan dan menghancurkan mereka, serta Kami selamatkan Lut dan keluarganya dari azab itu— benar-benar terdapat tanda yang jelas -dan gamblang bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, bahwa Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman.

Popular posts from this blog

Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 1-5

Keajaiban Terapi Ruqyah

Tafsir Surat Al Mu’minun, ayat 99-100