Tafsir Surat Al-Anbiya, ayat 105-107
{وَلَقَدْ
كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ
الصَّالِحُونَ (105) إِنَّ فِي هَذَا لَبَلاغًا لِقَوْمٍ عَابِدِينَ (106) وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107) }
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur
sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul
Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. Sesungguhnya
(apa yang disebutkan) dalam (surat) ini benar-benar menjadi
peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah). Dan tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Allah Swt. berfirman, memberitahukan tentang apa yang telah dipastikanNya
dan apa yang telah ditetapkan-Nya buat hamba-hamba-Nya yang saleh, yaitu
kebahagiaan di dunia dan akhirat; di dunia dipusakakan-Nya bumi ini kepada
mereka, selain kebahagiaan di akhirat nanti yang menjadi milik mereka. Ayat ini
semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{إِنَّ
الأرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ
لِلْمُتَّقِينَ}
sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah
bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-A'raf: 128)
{إِنَّا
لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ
يَقُومُ الأشْهَادُ}
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman
dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
(Al-Mu’min: 51)
Dan firman Allah Swt.:
{وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ }
الْآيَةَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridai-Nya. (An-Nur: 55)
Selanjutnya Allah menyebutkan bahwa hal ini telah tertulis di dalam
kitab-kitab syariat, juga takdir; hal ini pasti akan terjadi. Untuk itu Allah
Swt. berfirman:
{وَلَقَدْ
كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ}
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
Lauhul Mahfuz. (Al-Anbiya: 105)
Al-A'masy pernah bertanya kepada Sa'id ibnu Jubair tentang makna firman Allah
Swt.: Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis
dalam) Lauhul Mahfuz. (Al-Anbiya: 105) Bahwa yang dimaksud dengan
az-zikr ialah kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Mujahid mengatakan
bahwa Zabur adalah nama kitab.
Ibnu Abbas, Asy-Sya'bi, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya yang bukan hanya
seorang telah mengatakan bahwa Zabur adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi
Daud, sedangkan az-zikr artinya kitab Taurat.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa az-zikr artinya Al-Qur'an.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa az-zikr ialah kitab yang ada di
langit.
Mujahid mengatakan bahwa Zabur artinya semua kitab sesudah az-zikr.
az-zikr ialah kitab yang ada di sisi Allah (Lauhul Mahfuz). Pendapat inilah
yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Hal yang sama telah dikatakan oleh Zaid ibnu
Aslam, bahwa az-zikr adalah kitab pertama.
As-Sauri mengatakan bahwa az-zikr artinya Lauhul Mahfuz.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa Zabur adalah kitab-kitab
yang diturunkan kepada nabi-nabi, sedangkan az-zikr ialah Ummul Kitab
yang telah tercatat di dalamnya segala sesuatu sebelum itu.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah Swt.
telah menyebutkan di dalam kitab Taurat dan kitab Zabur serta pengetahuan-Nya
yang terdahulu sebelum ada langit dan bumi, bahwa Dia akan mempusakakan bumi ini
kepada umat Muhammad Saw. dan Dia akan memasukkan mereka yang saleh ke dalam
surga-Nya.
Mujahid telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya: bahwasanya
bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Al-Anbiya: 105 ) Bahwa yang
dimaksud dengan bumi ialah bumi surga.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abul Aliyah, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair,
Asy-Sya'bi, Qatadah, As-Saddi, Abu Saleh, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan As-Sauri. Abu
Darda mengatakan, "Kitalah yang dimaksud dengan orang-orang saleh itu."
Sedangkan menurut As-Saddi, mereka adalah orang-orang mukmin.
