Tafsir Surat Al-Isra, ayat 78-79
{أَقِمِ
الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ
قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا (78) وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ
نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79) }
.
Dirikanlah salat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh
itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebagian malam hari, salat
tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk mengerjakan salat-salat fardu
dalam waktunya masing-masing.
{أَقِمِ
الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ}
Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir. (Al-Isra: 78)
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan dulukusy syamsi ialah
tenggelamnya matahari, menurut ibnu Mas'ud, Mujahid, dan ibnu Zaid.
Hasyim telah meriwayatkan dari Mugirah, dari Asy-Sya'bi, dari ibnu Abbas,
bahwa yang dimaksud dengan dulukusy syams ialah sesudah matahari
tergelincir dari pertengahan langit.
Nafi' meriwayatkan pendapat ini dari Ibnu Umar, dan Malik di dalam tafsirnya
meriwayatkannya dari Az-Zuhri, dari Ibnu Umar.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Barzah Al-Aslami yang juga merupakan
riwayat lain dari Ibnu Mas'ud dan Mujahid.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan, Ad-Dahhak, Abu Ja'far Al-Baqir
serta Qatadah, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Di antara dalil yang mendukung pendapat ini ialah sebuah hadis yang
diriwayatkan melalui Ibnu Humaid:
عَنِ
الْحَكَمِ بْنِ بَشِيرٍ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي
لَيْلَى، [عَنْ رَجُلٍ]، عَنِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: دَعَوْتُ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ شَاءَ مِنْ أَصْحَابِهِ
فَطَعِمُوا عِنْدِي، ثُمَّ خَرَجُوا حِينَ زَالَتِ الشَّمْسُ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: "اخْرُجْ يَا أَبَا بَكْرٍ، فَهَذَا
حِينَ دلكت الشمس"
dari Al-Hakam ibnu Basyir, bahwa telah menceritakan kepada kami Amr ibnu
Qais, dari Ibnu Abu Laila, dari seorang lelaki, dari Jabir ibnu Abdullah yang
menceritakan bahwa ia pernah mengundang Rasulullah Saw. dan sebagian sahabat
yang dekat dengannya untuk suatu jamuan makan yang diadakannya. Mereka selesai
dari jamuan makan itu saat matahari tergelincir, lalu Rasulullah Saw. keluar dan
bersabda: Hai Abu Bakar, keluarlah, ini adalah saat matahari baru
tergelincir.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula melalui Sahl ibnu Bakkar, dari Abu
Uwwanah, dari Al-Aswad ibnu Qais, dari Nabih Al-Anazi, dari Jabir, dari
Rasulullah Saw. dengan lafaz yang semisal.
Dengan demikian, berarti ayat ini mengandung makna keterangan tentang salat
lima waktu.
*******************
Dan firman-Nya yang mengatakan:
{لِدُلُوكِ
الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ}
dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam. (Al-Isra:
78)
Yang dimaksud dengan gasaqil lail ialah gelapnya malam hari, dan
menurut pendapat lain artinya terbenamnya matahari. Dapat disimpulkan dari
makna ayat ini waktu lohor, asar, dan magrib serta isya.
Firman Allah Swt.:
{وَقُرْآنَ
الْفَجْرِ}
dan (dirikanlah pula salat) Subuh. (Al-Isra: 78)
Yang dimaksud dengan qura-nal fajri ialah salat Subuh.
Telah disebutkan di dalam sunnah dari Rasulullah Saw. secara mutawatir
melalui perbuatan dan ucapannya yang merincikan waktu-waktu salat tersebut,
seperti apa yang sekarang dilakukan oleh semua pemeluk agama Islam. Mereka
menerimanya secara turun-temurun dari suatu generasi ke generasi lain yang
sesudahnya. Penjelasan secara rinci mengenai hal ini disebutkan di dalam
bagiannya sendiri (yaitu kitab-kitab fiqih).
{إِنَّ
قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا}
Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Al- Isra:
78)
قَالَ
الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ -وَعَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: {إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ
مَشْهُودًا} قَالَ: "تَشْهَدُهُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ
النَّهَارِ"
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud, dan ia juga
telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw.
sehubungan dengan makna firman-Nya: dan (dirikanlah pula salat) Subuh,
sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isra: 78)
Bahwa salat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat yang telah bertugas di
malam hari dan para malaikat yang akan bertugas di siang hari.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ
-وَسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "فَضْلُ صَلَاةِ الْجَمِيعِ عَلَى صَلَاةِ
الْوَاحِدِ خَمْسٌ وَعِشْرُونَ دَرَجَةً، وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ". وَيَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ:
اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ
مَشْهُودًا}
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu
Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada
kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah dan Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu
Hurairah r.a., bahwa Nabi Saw. telah bersabda: Keutamaan salat berjamaah atas
salat sendirian ialah dua puluh lima derajat, dan malaikat yang bertugas di
malam hari dan yang bertugas di siang hari berkumpul dalam salat Subuh.
Kemudian Abu Hurairah berkata, "Bacalah jika kalian suka membacanya," yaitu
firman Allah Swt.: dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya
salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isra: 78)
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ
إِبْرَاهِيمَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ -وَحَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ: {وَقُرْآنَ
الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا} قَالَ: "تَشْهَدُهُ
مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ، وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Asbat telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi
Saw. Dan telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu
Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: dan
(dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan
(oleh malaikat). (Al-Isra: 78) Nabi Saw. bersabda: Salat Subuh disaksikan
oleh para malaikat yang telah bertugas di malam hari dan para malaikat yang akan
bertugas di siang hari.
Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya dari Ubaid ibnu
Asbat ibnu Muhammad, dari ayahnya dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis ini sahih hasan.
Menurut lafaz lain yang ada di dalam kitab Sahihain melalui jalur
Malik, dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang
telah bersabda:
"
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ،
وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَفِي صَلَاةِ الْعَصْرِ، فَيَعْرُجُ
الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ -وَهُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ -كَيْفَ
تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ،
وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ"
Malaikat malam hari dan malaikat siang hari silih berganti kepada kalian,
dan mereka bersua di dalam salat Subuh dan salat Asar, kemudian para malaikat
yang bertugas pada kalian di malam hari naik (ke langit), lalu Tuhan
mereka Yang lebih mengetahui menanyai mereka tentang kalian, "Bagaimanakah
keadaan hamba-hamba-Ku saat kalian tinggalkan?” Mereka menjawab, "Kami datangi
mereka sedang mengerjakan salat, dan kami tinggalkan mereka sedang mengerjakan
salat.”
Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan bahwa kedua malaikat penjaga bersua dalam
salat Subuh. Para malaikat yang telah berjaga naik ke langit, sedangkan para
malaikat yang baru datang tetap tinggal menggantikannya. Hai yang sama telah
dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Mujahid, Qatadah serta lain-lainnya yang
bukan hanya seorang sehubungan dengan tafsir ayat ini.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam bab ini ia
ketengahkan melalui hadis Al-Lais ibnu Sa'd, dari Ziyadah, dari Muhammad ibnu
Ka'b A!-Qurazi, dari Fudalah ibnu Ubaid, dari Abu Darda, dari Rasulullah Saw.
lalu ia menyebutkan tentang hadis turunnya para malaikat penjaga itu, yang di
dalamnya antara lain disebutkan bahwa Allah Swt. berfirman:
"مَنْ
يَسْتَغْفِرْنِي أَغْفِرْ لَهُ، مَنْ يَسْأَلْنِي أُعْطِهِ، مَنْ يَدْعُنِي
فَأَسْتَجِيبَ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ"
Barang siapa yang meminta ampun kepada-Ku, Aku memberikan ampun baginya;
dan barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan memberinya; dan barang siapa
yang berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankan baginya hingga fajar
terbit.
Karena itulah maka dalam ayat ini disebutkan oleh Firman-Nya: dan
(dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan
(oleh malaikat). (Al-Isra: 78) Allah menyaksikannya, begitu pula para
malaikat malam hari dan para malaikat siang hari.
Adanya tambahan ini dalam riwayat Ibnu Jarir, hanya dia sendirilah yang
meriwayatkannya, dan ia mempunyai syahid yang mengatakan ini
terdapat di dalam kitab Sunnah Abu Daud.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمِنَ
اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ}
Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu. (Al-Isra: 79)
Ayat ini merupakan perintah dari Allah kepada Nabi Saw. untuk mengerjakan
salat sunat malam hari sesudah salat fardu.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis melalui Abu
Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa Rasulullah Saw., pernah ditanya
mengenai salat yang paling utama sesudah salat fardu. Maka beliau Saw. menjawab
melalui sabdanya:
"صَلَاةُ
اللَّيْلِ"
salat sunat malam hari.
