Tafsir Surat Al-Kahfi, ayat 18
{وَتَحْسَبُهُمْ
أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ
وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ
لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا (18)
}
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal
mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan
anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu
menyaksikan mereka, tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan
(diri) dan tentulah (hati) kamu
akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.
Sebagian ahli 'ilmu mengatakan bahwa setelah Allah menimpakan tidur
pada telinga mereka, mata mereka tidak terkatup, agar matanya tidak rusak.
Karena apabila mata dalam keadaan terbuka, berarti selalu mendapat hawa
(udara), dan itu lebih merawatnya. Karena itulah dalam firman-Nya disebutkan:
wasid artinya pintu gua. Menurut pendapat yang lain, makna al-wasid
ialah tanah. Tetapi pendapat yang benar ialah yang mengartikan halaman dan
pintu gua. Termasuk ke dalam pengertian ini finnan Allah Swt. yang
mengatakan:
{إِنَّهَا
عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ}
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. (Al-Humazah: 8)
Yakni tertutup mengunci mereka di dalamnya. Dikatakan pula asid
semakna dengan wasid. Anjing mereka mendekam di depan pintu seperti
kebiasaan anjing lainnya.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa anjing menjaga pintu gua mereka, dan hal itu
sudah menjadi watak dan tabiat anjing. Anjing mendekam di depan pintu gua mereka
seakan-akan sedang menjaga mereka. Tempat mendekam anjing itu berada di luar
gua, karena malaikat tidak mau memasuki suatu rumah yang di dalamnya terdapat
anjing, seperti yang telah disebutkan dalam hadis sahih. Malaikat tidak mau
pula memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar (patung), orang yang
berjinabah, juga orang kafir, seperti yang telah disebutkan di dalam hadis yang
berpredikat hasan.
Berkah mereka mencakup anjing mereka sehingga anjing itu pun terkena tidur
seperti yang menimpa diri mereka, sedangkan anjing itu berada dalam posisinya.
Demikianlah faedah dan manfaat berteman dengan orang-orang saleh, sehingga
anjing ini menjadi terkenal dan disebut-sebut serta menjadi buah tutur.
Menurut suatu pendapat anjing itu adalah anjing berburu milik salah seorang
pemuda itu.
Menurut pendapat yang lain, anjing itu adalah milik juru masak raja, lalu
juru masak itu bergabung dengan mereka dan anjingnya mengikutinya. Juru masak
tersebut seagama dan seiman dengan para pemuda itu. Akan tetapi, pendapat yang
mirip dengan kebenaran ialah yang pertama tadi, yaitu milik salah seorang pemuda
itu.
Al-Hafiz ibnu Asakir telah meriwayatkan di dalam biografi Hammam ibnul Wal id
Ad-Dimasyqi, bahwa telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnu Umar Al-Gassani,
telah menceritakan kepada kami Abbad Al-Minqari; ia pernah mendengar Al-Hasan
Al-Basri mengatakan bahwa nama domba yang disembelih Nabi Ibrahin a.s. ialah
Jarir, nama burung hudhud Nabi Sulaiman a.s. ialah 'Unfuz, nama anjing para
pemuda penghuni gua adalah Qitmir, dan nama anak lembu yang disembah kaum Bani
Israil ialah Bahmut. Nabi Adam a.s. diturunkan (dari surga) ke India, sedangkan
Siti Hawa diturunkan di Jeddah; iblis diturunkan di Desbisan, sedangkan ular
(yang menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa) diturunkan di Asfahan.
Dalam riwayat yang terdahulu dari Syu'aib Al-Jibai telah disebutkan bahwa
nama anjing itu adalah Hamran.
Para ulama berbeda pendapat tentang warna bulu anjing itu. Pendapat mereka
berbeda-beda, tetapi tidak ada faedahnya dan tidak penting, bahkan termasuk hal
yang dilarang karena semuanya hanya berdasarkan dugaan belaka, tanpa
sandaran:
Firman Allah Swt.:
{لَوِ
اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ
رُعْبًا}
Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentulah kamu akan berpaling dari
mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan
dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka. (Al-Kahfi: 18)
Yakni Allah Swt. menyelimuti diri mereka dengan wibawa, sehingga tiada
seorang pun yang melihat mereka melainkan hatinya akan merasa takut. Allah telah
melindungi mereka dengan rasa takut dan wibawa yang hebat, agar tiada seorang
pun berani mendekati mereka dan tiada suatu tangan pun yang dapat menyentuh
mereka, hingga tiba masa terbangunnya mereka dari tidurnya, sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh Allah Swt., karena dalam peristiwa itu terkandung hikmah
dan bukti yang jelas (tentang kekuasaan Allah) dan rahmat yang luas.