Tafsir Surat Al-Isra, ayat 23-24
{وَقَضَى
رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّي ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا (24) }
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka,
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.”
Allah Swt. memerintahkan (kepada hamba-hamba-Nya) untuk menyembah Dia
semata, tiada sekutu bagi-Nya. Kata qada dalam ayat ini mengandung makna
perintah.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Waqada" bahwa
makna yang dimaksud ialah memerintahkan.
Hal yang sama dikatakan oleh Ubay ibnu Ka'b, Ibnu Mas'ud., dan Ad-Dahhak ibnu
Muzahim; mereka mengartikannya, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia."
Selanjutnya disebutkan perintah berbakti kepada kedua orang tua. Untuk itu
Allah Swt. berfirman:
{وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا}
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu. (Al-Isra: 23)
Yakni Allah memerintahkan kepadamu untuk berbuat baik kepada ibu bapakmu.
Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{أَنِ
اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ}
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. (Luqman: 14)
Adapun firman Allah Swt.:
{إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ}
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan 'ah'
kepada keduanya (Al-Isra: 23)
Artinya, janganlah kamu mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada keduanya,
sehingga kata 'ah' pun yang merupakan kata-kata buruk yang paling ringan tidak
diperbolehkan.
{وَلا
تَنْهَرْهُمَا}
dan janganlah kamu membentak mereka. (Al-Isra: 23)
Yakni janganlah kamu bersikap buruk kepada keduanya, seperti apa yang
dikatakan oleh Ata ibnu Abu Rabah sehubungan dengan makna firman-Nya: dan
janganlah kamu membentak mereka. (Al-Isra: 23) Maksudnya, janganlah kamu
menolakkan kedua tanganmu terhadap keduanya.
Setelah melarang mengeluarkan perkataan dan perbuatan buruk terhadap kedua
orang tua, Allah memerintahkan untuk berbuat baik dan bertutur sapa yang baik
kepada kedua. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{وَقُلْ
لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا}
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Al-Isra: 23)
Yaitu bertutur sapa yang baik dan lemah lembutlah kepada keduanya, serta
berlaku sopan santunlah kepada keduanya dengan perasaan penuh hormat dan
memuliakannya.
{وَاخْفِضْ
لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ}
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan.
(Al-Isra: 24)
Yakni berendah dirilah kamu dalam menghadapi keduanya.
{وَقُلْ
رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانِي صَغِيرًا}
dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Al-Isra: 24)
Maksudnya, berendah diriiah kepada keduanya di saat keduanya telah berusia
lanjut, dan doakanlah keduanya dengan doa ini bilamana keduanya telah meninggal
dunia.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa kemudian Allah menurunkan firman-Nya:
{مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ
كَانُوا أُولِي قُرْبَى}
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan
ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik. (At-Taubah: 113),
hingga akhir ayat.
Hadis-hadis yang menyebutkan tentang berbakti kepada kedua orang tua cukup
banyak, antara lain ialah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur dari
Anas dan lain-lainnya yang mengatakan bahwa pada suatu hari Nabi Saw. naik ke
atas mimbar, kemudian beliau mengucapkan kalimat Amin sebanyak tiga kali.
Maka ketika ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau aminkan?" Maka
Nabi Saw. menjawab:
"أَتَانِي
جِبْرِيلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ
يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ
امْرِئٍ دَخَلَ عَلَيْهِ شَهْرُ رَمَضَانَ ثُمَّ خَرَجَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ،
قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ
أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، قُلْ: آمِينَ.
فَقُلْتُ: آمِينَ"
Jibril datang kepadaku, lalu mengatakan, "Hai Muhammad, terhinalah seorang
lelaki yang namamu disebut di hadapannya, lalu ia tidak membaca salawat untukmu.
Ucapkanlah 'Amin'.” Maka saya mengucapkan Amin lalu Jibril berkata lagi,
"Terhinalah seorang lelaki yang memasuki bulan Ramadan, lalu ia keluar dari
bulan Ramadan dalam keadaan masih belum beroleh ampunan baginya. Katakanlah,
'Amin'.” Maka aku ucapkan Amin. Jibril melanjutkan perkataannya, "Terhinalah
seorang lelaki yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah seorangnya, lalu
keduanya tidak dapat memasukkannya ke surga. Katakanlah, 'Amin'.” Maka aku
ucapkan Amin.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هُشَيْم، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ،
أَخْبَرَنَا زُرَارَة بْنُ أَوْفَى، عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحَارِثِ -رَجُلٍ مِنْهُمْ
-أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَنْ
ضَمَّ يَتِيمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ إِلَى طَعَامِهِ وَشَرَابِهِ حَتَّى
يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ الْبَتَّةَ، وَمَنْ أَعْتَقَ
امْرَأً مُسْلِمًا كَانَ فَكَاكه مِنَ النَّارِ، يُجْزَى بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهُ
عُضْوًا مِنْهُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid, dari Zurarah ibnu Aufa, dari Malik ibnul
Haris, dari seorang lelaki yang tidak disebutkan .namanya, bahwa ia pernah
mendengar Nabi Saw. bersabda: Barang siapa yang menjamin makan dan minum
seorang anak yatim yang kedua orang tuanya muslim hingga anak yatim itu tidak
lagi memerlukan jaminannya, maka wajiblah surga baginya. Barang siapa yang
memerdekakan seorang budak muslim, maka akan menjadi tebusan baginya dari
neraka, setiap anggota tubuh budak itu membebaskan setiap anggota
tubuhnya.