Karena itulah maka Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk
menghidupkan malam hari dengan salat sunat tahajud. Makna tahajud ialah
salat yang dikerjakan sesudah tidur. Demikianlah menurut pendapat Alqamah,
Al-Aswad, Ibrahim An-Nakha'i, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Dan
inilah pengertian yang dikenal di dalam bahasa Arab. Hal yang sama telah
disebutkan di dalam banyak hadis dari Rasulullah Saw. yang menyebutkan bahwa
beliau melakukan salat tahajudnya sesudah tidur. Hal ini diriwayatkan melalui
Ibnu Abbas dan Siti Aisyah serta sahabat-sahabat lainnya, semuanya itu
diterangkan secara rinci di tempatnya sendiri.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa tahajud ialah salat yang dilakukan
sesudah salat Isya. Pendapat ini mempunyai interpretasi salat yang dikerjakan
sesudah tidur terlebih dahulu.
Para ulama berbeda pendapat mengenai makna firman-Nya:
{نَافِلَةً
لَكَ}
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. (Al-Isra: 79)
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah bahwa Engkau secara khusus
wajib melakukan hal itu. Maka mereka menganggapnya sebagai suatu kewajiban
khusus bagi Nabi Saw. sendiri, tidak bagi umatnya. Demikianlah menurut pendapat
yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas. Inilah yang dikatakan oleh
salah satu pendapat di antara dua pendapat yang ada di kalangan ulama, juga
menurut salah satu pendapat Imam Syafi'i, dan pendapat inilah yang dipilih oleh
Ibnu Jarir.
Menurut pendapat lain, susungguhnya mengerjakan salat sunat malam hari
dianggap sebagai ibadah tambahan khusus baginya, mengingat semua dosa Nabi Saw.
telah diampuni, baik yang terdahulu maupun yang kemudian. Sedangkan bagi selain
Nabi Saw. — yaitu umatnya — salat sunat itu dapat menghapuskan dosa-dosanya.
Demikianlah menurut Mujahid. Pendapat ini disebutkan di dalam kitab Musnad
melalui riwayat Abu Umamah Al-Bahlil r.a.
Firman Allah Swt.:
{عَسَى
أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا}
mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
(Al-Isra: 79)
Aku lakukan perintah ini kepadamu untuk menempatkanmu di hari kiamat kelak
pada kedudukan yang terpuji. Semua makhluk akan memujimu, begitu pula Tuhan yang
menciptakan mereka semua.
Ibnu Jarir mengatakan, kebanyakan ulama ahli takwil mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan kedudukan yang terpuji ini ialah kedudukan yang diperoleh Nabi
Saw. pada hari kiamat nanti, yaitu memberikan syafaat bagi umat manusia, agar
Tuhan mereka membebaskan mereka dari kesengsaraan hari itu.
Pendapat
ulama yang mengatakannya sebagai kedudukan syafaat
حَدَّثَنَا
ابْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي
إسحاق، عن صِلَةَ
بْنِ زُفَر، عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: يُجْمَعُ النَّاسُ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ،
يُسْمِعُهُمُ الدَّاعِي وَيَنْفُذُهُمُ الْبَصَرُ، حُفَاةً عُراة كَمَا خُلِقُوا
قِيَامًا، لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يُنَادَى: يَا مُحَمَّدُ،
فَيَقُولُ: "لَبَّيْكَ وسعدَيك، وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ
إِلَيْكَ، وَالْمَهْدِيُّ مَنْ هَدَيْت، وَعَبْدُكَ بَيْنَ يَدَيْكَ، وَبِكَ
وَإِلَيْكَ، لَا مَنْجَى وَلَا مَلْجَأَ مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ
وَتَعَالَيْتَ، سُبْحَانَكَ رَبَّ الْبَيْتِ".
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami
Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Silah
ibnu Zufar, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa manusia (kelak di hari kiamat)
dikumpulkan di suatu tempat yang datar, suara penyeru terdengar oleh mereka dan
pandangan mata mereka tembus (tiada yang menghalanginya). Mereka semua dalam
keadaan telanjang dan tak beralas kaki, persis seperti ketika mereka baru
dicipta-kan (dilahirkan). Mereka semua dalam keadaan berdiri, tiada seorang pun
yang berani berbicara melainkan dengan seizin-Nya. Allah Swt. berseru, "Hai
Muhammad!" Nabi Saw. menjawab: Labbaika wa sa'daika, semua kebaikan berada di
Tangan-Mu, dan semua keburukan tidak pantas disandarkan kepada-Mu. Orang
yang beroleh hidayah hanyalah orang yang Engkau beri hidayah. Hamba-Mu sekarang
berada di hadapan-Mu, berasal dari (ciptaan)-Mu dan kembali
kepada-Mu. Tiada jalan selamat dan tiada tempat berlindung dari murka-Mu kecuali
hanya kepada-Mu. Mahasuci lagi Mahatinggi dan Mahaagung Engkau, wahai Tuhan
Pemilik Ka'bah.”
Inilah yang dimaksud dengan kedudukan terpuji yang disebutkan oleh Allah Swt.
dalam firman-Nya itu.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Bandar, dari Gundar, dari Syu'bah,
dari Abu Ishaq dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan pula
oleh Abdur Razzaq, dari Ma'mar dan As-Sauri, dari Abu Ishaq dengan sanad yang
sama.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa kedudukan yang terpuji ini adalah kedudukan
syafaat. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid.
Pendapat yang sama dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri.
Qatadah mengatakan bahwa Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula dibangkitkan
dari kuburnya di hari kiamat, dan beliau adalah orang yang mula-mula memberi
syafaat.
Ahlul 'ilmi berpendapat bahwa hal inilah yang dimaksud oleh Allah
dengan kedudukan yang terpuji di dalam firman-Nya: mudah-mudah Tuhanmu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79)
Menurut kami, sesungguhnya Rasulullah Saw. mempunyai beberapa kemuliaan di
hari kiamat yang tidak ada seorang pun yang menandinginya. Sebagaimana beliau
pun memiliki beberapa keutamaan yang tiada seorang pun dapat menyainginya, yaitu
seperti berikut:
-
Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula dibangkitkan dari kuburnya.
-
Nabi Saw. dibangkitkan dalam keadaan berkendaraan menuju Padang Mahsyar.
-
Nabi Saw. adalah pemegang panji yang bernaung di bawahnya Nabi Adam a.s. dan nabi-nabi lain sesudahnya, semuanya berada di bawah panjinya.
-
Nabi Saw. mempunyai telaga (Kausar) yang di tempat perhentian itu tiada sesuatu pun yang lebih banyak pendatangnya daripada telaga yang dimilikinya.
-
Nabi Saw. pemegang syafa'atul 'uzma di sisi Allah agar Allah mau datang untuk memutuskan peradilan di antara makhluk-Nya. Yang demikian itu terjadi sesudah semua manusia meminta kepada Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, lalu Isa; masing-masing dari mereka mengatakan, "Saya bukanlah orangnya.”Akhirnya mereka datang kepada Nabi Muhammad Saw. Maka Nabi Saw. bersabda: Akulah orangnya, akulah orangnya. Mengenai pembahasan masalah ini kami sebutkan nanti secara rinci.
-
Keistimewaan lainnya yang dimiliki oleh Nabi Saw. ialah memberikan syafaat kepada sejumlah kaum, padahal kaum-kaum itu telah diperintahkan untuk diseret ke dalam neraka, akhirnya mereka diselamatkan darinya.
-
Umat Nabi Saw. adalah umat yang paling pertama menerima ke-putusan dari Allah dalam peradilan-Nya di antara sesama mereka. Dan mereka adalah umat yang mula-mula melewati sirat bersama nabinya.
-
Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula diberi syafaat oleh Allah untuk masuk ke dalam surga, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih Muslim. Di dalam hadis sur (sangkakala) disebutkan bahwa semua orang mukmin tidak dapat masuk surga kecuali dengan syafaat dari Nabi Saw. Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula masuk surga bersama umatnya sebelum umat-umat lainnya.
-
Nabi Saw. memberikan syafaat untuk meninggikan derajat sejumlah kaum yang amal perbuatan mereka tidak dapat mencapainya.
-
Nabi Saw. adalah pemilik wasilah yang merupakan kedudukan tertinggi di surga. Kedudukan ini tidak layak disandang kecuali hanya oleh Nabi Saw. sendiri.
-
Apabila Allah Swt. telah memberikan izin untuk memberi syafaat kepada orang-orang yang durhaka, maka barulah para malaikat, para nabi, dan kaum mukmin memberikan syafaatnya masing-masing. Nabi Saw. memberikan syafaatnya kepada sejumlah besar makhluk yang tiada seorang pun mengetahui bilangannya kecuali hanya Allah Swt. Tiada seorang pun yang dapat menyamainya dan setara dengan dia dalam hal memberi syafaat.
