Tafsir Surat Al-Furqan, ayat 7-14

{وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الأسْوَاقِ لَوْلا أُنزلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا (7) أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنز أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا وَقَالَ الظَّالِمُونَ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلا رَجُلا مَسْحُورًا (8) انْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الأمْثَالَ فَضَلُّوا فَلا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلا (9) تَبَارَكَ الَّذِي إِنْ شَاءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَيَجْعَلْ لَكَ قُصُورًا (10) بَلْ كَذَّبُوا بِالسَّاعَةِ وَأَعْتَدْنَا لِمَنْ كَذَّبَ بِالسَّاعَةِ سَعِيرًا (11) إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا (12) وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا (13) لَا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُورًا وَاحِدًا وَادْعُوا ثُبُورًا كَثِيرًا (14) }
Dan mereka berkata, "Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?” Dan orang-orang yang zalim itu berkata, "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.” Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian, (yaitu) surga-surgayang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana. Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Akan dikatakan kepada mereka), "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak."
Allah Swt. menceritakan tentang kebandelan, keingkaran, dan pendustaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap perkara hak. Mereka melakukan demikian tanpa hujah dan tanpa dalil, melainkan hanya beralasan dengan ucapan mereka, seperti yang disitir oleh firman berikut:
{مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ}
Mengapa rasul ini memakan makanan. (Al-Furqan: 7) Yakni seperti kami makan, dan berhajat seperti kami berhajat.
{وَيَمْشِي فِي الأسْوَاقِ}
dan berjalan di pasar-pasar? (Al-Furqan: 7)
Yaitu mondar-mandir ke pasar karena mencari mata pencaharian dan berdagang.
{لَوْلا أُنزلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا}
Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? (Al-Furqan: 7)
Mereka mengatakan bahwa mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat dari sisi Allah, lalu malaikat itu menjadi saksi atas kebenaran yang diakuinya? Makna ini sama dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya yang menceritakan ucapan Fir'aun:
{فَلَوْلا أُلْقِيَ عَلَيْهِ أَسْوِرَةٌ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ جَاءَ مَعَهُ الْمَلائِكَةُ مُقْتَرِنِينَ}
Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya? (Az-Zukhruf: 53)
Demikian pula mereka mengatakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan oleh Fir'aun, hati mereka serupa dalam hal kekafirannya. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya yang mengisahkan ucapan mereka:
{أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنز}
atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan. (Al-Furqan: 8)
Yaitu pengetahuan mengenai perbendaharaan harta, lalu ia berinfak darinya.
{أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا}
atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya. (Al-Furqan: 8)
Yakni kebun itu berjalan bersamanya ke mana pun ia pergi. Semuanya itu amatlah mudah bagi Allah untuk merealisasikannya. Tetapi karena ada hikmah yang hanya diketahui oleh-Nya, maka hal tersebut tidak direalisasikannya. Hanya Dialah yang mempunyai alasan paling tepat dalam meninggalkan hal tersebut.
{وَقَالَ الظَّالِمُونَ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلا رَجُلا مَسْحُورًا}
Dan orang-orang yang zalim itu berkata, "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.” (Al-Furqan: 8)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{انْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الأمْثَالَ}
Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka. (Al-Furqan: 9)
Yakni tuduhan-tuduhan dusta yang mereka lancarkan terhadap dirimu, antara lain mereka mengatakan bahwa kamu adalah seorang tukang sihir, orang yang terkena sihir, orang gila, pendusta, atau penyair. Semuanya itu merupakan perkataan yang batil yang sama sekali tidak ada buktinya. Setiap orang yang mempunyai pemahaman dan akal yang sedikitpun akan mengetahui kedustaan dan buat-buatan mereka itu dalam hal tersebut. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
{فَضَلُّوا}
lalu sesatlah mereka. (Al-Furqan: 9)
Yaitu sesat dari jalan petunjuk.
