Tafsir Surat An-Nahl, ayat 63-65
{تَاللَّهِ
لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ
أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (63) وَمَا
أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ
وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (64) وَاللَّهُ أَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ
مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ
يَسْمَعُونَ (65) }
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan
umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari
itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. Dan Kami tiadalah menurunkan
kepadamu Al Kitab (Al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman. Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan
dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).
Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia telah mengutus rasul-rasul kepada umat-umat
terdahulu, tetapi mereka didustakan oleh kaumnya masing-masing. Maka bagimu, hai
Muhammad, terdapat suri teladan dari kalangan saudara-saudaramu para rasul yang
terdahulu. Untuk itu, janganlah kamu kendur semangat dalam menghadapi pendustaan
kaummu terhadap dirimu. Adapun orang-orang musyrik yang mendustakan rasul-rasul
itu, sesungguhnya mereka berbuat demikian hanyalah karena dorongan setan yang
menghiasi apa yang mereka lakukan, sehingga mereka memandangnya baik.
{فَهُوَ
وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ}
maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu. (An-Nahl: 63)
Artinya, mereka dan setan yang menjadi pemimpin mereka berada dalam siksaan
dan pembalasan Allah. Setan tidak dapat menyelamatkan mereka, tiada yang dapat
menolong mereka, dan bagi mereka azab yang pedih.
Kemudian Allah Swt. berfirman kepada Rasul-Nya bahwa sesungguhnya Dia
menurunkan Al-Qur'an kepadanya tiada lain agar dia menjelaskan kepada manusia
apa yang mereka perselisihkan itu. Al-Qur'an adalah pemisah di antara manusia
dalam setiap hal yang mereka persengketakan.
{وَهُدًى}
dan menjadi petunjuk. (An-Nahl: 64)
bagi hati manusia.
{وَرَحْمَةً}
dan (menjadi) rahmat. (An-Nahl: 64)
bagi semua orang yang berpegang teguh kepadanya.
{لِقَوْمٍ
يُؤْمِنُونَ}
bagi kaum yang beriman. (An-Nahl: 64)
Sebagaimana Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai kehidupan buat hati yang mati
karena tadinya ingkar kepada Al-Qur'an, demikian pula Allah menghidupkan bumi
yang telah mati dengan air hujan yang diturunkanNya dari langit.
{إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).
(An-Nahl: 65)
Yakni memahami Kalamullah dan maknanya.