Saya telah menjelaskan masalah ini secara rinci di dalam kitab As-Sirah
pada Bab "Al-Khasais" (kitab lain karya tulis Ibnu Kasir). Berikut ini akan
kami ketengahkan hadis-hadis yang menyebutkan tentang Kedudukan yang Terpuji
ini.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Aban,
telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Adam ibnu Ali; ia pernah
mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa sesungguhnya manusia itu kelak di hari
kiamat semuanya berlutut, setiap umat mengikuti nabinya masing-masing. Mereka
mengatakan, "Hai Fulan, berilah syafaat. Hai Fulan, berilah syafaat!" Hingga
sampailah syafaat kepada Nabi Saw., hanya dialah yang dapat memberikannya. Yang
demikian itu terjadi di hari Allah mendudukkannya di tempat yang terpuji.
Hamzah ibnu Abdullah meriwayatkannya dari ayahnya, dari Nabi Saw.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ،
حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ اللَّيْثِ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ
بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ أَنَّهُ قَالَ: سَمِعْتُ حَمْزَةَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عُمَرَ يَقُولُ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "إِنَّ الشَّمْسَ لَتدنو حَتَّى
يَبْلُغَ العَرَقُ نصفَ الْأُذُنِ، فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا
بِآدَمَ، فَيَقُولُ: لَسْتُ صَاحِبَ ذَلِكَ، ثُمَّ بِمُوسَى فَيَقُولُ كَذَلِكَ،
ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ فَيَشْفَعُ بَيْنَ الْخَلْقِ ، فَيَمْشِي حَتَّى يَأْخُذَ
بِحَلْقَةِ بَابِ الْجَنَّةِ، فَيَوْمَئِذٍ يَبْعَثُهُ اللَّهُ مَقَامًا
مَحْمُودًا".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abdullah
ibnu Abdul Hakam, telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnul Lais, telah
menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Ubaidillah ibnu Abu Ja'far yang
mengatakan, ia pernah mendengar Hamzah ibnu Abdullah ibnu Umar mengatakan bahwa
ia pernah mendengar Abdullah ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: Sesungguhnya matahari (kelak di hari kiamat) benar-benar
dekat sehingga keringat (manusia) sampai sebatas pertengahan telinga
(mereka). Ketika mereka dalam keadaan demikian, mereka meminta tolong
kepada Adam, maka Adam menjawab, "Saya bukanlah orang yang memiliki syafaat
itu." Kemudian kepada Musa. Musa menjawab dengan kata-kata yang sama
(seperti yang dikatakan Adam). Dan akhirnya kepada Nabi Muhammad Saw.
Maka Nabi Saw. memberikah syafaatnya kepada makhluk. Lalu beliau berjalan
(menuju surga) dan memegang halgah (pegangan) pintu surga. Pada
saat itulah Allah menempatkannya pada kedudukan yang terpuji.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Bab "Zakat"
melalui Yahya ibnu Bukair dan Alqamah, dari Abdullah ibnu Saleh, keduanya dari
Al-Lais ibnu Sa'd dengan sanad yang sama. Hanya dalam riwayat ini ditambahkan:
"فَيَوْمَئِذٍ
يَبْعَثُهُ اللَّهُ مَقَامًا محمودًا، بحمده أَهْلُ الْجَمْعِ
كُلُّهُمْ".
bahwa pada hari itu Allah menempatkannya pada kedudukan yang terpuji,
semua makhluk yang ada di tempat pemberhentian memujinya.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: وَحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاش، حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي
حَمْزة، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ المُنْكَدِر، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ؛ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ قَالَ حِينَ
يَسْمَعُ النِّدَاءَ: اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ،
وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ،
وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حَلَّت لَهُ شَفَاعَتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ".
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami Ali ibnu Ayyasy,
telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnu Abu Hamzah, dari Muhammad ibnul
Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Barangsiapa yang mengucapkan doa berikut ketika mendengar suara azan, yaitu:
"Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna ini dan salat yang didirikan, berikanlah
kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, dan angkatlah dia ke kedudukan yang
terpuji seperti yang telah Engkau janjikan kepadanya, " maka ia akan mendapat
syafaatku kelak di hari kiamat.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara munfarid, tanpa Imam
Muslim.
Hadis Ubay ibnu Ka'b.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْأَزْدِيُّ، حَدَّثَنَا زُهَيْرِ
بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، عَنِ
الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، كَنْتُ
إِمَامَ الْأَنْبِيَاءِ وَخَطِيبَهُمْ، وَصَاحِبَ شَفَاعَتِهِمْ غَيْرَ
فَخْر
Imam Ahmad telah mengatakan,, telah menceritakan kepada kami Abu Amir
Al-Azdi, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu Muhammad, dari Abdullah ibnu
Muhammad ibnu Aqil, dari At-Tufail ibnu Ubay ibnu Ka'b, dari ayahnya, dari Nabi
Saw. yang telah bersabda: Apabila hari kiamat tiba, saya menjadi pemimpin
para nabi, khatib (pembicara) mereka, dan pemilik syafaat mereka, tanpa
membanggakan diri.
Imam Turmuzi mengetengahkan hadis ini melalui riwayat Abu Amir Abdul Malik
ibnu Amr Al-Aqdi. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnu Muhammad ibnu Aqil
dengan sanad yang sama.
Dalam pembahasan terdahulu dalam hadis Ubay ibnu Ka'b mengenai bacaan
Al-Qur'an yang terdiri atas tujuh dialek disebutkan bahwa di akhir hadis
tersebut dikatakan:
"فَقُلْتُ:
اللَّهُمَّ، اغْفِرْ لِأُمَّتِي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّتِي، وَأَخَّرْتُ
الثَّالِثَةَ لِيَوْمٍ يَرْغَبُ إِلَيَّ فِيهِ الْخَلْقُ، حَتَّى إبراهيم عليه
السلام"
Maka aku .berdoa, "Ya Allah, berilah ampun kepada umatku. Ya Allah,
berilah ampun kepada umatku, " dan aku tangguhkan permintaan yang ketiga buat
suatu hari yang di hari itu semua makhluk memerlukan pertolonganku hingga Nabi
Ibrahim a.s.
Hadis Anas ibnu Malik.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ
أَبِي عَرُوبة، حَدَّثَنَا قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَجْتَمِعُ الْمُؤْمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
فَيُلْهَمُونَ ذَلِكَ فَيَقُولُونَ: لَوِ اسْتَشْفَعْنَا إِلَى رَبِّنَا،
فَأَرَاحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا. فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: يَا آدَمُ،
أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ، خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَأَسْجَدَ لَكَ
مَلَائِكَتَهُ، وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ، فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ
حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا. فَيَقُولُ لَهُمْ آدَمُ: لَسْتُ
هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ ذَنْبَهُ الَّذِي أَصَابَ، فَيَسْتَحْيِي رَبَّهُ، عَزَّ
وَجَلَّ، مِنْ ذَلِكَ، وَيَقُولُ: وَلَكِنِ ائْتُوا نُوحًا، فَإِنَّهُ أَوَّلُ
رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ. فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُ:
لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ خَطِيئَةَ سُؤَالَهُ رَبَّهُ مَا لَيْسَ لَهُ بِهِ
عِلْمٌ، فَيَسْتَحْيِي رَبَّهُ مِنْ ذَلِكَ، وَلَكِنِ ائْتُوا إِبْرَاهِيمَ خَلِيلَ
الرَّحْمَنِ. فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَلَكِنِ ائْتُوا مُوسَى،
عَبْدًا كَلَّمَهُ اللَّهُ، وَأَعْطَاهُ التَّوْرَاةَ. فَيَأْتُونَ مُوسَى
فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ لَهُمُ النَّفْسَ الَّتِي قَتَلَ بِغَيْرِ
نَفْسٍ فَيَسْتَحْيِي رَبَّهُ مِنْ ذَلِكَ، وَلَكِنِ ائْتُوا عِيسَى عَبْدَ اللَّهِ
وَرَسُولَهُ، وَكَلِمَتَهُ وَرُوحَهُ، فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ: لَسْتُ
هُنَاكُمْ، وَلَكِنِ ائْتُوا مُحَمَّدًا عَبْدًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ فَيَأْتُونِي". قَالَ الْحَسَنُ هَذَا الْحَرْفُ:
"فَأَقُومُ فَأَمْشِي بَيْنَ سِماطين مِنَ الْمُؤْمِنِينَ". قَالَ أَنَسٌ: "حَتَّى
أَسْتَأْذِنَ عَلَى رَبِّي، فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ لَهُ -أَوْ: خَرَرْتُ
-سَاجِدًا لِرَبِّي، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي". قَالَ: "ثُمَّ
يُقَالُ: ارْفَعْ مُحَمَّدُ، قُلْ يُسْمَعْ، وَاشْفَعْ تَشَفَّعْ، وَسَلْ تُعْطَهُ.
