Tafsir Surat Al-Anbiya, ayat 95-97
{وَحَرَامٌ
عَلَى قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا أَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (95) حَتَّى إِذَا
فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96)
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ
كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا
ظَالِمِينَ (97) }
Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa
mereka tidak akan kembali (kepada Kami). Hingga apabila dibukakan
(tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari
berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir.
(Mereka berkata), "Aduhai, celakalah kami. Sesungguhnya kami adalah dalam
kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang
zalim."
Firman Allah Swt.:
{وَحَرَامٌ
عَلَى قَرْيَةٍ}
Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri.
(Al-Anbiya: 95)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna haramun ialah sudah semestinya.
Dengan kata lain, telah ditakdirkan bahwa sesungguhnya penduduk suatu kota yang
telah dibinasakan tidak akan dihidupkan kembali sebelum hari kiamat. Demikianlah
menurut penjelasan yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Abu Ja'far Al-Baqir, dan
Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Menurut riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan
mereka tidak dikembalikan ialah tidak bertobat.
Akan tetapi, pendapat yang pertama lebih kuat, hanya Allah-lah yang
mengetahui kebenarannya.
Firman Allah Swt.:
{حَتَّى
إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ}
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj.
(Al-Anbiya: 96)
Dalam pembahasan yang terdahulu telah kami jelaskan bahwa Ya-juj dan Ma-juj
adalah keturunan Adam a.s, juga termasuk keturunan Nabi Nuh (yaitu anak-anak
Yafis, orang tua bangsa Turki; dan bangsa Turki adalah sebagian kecil dari
mereka): Ya-juj dan Ma-juj ditinggalkan di balik tembok penghalang yang dibangun
oleh Zul Qarnain. Sesudah membangunnya Zul Qarnain berkata, seperti yang
disebutkan oleh firman-Nya:
{هَذَا
رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ
وَعْدُ رَبِّي حَقًّا. وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا}
Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang
lain. (Al-Kahfi: 98-99), hingga akhir ayat.
Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
{حَتَّى
إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ
يَنْسِلُونَ}
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)
Yakni mereka berjalan dengan cepat untuk membuat kerusakan di muka bumi
manusia. Al-hadab artinya dataran tinggi, menurut Ibnu Abbas, Ikrimah,
Abu Saleh, As-Sauri, dan lain-lainnya. Demikianlah gambaran tentang sikap mereka
saat keluar dari tembok penjaranya, pendengar dibawa seakan-akan menyaksikan
peristiwa tersebut.
{وَلا
يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ}
dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang
diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fathir: 14)
Berita ini dari Tuhan Yang mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan
datang, Yang mengetahui apa yang tersembunyi di langit dan di bumi, tidak ada
Tuhan selain Dia.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musanna,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jafar, telah menceritakan kepada
kami Syu'bah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas
melihat anak-anak sedang berlari-lari; sebagian dari mereka mengejar sebagian
yang lain bermain-main. Lalu Ibnu Abbas berkata, "Seperti itulah Ya-juj dan
Ma-juj saat keluar dari temboknya."
