Tafsir Surat Al-Kahfi, ayat 47-49
{وَيَوْمَ
نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الأرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ
مِنْهُمْ أَحَدًا (47) وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا لَقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا
خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّنْ نَجْعَلَ لَكُمْ مَوْعِدًا
(48) وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ
وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلا
كَبِيرَةً إِلا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلا يَظْلِمُ رَبُّكَ
أَحَدًا (49) }
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami
perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami
kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kalian
datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kalian pada yang pertama kali;
bahkan kalian mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi
kalian waktu (memenuhi) perjanjian. Dan diletakkanlah kitab, lalu kalian
akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang
(tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Aduhai celaka kami, kitab
apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang
besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua
pun.”
Allah Swt. menceritakan tentang kengerian pada hari kiamat dan semua
peristiwa besar yang terjadi di dalamnya. Seperti yang disebutkan oleh
firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{يَوْمَ
تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا}
pada hari ketika langit benar-benar berguncang, dan gunung-gunung
benar-benar berjalan. (Ath-Thur: 9-10)
Maksudnya, gunung-gunung jebol dan lenyap dari tempatnya masing-masing.
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lainnya lagi melalui firman-Nya:
{وَتَرَى
الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ}
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (An-Naml: 88)
وَتَكُونُ
الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
(Al-Qari'ah: 5)
{وَيَسْأَلُونَكَ
عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا
لَا تَرَى فِيهَا عِوَجًا وَلا أَمْتًا}
Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah,
"Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka
Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak
ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.”
(Thaha: 105-107)
Allah Swt. menceritakan bahwa Dia melenyapkan gunung-gunung hingga rata
dengan dataran, serta bumi menjadi rata dan datar sama sekali, tidak ada tanah
yang datar dan tidak ada tanah yang menonjol; semuanya rata, tiada lembah dan
tiada perbukitan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{وَتَرَى
الأرْضَ بَارِزَةً}
dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar. (Al-Kahfi: 47)
Yakni rata dan datar, tiada suatu tanda pun milik seseorang dan tiada suatu
tempat persembunyian pun bagi seseorang. Bahkan semua makhluk di bawa ke hadapan
Tuhannya, tiada sesuatu pun dari mereka yang tersembunyi bagi Allah.
Mujahid dan Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan
kamu akan dapat melihat bumi itu datar. (Al-Kahfi: 47) Maksudnya, tiada
bebatuan dan tiada liang-liang padanya.
Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah tiada bangunan dan tiada
pepohonan padanya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَحَشَرْنَاهُمْ
فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا}
dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun
dari mereka. (Al-Kahfi: 47)
Yakni Kami himpunkan mereka semua dari yang terdahulu hingga yang kemudian
(yang terakhir). Tiada seorang pun dari mereka yang Kami tinggalkan, baik yang
kecil maupun yang besar, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
{قُلْ
إِنَّ الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ
مَعْلُومٍ}
Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang
terkemudian benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang
dikenal.” (Al-Waqi'ah: 49-50)
{ذَلِكَ
يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ}
Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk
(menghadapinya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh
segala malaikat). (Hud: 103)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَعُرِضُوا
عَلَى رَبِّكَ صَفًّا}
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Al-Kahfi:
48)
Makna ayat ini dapat ditakwilkan bahwa semua makhluk akan diberdiri-kan di
hadapan Allah Swt. dalam keadaan berbaris. Seperti yang dimaksudkan oleh
firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{يَوْمَ
يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ
الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا}
Pada hari ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak
berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang
Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. (An-Naba': 38)
Dapat pula ditakwilkan bahwa mereka diberdirikan membentuk saf-saf, bukan
hanya satu saf saja. Sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam
firman-Nya:
{وَجَاءَ
رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا}
dan datanglah Tuhanmu; sedangkan malaikat berbaris-baris. (Al-Fajr:
22)
Adapun firman Allah Swt. yang mengatakan:
{لَقَدْ
جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ}
Sesungguhnya kalian datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan
kalian pada yang pertama kali. (Al-Kahfi: 48)
Di dalam kalimat ayat ini terkandung makna teguran terhadap orang-orang yang
tidak percaya kepada adanya hari berbangkit, sekaligus sebagai celaan buat
mereka di hadapan seluruh saksi yang ada pada hari itu. Karena itulah dalam
firman selanjutnya disebutkan:
{بَلْ
زَعَمْتُمْ أَلَّنْ نَجْعَلَ لَكُمْ مَوْعِدًا}
bahkan kalian mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi
kalian waktu (memenuhi) perjanjian. (Al-Kahfi: 48)
Yakni tiadalah menurut sangkaan kalian hari ini akan terjadi, dan bahwa
kejadian ini tidaklah ada.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَوُضِعَ
الْكِتَابُ}
Dan diletakkanlah kitab. (Al-Kahfi: 49)
Maksudnya, buku catatan amal perbuatan yang di dalamnya tercatat semua amal
baik yang besar maupun yang kecil; tiada amal sekecil apa pun yang terlewatkan,
terlebih lagi amal yang besar.
