Tafsir Surat Ibrahim, ayat 10-12

{قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى قَالُوا إِنْ أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا تُرِيدُونَ أَنْ تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (10) قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِنْ نَحْنُ إِلا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَمَا كَانَ لَنَا أَنْ نَأْتِيَكُمْ بِسُلْطَانٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (11) وَمَا لَنَا أَلا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (12) }
Rasul-rasul mereka berkata, "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kalian untuk memberi ampunan kepada kalian dari dosa-dosa kalian dan menangguhkan (siksaan) kalian sampai masa yang ditentukan?” Mereka berkata, "Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kalian menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami. Karena itu, datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.” Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kalian, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kalian melainkan dengan seizin Allah. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang beriman bertawakal. Mengapa kami tidak bertawakal kepada Allah, padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kalian lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri."
Allah Swt. menceritakan perdebatan yang berlangsung antara orang-orang kafir dan rasul-rasul-Nya. Demikian itu karena ketika para rasul mendapat jawaban keraguan dari pihak umatnya masing-masing terhadap apa yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka, yang intinya menyeru agar mereka menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Maka berkatalah para rasul:
{أَفِي اللَّهِ شَكٌّ}
Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah. (Ibrahim: 10)
Kalimat ini mengandung dua interpretasi, yaitu:
Pertama, apakah ada keragu-raguan terhadap keberadaan-Nya. Karena sesungguhnya fitrah manusia mempersaksikan keberadaan-Nya, dan fitrah manusia telah diciptakan dalam keadaan mengakui keberadaan Allah sebagai Tuhannya. Orang yang memiliki fitrah yang sehat pasti mengakui Allah, tetapi adakalanya fitrah manusia dijangkiti oleh penyakit keragu-raguan dan kelabilan. Maka untuk menyembuhkannya diperlukan sarana bukti (dalil) yang menunjukkan keberadaan-Nya guna melenyapkan keragu-raguan itu. Untuk itulah maka para rasul memberikan bimbingan dan petunjuk kepada mereka ke arah jalan yang menghantarkan mereka untuk dapat mengenal-Nya. Maka disebutkanlah:
{فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ}
Pencipta langit dan bumi? (Ibrahim: 10)
yang Dia ciptakan dan Dia adakan tanpa contoh yang mendahuluinya. Karena sesungguhnya bukti-bukti kejadian, penciptaan, dan pengaturan yang ada pada keduanya menunjukkan bahwa pasti ada yang membuatnya. Dialah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu, Dialah Tuhan dan pemiliknya.
Kedua, sejumlah ulama mengartikan firman-Nya: Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah. (Ibrahim: 10)  Yakni sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang harus disembah, padahal Dia­lah yang menciptakan semua yang ada; tiada yang berhak disembah selain Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya sebagian besar umat manusia mengakui Tuhan Yang Maha Pencipta, tetapi mereka menyembah selain-Nyayang dipersekutukan dengan-Nya, yaitu perantara-perantara yang mereka duga dapat memberikan manfaat kepada mereka atau dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah.
Para rasul mereka berkata kepada mereka:
يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ
Dia menyeru kalian untuk memberi ampunan kepada kalian dari dosa-dosa kalian. (Ibrahim: 10)
Yakni di hari akhirat kelak.
{وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى}
dan menangguhkan (siksaan) kalian sampai masa yang ditentukan. (Ibrahim: 10)
Yaitu di dunia ini.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ} الْآيَةَ
dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Tuhan kalian dan bertobat kepada-Nya. (Jika kalian mengerjakan yang demikian itu), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepada kalian sampai waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. (Hud: 3), hingga akhir ayat.
Kemudian setelah umat-umatnya kalah berdebat dengan para rasul mereka, maka mereka beralih alasan untuk menolak dengan cara mendebat kedudukan rasul yang disandangnya. Kesimpulan jawaban mereka disebutkan oleh firman-Nya:
{إِنْ أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا}
Kalian tidak lain hanyalah manusia biasa seperti kami juga, (Ibrahim: 10)
Yakni mana mungkin bagi kami mengikuti kalian hanya dengan perkataan kalian, sedangkan kami belum melihat adanya suatu mukjizat dari kalian, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya menyitir kata-kata mereka dalam firman selanjutnya:
{فَأْتُونَا بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ}
Karena itu, datangkanlah kepada kami bukti yang nyata. (Ibrahim: 10)
Yaitu suatu mukjizat yang kami minta dari kalian mengemukakannya. Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka:
{إِنْ نَحْنُ إِلا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ}
 "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kalian.” (Ibrahim: 11)
Artinya, memang benar kami adalah manusia biasa seperti kalian.
{وَلَكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ}
akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. (Ibrahim: 11)
Yakni kerasulan dan kenabian.
{وَمَا كَانَ لَنَا أَنْ نَأْتِيَكُمْ بِسُلْطَانٍ}
Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kalian. (Ibrahim: 11)
sesuai dengan apa yang kalian minta,
{إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ}
melainkan dengan izin Allah. (Ibrahim: 11)
Yakni sesudah kami minta kepada-Nya dan Dia mengizinkan kepada kami untuk mengeluarkannya.
{وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ}
Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal. (Ibrahim: 11)
Yaitu dalam semua urusan mereka. Kemudian para rasul berkata:
{وَمَا لَنَا أَلا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ}
Mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah. (Ibrahim: 12)
Maksudnya, apakah yang mencegah kami untuk bertawakal kepada Allah, padahal Dia telah menunjuki kami jalan yang paling lurus, paling jelas, dan paling gamblang.
{وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا}
dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kalian lakukan kepada kami. (Ibrahim: 12)
seperti perkataan yang buruk dan perbuatan-perbuatan yang rendah.
{وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ}
Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri. (Ibrahim: 12)

Popular posts from this blog

Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 1-5

Keajaiban Terapi Ruqyah

Tafsir Surat Al Mu’minun, ayat 99-100