Di dalam banyak hadis yang bersumber dari Nabi Saw. banyak disebutkan kisah
keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, seperti yang akan dikemukakan berikut ini:
Hadis pertama.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ ابْنِ
إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَر بْنِ قَتَادَةَ، عن محمود بن لَبيد، عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: "يُفتَح يأجوجُ ومأجوجُ، فَيَخْرُجُونَ كَمَا قَالَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ": { [وَهُمْ] مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ} ، فيغشونَ النَّاسَ،
وَيَنْحَازُ الْمُسْلِمُونَ عَنْهُمْ إِلَى مَدَائِنِهِمْ وَحُصُونِهِمْ،
وَيَضُمُّونَ إِلَيْهِمْ مواشيَهم، وَيَشْرَبُونَ مِيَاهَ الْأَرْضِ، حَتَّى أَنَّ
بعضَهم لَيَمُرُّ بِالنَّهْرِ، فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهِ حَتَّى يَتْرُكُوهُ يَبَسا،
حَتَّى أَنَّ مَنْ بَعْدَهُمْ لَيَمُرُّ بِذَلِكَ النَّهْرِ فَيَقُولُ: قَدْ كَانَ
هَاهُنَا مَاءٌ مَرَّةً حَتَّى إِذَا لَمْ يبقَ مِنَ النَّاسِ أَحَدٌ إِلَّا أحدٌ
فِي حِصْنٍ أَوْ مَدِينَةٍ قَالَ قَائِلُهُمْ: هَؤُلَاءِ أهلُ الْأَرْضِ، قَدْ
فَرَغْنَا مِنْهُمْ، بَقِيَ أهلُ السَّمَاءِ. قَالَ: "ثُمَّ يَهُزُّ أَحَدُهُمْ
حَرْبَتَهُ، ثُمَّ يَرْمِي بِهَا إِلَى السَّمَاءِ، فَتَرْجِعُ إِلَيْهِ
مُخْتَضبَةً دَمًا؛ لِلْبَلَاءِ وَالْفِتْنَةِ. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ إِذْ
بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ دُودًا فِي أَعْنَاقِهِمْ كنَغَف الْجَرَادِ الَّذِي
يَخْرُجُ فِي أَعْنَاقِهِ، فَيُصْبِحُونَ مَوْتًى لَا يُسمَع لَهُمْ حِسٌّ،
فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: أَلَا رَجُلٌ يَشْري لَنَا نَفْسَهُ، فَيَنْظُرُ مَا
فَعَلَ هَذَا الْعَدُوُّ؟ " قَالَ: "فَيَتَجَرَّدُ رَجُلٌ مِنْهُمْ مُحْتَسِبًا
نَفْسَهُ، قَدْ أَوْطَنَهَا عَلَى أَنَّهُ مَقْتُولٌ، فَيَنْزِلُ فَيَجِدُهُمْ
مَوْتًى، بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ، فَيُنَادِي: يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ، أَلَا
أَبْشِرُوا، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ كَفَاكُمْ عَدُوَّكُمْ،
فَيَخْرُجُونَ مِنْ مَدَائِنِهِمْ وَحُصُونِهِمْ ويُسَرِّحون مَوَاشِيَهُمْ، فَمَا
يَكُونُ لَهَا رَعْيٌ إِلَّا لُحُومَهُمْ، فَتَشْكر عَنْهُ كَأَحْسَنِ مَا شَكرَت
عَنْ شَيْءٍ مِنَ النَّبَاتِ أَصَابَتْهُ قَطُّ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub, telah
menceritakan kepada kami ayahku, dari Ibnu Ishaq, dari Asim ibnu Amr ibnu
Qatadah, dari Mahmud ibnu Labid, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang mengatakan
bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Bila tembok Ya-juj dan
Ma-juj dibuka, maka mereka pergi memasuki dunia manusia, seperti yang disebutkan
oleh firman-Nya: 'dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi' (Al-Anbiya: 96) Maka mereka menutupi manusia, sedangkan kaum
muslim memisahkan diri dari mereka, bersembunyi di balik benteng kota tempat
mereka tinggal dengan membawa ternak mereka. Ya-juj dan Ma-juj meminum habis air
mereka, sehingga sebagian dari mereka melewati sebuah sungai yang penuh dengan
air, lalu mereka meminum air sungai itu sampai habis hingga sungai kering.
Disebutkan bahwa sebagian dari Ya-juj dan Ma-juj sebelum itu pernah melewati
sungai tersebut, saat melaluinya di lain waktu mengatakan, "Tadi di tempat ini
ada airnya." Dan manakala tiada seorang pun dari manusia yang hidup kecuali
mereka yang tinggal di benteng-benteng kota mereka, maka berkatalah Ya-juj dan
Ma-juj (yakni juru bicaranya), "Penduduk bumi itu telah kita binasakan semua,
sekarang tinggal makhluk yang ada di langit." Kemudian seseorang dari Ya-juj dan
Ma-juj mengayun-ayunkan tombaknya, lalu ia lemparkan ke arah langit, dan tombak
itu kembali kepadanya (jatuh di hadapannya) dalam keadaan berlumuran darah,
sebagai cobaan dan fitnah bagi mereka. Ketika mereka dalam keadaan demikian,
maka Allah mengirimkan wabah penyakit berupa ulat pada leher mereka seperti ulat
yang menyerang hidung unta. Tidak lama kemudian mereka mati semuanya, tanpa
bersuara lagi dan suasana menjadi hening. Kaum muslim berkata, "Adakah seseorang
yang bersukarela keluar dari benteng untuk melihat apa yang telah terjadi dengan
musuh kita?" Maka turunlah seseorang dari mereka dengan sukarela dan siap untuk
mati. Setelah ia turun dari bentengnya, ia menjumpai Ya-juj dan Ma-juj telah
binasa semuanya, sebagian dari mereka bertumpang tindih di atas sebagian yang
lain. Lalu ia berseru, "Hai kaum muslim, ingatlah, bergembiralah kalian,
sesungguhnya Allah Swt. telah membebaskan kalian dari musuh kalian." Maka kaum
muslim keluar dari benteng dan kota-kota tempat perlindungan mereka, lalu mereka
melepaskan ternaknya, yang ternyata tiada lagi tempat penggembalaan bagi ternak
mereka kecuali hanya daging Ya-juj dan Ma-juj. Akan tetapi, ternak mereka merasa
senang sekali dengan kesenangan yang jauh melebihi saat menjumpai
tumbuh-tumbuhan makanan kebiasaannya.
Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini melalui riwayat Yunus ibnu Bukair, dari
Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama.
Hadis kedua.
قَالَ
[الْإِمَامُ] أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ أَبُو
الْعَبَّاسِ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ
جَابِرٍ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ جَابِرٍ الطَّائِيُّ -قَاضِي حِمْصَ-حَدَّثَنِي
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَير بْنِ نُفَير الْحَضْرَمِيُّ، عَنِ أَبِيهِ، أَنَّهُ
سَمِعَ النَّوّاس بْنَ سمْعانَ الْكِلَابِيَّ قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَداة، فخَفَض فِيهِ ورَفَع، حَتَّى
ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ، [فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِي
وُجُوهِنَا، فَسَأَلْنَاهُ فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ
الْغَدَاةَ، فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ
النَّخْلِ]. فَقَالَ: "غَيْرُ الدَّجَّالِ أخْوَفُني عَلَيْكُمْ، فَإِنْ يَخْرُجْ
وَأَنَا فِيكُمْ فَأَنَا حَجِيجُه دُونَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ
فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ، وَاللَّهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ: إنه شاب
جَعْدُ قَطَط عينه طَافِيَةٌ،
وَإِنَّهُ يَخْرُجُ خَلَةَ بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا
وَشِمَالًا يَا عِبَادَ اللَّهِ اثْبُتُوا". قُلْنَا:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لُبْثُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: "أَرْبَعِينَ يَوْمًا،
يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ
كَأَيَّامِكُمْ". قُلْنَا:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَذَاكَ الْيَوْمُ الَّذِي هُوَ كَسَنَةٍ، أَتَكْفِينَا فِيهِ
صَلَاةُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ؟ قَالَ: "لَا اقْدِرُوا لَهُ
قَدْرَهُ". قُلْنَا:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا إِسْرَاعُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: "كَالْغَيْثِ
اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ". قَالَ: "فَيَمُرُّ بِالْحَيِّ فَيَدْعُوهُمْ
فَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ، فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَالْأَرْضَ فَتُنْبِتُ،
وَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ وَهِيَ أَطْوَلُ مَا كَانَتْ ذُرَى،
وَأَمَدُّهُ خَوَاصِرَ، وَأَسْبَغُهُ ضُرُوعًا. وَيَمُرُّ بِالْحَيِّ فَيَدْعُوهُمْ
فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قولَه، فَتَتْبَعُهُ أَمْوَالُهُمْ، فَيُصْبِحُونَ مُمْحلين،
لَيْسَ لَهُمْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ. وَيَمُرُّ بالخَربة فَيَقُولُ لَهَا: أَخْرِجِي
كُنُوزَكِ، فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ". قَالَ: "وَيَأْمُرُ
بِرَجُلٍ فيُقتَل، فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ فَيَقْطَعُهُ جَزْلتين رَمْيَةَ
الغَرَض، ثُمَّ يَدْعُوهُ فَيُقْبِلُ إِلَيْهِ [يَتَهَلَّلُ
وَجْهُهُ]. فَبَيْنَمَا
هُمْ عَلَى ذَلِكَ، إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ،
فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ، شَرْقِيَّ دِمَشْقَ، بَيْنَ
مَهْرُودَتَين وَاضِعًا يَدَه عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكين، فَيَتْبَعُهُ
فَيُدْرِكُهُ، فَيَقْتُلُهُ عِنْدَ بَابِ لُدّ الشَّرْقِيِّ". قَالَ:
"فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ، إِذْ أَوْحَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى عِيسَى
ابْنِ مَرْيَمَ: أَنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا مِنْ عِبَادِي لَا يَدَانِ لَكَ
بِقِتَالِهِمْ، فَحَوّز عِبَادِي إِلَى الطُّورِ، فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ كَمَا قَالَ اللَّهُ: {مِنْ كُلِّ حَدَبٍ
يَنْسِلُونَ} فَيَرْغَبُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ،
فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسى،
كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ. فَيَهْبِطُ
عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ بَيْتًا إِلَّا قَدْ مَلَأَهُ
زَهَمُهم ونَتْنهُم، فَيَرْغَبُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ، فَيُرْسِلُ
عَلَيْهِمْ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ البُخْت، فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ
شَاءَ اللَّهُ".