*******************
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ
فِي هَذَا لَبَلاغًا لِقَوْمٍ عَابِدِينَ}
Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini
benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah). (Al-Anbiya:
106)
Yakni sesungguhnya di dalam Al-Qur'an yang Kami turunkan kepada hamba Kami
Muhammad benar-benar mengandung manfaat dan kecukupan bagi kaum yang menyembah
Allah, taat kepada syariat-Nya, menyukainya, dan rela dengan syariat-Nya, serta
lebih memilih taat kepada Allah daripada tunduk kepada setan dan hawa nafsu
mereka.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ}
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam. (Al-Anbiya: 107)
Melalui ayat ini Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia menjadikan Muhammad Saw.
sebagai rahmat buat semesta alam. Dengan kata lain, Dia mengutusnya sebagai
rahmat buat mereka. Maka barang siapa yang menerima rahmat ini dan
mensyukurinya, berbahagialah ia di dunia dan akhiratnya. Dan barang siapa yang
menolak serta mengingkarinya, maka merugilah ia di dunia dan akhiratnya, seperti
yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ
دَارَ الْبَوَارِ جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ}
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah
dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yaitu neraka
Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruknya tempat kediaman.
(Ibrahim: 28-29)
Dan Allah Swt. telah berfirman sehubungan dengan sifat Al-Qur'an:
{قُلْ
هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي
آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ
بَعِيدٍ}
Katakanlah, "Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada
sumbatan, sedangkan Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah
(seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”
(Fushshilat: 44)
قَالَ
مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، حَدَّثَنَا مَرْوَانُ
الفَزَاريّ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَان، عَنِ ابْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ، قَالَ:
"إِنِّي لَمْ أبعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّمَا بُعثْتُ رَحْمَةً"
Imam Muslim mengatakan di dalam kitab sahihnya, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Marwan Al-Fazzari, dari Yazid
ibnu Kaisan, dari Ibnu Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan, bahwa
pernah dikatakan kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah, berdoalah untuk
kebinasaan orang-orang musyrik." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Sesungguhnya
aku diutus bukan sebagai pelaknat, melainkan aku diutus sebagai pembawa
rahmat.
Hadis ini diriwayatkan secara tunggal oleh Imam Muslim.
Di dalam hadis lainnya disebutkan:
"إِنَّمَا
أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ"
Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (kepada kalian).
Abdullah ibnu Abu Uwwanah dan lain-lainnya meriwayatkan hadis ini melalui
Waki', dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah secara
marfu'.
Ibrahim Al-Harbi mengatakan, telah diriwayatkan pula hadis ini oleh
lainnya dari Waki', tetapi tidak disebutkan dari Abu Hurairah.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Imam Bukhari ketika ditanya mengenai hadis
ini, lalu ia menjawab bahwa hadis ini ada pada Hafs ibnu Gayyas secara
mursal.
Al-Hafiz Ibnu Asakir mengatakan bahwa hadis ini telah diriwayatkan oleh Malik
ibnu Sa'id ibnul Khams, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah secara
marfu'.
Kemudian ia mengetengahkannya melalui jalur Abu Bakar ibnul Muqri dan Abu
Ahmad Al-Hakim, keduanya dari Bakar ibnu Muhammad ibnu Ibrahim As-Sufi.
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sa'id
Al-Jauhari, dari Abu Usamah, dari Ismail ibnu Abu Khalid, dari Qais ibnu Abu
Hazm, dari Abu Hurairah yang mengatakan, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"إِنَّمَا
أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ"
Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan.
Kemudian ia mengetengahkannya pula melalui jalur As-Silt ibnu Mas'ud, dari
Sufyan ibnu Uyaynah, dari Mis'ar, dari Sa'id ibnu Khalid, dari seorang lelaki,
dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"إِنَّ
اللَّهَ بَعَثَنِي رَحْمَةً مُهْدَاةً، بُعثْتُ بِرَفْعِ قَوْمٍ وَخَفْضِ
آخَرِينَ"
Sesungguhnya Allah mengutusku sebagai pembawa rahmat yang dihadiahkan, aku
diutus untuk mengangkat (derajat) suatu kaum dan merendahkan yang
lainnya.
Abul Qasim Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu
Muhammad ibnu Nafi' At-Tahhan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Saleh
yang mengatakan bahwa ia menjumpai sebuah kitab di Madinah berasal dari Abdul
Aziz Ad-Darawardi dan Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Umar ibnu Abdur Rahman ibnu
Abdul Aziz ibnu Amr ibnu Auf, dari Muhammad ibnu Saleh At-Tammar, dari Ibnu
Syihab, dari Muhammad ibnu Jubair ibnu Mut'im, dari ayahnya yang telah
menceritakan bahwa Abu Jahal sesudah kembali ke Mekah dari jamuan minum
khamarnya mengatakan, "Hai golongan kaum Quraisy, sesungguhnya Muhammad kini
tinggal di Yasrib dan telah mengirimkan mata-matanya. Sesungguhnya dia tiada
lain menginginkan agar mendapat sesuatu jarahan dari kalian. Maka
berhati-hatilah kalian, jangan sampai kalian melalui jalannya atau mendekatinya.