فَأَرْفَعُ رَأْسِي، فَأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنيه، ثُمَّ أَشْفَعُ
فَيَحُدُّ لِي حَدًّا، فَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ": "ثُمَّ أَعُودُ إِلَيْهِ
الثَّانِيَةَ، فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ -أَوْ: خَرَرْتُ -سَاجِدًا
لِرَبِّي، فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي. ثُمَّ يُقَالُ: ارْفَعْ
مُحَمَّدُ، قُلْ يُسْمَعْ، وَسَلْ تُعْطَهُ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَرْفَعُ
رَأْسِي فَأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنيه، ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي
حَدًّا، فَأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ، ثُمَّ أَعُودُ فِي الثَّالِثَةِ؛ فَإِذَا
رَأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ -أَوْ: خَرَرْتُ -سَاجِدًا لِرَبِّي، فَيَدَعُنِي مَا
شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي، ثُمَّ يُقَالُ: ارْفَعْ مُحَمَّدُ، قُلْ يُسْمَعْ،
وَسَلْ تُعْطَهُ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُهُ
بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنيه ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا فَأُدْخِلُهُمُ
الْجَنَّةَ. ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَقُولُ: يَا رَبِّ، مَا بَقِيَ إِلَّا
مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ". فَحَدَّثَنَا أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "فَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ:
"لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ" وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ
شَعِيْرَةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ"
وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّة ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ
النَّارِ مَنْ قَالَ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ" وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ
الْخَيْرِ مَا يَزِنُ ذَرَّةً".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, telah
menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Arubah, telah menceritakan kepada kami
Qatadah, dari Anas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: bahwa pada hari
kiamat orang-orang mukmin berkumpul setelah mereka mengalami penderitaan
tersebut. Lalu mereka berkata, "Sebaiknya kita meminta syafaat kepada Tuhan,
agar Dia membebaskan kita dari tempat yang penuh dengan penderitaan ini." Maka
mereka datang kepada Adam dan berkata, "Hai Adam, engkau adalah bapak manusia,
Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya sendiri, dan memerintahkan para
malaikat untuk bersujud kepadamu, serta Allah telah mengajarkan kepadamu nama
segala sesuatu. Maka mohonkanlah syafaat buat kami kepada Tuhanmu agar Dia
membebaskan kita dari tempat kita ini." Nabi Adam menjawab mereka, "Saya
bukanlah orang yang kalian harapkan", lalu Adam menyebutkan dosa yang pernah
dilakukannya, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan Yang Mahaagung lagi Mahamulia
untuk meminta syafaat itu. Lalu ia berkata, "Sebaiknya kalian datang kepada Nuh,
karena dia adalah rasul yang mula-mula diutus oleh Allah untuk penduduk bumi."
Maka mereka datang kepada Nabi Nuh, lalu ia menjawab, "Saya bukanlah orang yang
dapat kalian harapkan," kemudian Nabi Nuh menyebutkan suatu kesalahan, yaitu ia
pernah meminta kepada Tuhan sesuatu yang tiada pengetahuan baginya tentang hal
ifu, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan untuk meminta syafaat yang mereka
minta itu. Dan Nuh a.s. mengatakan, "Sebaiknya kalian pergi kepada Nabi Ibrahim
a.s., kekasih Tuhan Yang Maha Pemurah." Mereka datang kepada Nabi Ibrahim a.s.,
tetapi Nabi Ibrahim a.s. menjawab, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan.
Sebaiknya datanglah kalian kepada Musa, seorang hamba yang pernah diajak bicara
langsung oleh Allah dan Allah telah memberinya kitab Taurat." Mereka datang
kepada Musa, tetapi Musa menjawab, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan,"
lalu Musa menyebutkan bahwa ia pernah membunuh seseorang tanpa mendapat balasan
qisas, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan untuk meminta syafaat yang mereka
kehendaki itu. Dan ia mengatakan, "Sebaiknya datanglah kalian kepada Isa, hamba
dan Rasul Allah, serta kalimah dan roh-Nya." Mereka datang kepada Isa, tetapi
Isa berkata, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan. Sebaiknya datanglah
kamu kepada Muhammad, seorang hamba yang telah diberi ampun oleh Allah Swt. atas
semua dosanya yang terdahulu dan yang kemudian." Mereka datang kepadaku —
menurut Al-Hasan terjadi perubahan dalam ungkapan hadis —, lalu aku bangkit
dan berjalan di antara dua barisan kaum mukmin -— Anas melanjutkan
kisahnya—sehingga aku menghadap kepada Tuhan dan meminta izin untuk bersua
dengan-Nya. Manakala aku melihat Tuhanku, maka aku menjatuhkan diri
(menyungkur) bersujud kepada Tuhanku, dan Tuhanku membiarkan diriku dalam
keadaan seperti itu selama apa yang Dia kehendaki. Kemudian Allah Swt.
berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah mukamu. Katakanlah, perkataanmu didengar.
Dan mintalah syafaat, kamu diberi izin untuk memberi syafaat. Dan mintalah,
pasti kamu diberi apa yang kamu minta!" Maka aku mengangkat mukaku dan
memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Lalu aku memberi syafaat,
dan Allah memberikan batasan jumlah tertentu kepadaku, maka aku masukkan mereka
ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada-Nya untuk kedua kalinya; dan apabila
aku melihat-Nya, maka aku menjatuhkan diri atau menyungkur bersujud kepada-Nya,
dan Dia membiarkan diriku dalam keadaan demikian selama apa yang
dikehendaki-Nya. Lalu Allah Swt. berfirman, "Angkatlah mukamu, hai Muhammad.
Katakanlah, perkataanmu pasti didengar. Mintalah, permintaanmu pasti dikabulkan.
Dan mintalah syafaat, engkau akan diberi izin untuk memberi syafaat!" Maka aku
mengangkat mukaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku.
Kemudian aku memberi syafaat, dan Dia memberikan batasan kepadaku jumlah
tertentu, lalu aku masukkan mereka ke dalam surga. Kemudian aku kembali
kepada-Nya untuk ketiga kalinya; dan manakala aku melihat-Nya, maka aku
menjatuhkan diri atau menyungkur bersujud kepada-Nya. Dia membiarkan diriku
dalam keadaan seperti itu selama apa yang Dia kehendaki. Sesudah itu Allah Swt.
berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah mukamu. Katakanlah, perkataanmu pasti di
dengar. Mintalah, permintaanmu pasti diberikan. Dan mintalah syafaat, tentulah
kamu diberi izin untuk memberi syafaat!" Maka aku mengangkat mukaku dan
memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian saya memberikan
syafaat, dan Dia memberikan batasan sejumlah orang tertentu kepadaku, maka aku
masukkan mereka ke dalam surga. Selanjutnya aku kembali kepada-Nya untuk keempat
kalinya dan mengatakan kepada-Nya, "Wahai Tuhanku, tiada yang tersisa lagi
selain orang-orang yang ditahan di dalam neraka oleh Al-Qur'an." Sahabat
Anas telah menceritakan kepada kami bahwa Nabi Saw. bersabda: Maka
dikeluarkanlah dari neraka orang yang pernah mengucapkan "Tidak ada Tuhan
selain Allah", dan di dalam hatinya terdapat sedikit kebaikan seberat biji
gandum. Kemudian dikeluarkan pula dari neraka orang yang pernah mengucapkan
"Tidak ada Tuhan selain Allah", sedangkan di dalam hatinya ' terdapat sedikit
kebaikan sebesar biji jewawut. Kemudian dikeluarkan pula dari neraka orang yang
pernah mengucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah", sedangkan di dalam hatinya
terdapat sedikit kebaikan sebesar semut yang paling kecil.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui riwayat
Syu'bah dengan sanad yang sama.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui Affan, dari Hammad
ibnu Salamah, dari Sabit, dari Anas dengan teks yang cukup panjang.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا حَرْبُ بْنُ
مَيْمُونٍ أَبُو الْخَطَّابِ الْأَنْصَارِيُّ، عَنِ النَّضْرِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ
أَنَسٍ قَالَ: حَدَّثَنِي نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: "إِنِّي لَقَائِمٌ أَنْتَظِرُ أُمَّتِي تَعْبُرُ الصِّرَاطَ، إِذْ جَاءَنِي
عِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: هَذِهِ الْأَنْبِيَاءُ قَدْ جَاءَتْكَ يَا
مُحَمَّدُ يَسْأَلُونَ -أَوْ قَالَ: يَجْتَمِعُونَ إِلَيْكَ -ويَدْعُون اللَّهَ
أَنْ يُفَرِّقَ بَيْنَ جَمِيعِ الْأُمَمِ إِلَى حَيْثُ يَشَاءُ اللَّهُ، لِغَمِّ
مَا هُمْ فِيهِ، فَالْخَلْقُ مُلجَمون بِالْعَرَقِ، فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَهُوَ
عَلَيْهِ كالزكْمَة، وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيَغْشَاهُ الْمَوْتُ، فَقَالَ:
انْتَظِرْ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَيْكَ. فَذَهَبَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَلَقِيَ مَا لَمْ يَلْقَ مَلَك
مُصْطَفًى وَلَا نَبِيٌّ مُرْسَلٌ. فَأَوْحَى اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ، إِلَى
جِبْرِيلَ: أَنِ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ، وَقُلْ لَهُ: ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَسَلْ
تُعطَه، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فشفَعتُ فِي أُمَّتِي: أَنْ أُخْرِجَ مِنْ كُلِّ
تِسْعَةٍ وَتِسْعِينَ إِنْسَانًا وَاحِدًا. فَمَا زِلْتُ أَتَرَدَّدُ إِلَى رَبِّي،
عَزَّ وَجَلَّ، فَلَا أَقْوَمُ مِنْهُ مَقَامًا إِلَّا شُفِّعْتُ، حَتَّى
أَعْطَانِي اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ، أَنْ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَدْخِلْ [مِنْ
أُمَّتِكَ] مِنْ خَلْقِ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ يَوْمًا وَاحِدًا مُخْلِصًا وَمَاتَ عَلَى ذَلِكَ "
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad,
telah menceritakan kepada kami Harb ibnu Maimun Abul Khattab Al-Ansari; dari
An-Nadr ibnu Anas, dari Anas yang menceritakan, Nabi Saw. pernah bercerita
kepadanya: bahwa sesungguhnya Nabi Saw. benar-benar sedang berdiri menunggu
umatnya yang sedang menyeberangi sirat. Tiba-tiba datanglah Nabi Isa kepadanya
dan mengatakan, "Sesungguhnya nabi-nabi ini datang kepadamu, wahai Muhammad,
untuk meminta tolong kepadamu — atau berkumpul kepadamu. Mereka memohon kepada
Allah agar Dia memberikan keputusan peradilan-Nya di antara sesama umat menurut
apa yang dikehendaki-Nya karena kesusahan yang sedang mereka alami. Semua
makhluk tenggelam di dalam keringatnya; orang mukmin terendam oleh keringatnya
sampai batas telinganya, adapun orang kafir diliputi oleh kematian (yakni
tenggelam seluruhnya)." Maka Nabi Saw. bersabda, "Tunggulah saya hingga saya
kembali lagi kepadamu." Lalu Nabi Saw. pergi dan berdiri di bawah ' Arasy, maka
Nabi Saw. menjumpai hal-hal yang belum pernah dijumpai oleh malaikat yang
terpilih dan belum pernah (pula) oleh seorang nabi yang diutus. Lalu Allah Swt.
