Tafsir Surat Al-Isra, ayat 96
{قُلْ
كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا
بَصِيرًا (96) }
Katakanlah, "Cukuplah Allah menjadi saksi antara
aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya.”
Allah Swt. memberikan petunjuk kepada Nabi-Nya cara berhujah terhadap
kaumnya untuk membuktikan kebenaran apa yang disampaikannya kepada mereka, bahwa
sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan antara dia dan mereka. Dan Dia Maha
Mengetahui semua yang dia sampaikan kepada mereka, seandainya dia dusta dalam
penyampaiannya itu, tentulah Allah akan menghukumnya dengan hukuman yang keras.
Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَلَوْ
تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الأقَاوِيلِ * لأخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ * ثُمَّ
لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ}
Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas
(nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. (Al-Haqqah:
44-46)
Adapun firman Allah Swt.:
{إِنَّهُ
كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا}
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya. (Al-Isra: 96)
Maksudnya, Dia Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang berhak mendapat
nikmat, kebajikan serta petunjuk; dan siapa yang berhak mendapat kecelakaan,
kesesatan, dan keburukan. Karena itulah dalam ayat berikutnya
disebutkan: