Tafsir Surat Al-Anbiya, ayat 7-9
{وَمَا
أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلا رِجَالا يُوحَى إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ
إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (7) وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَا يَأْكُلُونَ
الطَّعَامَ وَمَا كَانُوا خَالِدِينَ (8) ثُمَّ صَدَقْنَاهُمُ الْوَعْدَ
فَأَنْجَيْنَاهُمْ وَمَنْ نَشَاءُ وَأَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِينَ (9)
}
Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu
(Muhammad), melainkan beberapa orang
laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. Dan tidaklah Kami jadikan
mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu
orang-orang yang kekal. Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami
janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang
Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui
batas.
Allah Swt. berfirman menjawab orang-orang yang mengingkari rasul dari
kalangan manusia:
{وَمَا
أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلا رِجَالا يُوحَى إِلَيْهِمْ}
Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. (Al-Anbiya:
7)
Yakni semua rasul yang terdahulu terdiri atas manusia laki-laki, tiada
seorang pun di antara mereka dari kalangan malaikat. Seperti yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا يُوحَى إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ
الْقُرَى}
Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan seorang laki-laki yang Kami
berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. (Yusuf: 109)
{قُلْ
مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ}
Katakanlah : "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul.”
(Al-Ahqaf: 9)
Dan firman Alah Swt. menceritakan perihal umat-umat terdahulu yang
mengingkari hal ini melalui ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:
{أَبَشَرٌ
يَهْدُونَنَا}
Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami? (At-Taghabun:
6)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{فَاسْأَلُوا
أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ}
maka tanyakanlah oleh kalian kepada orang-orang yang berilmu, jika kalian
tidak mengetahui. (Al-Anbiya: 7)
Maksudnya, tanyakanlah kepada ahlul ilmi dari kalangan umat-umat
terdahulu —seperti kaum Yahudi dan kaum Nasrani dan semua pemeluk agama
terdahulu— apakah rasul-rasul yang datang kepada mereka itu manusia atau
malaikat? Jawaban mereka tentu saja tiada lain adalah manusia. Hal ini merupakan
nikmat Allah Swt. yang sempurna kepada makhluk-Nya, karena Dia mengutus
rasul-rasul-Nya kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, sehingga para rasul
itu dapat menyampaikan kepada mereka dan mereka dapat menerima dari para rasul.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمَا
جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ}
Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan.
(Al-Anbiya: 8)
Yaitu sesungguhnya para rasul itu memiliki jasad sebagaimana manusia biasa
dan makan sebagaimana manusia makan. Sama halnya dengan apa yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَمَا
أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ
وَيَمْشُونَ فِي الأسْوَاقِ}
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh
memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (Al-Furqan: 20)
Sesungguhnya para rasul itu adalah manusia biasa, mereka makan dan minum
seperti lazimnya manusia, memasuki pasar-pasar untuk mencari mata pencaharian
dan berdagang. Hal tersebut tidaklah membahayakan mereka dan tidak pula
mengurangi sedikit pun martabat mereka seperti yang didugakan oleh orang-orang
musyrik dalam ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:
{مَالِ
هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الأسْوَاقِ لَوْلا أُنزلَ
إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنز أَوْ
تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا وَقَالَ الظَّالِمُونَ إِنْ تَتَّبِعُونَ
إِلا رَجُلا مَسْحُورًا}
Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa
tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan
peringatan bersama-sama dengan dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan
kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya yang dia
dapat makan dari (hasil) nya? (Al-Furqan: 7-8)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَا
كَانُوا خَالِدِينَ}
dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. (Al-Anbiya:
8)
di dunia ini; bahkan mereka hidup, lalu mati sebagaimana manusia biasa.
Ucapan mereka dijawab oleh Allah Swt. dalam ayat lain yang Khitabnya
ditujukan kepada Nabi Saw., yaitu:
{وَمَا
جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ}
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu.
(Al-Anbiya: 34)
Keistimewaan para rasul itu ialah mereka diberi wahyu oleh Allah Swt. Para
malaikat turun kepada mereka membawa wahyu dari Allah yang berisikan hukum-hukum
buat makhluk-Nya, menyangkut perintah dan larangan-Nya.
Firman Allah Swt.:
{ثُمَّ
صَدَقْنَاهُمُ الْوَعْدَ}
Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan). (Al-Anbiya:
9)
Yakni janji yang telah diberikan oleh Tuhan mereka, bahwa sesungguhnya Dia
akan membinasakan orang-orang yang zalim. Allah memenuhi janj i-Nya kepada para
rasul dan terlaksanalah janj i-Nya itu. Karena itulah maka disebutkan dalam
firman selanjutnya:
{فَأَنْجَيْنَاهُمْ
وَمَنْ نَشَاءُ}
Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki.
(Al-Anbiya: 9)
Yaitu para pengikut mereka dari kalangan orang-orang yang beriman.
{وَأَهْلَكْنَا
الْمُسْرِفِينَ}
dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas. (Al-Anbiya:
9)
Yakni orang-orang yang mendustakan apa yang disampaikan oleh para
rasul.