Sesungguhnya dia bagaikan harimau yang ganas. Sesungguhnya dia dendam terhadap
kalian karena kalian telah mengusirnya sebagaimana mengusir kera-kera dari
tempat yang ramai. Demi Allah, sesungguhnya dia mempunyai ilmu sihir yang tidak
pernah saya lihat sebelumnya seampuh itu. Dan sesungguhnya tiada seorang pun
dari kalangan sahabatnya, melainkan saya lihat mereka selalu ditemani oleh
setan-setan. Sesungguhnya kalian telah mengetahui permusuhan (kita dan) Bani
Qailah (yakni kabilah Aus dan kabilah Khazraj), dia (Muhammad) adalah musuh yang
meminta bantuan kepada musuh (kita)."
Mut'im ibnu Addi menjawabnya.”Hai Abul Hakam (nama sebutan Abu Jahal), demi
Allah, saya tidak pernah melihat seseorang yang berlisan lebih jujur dan tidak
pula seseorang yang lebih menepati janjinya selain dari saudara kalian yang
telah kalian usir itu (yakni Nabi Saw.). Bilamana kalian telah terlanjur
melakukannya, maka sekarang.sudah sepantasnya bagi kalian menebus kesalahan
kalian itu dengan menjadi orang-orang yang membelanya."
Abu Sufyan ibnul Haris mengatakan, "Jadilah kalian orang yang lebih keras
daripada sikap kalian yang sekarang ini. Sesungguhnya Bani Qailah itu jika
mereka berhasil mengalahkan kalian, tentulah mereka tidak memelihara hubungan
kekerabatan terhadap kalian dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Jika
kalian menuruti saranku, aku akan menempatkan kalian di kalangan mereka sebagai
orang-orang Bani Kinanah yang terbaik, atau kalian harus mengusir Muhammad dari
kalangan mereka agar dia terusir dalam keadaan sendirian. Mengenai kedua anak
Qailah (yakni Aus dan Khazraj), demi Allah, tiadalah mereka berdua dan
budak-budak kalian melainkan sama hinanya; aku sendirian mampu mencegah mereka
tanpa kalian." Lalu Abu Sufyan ibnul Haris mengucapkan bait-bait syairnya yang
antara lain mengatakan
سَأمْنَحُ
جَانبًا مِنِّي غَليظًا ...
عَلَى مَا كَانَ مِنْ قُرب وَبُعْد ...
رجَالُ
الخَزْرَجيَّة أهْلُ ذُل ...
إِذَا مَا كَانَ هَزْل بَعْدَ جَدِّ ...
"Aku akan memberikan sisi lambungku
yang keras lebih dari sebelumnya terhadap semua orang yang dekat maupun yang
jauh dari kalangan kabilah Khazraj.
Mereka adalah orang-orang yang hina,
bilamana sesudah sungguhan tidak ada basa-basi lagi."
Ketika berita itu terdengar oleh Rasulullah Saw, maka beliau bersabda:
"وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، لَأَقْتُلَنَّهُمْ ولأصلبَنَّهم وَلَأَهْدِيَنَّهُمْ وَهُمْ
كَارِهُونَ، إِنِّي رَحْمَةٌ بَعَثَنِي اللَّهُ، وَلَا يَتَوفَّاني حَتَّى يُظْهِرَ
اللَّهُ دِينَهُ، لِي خَمْسَةُ أَسْمَاءٍ: أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَحْمَدُ، وَأَنَا
الْمَاحِي الَّذِي يَمْحِي اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي
يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا الْعَاقِبُ"
Demi Zat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sungguh aku
benar-benar akan membunuh mereka, menyalib mereka, atau akan memberi petunjuk
kepada mereka, sedangkan mereka tidak menyukainya. Sesungguhnya aku ini adalah
pembawa rahmat yang diutus oleh Allah. Allah tidak akan mewafatkan diriku
sebelum Dia memenangkan agama-Nya. Aku mempunyai lima buah nama, akulah Muhammad
dan Ahmad, dan aku adalah Al-Mahi yang dengan melaluiku Allah menghapus
kekufuran, dan akulah Al-Hasyir yang semua orang (kelak di hari kiamat)
digiring di bawah telapak kakiku, dan aku adalah Al-'Aqib.
