Tafsir Surat Al-Isra, ayat 105-106
{وَإِذْ
قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي
أَرَيْنَاكَ إِلا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ
وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلا طُغْيَانًا كَبِيرًا (60) }
Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, "Sesungguhnya
(ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia." Dan Kami tidak menjadikan mimpi
yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan
(begitu pula) pohon kayu-yang terkutuk dalam Al-Qur'an. Dan Kami
menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar
kedurhakaan mereka.
Allah Swt. berfirman kepada Rasul-Nya yang di dalamnya terkandung anjuran
agar ia menyampaikan risalah-Nya (kepada umat manusia) dan memberitahukan
kepadanya bahwa Allah Swt. memeliharanya dari gangguan manusia. Sesungguhnya
Allah Mahakuasa atas manusia, dan mereka semuanya berada di dalam genggaman
kekuasaan-Nya serta tunduk di bawah keperkasaan dan kekuatan-Nya.
Mujahid, Urwah ibnuz Zubair, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan (ingatlah) ketika Kami
wahyukan kepadamu, "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala
manusia.” (Al-Isra: 60) Yakni Allah memelihara kamu dari gangguan mereka.
Firman Allah Swt.:
{وَمَا
جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلا فِتْنَةً لِلنَّاسِ}
Dan Kami tidak manjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu,
melainkan sebagai ujian bagi manusia. (Al-Isra: 60), hingga akhir ayat.
Imam bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah,
telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas,
sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang
telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia.
(Al-Isra: 60) Bahwa yang dimaksud dengan mimpi dalam ayat ini ialah
pemandangan yang diperlihatkan kepada Rasulullah Saw. di malam Isra. dan
(begitu pula) pohon kayu yang terkutuk di dalam Al-Qur'an. (Al-Isra:
60) Yang dimaksud ialah pohon zaqqum.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abdur Razzaq, dan
lain-lainnya, dari Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari ibnu Abbas.
Hal yang sama telah ditafsirkan oleh Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Al-Hasan,
Masruq, Ibrahim, Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid serta lain-lainnya yang
bukan hanya seorang, bahwa hal itu terjadi di malam Isra.
Dalam permulaan tafsir surat ini telah disebutkan hadis-hadis mengenai
Isra secara terperinci.
Dalam kisah Isra disebutkan bahwa ada segolongan orang menjadi murtad
dari agama yang hak setelah mendengar kisah ini; karena kisah ini tidak dapat
diterima oleh hati dan akal mereka, maka mereka mendustakannya. Akan tetapi,
Allah menjadikan kisah ini sebagai kekokohan iman dan keyakinan sebagian manusia
lainnya: Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{إِلا
فِتْنَةً}
melainkan sebagai ujian. (Al-Isra: 60)
Yakni sebagai cobaan dan ujian buat mereka.
Adapun yang dimaksud dengan pohon yang terkutuk ialah pohon zaqqum. Ketika
Rasulullah Saw. menceritakan kepada mereka bahwa beliau telah melihat surga dan
neraka serta melihat pula pohon kayu zaqqum, maka dengan spontan mereka
mendustakannya. Sehingga Abu Jahal — semoga laknat Allah menimpanya—mengatakan,
"Datangkanlah kepada kami buah kurma dan zubdah," lalu Abu Jahal
mencampuradukkan keduanya menjadi satu dan memakannya seraya berkata, "Marilah
kita buat zaqqum, kami tidak mengenal istilah zaqqum kecuali makanan (campuran
kurma dan zubdah) ini." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abbas, Masruq, Abu
Malik, Al-Hasan Al-Basri, dan lain-lainnya. Dan semua ulama yang mengatakan
bahwa mimpi tersebut adalah di malam Isra menafsirkan hal yang sama,
yaitu pohon kayu zaqqum (maksudnya pohon yang terkutuk itu adalah pohon
zaqqum).
Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan pohon yang terkutuk adalah
Bani Umayyah, maka pendapat ini garib lagi daif.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ia pernah mendengar hadis dari Muhammad ibnul
Hasan ibnu Zabalah, telah menceritakan kepada kami Abdul Muhaimin ibnu Abbas
ibnu Sahl ibnu Sa'd, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakekku yang
pernah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah melihat (dalam mimpinya) Bani
Fulan sedang berjingkrak-jingkrak seperti kera di atas mimbar beliau. Melihat60 hal itu Rasulullah Saw. bersedih hati, dan sejak saat itu beliau tidak pernah
tertawa sampai beliau wafat. Sehubungan dengan hal tersebut Allah Swt.
menurunkan firman-Nya: Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami
perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia. (Al-Isra: 60),
hingga akhir ayat.
Sanad hadis ini pun lemah sekali karena Muhammad ibnul Hasan ibnu Zabalah
berpredikat matruk, dan gurunya berpredikat daif pula. Karena
itulah maka ibnu Jarir memilih bahwa yang dimaksud dengan peristiwa itu terjadi
di malam Isra, dan bahwa pohon kayu yang terkuruk adalah pohon zaqqum.
Kemudian ibnu Jarir mengatakan, ia memilih pendapat ini dengan alasan karena
semua ulama ahli takwil telah sepakat mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi
dalam mimpi Nabi Saw. (yakni di malam Isra) dan pohon itu adalah pohon zaqqum.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَنُخَوِّفُهُمْ}
Dan Kami menakut-nakuti mereka. (Al-Isra: 60)
Yakni orang-orang kafir, dengan ancaman dan siksaan serta pembalasan.
{فَمَا
يَزِيدُهُمْ إِلا طُغْيَانًا كَبِيرًا}
tetapi demikian itu hanyalah menambah besar, kedurhakaan mereka.
(Al-Isra: 60)
Artinya, hal tersebut justru menambah mereka tenggelam di dalam kekafiran
dan kesesatannya, dan hal seperti ini merupakan penghinaan Allah terhadap
mereka.