berfirman kepada Malaikat Jibril, "Pergilah kamu kepada Muhammad dan katakanlah
kepadanya agar dia mengangkat kepalanya. Suruhlah dia agar meminta, pasti
diberi; dan mintalah syafaat, pasti diberi izin untuk memberikan syafaat." Maka
aku (Nabi Saw.) memberikan syafaat kepada umatku, yaitu dengan mengeluarkan
seseorang dari setiap sembilan puluh sembilan orang di antara mereka. Saya
terus-menerus bolatebalik menghadap kepada Tuhan, dan tidak sekali-kali saya
menghadap kepada-Nya melainkan diberi izin memberi syafaat, sehingga pada
akhirnya Allah Swt. berfirman kepada saya sebagai karunia dari-Nya: Hai
Muhammad, masukkanlah (ke dalam surga) semua umatmu yang diciptakan oleh
Allah Swt., yaitu orang-orang yang di — suatu hari — telah bersaksi dengan tulus
ikhlas bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan ia mati dalam keadaan berpegang
kepada kalimah ini.
Hadis Buraidah r.a.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: حَدَّثَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ،
أَخْبَرَنَا أَبُو إِسْرَائِيلَ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ حَصِيرة، عَنِ ابْنِ
بُرَيْدة، عَنْ أَبِيهِ: أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى مُعَاوِيَةَ، فَإِذَا رَجُلٌ
يَتَكَلَّمُ، فَقَالَ بُرَيْدَةُ: يَا مُعَاوِيَةُ، تَأْذَنُ لِي فِي الْكَلَامِ؟
فَقَالَ: نَعَمْ -وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ يَتَكَلَّمُ بِمِثْلِ مَا قَالَ الْآخَرُ
-فَقَالَ بُرَيْدَةُ: سمعتُ رسولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ: "إِنِّي لَأَرْجُوَ أَنْ أُشَفَّعَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَدَدَ مَا عَلَى
الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ وَمَدَرَةٍ". قَالَ: فَتَرْجُوهَا أَنْتَ يَا مُعَاوِيَةُ،
وَلَا يَرْجُوهَا عَلِيٌّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؟!
Imam Ahmad ibnu Hambal mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Aswad
ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Abu Israil, dari Al-Haris ibnu
Hadirah, dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa ia pernah menghadap Mu'awiyah,
tiba-tiba ia menjumpai seseorang sedang berbicara, maka Buraidah berkata, "Hai
Mu'awiyah, bolehkah saya ikut bicara?" Mu'awiyah menjawab, "Ya." Mu'awiyah
menduga bahwa Buraidah pasti akan mengatakan hal yang sama seperti yang
dikatakan oleh lelaki itu. Lalu Buraidah berkata bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya aku berharap akan memberi syafaat di
hari kiamat kepada orang-orang yang jumlahnya sama banyaknya dengan semua pohon
dan rumah yang ada di muka bumi. Buraidah berkata, "Sekarang berharaplah
engkau, hai Mu'awiyah, untuk mendapat syafaat itu, karena Ali r.a. tidak
mengharapkannya."
Hadis ibnu Mas’ud.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَارِمُ بْنُ الْفَضْلِ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ
زَيْدٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَكَمِ البُنَاني، عَنْ عُثْمَانَ، عَنْ
إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ وَالْأَسْوَدِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: جَاءَ
ابْنَا مُلَيْكَة إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَا
إِنَّ أمَّنا [كَانَتْ] تُكْرِمُ الزَّوْجَ، وَتَعْطِفُ عَلَى الْوَلَدِ -قَالَ:
وَذَكَرَ الضَّيْفَ -غَيْرَ أَنَّهَا كَانَتْ وَأَدَتْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ؟
فَقَالَ: "أُمُّكُمَا فِي النَّارِ". قَالَ: فَأَدْبَرَا وَالسُّوءُ يُرَى فِي
وُجُوهِهِمَا، فَأُمِرَ بِهِمَا فَرُدَّا، فَرَجَعَا وَالسُّرُورُ يُرَى فِي
وُجُوهِهِمَا؛ رَجَاءَ أَنْ يَكُونَ قَدْ حَدَثَ شَيْءٌ، فَقَالَ: "أُمِّي مَعَ
أُمِّكُمَا". فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْمُنَافِقِينَ: وَمَا يُغْنِي هَذَا عَنْ
أُمِّهِ شَيْئًا! وَنَحْنُ نَطَأُ عَقِبَيْهِ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ
-وَلَمْ أَرَ رَجُلًا قَطُّ أَكْثَرَ سُؤَالًا مِنْهُ-: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ
وَعَدَكَ رَبُّكَ فِيهَا أَوْ فِيهِمَا؟. قَالَ: فَظَنَّ أَنَّهُ مِنْ شَيْءٍ قَدْ
سَمِعَهُ، فَقَالَ: "مَا شَاءَ اللَّهُ رَبِّي وَمَا أَطْمَعَنِي فِيهِ، وَإِنِّي
لَأَقُومُ الْمَقَامَ الْمَحْمُودَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ". فقالَ الْأَنْصَارِيُّ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا ذَاكَ المقام المحمود؟ قال:" ذاك
إذا جِيءَ
بِكُمْ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا فَيَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُكْسَى إِبْرَاهِيمُ،
عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَيَقُولُ: اكْسُوا خَلِيلِي. فَيُؤْتَى بِرَيْطَتَيْنِ
بَيْضَاوَيْنِ، فَيَلْبَسُهُمَا ثُمَّ يُقْعِدُهُ مُسْتَقْبِلَ الْعَرْشِ، ثُمَّ
أُوتَى بِكِسْوَتِي فَأَلْبَسُهَا، فَأَقُومُ عَنْ يَمِينِهِ مَقَامًا لَا
يَقُومُهُ أَحَدٌ، فَيَغْبِطُنِي فِيهِ الْأَوَّلُونَ وَالْآخِرُونَ. وَيُفْتَحُ
نَهْرٌ مِنَ الْكَوْثَرِ إِلَى الْحَوْضِ". فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ: إِنَّهُ مَا
جَرَى مَاءٌ قَطُّ إِلَّا عَلَى حَالٍ أَوْ رَضْرَاضٍ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "حَالُهُ الْمِسْكُ، وَرَضْرَاضُهُ التُّوم".