Ahmad ibnu Saleh mengatakan bahwa saya berharap semoga hadis ini berpredikat
sahih.
قَالَ
الإمامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ،
حَدَّثَنِي عَمْرو بْنُ قَيس، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي قُرّة الكِنْديّ قَالَ:
كَانَ حُذيفةُ بِالْمَدَائِنِ، فَكَانَ يَذْكُرُ أَشْيَاءَ قَالَهَا رسولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَاءَ حذيفةُ إِلَى سَلْمان فَقَالَ
سَلْمَانُ: يَا حذيفةَ، أن رسولَ الله صلى الله عليه وسلم [كَانَ يَغْضَبُ
فَيَقُولُ، وَيَرْضَى فَيَقُولُ: لَقَدْ عَلِمْتُ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم]
خطَب فَقَالَ: "أَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي سَبَبتُه [سَبَّةً] فِي غَضَبي أَوْ
لَعَنْتُهُ لَعْنَةً، فَإِنَّمَا أَنَا رَجُلٌ مِنْ وَلَدِ آدَمَ، أَغْضَبُ كَمَا
يَغْضَبُونَ، وَإِنَّمَا بَعَثَنِي رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، فَاجْعَلْهَا صَلَاةً
عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Amr,
telah menceritakan kepada kami Zaidah, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu
Qais, dari Amr ibnu Abu Qurrah Al-Kindi yang mengatakan bahwa Huzaifah tinggal
di Madaln, dia sering memberikan banyak penyuluhan kepada orang-orang dengan
hadis-hadis yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. Lalu Huzaifah datang kepada
Salman. Maka Salman berkata kepadanya, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Siapa pun orangnya yang pernah aku maki atau aku laknat saat aku
sedang marah, maka sesungguhnya diriku ini tiada lain seorang lelaki dari anak
Adam (manusia) yang juga marah sama dengan kalian bila marah. Tetapi
sesungguhnya aku diutus oleh Allah sebagai pembawa rahmat buat semesta alam,
maka aku akan menjadikan marah dan laknatku itu sebagai rahmat buatnya kelak di
hari kiamat.
Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Yunus, dari Zaidah. Jika
dikatakan, "Rahmat apakah yang dapat diperoleh oleh orang yang kafir kepadanya?"
Sebagai jawabannya ialah apa yang diriwayatkan oleh Abu Ja'far ibnu Jarir yang
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Syahin, telah menceritakan
kepada kami Ishaq ibnu Al-Azraq, dari Al-Mas'udi, dari seorang lelaki yang
dikenal dengan nama Sa'id, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan
dengan makna firman-Nya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 107) Bahwa yang
dimaksud ialah rahmat bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian
dengan dipastikan-Nya rahmat baginya di dunia dan akhirat; sedangkan bagi orang
yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya, terbebaskan dari azab yang pernah
dialami oleh umat-umat sebelumnya yang durhaka.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hal yang sama melalui hadis Al-Mas'udi,
dari Abu Sa'd alias Sa'id ibnul Mirzaban Al-Baqqal, dari Sa'id ibnu Jubair, dari
Ibnu Abbas.
Abul Qasim At-Tabrani telah meriwayatkannya dari Abdan ibnu Ahmad, dari Isa
ibnu Yunus Ar-Ramli, dari Ayyub ibnu Suwaid, dari Al-Mas'udi, dari Habib ibnu
Abu Sabit, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 107) Ibnu Abbas mengatakan bahwa
orang-orang yang mengikutinya beroleh rahmat di dunia ini dan di akhirat kelak.
Sedangkan orang-orang yang tidak mengikutinya dapat terhindar dari cobaan berupa
ditenggelamkan ke bumi, dikutuk, dan ditimpa azab yang pernah dialami oleh
umat-umat lain sebelum mereka.