Kemudian Imam Ahmad mengatakan:
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ زَيْدٍ
-فَذَكَرَ مَعْنَاهُ، إِلَّا أَنَّهُ قَالَ: عَنْ رَجُلٍ مِنْ قَوْمِهِ يُقَالُ
لَهُ: مَالِكُ أَوِ ابْنُ مَالِكٍ، وَزَادَ: "وَمَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ
أَحَدَهُمَا فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ"
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah, bahwa ia pernah mendengar Ali ibnu Zaid mengatakan hadis
ini, lalu Imam Ahmad menuturkan hadis yang semakna. Hanya dalam riwayat ini
disebutkan 'dari seorang lelaki dari kalangan kaumnya' yang dikenal dengan nama
Malik atau Ibnu Malik, dan ditambahkan dalam riwayat ini: Barang siapa yang
menjumpai kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya, lalu ia masuk
neraka, maka ia adalah orang yang dijauhkan oleh Allah (dari
rahmat-Nya).
Hadis lainnya Imam Ahmad mengatakan:
حَدَّثَنَا
عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ،
عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى عَنْ مَالِكِ بْنِ عَمْرٍو الْقُشَيْرِيِّ: سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَنْ أَعْتَقَ
رَقَبَةً مُسْلِمَةً فَهِيَ فِدَاؤُهُ مِنَ النَّارِ، مَكَانَ كُلِّ عَظْم مِنْ
عِظَامِهِ مُحَرّره بِعَظْمٍ مِنْ عِظَامِهِ، وَمَنْ أَدْرَكَ أَحَدَ وَالِدَيْهِ
ثُمَّ لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَنْ ضَمَّ
يَتِيمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ إِلَى طَعَامِهِ وَشَرَابِهِ حَتَّى
يُغْنِيَهُ اللَّهُ، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ"
telah menceritakan kepada kami Affan, dari Hammad ibnu Salamah, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid, dari Zurarah ibnu Aufa, dari Malik ibnu
Amr Al-Qusyairi bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barang
siapa yang memerdekakan seorang budak muslim, maka akan menjadi tebusannya dari
neraka, karena sesungguhnya setiap tulang dari budak itu akan membebaskan
setiap tulang (anggota tubuh)nya. Dan barang siapa yang menjumpai
salah seorang dari kedua orang tuanya, kemudian masih belum diberikan ampunan
baginya, maka semoga ia dijauhkan oleh Allah (dari rahmat-Nya). Dan
barang siapa yang menjamin makan dan minum seorang anak yatim yang kedua orang
tuanya muslim, hingga si anak yatim mendapat kecukupan dari Allah, maka wajiblah
surga baginya.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ سَمِعْتُ زُرَارَةَ بْنَ أَوْفَى يُحَدِّثُ
عَنْ أُبَيِّ بْنِ مَالِكٍ الْقُشَيْرِيِّ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا ثُمَّ دَخَلَ
النَّارَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ وَأَسْحَقَهُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj dan Muhammad
ibnu Ja'far; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari
Qatadah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Zurarah ibnu Aufa menceritakan
hadis berikut dari Abu Malik Al-Qusyairi yang menceritakan bahwa Nabi Saw.
pernah bersabda: Barang siapa yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah
seorang dari keduanya, kemudian ia masuk neraka sesudah itu, maka semoga ia
dijauhkan dari (rahmat) Allah dan semoga Allah memhinasakannya."
Abu Daud At-Tayalisi telah meriwayatkan dari Syu'bah dengan sanad yang sama,
tetapi di dalamnya ada beberapa tambahan lainnya.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، حَدَّثَنَا
سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "رَغِمَ أَنْفُ،
ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَحَدَهُمَا
أَوْ كِلَاهُمَا عِنْدَ الْكِبَرِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Abu Awwanah, telah menceritakan kepada kami Suhail ibnu
Abu Saleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Terhinalah seorang lelaki, terhinalah seorang lelaki, terhinalah seorang
lelaki yang menjumpai salah seorang dari kedua orang tuanya atau kedua-duanya
telah berusia lanjut dalam jaminannya, lalu ia tidak masuk surga.
