Tafsir Surat An-Nahl, ayat 24-25
{وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنزلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ (24)
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ
الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلا سَاءَ مَا يَزِرُونَ (25)
}
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah
yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan
orang-orang dahulu." (ucapan mereka)
menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari
kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui
sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang
mereka pikul itu.
Allah Swt. berfirman kepada mereka yang mendustakan-Nya:
{مَاذَا
أَنزلَ رَبُّكُمْ قَالُوا}
"Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhan kalian?” Mereka menjawab.
(An-Nahl: 24)
dengan jawaban yang memalingkan pembicaraan dari jawaban yang sebenarnya,
yaitu:
{أَسَاطِيرُ
الأوَّلِينَ}
Dongengan-dongengan orang-orang dahulu. (An-Nahl: 24)
Dengan kata lain, Allah tidak menurunkan sesuatu pun yang berarti, dan
sesungguhnya apa yang dibacakan kepada kami hanyalah dongengan-dongengan orang
dahulu, yakni diambil dari kitab-kitab terdahulu; sebagaimana yang disebutkan
oleh Allah Swt. menyitir kata-kata mereka dalam ayat yang lain, yaitu:
{وَقَالُوا
أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً
وَأَصِيلا}
Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya
supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan
petang.” (Al-Furqan: 5)
Artinya, mereka membuat-buat kedustaan terhadap Rasul dan mengatakan
kata-kata yang semuanya tidak benar, bertentangan serta berbeda dengan
kenyataannya; seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain
melalui firman-Nya:
{انْظُرْ
كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الأمْثَالَ فَضَلُّوا فَلا يَسْتَطِيعُونَ
سَبِيلا}
Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang
kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan
(untuk menentang kerasulanmu). (Al-Furqan: 9)
Demikian itu karena sesungguhnya setiap orang yang keluar dari jalan yang
benar, maka apa pun yang dikatakannya adalah keliru belaka. Mereka mengatakan
Nabi Saw. sebagai seorang penyihir, tukang syair, ahli ramal (tenung), dan
orang gila. Kemudian pendapat mereka menjadi satu, menuruti apa yang dibuat-buat
oleh pemimpin mereka yang dikenal dengan sebutan Al-Walid ibnul Mugirah
Al-Makhzumi, yaitu setelah dia:
{فَكَّرَ
وَقَدَّرَ فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ثُمَّ نَظَرَ ثُمَّ
عَبَسَ وَبَسَرَ ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ
يُؤْثَرُ}
memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah
dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia
menetapkan? Kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,
kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia
berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari
(dari orang-orang dahulu)." (Al-Muddatstsir: 18-24)
Yakni Al-Qur'an itu merupakan nukilan, lalu dibacakan. Kemudian mereka
(orang-orang kafir) bubar dengan suatu kesepakatan yang bulat menurut apa yang
telah ditetapkan oleh pendapat Al-Walid ibnul Mugirah itu; semoga Allah melaknat
mereka. Mengenai mereka, Allah Swt. berfirman:
{لِيَحْمِلُوا
أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ
يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ}
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan
sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka
sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan).
(An-Nahl: 25)
Yaitu sesungguhnya Kami menetapkan atas mereka untuk mengatakan hal tersebut
yang menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya berikut dosa-dosa orang-orang yang
mengikuti dan menyetujui mereka. Dengan kata lain, mereka beroleh dosa-dosa diri
mereka dan dosa menyesatkan orang lain yang mengikuti jejak mereka. Di dalam
sebuah hadis disebutkan:
"مَنْ
دَعَا إِلَى هُدى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنِ اتَّبَعَهُ، لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ
عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مثلُ آثَامِ مَنِ اتَّبَعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ من
آثامهم شيئًا".
Barang siapa yang menyeru kepada hidayah (petunjuk), dia akan
beroleh pahalanya semisal dengan pahala orang-orang yang mengikuti jejaknya,
tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun. Dan barang siapa yang menyeru
kepada kesesatan, dia akan mendapatkan dosanya semisal dengan dosa orang-orang
yang mengikuti jejaknya, tanpa mengurangi dosa mereka barang sedikit
pun.
Dan Allah Swt. telah berfirman:
{وَلَيَحْمِلُنَّ
أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ}
Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan
beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan
sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka
ada-adakan. (Al-'Ankabut: 13)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, sehubungan
dengan makna firman-Nya: (ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul
dosa-dosanya dengan sepenuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang
yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka
disesatkan). (An-Nahl: 25) Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang
lain, yaitu: Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban-beban (dosa)
mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka
sendiri. (Al-'Ankabut: 13)
Mujahid mengatakan bahwa mereka memikul beban dosa-dosa mereka berikut dosa
orang-orang yang mengikuti jejak mereka, tanpa mengurangi azab yang diterima
oleh orang-orang yang taat kepada mereka barang sedikit pun.