{فَلا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلا}
mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). (Al-Furqan: 9)
Demikian itu karena setiap orang yang keluar dari jalan yang hak dan petunjuk, maka sesungguhnya dia adalah orang yang sesat ke mana pun ia pergi; karena perkara hak adalah satu, metodanya menyatu, sebagian darinya membenarkan sebagian yang lain.
Kemudian Allah Swt. berfirman, memberitahukan kepada Nabi-Nya bahwa jika Dia menghendaki, tentu Dia dapat mendatangkan hal yang lebih baik, lebih utama, dan lebih indah di dunia ini daripada apa yang mereka katakan. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{تَبَارَكَ الَّذِي إِنْ شَاءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ}
Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian. (Al-Furqan: 10), hingga akhir ayat.
Mujahid mengatakan bahwa hal tersebut direalisasikan di dunia. Yakni Allah jika menghendaki, tentu dapat merealisasikannya di dunia. Orang-orang Quraisy mengatakan bahwa setiap rumah yang terbuat dari batu dinamakan qasr (gedung), baik yang berbentuk kecil maupun besar.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Habib ibnu Abu Sabit, dari Khaisamah, bahwa pernah dikatakan kepada Nabi Saw.: "Jika kamu suka, Kami dapat memberikan kepadamu perbendaharaan-perbendaharaan bumi dan kunci-kuncinya dalam jumlah yang belum pernah Kami berikan kepada seorang nabi pun sebelummu. Dan Kami tidak akan memberikannya kepada seorang pun sesudahmu, dan hal itu tidak akan mengurangi pahala yang ada di sisi Allah bagimu.” Maka Nabi Saw. berkata, "Himpunkanlah semuanya itu buatku di akhirat.” Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya sehubungan dengan hal ini, yaitu: Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian. (Al-Furqan: 10), hingga akhir ayat.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{بَلْ كَذَّبُوا بِالسَّاعَةِ}
Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. (Al-Furqan: 11)
Yakni sesungguhnya mereka mengatakan demikian karena tidak percaya dan ingkar, bukan berarti mereka menuntut hal tersebut agar mereka dapat menyaksikan kebenaran dan petunjuk dengan sebenar-benarnya. Bahkan mereka mendustakan adanya hari kiamat, yang hal ini mendorong mereka mengucapkan apa yang telah mereka ucapkan itu.
{وَأَعْتَدْنَا لِمَنْ كَذَّبَ بِالسَّاعَةِ سَعِيرًا}
Dan Kami sediakan neraka yang menyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. (Al-Furqan: 11)
Yaitu azab yang menyakitkan lagi membakar dan tidak tertahankan, yakni neraka Jahanam.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan makna Sa'ir, bahwa ia adalah nama sebuah lembah nanah di dalam neraka Jahanam.
Firman Allah Swt.:
{إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ}
Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh. (Al-Furqan: 12)
Maksudnya, bila neraka Jahanam melihat mereka di Padang Mahsyar.
Menurut As-Saddi, dari jarak seratus tahun.
{سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا}
mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12)
Yakni karena merasa geram dan marah kepada mereka. Sama seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ}
Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedangkan neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. (Al-Mulk: 7-8)
Yaitu hampir saja sebagian dari neraka terpisah dengan sebagian yang lainnya karena kemarahannya yang sangat terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا إِدْرِيسُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ الْأَخْيَفِ الْوَاسِطِيُّ: أَنَّهُ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ الْحَسَنِ الْوَاسِطِيَّ، عَنْ أَصْبَغَ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ دُرَيْك، عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "من يَقُلْ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ، أَوِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ وَالِدَيْهِ، أَوِ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ مَوَالِيهِ، فَلْيَتَبَوَّأْ [مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ". وَفِي رِوَايَةٍ: "فَلْيَتَبَوَّأْ] بَيْنَ عَيْنَيْ جَهَنَّمَ مَقْعَدًا" قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَهَلْ لَهَا مِنْ عَيْنَيْنِ؟ قَالَ: "أَمَا سَمِعْتُمُ اللَّهَ يَقُولُ: {إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ} الْآيَةَ.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Idris ibnu Hatim ibnul Ahnaf Al-Wasiti, bahwa ia mendengar Muhammad ibnul Hasan Al-Wasiti meriwayatkan hadis ini dari As-bag ibnu Zaid, dari Khalid ibnu Kasir, dari Khalid ibnu Duraik berikut sanadnya, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi Saw. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang mengatakan dariku, padahal aku tidak mengatakannya; atau mendakwakan dirinya bukan kepada kedua orang tuanya; atau menisbatkan dirinya bukan kepada mawalinya (orang-orang yang telah memerdekakannya), maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menempati tempat duduknya di neraka. Menurut riwayat lain disebutkan: hendaklah ia bersiap-siap menduduki tempat duduknya di antara kedua mata neraka Jahanam. Ketika ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah neraka Jahanam mempunyai kedua mata?" Rasulullah Saw. bersabda menjawabnya: Bukankah kalian telah mendengar Allah Swt. pernah berfirman, "Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh.” (Al-Furqan: 12), hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Khaddasy, dari Muhammad ibnu Yazid Al-Wasiti dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Ais ibnu Salim, dari Abu Wa-il yang menceritakan bahwa kami berangkat bersama Abdullah ibnu Mas'ud dengan ditemani oleh Ar-Rabi ibnu Khaisam. Lalu mereka melewati sebuah tempat pandai besi, maka Abdullah berhenti melihat besi yang sedang dipanggang di dalam api. Ar-Rabi ibnu Khaisam melihatnya pula. Maka tiba-tiba tubuh Ar-Rabi' terhuyung-huyung dan jatuh. Kemudian Abdullah melewati tempat pembakaran air panas untuk mandi sauna di pinggir Sungai Furat. Ketika Abdullah melihat api menyala dengan hebatnya di dalam tempat pembakaran itu, lalu ia membaca firman-Nya: Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12) Maka Ar-Rabi' jatuh pingsan, lalu mereka menggotongnya pulang ke rumah keluarganya. Abdullah mengikatnya ke punggung kendaraannya, ternyata ia tidak sadar juga sesampainya di rumah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja', telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Yahya, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak sekali gelegak seperti suara geraman begal keledai saat melihat gandum (makanannya). Kemudian neraka itu menggelegar sekali gelegar, dengan suara yang membuat tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan merasa takut. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim berikut sanadnya secara ringkas.
Imam Abu Ja'far ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim Ad-Dauraqi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Yahya, dari Mujahid berikut sanadnya sampai kepada Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya bila seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka neraka surut dan sebagian darinya terpisah dari sebagian yang lain. Maka Tuhan Yang Maha Pemurah bertanya kepada neraka, "Mengapa kamu?" Neraka menjawab, "Sesungguhnya dia meminta perlindungan kepada-Mu dariku." Maka Allah berfirman, "Lepaskanlah hamba-Ku." Sesungguhnya ada seorang lelaki yang diseret ke dalam neraka, maka ia berkata, "Wahai Tuhanku, bukan seperti ini yang aku dugakan kepada-Mu." Allah berfirman, "Lalu apakah prasangkaanmu terhadap-Ku?" Dia menjawab, "Engkau luaskan rahmat-Mu buatku." Maka Allah berfirman (kepada neraka), "Lepaskanlah hamba-Ku." Dan sesungguhnya ada seorang lelaki yang diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak terhadapnya sebagaimana begal menggeram ketika melihat gandum, lalu neraka menggelegar sekali gelegar yang membuat tiada seorang pun yang mendengarnya melainkan ketakutan. Sanad asar ini sahih.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Mansur, dari Mujahid, dari Ubaid ibnu Umair sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12) Sesungguhnya neraka Jahanam itu menggelegar sekali gelegar, lalu tiada seorang malaikat terdekat pun, dan tiada pula seorang nabi yang menjadi rasul pun melainkan jatuh tersungkur dengan muka di bawah (karena ketakutan), semua persendian tulangnya bergetar sehingga Ibrahim a.s. sendiri terduduk bersideku di atas kedua lututnya seraya berkata, "Wahai Tuhanku, aku tidak memohon kepadamu hari ini kecuali untuk keselamatan diriku."
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَانًا ضَيِّقًا}
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu. (Al-Furqan: 13)
Qatadah telah meriwayatkan dari Abu Ayyub, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa semisal dengan lubang klem untuk mata tombak, yakni kerena sempitnya tempat itu.
Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Nafi' ibnu Yazid, dari Yahya ibnu Usaid yang me-rafa'-kan hadis ini hingga sampai kepada Rasulullah Saw., bahwa beliau Saw. pernah ditanya mengenai makna firman-Nya: Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu. (Al-Furqan: 13) Maka Rasulullah Saw. bersabda:
"وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّهُمْ ليُسْتَكرهون فِي النَّارِ، كَمَا يُسْتَكْرَهُ الْوَتِدُ فِي الْحَائِطِ"
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya mereka dipaksakan masuk ke dalam neraka, sebagaimana pasak dipaksakan masuk ke dalam tembok.
Menurut Abu Saleh, makna firman-Nya, "Muqarranin, " artinya di­belenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Al-Furqan: 13) Yakni kebinasaan, penyesalan, dan kekecewaan. (Akan dikatakan kepada mereka), "Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan di hari ini. (Al-Furqan: 14), hingga akhir ayat.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَلَيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَوَّلُ مَنْ يُكسَى حُلَّةً مِنَ النَّارِ إِبْلِيسُ، فَيَضَعُهَا عَلَى حَاجِبَيْهِ، وَيَسْحَبُهَا منْ خَلْفه، وَذُرِّيَّتُهُ مِنْ بَعْدِهِ، وَهُوَ يُنَادِي: يَا ثُبُورَاهُ، وَيُنَادُونَ: يَا ثُبُورَهُمْ. حَتَّى يَقِفُوا عَلَى النَّارِ، فَيَقُولُ: يَا ثُبُورَاهُ. وَيَقُولُونَ: يَا ثُبُورَهُمْ. فَيُقَالُ لَهُمْ: لَا تَدْعُوَا الْيَوْمَ ثُبُورًا وَاحِدًا، وَادْعُوَا ثُبُورًا كَثِيرًا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Yazid, dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Orang yang mula-mula diberi pakaian api ialah iblis, maka iblis meletakkan pakaian itu pada kedua alisnya dan ia menyeret pakaian itu di belakangnya, sedangkan keturunannya berada sesudahnya, seraya berseru, "Binasalah aku." Dan mereka diseru, "Alangkah binasanya mereka (iblis dan keturunannya)," hingga berhentilah mereka di neraka. Maka iblis berkata, "Binasalah aku." Mereka berkata, "Alangkah binasanya mereka." Lalu dikatakan kepada mereka (iblis dan keturunan­nya), "Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan pada hari ini, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak.”
Akan tetapi, tiada seorang pun dari kalangan Sittah yang mengetengah­kan hadis ini. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Sinan, dari Affan dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan pada hari ini. (Al-Furqan: 14), hingga akhir ayat. Yakni janganlah kalian pada hari ini mengharapkan satu kecelakaan melainkan harapkanlah kecelakaan yang banyak.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa as-subur artinya kebinasaan.
Pendapat yang kuat mengatakan bahwa subur pengertiannya mencakup kebinasaan, kecelakaan, kerugian, dan kehancuran. Seperti yang dikatakan oleh Musa kepada Fir'aun:
{وَإِنِّي لأظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًا}
dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa. (Al-Isra: 102)
Yakni binasa.
Abdullah ibnuz Zaba'ri telah mengatakan dalam salah satu bait syair gubahannya:
إذْ أجَاري الشَّيطانَ فِي سَنَن الغيَ ... يِ،وَمنْ مَالَ مَيْلَهُ مَثْبُورُ
Jika aku mengikuti setan dalam kesesatannya, dan orang yang mengikuti setan pastilah akan binasa.

Popular posts from this blog

Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 1-5

Keajaiban Terapi Ruqyah

Tafsir Surat Al Mu’minun, ayat 99-100