قَالَ
ابْنُ جَابِرٍ فَحَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ السَّكْسَكيّ، عَنْ كَعْبٍ -أَوْ
غَيْرِهِ-قَالَ: فَتَطْرَحُهُمْ بالمَهْبِل. [قَالَ ابْنُ جَابِرٍ: فَقُلْتُ: يَا
أَبَا يَزِيدَ، وَأَيْنَ المَهْبِل؟] ، قَالَ: مَطْلَعُ الشَّمْسِ.
قَالَ:
"وَيُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لَا يَكُنَّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَر وَلَا وَبَر
أَرْبَعِينَ يَوْمًا، فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كالزّلَقَةِ،
وَيُقَالُ لِلْأَرْضِ: أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ، ورُدي بَرَكَتَكِ". قَالَ:
"فَيَوْمَئِذٍ يَأْكُلُ النَّفَرُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بقحْفها،
ويُبَارك فِي الرَسْل، حَتَّى إِنَّ اللَّقْحَةَ مِنَ الْإِبِلِ لَتَكْفِي
الفِئَامَ مِنَ النَّاسِ، وَاللَّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ تَكْفِي الْفَخِذَ،
وَالشَّاةَ مِنَ الْغَنَمِ تَكْفِي أَهْلَ الْبَيْتِ". قَالَ:
"فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى ذَلِكَ (، إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رِيحًا
طَيِّبَةً تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُسْلِمٍ -أَوْ قَالَ: كُلِّ
مُؤْمِنٍ-وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ تَهَارُجَ الْحَمِيرِ،
وَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ".
Imam Ahmad telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Walid
ibnu Muslim, Abul Abbas Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman
ibnu Yazid ibnu Jabir, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Jabir At-Ta-i
(kadi Himsa), telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir
Al-Hadrami, dari ayahnya; ia mendengar An-Nawwas ibnu Sam'an Al-Kalabi
mengatakan bahwa pada suatu siang hari Rasulullah Saw. menceritakan tentang
Dajjal dengan suara yang terdengar adakalanya rendah dan adakalanya keras,
sehingga kami menduga beliau berada di dalam kebun kurma. Nabi Saw. bersabda,
"Bukan Dajjal yang aku khawatirkan akan memudaratkan kalian. Karenajika
Dajjal muncul, sedangkan aku masih berada di antara kalian, maka akulah yang
akan menghadapinya, bukan kalian. Jika dia muncul, sedangkan saya tidak lagi
berada di antara kalian, maka setiap orang muslim wajib membela dirinya, dan
Allah-lah yang menjaga setiap orang muslim sepeninggalku. Sesungguhnya Dajjal
adalah seorang yang berusia muda, berambut keriting, dengan bola mata yang
menonjol. Dan sesungguhnya pasukan berkudanya memenuhi kawasan antara negeri
Syam dan Irak, lalu menyebar ke segala penjuru. Hai hamba-hamba Allah,
berpendirian teguhlah kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa
lamakah Dajjal tinggal di bumi?" Rasulullah Saw. menjawab, "Empat puluh hari;
sehari ada yang lamanya sama dengan satu tahun, sehari ada yang lamanya sama
dengan satu bulan, sehari ada yang lamanya sama dengan satu minggu, sedangkan
hari-hari lainnya sama dengan hari-hari kalian sekarang ini." Kami bertanya,
"Wahai Rasulullah, tentang sehari yang lamanya sama dengan satu tahun, apakah
cukup bagi kita mengerjakan salat sehari semalam di dalamnya?" Rasulullah
Saw. bersabda, “Tidak boleh, tetapi tentukanlah perhitungan waktunya oleh
kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatan perjalanan
Dajjal (dan pasukannya) di muka bumi ?" Rasulullah Saw. bersabda, "Seperti
hujan yang diiringi dengan angin besar. Lalu melewati suatu kampung, maka Dajjal