{فَتَرَى
الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ}
lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa
yang (tertulis) di dalamnya. (Al-Kahfi: 49)
Yakni takut terhadap amal-amal perbuatan mereka yang buruk lagi jahat yang
tertulis di dalamnya.
{وَيَقُولُونَ
يَا وَيْلَتَنَا}
dan mereka berkata, "Aduhai celaka kami.” (Al-Kahfi: 49)
Artinya, betapa kecewa dan celakanya kami atas apa yang kami sia-siakan dalam
usia kami (di dunia).
{مَالِ
هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلا كَبِيرَةً إِلا
أَحْصَاهَا}
kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula)
yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. (Al-Kahfi: 49)
Yaitu tiada suatu dosa kecil maupun dosa besar yang tertinggal, dan tiada
suatu amal perbuatan sekecil apa pun yang tidak tercatat.
{إِلا
أَحْصَاهَا}
melainkan ia mencatat semuanya. (Al-Kahfi: 49)
Yakni menulisnya dengan cermat dan memeliharanya.
Imam Tabrani telah meriwayatkan dengan sanad seperti yang telah disebutkan
di atas sehubungan dengan ayat ini melalui Sa'd ibnu Junadah yang menceritakan:
لَمَّا
فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَةِ حُنَيْن،
نَزَلْنَا قَفْرًا مِنَ الْأَرْضِ، لَيْسَ فِيهِ شَيْءٌ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اجْمَعُوا، مَنْ وَجَدَ عُودًا فَلْيَأْتِ بِهِ،
وَمَنْ وَجَدَ حَطَبًا أَوْ شَيْئًا فَلْيَأْتِ بِهِ. قَالَ: فَمَا كَانَ إِلَّا
سَاعَةٌ حَتَّى جَعَلْنَاهُ رُكامًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "أَتَرَوْنَ هَذَا؟ فَكَذَلِكَ تُجْمَع الذُّنُوبُ عَلَى الرَّجُلِ
مِنْكُمْ كَمَا جَمَعْتُم هذا. فليتق الله رجل ولا
يُذْنِبْ
صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً، فَإِنَّهَا مُحْصَاة عَلَيْهِ "
"Setelah Rasulullah Saw. selesai dari Perang Hunain, kami turun istirahat di
sebuah tempat yang kosong, tiada sesuatu pun yang berarti padanya. Maka Nabi
Saw. bersabda, 'Kumpulkanlah oleh kalian; barang siapa yang menjumpai batang
kayu, hendaklah ia mengumpulkannya di tempat ini; dan barang siapa yang
menjumpai kayu bakar, hendaklah ia mengumpulkannya di tempat ini; atau (bila
menemukan) sesuatu lainnya, hendaklah ia mendatangkannya ke tempat ini.'
Tidak lama kemudian dan dalam waktu yang singkat semua kayu itu telah
terkumpulkan menjadi setumpuk kayu yang cukup banyak. Kemudian Rasulullah Saw.
bersabda: Tidakkah kalian lihat tumpukan kayu ini? Demikian pula dosa-dosa
terkumpulkan dalam diri seseorang di antara kalian, sebagaimana kalian
mengumpulkan kayu-kayuan ini. Karena itu, hendaklah seseorang bertakwa kepada
Allah; janganlah ia membuat suatu dosa, yang kecil maupun yang besar, karena
sesungguhnya dosa-dosa itu dikumpulkan dalam catatan amalnya '.”
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَوَجَدُوا
مَا عَمِلُوا حَاضِرًا}
dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).
(Al-Kahfi: 49)
Yaitu baik berupa kebaikan maupun keburukan.