[قَالَ الْمُنَافِقُ: لَمْ أَسْمَعْ كَالْيَوْمِ. قلَّما جَرَى مَاءٌ قَطُّ عَلَى
حَالٍ أَوْ رَضْرَاضٍ، إِلَّا كَانَ لَهُ نَبْتَةٌ. فَقَالَ الْأَنْصَارِيُّ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ لَهُ نَبْتٌ؟ قَالَ "نَعَمْ، قُضْبَانُ الذَّهَبِ"]. قَالَ
الْمُنَافِقُ: لَمْ أَسْمَعْ كَالْيَوْمِ، فَإِنَّهُ قَلَّمَا يَنْبُتُ قَضِيبٌ
إِلَّا أَوْرَقَ، وَإِلَّا كَانَ لَهُ ثَمَرٌ! قَالَ الْأَنْصَارِيُّ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، هَلْ لَهُ ثَمَرَةٌ؟ قَالَ: "نَعَمْ، أَلْوَانُ الْجَوْهَرِ، وَمَاؤُهُ
أَشَدَّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، مَنْ شَرِبَ مِنْهُ
شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ بَعْدَهُ، وَمَنْ حُرِمَهُ لَمْ يَرْوَ
بَعْدَهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Arim ibnul Fadl, telah
menceritakan kepada kami Sa'id ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Sa'id
ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Hakam Al-Bannani, dari
Usman, dari Ibrahim, dari Akjamah dan Al-Aswad, dari Ibnu Mas'ud yang
menceritakan bahwa dua orang anak Mulaikah datang menghadap Nabi Saw. Lalu
keduanya berkata, "Sesungguhnya ibu kami sangat menghormati suaminya dan kasih
sayang kepada anak-anaknya." Disebutkan pula bahwa ibunya suka menghormati tamu,
hanya saja ia pernah mengubur hidup-hidup anak perempuannya di masa Jahiliyah
(dan ibunya telah mati di masa Jahiliyah). Maka Nabi Saw. bersabda: Ibumu
berdua berada di dalam neraka. Lalu keduanya pergi dengan wajah yang muram
penuh duka, kemudian Nabi Saw. memerintahkan agar keduanya kembali. Maka
kembalilah keduanya, sedangkan wajah keduanya kelihatan gembira karena berhaiap
bahwa sesuatu telah terjadi perubahan (terhadap nasib ibu mereka). Nabi Saw.
bersabda: Ibuku bersama-sama dengan ibu kamu berdua. Maka berkatalah
seorang lelaki dari kaum munafik, "Orang ini (maksudnya Nabi Saw.) tidak dapat
memberi manfaat (pertolongan syafaat) kepada ibunya sendiri barang sedikit
pun," sedangkan kami menginjak kedua telapak kakinya (agar diam). Maka
berkatalah seorang lelaki dari kalangan Ansar—yang menurut Buraidah belum pernah
melihat seseorang yang lebih banyak bertanya selain dari dia—, "Wahai
Rasulullah, apakah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu sesuatu sehingga engkau
dapat menolong wanita itu atau kedua orang itu?" Buraidah menduga bahwa sabda
Nabi Saw. berikut pernah ia dengar sebelumnya, yaitu: Apa yang dikehendaki
oleh Allah Tuhanku (pasti terjadi). Alangkah inginnya aku untuk
mendapatkannya, sesungguhnya aku pada hari kiamat berdiri di tempat yang
terpuji. Orang Ansar itu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud
dengan kedudukan yang terpuji itu?" Nabi Saw. bersabda, "Yang demikian itu
terjadi di saat kalian telah dihadapkan dalam keadaan telanjang, tak beralas
kaki, serta tidak berkhitan. Maka orang yang mula-mula diberi pakaian ialah
Ibrahim a.s. Allah berfirman, 'Berilah kekasih-Ku pakaian!' Maka didatangkanlah
dua lapis jubah putih, lalu dipakaikan kepadanya. Kemudian Ibrahim a.s.
didudukkan di tempat yang menghadap ke arah 'Arasy. Lalu didatangkanlah
pakaianku dan aku memakainya, lalu aku berdiri di sebelah kanan Ibrahim a.s.,
yaitu di suatu tempat yang tiada seorang pun berani mendudukinya; sehingga semua
orang yang terdahulu dan yang kemudian iri melihatku duduk di tempat itu (yakni
menginginkannya)." Kemudian dibukalah bagi mereka aliran Sungai Al-Kausar
(salah satu sungai surga) hingga membentuk telaga. Orang munafik itu
berkata, "Sesungguhnya air itu tidak dapat mengalir kecuali di atas tanah atau
batu kerikil." Rasulullah Saw. menjawab, "Tanahnya adalah minyak kesturi dan
batu kerikilnya adalah mutiara." Orang munafik itu berkata lagi, "Saya belum
pernah mendengar hal seperti hari ini. Sesungguhnya jarang sekali air mengalir
di atas tanah atau batu kerikil, melainkan pasti ada tumbuh-tumbuhannya." Maka
bertanyalah lelaki dari kalangan Ansar itu, "Wahai Rasulullah, apakah di
pinggir sungai itu ada tumbuh-tumbuhannya?" Rasulullah Saw. menjawab, "Ya,
batangnya dari emas." Orang munafik itu berkata, "Saya belum pernah
mendengar hal seperti hari ini. Sesungguhnya jarang sekali ada batang pohon
tumbuh, melainkan ada dedaunannya dan pasti ada buahnya." Maka lelaki Ansar itu
bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah pohonnya ada buahnya?" Nabi Saw. bersabda:
Ya, buah-buahannya adalah intan berlian yang beraneka warna, dan airnya
lebih putih daripada susu serta rasanya lebih manis daripada madu. Barang siapa
yang meminum sekali minum darinya, tentu tidak akan haus lagi sesudahnya; dan
barangsiapa yang tidak dapat meminumnya, tentulah dia merasa kehausan terus
sesudahnya.
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu
Salamah ibnu Kahil, dari ayahnya, dari Abuz Za'ra, dari Abdullah yang
mengatakan bahwa kemudian Allah Swt. memberikan izin untuk memberi syafaat. Maka
bangkitlah Ruhul Qudus, yaitu Malaikat Jibril (untuk memberi syafaat);
setelah itu bangkitlah Ibrahim kekasih Allah memberi syafaat, dan disusul oleh
Isa atau Musa.
Abuz Za'ra mengatakan bahwa ia tidak ingat lagi yang manakah yang dimaksud
dari keduanya (Isa ataukah Musa). Abu Za'ra melanjutkan kisahnya, bahwa lalu
bangkitlah Nabi kalian (Nabi Muhammad Saw.) sebagai orang yang keempat, maka dia
memberikan syafaatnya. Tiada seorang pun yang memberikan syafaat lebih banyak
daripada dia sesudahnya, dan hal inilah yang dimaksud dengan kedudukan terpuji
yang tertera di dalam firman Allah Swt.: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat
kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79)
Hadis Ka'b ibnu Malik r.a.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا الزُّبَيْدِيُّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ [بْنِ كَعْبِ] بْنِ مَالِكٍ، عَنْ كَعْبِ بْنِ
مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يُبْعَثُ
النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي عَلَى تَلٍّ،
وَيَكْسُونِي رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، حُلَّةً خَضْرَاءَ ثُمَّ يُؤْذَنُ لِي
فَأَقُولُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ أَقُولَ، فَذَلِكَ الْمَقَامُ
الْمَحْمُودُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abdu
Rabbihi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Harb, telah menceritakan
kepada kami Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri, dari Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Ka'b
ibnu Malik, dari Ka'b ibnu Malik, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Manusia dibangkitkan pada hari kiamat, maka aku dan umatku berada di sebuah
lereng, dan Tuhanku memberiki pakaian yang berwarna hijau. Kemudian aku diberi
izin (untuk memberi syafaat), maka aku memohon kepada-Nya sebanyak apa
yang dikehendaki oleh-Nya. Itulah yang dimaksud dengan kedudukan yang
terpuji.