Dari Jalur ini hadis berpredikat sahih, mereka tidak mengetengahkannya
selain Imam Muslim melalui Hadis Abu Awwanah, dan Jarir, dan Suiaiman ibnu
Bilal, dari Suhail dengan sanad yang sama.
Hadis lainnya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رِبعيّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ -قال أحمد: وهو أخو
إسماعيل بن عُلَيَّة، وَكَانَ يُفَضَّلُ عَلَى أَخِيهِ -عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "رَغِمَ أَنْفُ رِجْلٍ
ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ! وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ
شَهْرُ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ قبل يُغْفَرَ لَهُ! وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ
عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ" قَالَ رِبْعِيٌّ: لَا
أَعْلَمُهُ إِلَّا قَالَ: "أَحَدَهُمَا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rab'i ibnu Ibrahim
(saudara Ismail ibnu Ulayyah, dia lebih utama daripada saudaranya), dari Abdur
Rahman ibnu Ishaq, dari Sa'id Ibnu Abu Sa'id, dari Abu Hurairah yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Terhinalah seorang lelaki yang namaku
disebut di hadapannya, lalu tidak membaca salawat untukku. Dan terhinalah
seorang lelaki yang memasuki bulan Ramadan, lalu keluar darinya, sedangkan ia
masih belum mendapat ampunan baginya. Dan terhinalah seorang lelaki yang
menjumpai kedua orang tuanya telah berusia lanjut dalam jaminannya, lalu kedua
orang tuanya itu tidak dijadikannya sebagai perantara buat dirinya untuk masuk
surga.
Rab'i mengatakan, "Saya merasa yakin bahwa dia (Abdur Rahman ibnu Ishaq)
mengatakan pula, 'Atau salah seorang dari kedua orang tuanya'."
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Ibrahim Ad-Dauraqi, dari Rab'i
ibnu Ibrahim, kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa ditinjau dari jalur ini
hadis berpredikat garib.
Hadis lain.
وَقَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ الغَسِيل، حَدَّثَنَا أُسَيْدُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ أَبِيهِ،
عَلِيِّ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ وَهُوَ مَالِكُ بْنُ رَبِيعَةَ
السَّاعِدِيُّ، قَالَ: بَيْنَمَا أَنَا جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فَقَالَ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ بَعْدَ
مَوْتِهِمَا أَبَرُّهُمَا بِهِ؟ قَالَ: "نَعَمْ، خِصَالٌ أَرْبَعٌ: الصَّلَاةُ
عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا، وَإِكْرَامُ
صَدِيقِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا رَحِمَ لَكَ إِلَّا مِنْ
قِبَلِهِمَا، فَهُوَ الَّذِي بَقِيَ عَلَيْكَ بَعْدَ مَوْتِهِمَا مِنْ
بِرِّهِمَا"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah
menceritakan kepada kami Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman
ibnul Gasil, telah menceritakan kepada kami Usaid ibnu Ali. dari ayahnya, dari
Abu Ubaid, dari Abu Usail (yaitu Malik ibnu Rabi'ah As-Sa'idi) yang
menceritakan, "Ketika saya sedang duduk di hadapan Rasulullah Saw., tiba-tiba
datanglah seorang lelaki dari kalangan Ansar. Lalu lelaki itu bertanya, 'Wahai
Rasulullah, apakah masih ada jalan bagiku untuk berbakti kepada kedua orang
tuaku sepeninggal keduanya?' Rasulullah Saw. menjawab: 'Ya, masih ada empat
perkara, yaitu memohonkan rahmat bagi keduanya, memohonkan ampunan bagi
keduanya, melaksanakan wasiat keduanya, dan menghormati teman-teman keduanya
serta bersilaturahmi kepada orang yang tiada hubungan silaturahmi denganmu
kecuali melalui kedua orang tuamu. Hal itulah yang masih tersisa bagimu sebagai
jalan baktimu kepada kedua orang tuamu sesudah mereka tiada'.”
Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melaui hadis Abdur Rahman
ibnu Sulaiman (yaitu Ibnul Gasil) dengan sanad yang sama.
Hadis lainnya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوْحٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ؛ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ
إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
أَرَدْتُ الْغَزْوَ، وَجِئْتُكَ أَسْتَشِيرُكَ؟ فَقَالَ: "فَهَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟
" قَالَ. نَعَمْ.
