Tafsir Surat Ar-Ra'd, ayat 3-4
{وَهُوَ
الَّذِي مَدَّ الأرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ
الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (3) وَفِي الأرْضِ قِطَعٌ
مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ
صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأكُلِ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (4) }
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan
menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua
buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan di bumi
ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas
sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Setelah menyebutkan tentang alam langit, maka Allah menyebutkan kekuasaan,
kebijaksanaan, dan hukum-hukumnya di alam bagian bawah. Untuk itu Allah Swt.
berfirman:
{وَهُوَ
الَّذِي مَدَّ الأرْضَ}
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi. (Ar-Ra'd: 3)
Yaitu menjadikannya luas membentang secara memanjang dan melebar, lalu Allah
memancangkan gunung-gunung yang kokoh dan tinggi-tinggi untuk memantapkannya,
serta mengalirkan padanya sungai-sungai, mata air-mata air, dan sungai-sungai
kecil untuk mengairi segala sesuatu yang Dia ciptakan padanya, yaitu buah-buahan
yang beraneka ragam warna, bentuk, rasa, dan baunya. berpasang-pasangan.
(Ar-Ra'd: 3) Artinya, dari tiap jenis ada dua macam yang berpasangan.
{يُغْشِي
اللَّيْلَ النَّهَارَ}
Allah menutupkan malam kepada siang. (Ar-Ra'd: 3)
Dia menjadikan masing-masing dari keduanya menyusul yang lainnya dengan
cepat. Dengan kata lain, apabila yang satunya pergi, maka yang lainnya datang;
dan apabila yang lainnya pergi, maka yang satunya datang. Allah pulalah yang
mengatur waktu, sebagaimana Dia mengatur tempat dan penduduknya.
{إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Ar-Ra'd: 3)
Yakni memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah, kebijaksanaan, dan bukti-bukti
yang menunjukkan keesaan-Nya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَفِي
الأرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ}
Dan di bumi itu terdapat bagian-bagian yang berdampingan. (Ar-Ra'd:
4)
Yaitu kawasan-kawasan yang satu sama lainnya berdampingan, tetapi yang
satunya berpembawaan subur, dapat menumbuhkan segala sesuatu yang bermanfaat
bagi manusia; sedangkan yang lainnya tandus, tidak dapat menumbuhkan sesuatu
pun.
Demikianlah menurut riwayat dari Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair,
Ad-Dahhak, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Dan termasuk ke dalam pengertian ayat ini perbedaan warna tanah masing-masing
kawasan, ada yang berwarna merah, ada yang putih, ada yang kuning, ada yang
hitam, ada yang berbatu, ada yang mudah ditanami, ada yang berpasir, ada yang
keras, dan ada yang gembur; masing-masing berdampingan dengan yang lainnya,
tetapi masing-masing memiliki sifat dan spesifikasi yang berbeda-beda. Semuanya
itu menunjukkan keberadaan Tuhan yang menciptakannya menurut apa yang
dikehendaki-Nya.-Tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada Rabb selain Dia.
Firman Allah Swt.:
{وَجَنَّاتٌ
مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ}
dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman, dan pohon kurma. (Ar-Ra'd:
4)
Lafaz zar'un dan nakhilun dapat dibaca rafa' dengan
ketentuan bahwa keduanya di-'ataf-kan kepada lafaz fannatun. dan bila
dibaca zar'in dan nakhilin, berarti di-'ataf-kan kepada lafaz
a'nabin. Karena itulah ada dua golongan para imam yang masing-masing
membacanya dengan bacaan tersebut.
Firman Allah Swt.:
{صِنْوَانٌ
وَغَيْرُ صِنْوَانٍ}
yang bercabang dan yang tidak bercabang. (Ar-Ra'd: 4)
As-sinwan artinya pohon yang bercabang, seperti delima, pohon tin, dan
sebagian pohon kurma serta lain-lainnya. Sedangkan gairu sinwan artinya
yang tidak bercabang, melainkan hanya satu pokok saja. Termasuk ke dalam
pengertian ini dikatakan bahwa paman seseorang sama kedudukannya dengan ayahnya;
seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih, bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda kepada Umar:
"أَمَّا
شَعَرْتَ أَنَّ عَمَّ الرَّجُلِ صِنْوُ أَبِيهِ؟ "
Tidakkah engkau ketahui bahwa paman seseorang itu setara dengan
ayahnya.
Sufyan As-Sauri dan Syu'bah telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Al-Barra
r.a. yang mengatakan bahwa As-sinwan artinya beberapa pohon kurma yang
tumbuh dari satu batang pohon. Dan gairu sinwan artinya yang
terpisah-pisah (yakni berbeda batangnya). Itulah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas,
Mujahid, Ad-Dahhak, Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam serta
lain-lainnya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{يُسْقَى
بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأكُلِ}
disirami dengan air yang sama, Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu
atas sebagian yang lain tentang rasanya. (Ar-Ra'd: 4)
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari
Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami melebihkan sebagian
tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. (Ar-Ra'd: 4) Lalu
Nabi Saw. bersabda bahwa ada yang pahit, ada yang hambar, ada yang manis, dan
ada yang asam.
Hadis riwayat Imam Turmuzi, dan ia mengatakan bahwa predikat hadis ini
hasan garib.
Dengan kata lain, perbedaan pada buah-buahan dan tanam-tanaman ini adalah
dalam hal bentuk, warna, rasa, bau, daun-daun, dan bunga-bunganya. Sebagian di
antaranya ada yang berasa manis sekali, yang lainnya ada yang sangat kecut, ada
yang sangat pahit, ada yang berasa hambar, dan yang lainnya lagi ada yang berasa
segar. Ada pula yang pada mulanya berasa kecut, kemudian berubah berasa lain
(manis) dengan seizin Allah. Warna masing-masing ada yang kuning, ada yang
merah, ada yang putih, ada yang hitam dan ada yang biru. Demikian pula halnya
dengan bunga-bunganya, padahal semuanya menyandarkan kehidupannya dari satu
sumber, yaitu air; tetapi kejadiannya berbeda-beda dengan perbedaan yang cukup
banyak tak terhitung. Dalam kesemuanya itu terkandung tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi orang yang menggunakan pikirannya. Keadaan ini termasuk bukti yang
paling besar yang menunjukkan akan Penciptanya, yang dengan kekuasaan-Nya
dijadikan berbeda segala sesuatunya, Dia menciptakannya menurut apa yang
dikehendaki-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berpikir. (Ar-Ra'd: 4)