Hadis Abu Darda r.a.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعة، حَدَّثَنَا
يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابن جُبَير، عَنْ أَبِي
الدَّرْدَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"أَنَا أَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ لَهُ بِالسُّجُودِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَنَا
أَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ لَهُ أَنْ يَرْفَعَ رَأْسَهُ، فَأَنْظُرُ إِلَى مَا بَيْنَ
يَدِي، فَأَعْرِفُ أُمَّتِي مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ، وَمِنْ خَلْفِي مِثْلَ ذَلِكَ،
وَعَنْ يَمِينِي مِثْلَ ذَلِكَ، وَعَنْ شِمَالِي مِثْلَ ذَلِكَ". فَقَالَ رَجُلٌ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ تَعْرِفُ أُمَّتَكَ مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ، فِيمَا
بَيْنَ نُوحٍ إِلَى أُمَّتِكَ؟ قَالَ: "هُمْ غُرٌّ مُحَجَّلُون، مِنْ أَثَرِ
الْوُضُوءِ، لَيْسَ أَحَدٌ كَذَلِكَ غَيْرُهُمْ، وَأَعْرِفُهُمْ أَنَّهُمْ يُؤتَونَ
كُتُبَهُمْ بِأَيْمَانِهِمْ، وَأَعْرِفُهُمْ تَسْعَى بين أيديهم
ذريتهم"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu
Habib, dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abu Darda yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku adalah orang yang mula-mula diberi izin
untuk bersujud pada hari kiamat (untuk memohon syafaat), dan aku adalah
orang yang mula-mula diberi izin untuk mengangkat kepalanya, sehingga aku dapat
melihat pemandangan yang ada di hadapanku, maka aku dapat mengenal umatku di
antara umat-umat lainnya. Dan aku melihat hal yang sama di arah belakangku,
juga di arah sebelah kanan dan kiriku. Maka ada seseorang yang bertanya,
"Wahai Rasulullah, bagaimanakah engkau mengenal umatmu di antara umat-umat
lainnya yang di mulai dari umat Nabi Nuh sampai dengan umatmu?" Nabi Saw.
bersabda: Mereka mengeluarkan cahaya putih dari bekas semua anggota wudunya,
tiada seorang pun yang mempunyai ciri khas itu selain dari mereka. Saya
mengenal mereka bahwa kitab catatan amal perbuatan mereka diberikan dari sebelah
kanannya, dan saya mengenal mereka karena anak cucu mereka berjalan di depan
mereka.
Hadis Abu Hurairah r. a.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ،
حَدَّثَنَا أَبُو حَيَّان، حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَة بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِلَحْمٍ، فَرُفع إِلَيْهِ الذِّرَاعُ -وَكَانَتْ تَعْجِبُهُ -فَنَهَسَ
مِنْهَا نَهْسة ، ثُمَّ قَالَ: "أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
وَهَلْ تَدْرُونَ مِمَّ ذَاكَ؟ يَجْمَعُ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخَرِينَ فِي
صَعِيدٍ وَاحِدٍ، يُسْمعهم الدَّاعِي ويَنفذُهم الْبَصَرُ، وَتَدْنُو الشَّمْسُ
فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنَ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا لَا يُطِيقُونَ وَلَا
يَحْتَمِلُونَ. فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ لِبَعْضٍ: [أَلَّا تَرَوْنَ إِلَى مَا
أَنْتُمْ فِيهِ؟ أَلَا تَرَوْنَ إِلَى مَا قَدْ بَلَغَكُمْ؟ أَلَا تَنْظُرُونَ مَنْ
يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ؟ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ
لِبَعْضٍ]: أَبُوكُمْ آدَمُ!. فَيَأْتُونَ
آدَمَ، فَيَقُولُونَ: يَا آدَمُ، أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ، خَلَقَكَ اللَّهُ
بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ، وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ؛
فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا
قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ آدَمُ: إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ
يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبْ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنَّهُ
نَهَانِي عَنِ الشَّجَرَةِ فَعَصَيْتُهُ، نَفْسِي، نَفْسِي، نَفْسِي! اذْهَبُوا
إِلَى غَيْرِي، اذْهَبُوا إِلَى نُوحٍ. فَيَأْتُونَ
نُوحًا فَيَقُولُونَ: يَا نُوحُ، أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ،
وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى
مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ نُوحٌ: إِنَّ رَبِّي
قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبْ
بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنَّهُ كَانَتْ لِي دَعْوَةٌ عَلَى قَوْمِي، نَفْسِي،
نَفْسِي، نَفْسِي! اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي، اذْهَبُوا إِلَى
إِبْرَاهِيمَ. فَيَأْتُونَ
إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ: يَا إِبْرَاهِيمُ، أَنْتَ نَبِيُّ اللَّهِ وَخَلِيلُهُ
مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ، [اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ] أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ
فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ: إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ
الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبْ بَعْدَهُ
مِثْلَهُ، فَذَكَرَ كَذِبَاتِهِ نَفْسِي، نَفْسِي، نَفْسِي [اذْهَبُوا إِلَى
غَيْرِي] اذْهَبُوا إِلَى مُوسَى. فَيَأْتُونَ
مُوسَى فَيَقُولُونَ: يَا مُوسَى، أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ، اصْطَفَاكَ اللَّهُ
بِرِسَالَاتِهِ وَبِكَلَامِهِ عَلَى النَّاسِ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا
تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ لَهُمْ مُوسَى:
إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ،
وَلَنْ يَغْضَبْ بَعْدَهُ مِثْلَهُ، وَإِنِّي قَتَلْتُ نَفْسًا لَمْ أُومَرْ
بِقَتْلِهَا، نَفْسِي، نَفْسِي، نَفْسِي، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي، اذْهَبُوا إِلَى
عِيسَى. فَيَأْتُونَ
عِيسَى فَيَقُولُونَ: يَا عِيسَى، أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا
إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ -قَالَ: هَكَذَا هُوَ -وَكَلَّمْتَ النَّاسَ فِي
الْمَهْدِ، فَاشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا
تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟ فَيَقُولُ لَهُمْ عِيسَى: إِنَّ رَبِّي قَدْ غَضِبَ
الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ، وَلَنْ يَغْضَبْ بَعْدَهُ
مِثْلَهُ، وَلَمْ يَذْكُرْ ذَنْبًا، اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي، اذْهَبُوا إِلَى
مُحَمَّدٍ. فَيَأْتُونِي
فَيَقُولُونَ: يَا مُحَمَّدُ، أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ، وَخَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ،
غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَاشْفَعْ لَنَا
إِلَى رَبِّكَ، أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ؟ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا؟
فَأَقُومُ فَآتِي تَحْتَ الْعَرْشِ، فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ،
ثُمَّ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيَّ، وَيُلْهِمُنِي مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ
الثَّنَاءِ عَلَيْهِ مَا لَمْ يَفْتَحْهُ عَلَى أَحَدٍ قَبْلِي. فَيُقَالُ: يَا
مُحَمَّدُ، ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَسَلْ تُعْطَهْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَقُولُ:
يَا رَبِّ، أُمَّتِي أُمَّتِي، يَا رَبِّ أُمَّتِي أُمَّتِي، يَا رَبِّ، أُمَّتِي
أُمَّتِي! فَيُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ: أَدْخِلْ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لَا حِسَابَ
عَلَيْهِ مِنَ الْبَابِ الْأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَهُمْ شُرَكَاءُ
النَّاسِ فِيمَا سِوَاهُ مِنَ الْأَبْوَابِ". ثُمَّ قَالَ: "وَالَّذِي نَفْسُ
مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَمَا بَيْنَ مِصْراعين مِنْ مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ كَمَا
بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَر، أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وبُصْرَى".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, telah
menceritakan kepada kami Abu Hayyan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah
ibnu Amr ibnu Jarir, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. menerima kiriman daging yang telah dimasak, lalu disuguhkan kepada beliau
kaki kambing yang disukainya. Maka beliau memakan sebagian darinya sekali makan,
kemudian bersabda, "Aku adalah penghulu umat manusia di hari kiamat. Tahukah
kalian mengapa demikian?" Allah pada hari kiamat menghimpun semua orang
yang terdahulu dan yang kemudian di suatu tanah lapang. Mereka digiring ke
tempat itu oleh suara yang,terdengar oleh mereka semua, dan mereka semua
terlihat berada dalam pengawasan. Matahari berada di dekat mereka, sehingga
manusia saat itu mengalami penderitaan dan malapetaka yang tidak kuat mereka
sanggah. Maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Tidakkah
kalian merasakan apa yang sedang kalian derita yang tidak mampu kalian sanggah
ini? Tidakkah kalian mencari orang yang dapat meminta syafaat bagi kalian kepada
Tuhan kalian?" Maka sebagian dari mereka menjawab, "Sebaiknya kalian datang
kepada Adam." Maka mereka datang kepada Adam a.s. dan berkata, "Hai Adam, engkau
adalah bapak manusia- Allah telah menciptakanmu dengan tangan kekuasaan-Nya
sendiri dan Dia telah meniupkan sebagian dari roh-Nya kepadamu, serta Dia telah
memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepadamu. Maka mintakanlah
syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami
alami, betapa menderitanya kami." Adam a.s. menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku pada
hari ini sedang murka dengan kemurkaan yang belum pernah Dia alami sebelumnya
semisal sekarang, dan Dia tidak akan murka lagi sesudahnya seperti murka-Nya
pada hari ini. Sesungguhnya Dia pernah melarangku mendekati sebuah pohon,
tetapi aku mendurhakai-Nya. Sekarang aku hanya dapat menyelamatkan diriku
sendiri saja. Pergilah kalian kepada orang lain, pergilah kalian kepada Nuh."
Mereka datang kepada Nuh dan mengatakan, "Hai Nuh, engkau adalah mula-mula rasul
di muka bumi, Allah telah memberimu nama seorang hamba yang banyak bersyukur.
Mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan
yang kami alami? Tidakkah engkau lihat bagaimana keadaan kami sekarang?" Nuh
menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku hari ini sedang murka dengan kemurkaan yang
belum pernah dialami-Nya semisal dengan hari ini, dan Dia tidak akan murka lagi
sesudahnya dengan kemurkaan seperti hari ini. Dan sesungguhnya aku pernah
memanjatkan suatu doa kepada-Nya untuk kebinasaan umatku. Maka pada hari ini
aku hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah kalian kepada selain
aku, pergilah kalian kepada Ibrahim." Mereka datang kepada Ibrahim dan
mengatakan kepadanya, "Hai Ibrahim, engkau adalah nabi Allah dan kekasih-Nya
dari kalangan penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami.
Tidakkah engkau lihat penderitaan kami? Tidakkah engkau lihat keadaan kami?"
Maka Ibrahim menjawab, "Sesungguhnya tuhanku pada hari ini sedang murka dengan
kemurkaan yang tidak pernah dilakukan-Nya sebelum itu, dan Dia tidak akan murka
lagi sesudahnya dengan kemurkaan seperti hari ini," lalu Ibrahim menyebutkan
beberapa kedustaan yang pernah dilakukannya. Karena itu, ia mengatakan, "Aku
hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah kalian kepada orang lain,
pergilah kalian kepada Musa." Mereka datang kepada Musa dan mengatakan, "Hai
Musa, engkau adalah rasul Allah, Allah telah memilihmu untuk membawa
risalah-Nya dan berbicara langsung dengan-Nya untuk engkau sampaikan
kepada manusia. Makamintakanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah
engkau lihat penderitaan kami, tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Musa
menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku sedang murka dengan kemurkaan yang tidak pernah
dilakukan-Nya sebelum hari ini, dan di masa mendatang Dia tidak akan murka lagi
dengan kemurkaan seperti sekarang. Sesungguhnya aku pernah membunuh seseorang
yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Sekarang aku hanya dapat
menyelamatkan diriku sendiri saja. Pergilah kalian kepada selain aku, pergilah
kalian kepada Isa." Mereka datang kepada Isa dan mengatakan, "Hai Isa engkau
adalah rasul Allah, engkau diciptakan melalui perintah Allah yang disampaikan
kepada Maryam melalui tiupan roh (ciptaan)-Nya, dan engkau dapat berbicara
kepada manusia selagi engkau masih bayi dalam usia buaian. Maka mohonkanlah
syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami,
tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Isa menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku pada
hari ini sedang dalam keadaan murka dengan kemurkaan yang belum pernah
dilakukan-Nya sebelum ini, dan di masa mendatang Dia tidak akan murka lagi
seperti kemurkaan-Nya pada hari ini.'Tetapi Isa tidak menyebutkan suatu dosa
pun, dan ia mengatakan, "Aku hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah
kalian kepada orang lain, pergilah kalian kepada Muhammad Saw." Maka mereka
datang kepada Nabi Muhammad Saw. dan mengatakan, "Hai Muhammad, engkau adalah
utusan Allah dan Nabi terakhir, sesungguhnya Allah telah mengampuni semua dosamu
yang terdahulu dan yang kemudian. Maka mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat
kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami? Tidakkah engkau lihat keadaan
kami?" Nabi Saw. bersabda, "Maka aku bangkit dan mendatangi bagian bawah'
Arasy, lalu aku menyungkur bersujud kepada Tuhanku. Kemudian Allah membukakan
bagiku dan memberiku ilham cara memuji dan me-nyanjung-Nya dengan pujian dan
sanjungan yang belum pernah Dia ajarkan kepada seorang pun sebelumku. Maka
dikatakan kepadaku, 'Hai Muhammad, angkatlah mukamu; dan mintalah, pasti engkau
diberi apa yang kamu minta; dan mintalah syafaat, tentu engkau akan diberi izin
memberikan syafaat.' Maka aku mengangkat mukaku dan berkata, 'Wahai Tuhanku,
selamatkanlah umatku. Wahai Tuhanku, selamatkanlah umatku. Wahai Tuhanku,
selamatkanlah umatku.' Dikatakan kepadaku, 'Hai Muhammad, masukkanlah ke dalam
surga dari kalangan umatmu orang-orang yang tidak ada hisabnya melalui pintu
surga yang ada di sebelah kanan, sedangkan pintu-pintu lainnya buat semua orang
yang lainnya bersama-sama'." Kemudian Nabi Saw. bersabda, "Demi Tuhan
yang jiwa Muhammad ini berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya
jarak di antara kedua sisi pintu surga itu sama dengan jarak antara Mekah dan
Hajar, atau antara Mekah dan Basra."
Hadis ini diketengahkan pula oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab
shahihnya masing-masing.
قَالَ
مُسْلِمٌ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا الْحَكْمُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا هِقْلُ
بْنُ زِيَادٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي أَبُو عَمَّارٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ فرُّوخ، حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ، وَأَوَّلُ شَافِعٍ،
وَأَوَّلُ مُشَفَّع"
Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Musa,
telah menceritakan kepada kami Haql ibnu Ziyad, dari Al-Auza'i, telah
menceritakan kepadaku Abu Ammar, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu
Farrukh, telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku adalah penghulu Anak Adam pada hari
kiamat, dan orang yang mula-mula dikeluarkan dari kubur di hari kiamat, orang
yang mula-mula diberi izin untuk memberi syafaat, serta orang yang mula-mula
memberi syafaat.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا وَكِيع، عَنْ دَاوُدَ بْنِ
يَزِيدَ الزَّعَافِرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رسول
الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا
مَحْمُودًا} ، سُئِلَ عَنْهَا فَقَالَ: "هِيَ الشَّفَاعَةُ "
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Waki', dari Daud ibnu Yazid Az-Za'afiri, dari ayahnya,
dari Abu Hurairah yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda
sehubungan dengan makna ayat ini: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke
tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79) Ketika beliau Saw. ditanya mengenai makna
kedudukan yang terpuji, beliau Saw. menjawab bahwa kedudukan yang terpuji ialah
syafaat.
رَوَاهُ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ وَكِيعٍ وَعَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ دَاوُدَ،
عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا
مَحْمُودًا} قَالَ: "هُوَ الْمَقَامُ الَّذِي أَشْفَعُ لِأُمَّتِي
فِيهِ"
Imam Ahmad meriwayatkannya dari Waki', dari Muhammad ibnu Ubaid, dari Daud,
dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna
firman-Nya: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
(Al-Isra: 79) Maka Nabi Saw. menjawab melalui sabdanya: Yaitu kedudukan
yang darinya aku memberikan syafaat buat umatku.
قَالَ
عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ
الْحُسَيْنِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، مَدَّ اللَّهُ الْأَرْضَ مَدَّ الْأَدِيمِ،
حَتَّى لَا يَكُونَ لِبَشَرٍ مِنَ النَّاسِ إِلَّا مَوْضِعُ قَدَمِهِ. قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُدْعَى،
وَجِبْرِيلُ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ وَاللَّهِ مَا رَآهُ قَبْلَهَا، فَأَقُولُ
رَبِّ، إِنَّ هَذَا أَخْبَرَنِي أَنَّكَ أَرْسَلْتَهُ إِلَيَّ. فَيَقُولُ اللَّهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى: صَدَقَ، ثُمَّ أُشَفَّعُ. فَأَقُولُ: يَا رَبِّ عِبَادُكَ
عَبَدُوكَ فِي أَطْرَافِ الْأَرْضِ"، قَالَ: "فَهُوَ المقام
المحمود"
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari
Az-Zuhri, dari Ali ibnul Husain yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Apabila hari kiamat terjadi, maka bumi digelarkan seperti kulit
yang digelarkan (yakni rata), hingga tiada tempat bagi seorang manusia
pun kecuali hanya untuk kedua telapak kakinya (yakni penuh sesak dengan
manusia). Nabi Saw. melanjutkan sabdanya, "Maka aku adalah orang yang
mula-mula dipanggil, Jibril berada di sebelah kanan Tuhan Yang Maha Pemurah.
Mahasuci lagi Mahatinggi Allah. Demi Allah, saya belum pernah melihat Jibril
dalam rupa seperti itu sebelumnya. Lafu aku berkata, "Wahai Tuhanku sesungguhnya
dia pernah menyampaikan berita kepadaku bahwa Engkau telah mengutusnya
kepadaku.” Allah Swt. berfirman, "Dia benar." Kemudian aku memohon syafaat dan
mengatakan, "Wahai Tuhanku, tolonglah hamba-hamba-Mu yang telah menyembah-Mu di
berbagai belahan bumi.” Nabi Saw. bersabda, "Itulah yang dimaksud dengan
kedudukan yang terpuji.”
Hadis ini berpredikat mursal.