فَقَالَ: "الْزَمْهَا. فَإِنَّ الْجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلَيْهَا ثُمَّ الثَّانِيَةَ،
ثُمَّ الثَّالِثَةَ فِي مَقَاعِدَ شَتَّى، كَمِثْلِ هَذَا الْقَوْلِ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu
Talhah ibnu Ubaid illah ibnu Abdur Rahman, dari ayahnya, dari Mu'awiyah ibnu
Jahimah As-Sulami, bahwa Jahimah pernah datang kepada Nabi Saw. lalu bertanya,
"Wahai Rasulullah, saya ingin berangkat berperang (di jalan Allah), dan saya
datang untuk meminta nasihat darimu." Rasulullah Saw. balik bertanya, "Apakah
kamu masih mempunyai ibu?" Jahimah menjawab, "Ya." Rasulullah Saw. bersabda:
Rawatlah ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah telapak
kakinya. Kemudian diajukan pertanyaan yang serupa dan jawaban yang serupa
untuk kedua kalinya hingga ketiga kalinya di tempat-tempat yang berlainan.
Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Juraij
dengan sanad yang sama.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا ابْنُ
عَيَّاشٍ، عَنْ بَحِير بْنُ سَعْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنِ
الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِ يَكْرِبَ الْكِنْدِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِآبَائِكُمْ، إِنَّ اللَّهَ
يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ، إِنَّ
اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِالْأَقْرَبِ
فَالْأَقْرَبِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnul Wahid,
telah menceritakan kepada kami Ibnu Iyasy dari Yahya ibnu Sa'd, dari Khalid ibnu
Ma'dan, dari Al-Miqdam ibnu Ma'di Kriba, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Sesungguhnya Allah telah menitipkan kepada kalian ayah-ayah kalian,
sesungguhnya Allah telah menitipkan kepada kalian ibu-ibu kalian, sesungguhnya
Allah telah menitipkan kepada kalian ibu-ibu kalian, sesungguhnya Allah telah
menitipkan kepada kalian ibu-ibu kalian, sesungguhnya Allah telah menitipkan
kepada kalian keluarga kalian yang terdekat, kemudian yang dekat (hubungan)
kekeluargaannya dengan kalian.
Ibnu Majah telah mengetengahkannya melalui hadis Abdullah ibnu Iyasy dengan
sanad yang sama.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانة، عَنِ
الْأَشْعَثِ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَنِي يَرْبُوعٍ قَالَ:
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْتُهُ وَهُوَ
يُكَلِّمُ النَّاسَ يَقُولُ: "يَدُ الْمُعْطِي [الْعُلْيَا] أُمَّكَ وَأَبَاكَ
وَأُخْتَكَ وَأَخَاكَ، ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ"
Ahmad telah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah
menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, dari Asy'as ibnu Salim, dari ayahnya, dari
seorang lelaki dari kalangan Bani Yarbu' yang mengatakan bahwa ia pernah datang
kepada Nabi Saw. dan mendengarkan beliau sedang berbicara dengan orang-orang.
Antara lain beliau bersabda: Orang yang paling utama menerima uluran
tangan(mu) ialah ibumu, bapakmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu,
kemudian saudaramu yang terdekat, lalu yang dekat (denganmu).
Hadis lain.
Al-Hafiz Abu Bakar Ahmad ibnu Amr ibnu Abdul Khaliq Al-Bazzar telah
mengatakan di dalam kitab Musnad-nya,
حَدَّثَنَا
إبراهيم ابن الْمُسْتَمِرِّ العُرُوقي، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ سُفْيَانَ،
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ لَيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ، عَنْ
عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيدة، عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ
رَجُلًا كَانَ فِي الطَّوَافِ حَامِلًا أُمَّهُ يَطُوفُ بِهَا، فَسَأَلَ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ أَدَّيْتُ حَقَّهَا؟ قَالَ: "لَا وَلَا
بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ" أَوْ كَمَا قَالَ.
telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Mustamir Al-Aruqi, telah
menceritakan kepada kami Amr ibnu Sufyan, telah menceritakan kepada kami
Al-Hasan ibnu Abu Ja'far, dari Lais ibnu Abu Sulaim, dari Alqamah ibnu Marsad,
dari Sulaiman ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa pernah ada seorang lelaki
sedang menggendong ibunya sambil melakukan tawaf, lalu lelaki itu bertanya
kepada Nabi Saw., "Apakah saya telah menunaikan haknya?" Nabi Saw. bersabda,
"Belum, masih belum menunaikannya barang sedikit pun," atau seperti apa
yang dimaksud oleh sabdanya.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan, "Kami tidak mengenal riwayat hadis ini
melainkan melalui jalur ini."
Menurut kami, Al-Hasan ibnu Ja'far orangnya berpredikat
daif.