Tafsir Surat Al-Furqan, ayat 7-14
{وَقَالُوا
مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الأسْوَاقِ لَوْلا
أُنزلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا (7) أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنز
أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا وَقَالَ الظَّالِمُونَ إِنْ
تَتَّبِعُونَ إِلا رَجُلا مَسْحُورًا (8) انْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الأمْثَالَ
فَضَلُّوا فَلا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلا (9) تَبَارَكَ الَّذِي إِنْ شَاءَ جَعَلَ
لَكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَيَجْعَلْ
لَكَ قُصُورًا (10) بَلْ كَذَّبُوا بِالسَّاعَةِ وَأَعْتَدْنَا لِمَنْ كَذَّبَ
بِالسَّاعَةِ سَعِيرًا (11) إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا
تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا (12) وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا
مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا (13) لَا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُورًا
وَاحِدًا وَادْعُوا ثُبُورًا كَثِيرًا (14) }
Dan mereka berkata, "Mengapa rasul ini memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang
malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? Atau
(mengapa tidak) diturunkan kepadanya
perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat
makan dari (hasil)nya?” Dan orang-orang yang zalim itu berkata,
"Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.”
Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu,
lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk
menentang kerasulanmu). Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki,
niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian, (yaitu)
surga-surgayang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya
(pula) untukmu istana-istana. Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan
Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari
kiamat. Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka
mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan apabila mereka dilemparkan ke
tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan
kebinasaan. (Akan dikatakan kepada mereka), "Jangan kamu sekalian
mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang
banyak."
Allah Swt. menceritakan tentang kebandelan, keingkaran, dan pendustaan yang
dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap perkara hak. Mereka melakukan demikian
tanpa hujah dan tanpa dalil, melainkan hanya beralasan dengan ucapan mereka,
seperti yang disitir oleh firman berikut:
{مَالِ
هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ}
Mengapa rasul ini memakan makanan. (Al-Furqan: 7) Yakni seperti kami
makan, dan berhajat seperti kami berhajat.
{وَيَمْشِي
فِي الأسْوَاقِ}
dan berjalan di pasar-pasar? (Al-Furqan: 7)
Yaitu mondar-mandir ke pasar karena mencari mata pencaharian dan
berdagang.
{لَوْلا
أُنزلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا}
Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu
memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? (Al-Furqan: 7)
Mereka mengatakan bahwa mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat dari sisi
Allah, lalu malaikat itu menjadi saksi atas kebenaran yang diakuinya? Makna ini
sama dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya yang menceritakan ucapan
Fir'aun:
{فَلَوْلا
أُلْقِيَ عَلَيْهِ أَسْوِرَةٌ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ جَاءَ مَعَهُ الْمَلائِكَةُ
مُقْتَرِنِينَ}
Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang
bersama-sama dia untuk mengiringkannya? (Az-Zukhruf: 53)
Demikian pula mereka mengatakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan oleh
Fir'aun, hati mereka serupa dalam hal kekafirannya. Karena itulah disebutkan
dalam firman selanjutnya yang mengisahkan ucapan mereka:
{أَوْ
يُلْقَى إِلَيْهِ كَنز}
atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan.
(Al-Furqan: 8)
Yaitu pengetahuan mengenai perbendaharaan harta, lalu ia berinfak
darinya.
{أَوْ
تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا}
atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari
(hasil)nya. (Al-Furqan: 8)
Yakni kebun itu berjalan bersamanya ke mana pun ia pergi. Semuanya itu
amatlah mudah bagi Allah untuk merealisasikannya. Tetapi karena ada hikmah yang
hanya diketahui oleh-Nya, maka hal tersebut tidak direalisasikannya. Hanya
Dialah yang mempunyai alasan paling tepat dalam meninggalkan hal tersebut.
{وَقَالَ
الظَّالِمُونَ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلا رَجُلا مَسْحُورًا}
Dan orang-orang yang zalim itu berkata, "Kamu sekalian tidak lain hanyalah
mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.” (Al-Furqan: 8)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{انْظُرْ
كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الأمْثَالَ}
Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang
kamu, lalu sesatlah mereka. (Al-Furqan: 9)
Yakni tuduhan-tuduhan dusta yang mereka lancarkan terhadap dirimu, antara
lain mereka mengatakan bahwa kamu adalah seorang tukang sihir, orang yang
terkena sihir, orang gila, pendusta, atau penyair. Semuanya itu merupakan
perkataan yang batil yang sama sekali tidak ada buktinya. Setiap orang yang
mempunyai pemahaman dan akal yang sedikitpun akan mengetahui kedustaan dan
buat-buatan mereka itu dalam hal tersebut. Karena itu, disebutkan oleh
firman-Nya:
{فَضَلُّوا}
lalu sesatlah mereka. (Al-Furqan: 9)
Yaitu sesat dari jalan petunjuk.
{فَلا
يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلا}
mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang
kerasulanmu). (Al-Furqan: 9)
Demikian itu karena setiap orang yang keluar dari jalan yang hak dan
petunjuk, maka sesungguhnya dia adalah orang yang sesat ke mana pun ia pergi;
karena perkara hak adalah satu, metodanya menyatu, sebagian darinya membenarkan
sebagian yang lain.
Kemudian Allah Swt. berfirman, memberitahukan kepada Nabi-Nya bahwa jika Dia
menghendaki, tentu Dia dapat mendatangkan hal yang lebih baik, lebih utama, dan
lebih indah di dunia ini daripada apa yang mereka katakan. Untuk itu Allah Swt.
berfirman:
{تَبَارَكَ
الَّذِي إِنْ شَاءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ}
Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya
bagimu yang lebih baik daripada yang demikian. (Al-Furqan: 10), hingga akhir
ayat.
Mujahid mengatakan bahwa hal tersebut direalisasikan di dunia. Yakni Allah
jika menghendaki, tentu dapat merealisasikannya di dunia. Orang-orang Quraisy
mengatakan bahwa setiap rumah yang terbuat dari batu dinamakan qasr
(gedung), baik yang berbentuk kecil maupun besar.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Habib ibnu Abu Sabit, dari Khaisamah,
bahwa pernah dikatakan kepada Nabi Saw.: "Jika kamu suka, Kami dapat
memberikan kepadamu perbendaharaan-perbendaharaan bumi dan kunci-kuncinya dalam
jumlah yang belum pernah Kami berikan kepada seorang nabi pun sebelummu. Dan
Kami tidak akan memberikannya kepada seorang pun sesudahmu, dan hal itu tidak
akan mengurangi pahala yang ada di sisi Allah bagimu.” Maka Nabi Saw. berkata,
"Himpunkanlah semuanya itu buatku di akhirat.” Maka Allah Swt. menurunkan
firman-Nya sehubungan dengan hal ini, yaitu: Mahasuci (Allah) yang
jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang
demikian. (Al-Furqan: 10), hingga akhir ayat.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{بَلْ
كَذَّبُوا بِالسَّاعَةِ}
Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. (Al-Furqan: 11)
Yakni sesungguhnya mereka mengatakan demikian karena tidak percaya dan
ingkar, bukan berarti mereka menuntut hal tersebut agar mereka dapat menyaksikan
kebenaran dan petunjuk dengan sebenar-benarnya. Bahkan mereka mendustakan adanya
hari kiamat, yang hal ini mendorong mereka mengucapkan apa yang telah mereka
ucapkan itu.
{وَأَعْتَدْنَا لِمَنْ
كَذَّبَ بِالسَّاعَةِ سَعِيرًا}
Dan Kami sediakan neraka yang menyala bagi siapa yang mendustakan hari
kiamat. (Al-Furqan: 11)
Yaitu azab yang menyakitkan lagi membakar dan tidak tertahankan, yakni neraka
Jahanam.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Sa'id ibnu Jubair
sehubungan dengan makna Sa'ir, bahwa ia adalah nama sebuah lembah nanah di dalam
neraka Jahanam.
Firman Allah Swt.:
{إِذَا
رَأَتْهُمْ مِنْ
مَكَانٍ بَعِيدٍ}
Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh. (Al-Furqan:
12)
Maksudnya, bila neraka Jahanam melihat mereka di Padang Mahsyar.
Menurut As-Saddi, dari jarak seratus tahun.