dan bala tentaranya menyeru mereka. Dan bila mereka menerima seruannya, maka
Dajjal memerintahkan kepada langit untuk hujan, lalu turunlah hujan; dan
memerintahkan kepada bumi untuk menumbuhkan tetumbuhan, maka tumbuhlah
tetumbuhan dengan suburnya, sehingga ternak mereka berkembang dengan pesat dan
bertubuh gemuk-gemuk serta berlimpah air susunya. Bila Dajjal melewati suatu
kampung dan menyeru mereka, tetapi mereka menolaknya, maka harta benda mereka
(yakni ternak mereka) mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak mempunyai harta
lagi, tiada sesuatu pun yang tersisa dari milik mereka. Bila Dajjal melewati
suatu daerah yang tandus, maka ia berkata, 'Keluarkanlah semua
perbendaharaanmu,"maka semua perbendaharaan tanah tandus itu muncul dan
mengikutinya bagaikan lebah mengikuti ratunya." Rasulullah Saw. melanjutkan
kisahnya, bahwa Dajjal memerintahkan untuk membunuh seorang lelaki, lalu
lelaki itu dipukulnya dengan pedang hingga terpotong menjadi dua bagian dalam
keadaan terpental jauh. Kemudian Dajjal memanggilnya, ternyata lelaki itu hidup
kembali dan datang kepadanya. Ketika Dajjal dan pasukannya dalam keadaan
demikian, Allah Swt. menurunkan Al-Masih Isa putra Maryam a.s. Isa turun di
menara putih yang ada di sebelah timur kota Dimasyq dengan memakai dua lapis
baju berwarna kuning seraya meletakkan kedua tangannya di antara sayap dua
malaikat. Lalu Isa putra Maryam mengejar Dajjal dan dapat menjumpainya di pintu
gerbang sebelah timur kota Ladd, lalu Dajjal dibunuhnya. Rasulullah Saw.
melanjutkan kisahnya, bahwa ketika mereka dalam keadaan demikian (bersama
Isa), tiba-tiba Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Isa putra Maryam a.s,
"Bahwasanya Aku telah mengeluarkan sebagian dari hamba-hamba-Ku yang tidak akan
mampu bagimu memerangi mereka, maka selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang beriman ke
Bukit Tur." Lalu Allah mengeluarkan Ya-juj dan Ma-juj, sebagaimana yang
disebutkan oleh firman-Nya: dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96) Maka Isa dan sahabat-sahabatnya
berdoa kepada Allah Swt. dengan penuh harap. Kemudian Allah mengirimkan wabah
ulat yang menjangkiti tengkuk Ya-juj dan Ma-juj, sehingga mereka mati semuanya
bagaikan matinya seseorang karena wabah tersebut. Isa dan para sahabatnya
turun, mereka tidak menjumpai suatu rumah pun melainkan dipenuhi dengan bangkai
dan bau busuk Ya-juj dan Ma-juj . Lalu Isa dan para sahabatnya kembali memohon
kepada Allah dengan penuh harap (agar dibebaskan dari bencana itu). Maka Allah
mengirimkan burung-burung yang besar tiap ekornya sama dengan unta yang paling
besar, lalu burung-burung itu membawa bangkai Ya-juj dan Ma-juj untuk
membuangnya ke tempat yang dikehendaki oleh Allah.
Ibnu Jabir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Yazid As-Saksaki,
dari Ka'b atau lainnya yang mengatakan bahwa burung-burung itu membuang bangkai
Ya-juj dan Ma-juj ke Al-Mahyal. Ibnu Jabir bertanya, "Hai Abu Yazid, di manakah
Al-Mahyal itu ?" Abu Yazid menjawab, "Tempat terbitnya matahari."
Abu Yazid melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah menurunkan hujan lebat
yang melanda semua bangunan perkotaan dan kampung-kampung selama empat puluh
hari tanpa berhenti; hujan itu mencuci bumi sehingga menjadi bersih dan licin.
