Tafsir Surat Al-Hajj, ayat 61-62
{ذَلِكَ
بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي
اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (61) ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ
الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ
الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ (62) }
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam
siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwa Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat. (Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka
seru selain dari Allah, itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang
Mahatinggi lagi Mahabesar.
Allah Swt. berfirman, mengingatkan (manusia) bahwa Dialah Yang Maha Pencipta
lagi Yang Mengatur makhluk menurut apa yang Dia kehendaki. Perihalnya sama
dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{قُلِ
اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنزعُ الْمُلْكَ
مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ
النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ
الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ
حِسَابٍ}
Katakanlah, "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau beri kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan
orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan
Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang
mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan engkau beri rezeki
siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab." (Ali Imran: 26-27)
Pengertian memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam
malam ialah mengambil dari waktu yang satu, lalu diberikan kepada yang lainnya,
begitu pula sebaliknya. Terkadang malam lebih panjang daripada siang hari,
seperti yang terjadi di musim dingin; terkadang siang; lebih panjang daripada
malam hari, seperti yang terjadi dalam musim panas.
Firman Allah Swt.:
{وَأَنَّ
اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ}
dan bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Al-Hajj: 61)
Yaitu Maha Mendengar semua ucapan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Melihat keadaan
mereka. Tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi bagi Allah, baik
semua gerakan maupun diam mereka serta semua keadaan mereka.
Setelah dijelaskan bahwa Dialah Yang Mengatur alam wujud ini dan Yang
Menguasainya lagi Yang Menentukannya, tiada yang mempertanyakan apa yang telah
diputuskan-Nya. Maka Allah berfirman:
{ذَلِكَ
بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ}
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan)
Yang Hak. (Al-Hajj: 62)
Yakni Tuhan Yang Mahahak, tiada sesuatu pun yang berhak untuk disembah selain
Dia semata yang mempunyai kekuasaan Yang Mahabesar. Segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya pasti ada, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan
ada. Segala sesuatu bergantung dan berhajat kepada-Nya, lagi hina di
hadapan-Nya.
{وَأَنَّ
مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ}
dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang
batil. (Al-Hajj: 62)
Yaitu semua berhala, tandingan-tandingan, dan sekutu-sekutu serta semua yang
disembah selain Allah Swt. itu adalah batil karena tidak memiliki mudarat, tidak
pula manfaat.
Firman Allah Swt.:
{وَأَنَّ
اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ}
dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.
(Al-Haj: 62)
Sama pengertiannya dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ}
dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (Al-Baqarah: 255)
Dan firman Allah Swt.:
{الْكَبِيرُ
الْمُتَعَالِ}
Yang Mahabesar lagi Mahatinggi. (Ar-Ra'd: 9)
Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan dan pengaruh-Nya serta
kebesaran-Nya. Tiada Tuhan selain Dia, dan tiada Rabb selain Dia. Dialah Yang
Mahabesar, tiada sesuatu pun yang lebih besar daripada-Nya. Dia Mahatinggi,
tiada sesuatu pun yang lebih tinggi daripada-Nya. Dia Mahaagung tiada yang lebih
agung daripada-Nya. Mahatinggi lagi Mahasuci Allah dari semua yang dikatakan
oleh orang-orang yang zalim (musyrik) lagi kelewat batas dengan ketinggian yang
setinggi-tingginya.