Sama halnya dengan yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain,
yaitu:
{يَوْمَ
تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ
تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا}
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebaikan yang
dilakukannya) dihadapkan (kehadapannya). (Ali Imran: 30), hingga akhir
ayat.
{يُنَبَّأُ
الإنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ}
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakan dan
apa yang dilalaikannya. (Al-Qiyamah: 13)
Dan firman Allah Swt.:
{يَوْمَ
تُبْلَى السَّرَائِرُ}
Pada hari ditampakkan segala rahasia. (Ath-Thariq: 9)
Yakni ditampakkan semua yang tersembunyi di dalam damir (hati).
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ
ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يومَ الْقِيَامَةِ يُعْرَفُ بِهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sabit, dari Anas, dari Nabi Saw. yang
telah bersabda: Setiap orang yang berkhianat mempunyai panjinya tersendiri di
hari kiamat kelak, yang dengan panjinya itu ia dikenal.
Hadis ini diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab
Sahihain.
Menurut lafaz yang lain disebutkan seperti berikut:
"يُرْفَع
لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يومَ الْقِيَامَةِ
عِنْدَ
اسْتِهِ بِقَدْرِ غَدْرته، يُقَالُ: هَذِهِ غَدْرَة فُلَانِ بْنِ
فُلَانٍ"
Dipancangkan sebuah panji bagi setiap orang yang berkhianat pada hari
kiamat di pantatnya, sesuai dengan jenis pengkhianatannya, maka disebutkan
bahwa ini adalah panji pengkhianatan si Fulan bin Anu.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَلا
يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا}
Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun. (Al-Kahfi: 49)
Artinya, Dia kelak akan memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya terhadap
semua amal perbuatan mereka. Dia tidak akan menganiaya seorang pun dari
makhluk-Nya, bahkan Dia pemaaf, mengampuni, dan merahmatinya. Dia hanya mengazab
orang yang dikehendaki-Nya dengan kekuasaan-Nya, kebijaksanaan, dan
keadilan-Nya. Dan Dia memenuhi neraka dengan orang-orang kafir dan orang-orang
yang durhaka. Kemudian orang-orang yang durhaka diselamatkan sesudah itu,
tetapi orang-orang kafir kekal di dalam neraka. Dia adalah Hakim yang tidak
kelewat batas, tidak pula berbuat aniaya.
Allah Swt. telah berfirman dalam ayat lainnya:
{إِنَّ
اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا
وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا}
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan
jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya.
(An-Nisa: 40), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
{وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ
شَيْئًا}
Kami akan memasang neraca yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seseorang barang sedikit pun. (Al-Anbiya: 47)
Sampai dengan firman-Nya:
وَكَفَى
بِنَا حَاسِبِينَ
Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (Al-Anbiya: 47)
Masih banyak lagi ayat-ayat yang semakna.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، عَنِ
الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الْوَاحِدِ الْمَكِّيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ:
بَلَغَنِي حَدِيثٌ عَنْ رَجُلٍ سَمِعَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاشْتَرَيْتُ بَعِيرًا ثُمَّ شَدَّدْتُ عَلَيْهِ رَحْلى،
فَسِرْتُ عَلَيْهِ شَهْرًا، حَتَّى قَدِمْتُ عَلَيْهِ الشَّامَ، فَإِذَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ أُنَيْسٍ فَقُلْتُ لِلْبَوَّابِ: قُلْ لَهُ: جَابِرٌ عَلَى الْبَابِ.