Lalu dikatakan kepada bumi, "Keluarkanlah tumbuh-tumbuhanmu dan keluarkanlah
keberkatanmu." Maka pada masa itu satu buah delima dapat mencukupi beberapa
orang, mereka dapat bernaung di bawah daunnya. Ternak diberkati pula sehingga
perahan susu seekor unta betina dapat mencukupi untuk minum sejumlah besar
orang, perahan susu dari seekor sapi betina dapat mencukupi banyak orang, dan
perahan susu seekor kambing betina cukup untuk satu keluarga. Ketika mereka
dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah Swt. mengirimkan angin yang berbau
harum, lalu angin itu menerpa bagian bawah ketiak mereka dan mencabut roh setiap
orang muslim, atau setiap orang mukmin. Sehingga yang tertinggal di bumi ini
hanyalah orang-orang jahat saja, sikap mereka sama dengan sekumpulan keledai
liar, maka hari kiamat terjadi di atas mereka.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim secara tunggal, tanpa Imam Bukhari.
Imam Bukhari meriwayatkannya bersama pemilik kitab sunnah lainnya melalui
berbagai jalur dari Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis berpredikat hasan sahih.
Hadis ketiga.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عَمْرٍو، عَنِ ابْنِ حَرْمَلَة، عَنْ خَالَتِهِ قَالَتْ: خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَاصِبٌ أصبعُه مِنْ لَدْغَةِ عَقْرب،
فَقَالَ: "إِنَّكُمْ تَقُولُونَ: "لَا عَدُوَّ، وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ
تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا، حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ،
صِغَارُ الْعُيُونِ، صُهْبَ الشِّعَافِ، مِنْ كُلِّ حَدَب يَنْسِلُونَ، كَأَنَّ
وُجُوهَهُمُ المَجَانّ المُطرَقة"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Ibnu Harmalah, dari
bibinya yang mengatakan bahwa rasulullah Saw. berkhotbah yang saat itu membalut
jari telunjuknya karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda dalam
khotbahnya: Sesungguhnya kalian mengatakan bahwa kalian tidak mempunyai musuh
lagi, padahal sesungguhnya kalian masih tetap perang dengan musuh, hingga datang
Ya-juj dan Ma-juj yang berwajah lebar, bermata sipit, berambut londe. Mereka
turun dari setiap tempat yang tinggi, wajah mereka seakan-akan mirip dengan
perisai yang ditempa.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Muhammad
ibnu Amr, dari Khalid ibnu Abdullah ibnu Harmalah Al-Mudalj i, dari seorang
bibinya, dari Nabi Saw. Lalu disebutkan lafaz yang semisal dengan hadis di
atas.
Hadis keempat.
Dalam tafsir akhir surat Al-A'raf telah disebutkan sebuah hadis melalui
riwayat Imam Ahmad, dari Hasyim, dari Al-Awwam, dari Jabalah ibnu Suhaim, dari
Marsad ibnu Imarah, dari Ibnu Mas'ud r.a, dari Rasulullah Saw. yang telah
bersabda bahwa di malam beliau menjalani isra-nya beliau berdua dengan Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa.
Mereka berbincang-bincang tentang hari kiamat, lalu mereka menanyakannya
kepada Ibrahim, tetapi Ibrahim menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya." Mereka menanyakannya kepada Musa dan Musa menjawab, "Saya tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya." Akhirnya mereka menyerahkan masalahnya kepada
Isa, dan Isa berkata, "Tentang waktunya, tiada seorang pun yang mengetahuinya
selain hanya Allah. Tetapi menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku
kepadaku, Dajjal kelak akan muncul, sedangkan di tanganku terpegang dua bilah
tombak. Apabila Dajjal melihatku, maka leburlah tubuhnya sebagaimana leburnya
timah yang dipanaskan." Isa melanjutkan kisahnya, bahwa Allah membinasakan
Dajjal. Manakala Dajjal melihatnya, sehingga sesungguhnya batu-batuan dan
pepohonan dapat berbicara, "Hai orang muslim, sesungguhnya di bawahku
bersembunyi orang kafir, maka kemarilah dan bunuhlah dia!" Allah membinasakan
bala tentara Dajjal, kemudian manusia kembali ke negeri dan tanah airnya
masing-masing.