{سَمِعُوا
لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا}
mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12)
Yakni karena merasa geram dan marah kepada mereka. Sama seperti yang
disebutkan di dalam firman-Nya:
{إِذَا
أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ
الْغَيْظِ}
Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang
mengerikan, sedangkan neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu
terpecah-pecah lantaran marah. (Al-Mulk: 7-8)
Yaitu hampir saja sebagian dari neraka terpisah dengan sebagian yang lainnya
karena kemarahannya yang sangat terhadap orang-orang yang kafir kepada
Allah.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا إِدْرِيسُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ الْأَخْيَفِ
الْوَاسِطِيُّ: أَنَّهُ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ الْحَسَنِ الْوَاسِطِيَّ، عَنْ
أَصْبَغَ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ دُرَيْك، عَنْ
رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "من يَقُلْ عَلَيَّ مَا لَمْ
أَقُلْ، أَوِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ وَالِدَيْهِ، أَوِ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ
مَوَالِيهِ، فَلْيَتَبَوَّأْ [مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ". وَفِي رِوَايَةٍ:
"فَلْيَتَبَوَّأْ] بَيْنَ عَيْنَيْ جَهَنَّمَ مَقْعَدًا" قِيلَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، وَهَلْ لَهَا مِنْ عَيْنَيْنِ؟ قَالَ: "أَمَا سَمِعْتُمُ اللَّهَ يَقُولُ:
{إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ} الْآيَةَ.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Idris ibnu Hatim
ibnul Ahnaf Al-Wasiti, bahwa ia mendengar Muhammad ibnul Hasan Al-Wasiti
meriwayatkan hadis ini dari As-bag ibnu Zaid, dari Khalid ibnu Kasir, dari
Khalid ibnu Duraik berikut sanadnya, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat
Nabi Saw. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa
yang mengatakan dariku, padahal aku tidak mengatakannya; atau mendakwakan
dirinya bukan kepada kedua orang tuanya; atau menisbatkan dirinya bukan kepada
mawalinya (orang-orang yang telah memerdekakannya), maka hendaklah ia
bersiap-siap untuk menempati tempat duduknya di neraka. Menurut riwayat lain
disebutkan: hendaklah ia bersiap-siap menduduki tempat duduknya di antara
kedua mata neraka Jahanam. Ketika ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah
neraka Jahanam mempunyai kedua mata?" Rasulullah Saw. bersabda menjawabnya:
Bukankah kalian telah mendengar Allah Swt. pernah berfirman, "Apabila neraka
itu melihat mereka dari tempat yang jauh.” (Al-Furqan: 12), hingga akhir
ayat.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Khaddasy, dari Muhammad ibnu
Yazid Al-Wasiti dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu
Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari
Ais ibnu Salim, dari Abu Wa-il yang menceritakan bahwa kami berangkat bersama
Abdullah ibnu Mas'ud dengan ditemani oleh Ar-Rabi ibnu Khaisam. Lalu mereka
melewati sebuah tempat pandai besi, maka Abdullah berhenti melihat besi yang
sedang dipanggang di dalam api. Ar-Rabi ibnu Khaisam melihatnya pula. Maka
tiba-tiba tubuh Ar-Rabi' terhuyung-huyung dan jatuh. Kemudian Abdullah melewati
tempat pembakaran air panas untuk mandi sauna di pinggir Sungai Furat. Ketika
Abdullah melihat api menyala dengan hebatnya di dalam tempat pembakaran itu,
lalu ia membaca firman-Nya: Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat
yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12)
Maka Ar-Rabi' jatuh pingsan, lalu mereka menggotongnya pulang ke rumah
keluarganya. Abdullah mengikatnya ke punggung kendaraannya, ternyata ia tidak
sadar juga sesampainya di rumah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja', telah menceritakan kepada kami
Israil, dari Abu Yahya, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
sesungguhnya seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak
sekali gelegak seperti suara geraman begal keledai saat melihat gandum
(makanannya). Kemudian neraka itu menggelegar sekali gelegar, dengan suara yang
membuat tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan merasa takut.
Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim berikut
sanadnya secara ringkas.
Imam Abu Ja'far ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula. Ia mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim Ad-Dauraqi, telah menceritakan
kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Israil, dari
Abu Yahya, dari Mujahid berikut sanadnya sampai kepada Ibnu Abbas yang
mengatakan bahwa sesungguhnya bila seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka
neraka surut dan sebagian darinya terpisah dari sebagian yang lain. Maka Tuhan
Yang Maha Pemurah bertanya kepada neraka, "Mengapa kamu?" Neraka menjawab,
"Sesungguhnya dia meminta perlindungan kepada-Mu dariku." Maka Allah berfirman,
"Lepaskanlah hamba-Ku." Sesungguhnya ada seorang lelaki yang diseret ke dalam
neraka, maka ia berkata, "Wahai Tuhanku, bukan seperti ini yang aku dugakan
kepada-Mu." Allah berfirman, "Lalu apakah prasangkaanmu terhadap-Ku?" Dia
menjawab, "Engkau luaskan rahmat-Mu buatku." Maka Allah berfirman (kepada
neraka), "Lepaskanlah hamba-Ku." Dan sesungguhnya ada seorang lelaki yang
diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak terhadapnya sebagaimana begal
menggeram ketika melihat gandum, lalu neraka menggelegar sekali gelegar yang
membuat tiada seorang pun yang mendengarnya melainkan ketakutan. Sanad asar ini
sahih.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Mansur,
dari Mujahid, dari Ubaid ibnu Umair sehubungan dengan makna firman-Nya:
mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12)
Sesungguhnya neraka Jahanam itu menggelegar sekali gelegar, lalu tiada seorang
malaikat terdekat pun, dan tiada pula seorang nabi yang menjadi rasul pun
melainkan jatuh tersungkur dengan muka di bawah (karena ketakutan), semua
persendian tulangnya bergetar sehingga Ibrahim a.s. sendiri terduduk bersideku
di atas kedua lututnya seraya berkata, "Wahai Tuhanku, aku tidak memohon
kepadamu hari ini kecuali untuk keselamatan diriku."