فَقَالَ: ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. فَخَرَجَ يَطَأُ ثَوْبَهُ،
فَاعْتَنَقَنِي وَاعْتَنَقْتُهُ، فَقُلْتُ: حَدِيثٌ بَلَغَنِي عَنْكَ أَنَّكَ
سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
الْقَصَاصِ، فَخَشِيتُ أَنْ تَمُوتَ أَوْ أَمُوتَ قَبْلَ أَنْ أسَمَعه فَقَالَ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "يحشُر
اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ -أَوْ قَالَ: العبادَ-عُرَاةَ
غُرْلا بُهْمًا" قُلْتُ: وَمَا بُهْمًا؟ قَالَ: "لَيْسَ مَعَهُمْ شَيْءٌ ثُمَّ
يُنَادِيهِمْ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ، كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَربَ: أَنَا
الْمَلِكُ، أَنَا الدَّيَّانُ، لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَنْ
يَدْخُلَ النَّارَ، وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ، حَتَّى
أَقُصَّهُ مِنْهُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ
الْجَنَّةَ، وَلَهُ عِنْدَ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ حَقٌّ، حَتَّى أَقُصَّهُ
مِنْهُ حَتَّى اللَّطْمَةُ". قَالَ: قُلْنَا: كَيْفَ، وَإِنَّمَا نَأْتِي اللَّهَ،
عَزَّ وَجَلَّ، حُفَاةً عُراة غُرْلا بُهْمًا؟ قال:
بِالْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah
menceritakan kepada kami Hamman ibnu Yahya, dari Al-Qasim ibnu Abdul Wahid
Al-Makki, dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Uqail; ia pernah mendengar Jabir ibnu
Abdullah mengatakan, "Telah sampai sebuah hadis kepada saya dari seorang lelaki
yang mendengarnya langsung dari Nabi Saw. Maka saya membeli seekor unta
kendaraan, dan saya mempersiapkannya dengan memberinya pelana, lalu berangkat
dengan mengendarinya selama satu bulan menuju ke tempat lelaki tersebut. Ketika
sampai padanya di negeri Syam, ternyata dia adalah Abdullah ibnu Unais. Maka
saya berkata kepada penjaga pintu, 'Beri tahukanlah kepadanya bahwa ada Jabir
di pintu.' Abdullah ibnu Unais bertanya, 'Engkau putra Abdullah?' Saya
menjawab, 'Ya.' Maka Ibnu Unais keluar seraya menginjak kainnya (saking gembira
dan terburu-burunya), lalu ia memeluk saya dan saya pun memeluknya. Saya
berkata, 'Ada sebuah hadis yang saya dengar bahwa eng-kau mendengar langsung
dari Rasulullah Saw. sehubungan dengan masalah qisas, maka saya khawatir bila
engkau meninggal dunia atau saya meninggal dunia sebelum saya mendengar hadis
tersebut darimu.' Ibnu Unais berkata, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: Allah Swt. menggiring manusia —atau hamba-hamba-Nya— kelak di hari
kiamat (sedangkan mereka dalam keadaan) telanjang lagi tidak bersunat
hanya dengan membawa kedua hal. Saya bertanya, 'Apakah yang dimaksud dengan
kedua hal? Rasulullah Saw. bersabda: Mereka tidak memakai pakaian apa pun.
Kemudian mereka diseru oleh suara yang terdengar oleh orang yang jauh
sebagaimana apa yang didengar oleh orang yang dekat, 'Akulah Raja, Akulah
Pemberi Balasan, tidaklah layak bagi seseorang dari kalangan penghuni neraka
masuk neraka, sedangkan dia mempunyai hak atas seseorang dari kalangan ahli
surga, sebelum Aku lunaskan hak itu darinya buat penghuni neraka itu. Dan
tidaklah layak bagi seseorang dari kalangan penghuni surga masuk surga,
sedangkan dia mempunyai hak atas seseorang dari kalangan penghuni neraka,
sebelum Aku lunaskan hak itu darinya buat si penghuni surga itu, sehingga dalam
masalah tamparan.' Kami (para sahabat) bertanya, 'Mana mungkin, sedangkan
kita menghadap kepada Allah hanya dalam keadaan telanjang lagi tidak bersunat
hanya dengan membawa kedua hal?' Nabi Saw. bersabda: 'Membawa amal-amal
kebaikan dan amal-amal keburukan'.”
Telah diriwayatkan pula dari Syu'bah, dari Al-Awwam ibnu Muzahim, dari Abu
Usman, dari Usman ibnu Affan r.a., bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"إِنَّ
الجَمَّاء لَتَقْتَصُّ مِنَ الْقَرْنَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ"
Sesungguhnya hewan yang tidak bertanduk benar-benar akan dapat membalas
hewan-hewan yang bertanduk kelak di hari kiamat.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Abdullah putra Imam Ahmad. Hadis ini banyak
mempunyai syawahid yang mendukungnya diriwayatkan melalui berbagai jalur yang
akan kami ketengahkan dalam pembahasan tafsir firman Allah Swt. yang
mengatakan:
{وَنَضَعُ
الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ
شَيْئًا}
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seseorang barang sedikit pun. (Al-Anbiya: 47)
Dan dalam tafsir firman Allah Swt. yang telah lalu, yaitu:
{إِلا
أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى
رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ}
melainkan umat-umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami alpakan
sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
(Al-An'am: 38)