Setelah itu muncullah Ya-juj dan Ma-juj, mereka berdatangan dari semua tempat
yang tinggi dengan cepatnya, lalu menginjak-injak negeri manusia. Tidak
sekali-kali mereka mendatangi sesuatu tempat, melainkan mereka binasakan tempat
itu. Dan tidak sekali-kali mereka melewati sumber air, melainkan mereka
meminumnya sampai kering.
Isa a.s. melanjutkan kisahnya, "Setelah itu manusia kembali ke negerinya
masing-masing (bersembunyi) untuk menghindari kejahatan Ya-juj dan Ma-juj.
Mereka mengadu kepadaku tentang kejahatan Ya-juj dan Ma-juj, maka aku berdoa
kepada Allah untuk kebinasaan Ya-juj dan Ma-juj. Akhirnya Allah membinasakan
mereka dan menumpas habis mereka sehingga bumi ini cemar berat karena bangkai
mereka yang baunya sangat busuk. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat yang
menyapu bersih semua bangkai mereka, lalu menghanyutkannya ke laut.
Isa a.s. mengatakan bahwa menurut apa yang dijanjikan oleh Tuhannya
kepadanya, bilamana masa itu telah berlalu, maka kejadian hari kiamat sama
dengan seorang wanita yang telah mengandung tua, keluarganya tidak mengetahui
bilakah si wanita itu memberikan kejutan kepada mereka dengan kelahiran seorang
bayi, apakah di malam hari ataukah di siang hari?
Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Basysyar, dari Yazid
ibnu Harun, dari Al-Awwam ibnu Hausyab dengan sanad yang sama dan lafaz yang
semisal; tetapi ada tambahannya, yaitu Al-Awwam mengatakan bahwa hal yang
membenarkannya berada di dalam Kitabulldh melalui firman-Nya: Hingga
apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96)
Ibnu Jarir sehubungan dengan masalah ini telah meriwayatkan melalui hadis
Jabalah dengan sanad yang sama. Hadis-hadis yang menceritakan tentang hal ini
banyak sekali, begitu pula asar-asar yang bersumber dari ulama Salaf.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari
banyak orang, dari Humaid ibnu Hilal, dari Abus Saif yang mengatakan, Ka'b
pernah mengatakan bahwa bilamana akan tiba saat keluarnya Ya-juj dan Ma-juj,
mereka melubangi tembok itu dengan kapak (peralatan) yang mereka miliki,
sehingga orang-orang yang tinggal di balik tembok itu dapat mendengar suara
kapak mereka. Bilamana hari telah petang dan malam akan tiba, maka Allah
menjadikan lisan seseorang dari mereka (Ya-juj dan Ma-juj) berbicara, "Kita
datang lagi besok untuk meneruskannya." Pada keesokan harinya mereka berangkat
menuju ke tembok itu, dan mereka menjumpai tembok itu telah diutuhkan kembali
oleh Allah seperti semula sebelum dilubangi. Maka mereka menggali (melubanginya)
kembali sehingga manusia yang tinggal di balik tembok mereka dapat mendengar
suara kapak mereka. Bilamana malam tiba, Allah menjadikan lisan seseorang dari
mereka mengatakan, "Kita akan ulangi lagi galian ini besok, insya Allah."
Pada keesokan harinya mereka datang, dan ternyata mereka menjumpainya dalam
keadaan seperti mereka tinggalkan kemarin (berkat perkataan insya Allah mereka,
pent.) Mereka meneruskan pekerjaannya sehingga tembok itu dapat mereka jebol,
dan mereka keluar dari tembok itu. Gelombang pertama dari mereka melewati sebuah
danau, maka mereka meminum air danau itu sampai kering. Kemudian gelombang kedua
keluar, lalu mereka menjilati lumpur danau itu. Gelombang ketiga keluar dan
melewati tempat danau itu, lalu mereka berkata, "Dahulu di sini pernah ada
airnya." Manusia lari dari mereka, tiada sesuatu pun yang dapat menahan serbuan
mereka.
Kemudian mereka (Ya-juj dan Ma-juj) mengarahkan anak panahnya ke langit, lalu
melepaskannya dan anak-anak panah mereka kembali ke bumi dalam keadaan
berlumuran darah. Mereka berkata, "Kita telah kalahkan penduduk bumi dan
penduduk langit."