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا
أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا}
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan
dibelenggu. (Al-Furqan: 13)
Qatadah telah meriwayatkan dari Abu Ayyub, dari Abdullah ibnu Amr yang
mengatakan bahwa semisal dengan lubang klem untuk mata tombak, yakni kerena
sempitnya tempat itu.
Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Nafi' ibnu Yazid,
dari Yahya ibnu Usaid yang me-rafa'-kan hadis ini hingga sampai kepada
Rasulullah Saw., bahwa beliau Saw. pernah ditanya mengenai makna firman-Nya:
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan
dibelenggu. (Al-Furqan: 13) Maka Rasulullah Saw. bersabda:
"وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّهُمْ ليُسْتَكرهون فِي النَّارِ، كَمَا يُسْتَكْرَهُ
الْوَتِدُ فِي الْحَائِطِ"
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya mereka
dipaksakan masuk ke dalam neraka, sebagaimana pasak dipaksakan masuk ke dalam
tembok.
Menurut Abu Saleh, makna firman-Nya, "Muqarranin, " artinya
dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Al-Furqan: 13)
Yakni kebinasaan, penyesalan, dan kekecewaan. (Akan dikatakan kepada mereka),
"Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan di hari ini.
(Al-Furqan: 14), hingga akhir ayat.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ،
عَنْ عَلَيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَوَّلُ مَنْ يُكسَى حُلَّةً مِنَ النَّارِ
إِبْلِيسُ، فَيَضَعُهَا عَلَى حَاجِبَيْهِ، وَيَسْحَبُهَا منْ خَلْفه،
وَذُرِّيَّتُهُ مِنْ بَعْدِهِ، وَهُوَ يُنَادِي: يَا ثُبُورَاهُ، وَيُنَادُونَ: يَا
ثُبُورَهُمْ. حَتَّى يَقِفُوا عَلَى النَّارِ، فَيَقُولُ: يَا ثُبُورَاهُ.
وَيَقُولُونَ: يَا ثُبُورَهُمْ. فَيُقَالُ لَهُمْ: لَا تَدْعُوَا الْيَوْمَ
ثُبُورًا وَاحِدًا، وَادْعُوَا ثُبُورًا كَثِيرًا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Yazid, dari Anas
ibnu Malik, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Orang yang
mula-mula diberi pakaian api ialah iblis, maka iblis meletakkan pakaian itu
pada kedua alisnya dan ia menyeret pakaian itu di belakangnya, sedangkan
keturunannya berada sesudahnya, seraya berseru, "Binasalah aku." Dan mereka
diseru, "Alangkah binasanya mereka (iblis dan keturunannya)," hingga
berhentilah mereka di neraka. Maka iblis berkata, "Binasalah aku." Mereka
berkata, "Alangkah binasanya mereka." Lalu dikatakan kepada mereka (iblis
dan keturunannya), "Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan
pada hari ini, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak.”
Akan tetapi, tiada seorang pun dari kalangan Sittah yang
mengetengahkan hadis ini. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Sinan,
dari Affan dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis
Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan pada hari
ini. (Al-Furqan: 14), hingga akhir ayat. Yakni janganlah kalian pada hari
ini mengharapkan satu kecelakaan melainkan harapkanlah kecelakaan yang banyak.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa as-subur artinya kebinasaan.
Pendapat yang kuat mengatakan bahwa subur pengertiannya mencakup
kebinasaan, kecelakaan, kerugian, dan kehancuran. Seperti yang dikatakan oleh
Musa kepada Fir'aun:
{وَإِنِّي
لأظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًا}
dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa.
(Al-Isra: 102)
Yakni binasa.
Abdullah ibnuz Zaba'ri telah mengatakan dalam salah satu bait syair
gubahannya:
إذْ
أجَاري الشَّيطانَ فِي سَنَن الغيَ ...
يِ،وَمنْ مَالَ مَيْلَهُ مَثْبُورُ
Jika aku mengikuti setan dalam
kesesatannya, dan orang yang mengikuti setan pastilah akan
binasa.