Maka Nabi Isa a.s. mendoakan kebinasaan mereka seraya mengatakan dalam
doanya, "Ya Allah, tiada kekuatan dan tiada upaya bagi kami untuk menghadapi
mereka, maka lindungilah kami dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki."
Lalu Allah menimpakan kepada mereka wabah penyakit ulat yang dikenal dengan nama
'ulat penyakit unta'. Wabah itu menggerogoti tengkuk mereka hingga mereka binasa
semuanya. Lalu Allah mengirimkan burung-burung yang membawa bangkai mereka
dengan paruh dan cakarnya, kemudian melemparkan mereka ke laut.
Setelah itu Allah mengirimkan hujan yang diberi nama 'hujan kehidupan'.
Dengan hujan itu Allah membersihkan bumi dan menjadikannya mengeluarkan
tetumbuhannya kembali, sehingga satu buah delima dapat mengenyangkan seisi
rumah. Ketika ditanyakan kepada Ka'b apa yang dimaksud dengan seisi rumah, Ka'b
menjawab satu keluarga.
Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa ketika manusia dalam keadaan hidup makmur
seperti itu, tiba-tiba terdengarlah suara yang meminta tolong, menyerukan bahwa
Zus Suwaiqataini (bangsa yang berbetis panjang) sedang merusak Ka'bah.
Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Isa putra Maryam berangkat bersama
sejumlah pasukan yang terdiri atas tujuh ratus orang atau antara tujuh ratus
sampai delapan ratus orang personel (untuk memerangi Zus Suwaiqataini). Tetapi
ketika mereka sampai di tengah perjalanan, Allah mengirimkan angin Yamaniyah
yang berbau harum; lalu angin itu mencabut semua roh orang mukmin, sehingga yang
tinggal di bumi ini hanyalah orang-orang yang jahatnya saja, mereka hidup
bagaikan hewan ternak. Maka saat hari kiamat bila mencapai tahap tersebut sama
dengan saat seseorang sedang menunggu kudanya yang akan melahirkan, ia tidak
mengetahui jam berapakah kudanya akan melahirkan.
Ka'b mengatakan, "Barang siapa yang mengatakan sesuatu yang lain sesudah
ceritaku ini atau sesudah mendapat pengetahuan dariku, maka dia
mempertanggungjawabkan perbuatannya."
Kisah ini merupakan kisah yang paling baik dari Ka'b Al-Ahbar, mengingat ada
bukti yang menguatkannya dari hadis-hadis yang sahih.
Di dalam hadis telah disebutkan bahwa Isa putra Maryam melakukan ibadah haji
di Baitullah Al-'Atiq.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، حَدَّثَنَا عِمْرَانُ،
عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عُتبَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ليُحَجَّنَّ
هَذَا الْبَيْتَ، وليُعْتَمَرنّ بَعْدَ خروج يأجوج ومأجوج"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud,
telah menceritakan kepada kami Imran, dari Qatadah, dari Abdullah ibnu Abu
Atabah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Sesungguhnya dia (Isa putra Maryam) benar-benar akan melakukan haji di
Baitullah dan sesungguhnya dia benar-benar akan berumrah sesudah munculnya
Ya-juj dan Ma-juj.
Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini secara tunggal.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَاقْتَرَبَ
الْوَعْدُ الْحَقُّ}
Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar. (Al-Anbiya: 97)
Yakni hari kiamat. Bilamana telah terjadi huru-hara, keguncangan dan
kekacauan tersebut, maka hari kiamat telah dekat. Dan bilamana hari kiamat
terjadi, maka orang-orang kafir yang hidup di masa itu berkata, "Ini adalah hari
yang sangat sulit." Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{فَإِذَا
هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا}
maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Al-Anbiya:
97)
karena kengerian mereka yang sangat saat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang
besar di hari kiamat itu.
{يَا
وَيْلَنَا}
Aduhai, celakalah kami. (Al-Anbiya: 97)
Yaitu mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami,"
قَدْ
كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا}
Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini. (Al-Anbiya:
97)
Maksudnya, saat mereka di dunia melalaikan adanya hari kiamat.
{بَلْ
كُنَّا ظَالِمِينَ}
bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. (Al-Anbiya: 97)
Mereka mengakui kezaliman mereka terhadap dirinya sendiri. Tetapi nasi sudah
menjadi bubur, hal itu tidak dapat menolong mereka.