Tafsir Surat Al Mu’minun, ayat 18-22
{وَأَنزلْنَا 
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الأرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ 
بِهِ لَقَادِرُونَ (18) فَأَنْشَأْنَا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ 
وَأَعْنَابٍ لَكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (19) 
وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَاءَ تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ 
لِلآكِلِينَ (20) وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي 
بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (21) 
وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ (22) }
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu 
ukuran: lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami 
benar-benar berkuasa menghilangkannya. Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk 
kalian kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh 
buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan, dan 
pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon 
Zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pelezat makanan bagi orang-orang yang 
makan. Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak benar-benar terdapat 
pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi minum kalian dari air susu yang 
ada dalam perutnya; dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat 
faedah yang banyak untuk kalian, dan sebagian darinya kalian makan, dan di atas 
punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu 
kalian diangkut.
Allah Swt. menyebutkan tentang nikmat-nikmat-Nya yang telah Dia limpahkan 
kepada hamba-hamba-Nya. Nikmat-nikmat tersebut tiada terbilang dan tidak 
terhitung, antara lain ialah menurunkan hujan dari langit dengan takaran 
tertentu sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu banyak yang akibatnya dapat 
merusak tanah dan bangunan, dan tidak terlalu sedikit yang akibatnya tidak 
mencukupi buat tanam-tanaman dan pohon-pohon yang berbuah, melainkan menurut 
suatu ukuran sesuai dengan kebutuhannya, baik untuk pengairan, untuk minum 
maupun untuk manfaat lainnya.
Tanah-tanah yang memerlukan air itu banyak karena banyak tanamannya, tetapi 
tanah-tanah tersebut tidak dapat menampung air hujan karena terdiri atas padang 
pasir. Maka air didatangkan kepadanya dari negeri lain, seperti yang terjadi di 
negeri Mesir. Menurut kisahnya, tanah mesir dahulunya adalah tanah yang tandus. 
Allah mengalirkan kepadanya Sungai Nil yang membawa lumpur merah yang hanyut 
bersama alirannya dari negeri Habsyah di musim penghujannya. Maka air datang 
dengan membawa tanah merah dan menyirami negeri Mesir, sedangkan tanah merah itu 
menetap di negeri Mesir pada kedua.tepinya, sehingga tanah mesir menjadi subur 
dan dapat ditanami oleh penduduknya, karena sesungguhnya sebagian besar tanah 
Mesir terdiri atas pasir. Mahasuci Allah Yang Mahalembut, Mahawaspada, Maha 
Penyayang lagi Maha Pemaaf.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَأَسْكَنَّاهُ 
فِي الأرْضِ}
lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi. (Al Mu’minun: 18)
Artinya, Kami jadikan air itu —bila telah diturunkan dari awan— menetap di 
bumi dan Kami jadikan bumi dapat menerimanya dan menyerapnya sehingga semua 
bebijian dan bibit-bibit yang ada padanya dapat beroleh makanan dari air itu. 
Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّا 
عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ}
dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Al 
Mu’minun: 18) 
Yakni seandainya Kami menghendaki bahwa langit tidak menurunkan hujan, 
tentulah Kami dapat melakukannya. Seandainya Kami bermaksud menimpakan musibah, 
tentulah Kami dapat melakukannya, yaitu dengan memalingkan air hujan dari kalian 
dan mengarahkannya ke tempat-tempat yang tandus, hutan belantara, dan 
tempat-tempat lainnya yang tak berpenghuni. Dan seandainya Kami menghendaki, 
tentulah Kami dapat mengubah rasanya menjadi asin sehingga tidak dapat diminum 
dan tidak dapat dijadikan pengairan, dan Kami dapat melakukannya. Seandainya 
Kami menghendaki tidak sekali-kali air hujan di turunkan ke bumi melainkan 
menggenang di permukaannya, tentulah Kami dapat melakukannya. Dan seandainya 
Kami menghendakinya tidak sekali-kali turun ke bumi melainkan masuk ke dalam 
perut bumi sampai jarak yang tidak terjangkau oleh kalian sehingga kalian tidak 
dapat memanfaatkannya, tentulah Kami dapat melakukannya. Tetapi berkat 
kelembutan dan rahmat Allah, Dia menurunkan air hujan dari langit berupa air 
yang tawar, menyegarkan, dan mudah diminum. Lalu Dia menempatkannya di bumi dan 
mengalirkannya menjadi sumber-sumber air yang pada akhirnya terbentuklah mata 
air-mata air dan sungai-sungai yang mengalir, sehingga dapat dijadikan sebagai 
pengairan tanam-tanaman dan pohon-pohonan yang berbuah. Dari air itu kalian 
minum, demikian pula hewan ternak serta hewan peliharaan kalian; kalian mandi, 
bersuci, dan membersihkan diri dengan air tersebut. Akhirnya segala puji bagi 
Allah atas semua karunia-Nya.
Firman Allah Swt.:
{فَأَنْشَأْنَا 
لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ}
Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan 
anggur. (Al Mu’minun: 19)
Maksudnya, Kami keluarkan bagi kalian melalui air hujan yang Kami turunkan 
dari langit ke kebun-kebun dan taman-taman.
حَدَائِقَ 
ذَاتَ بَهْجَةٍ
yang berpemandangan indah. (An-Naml: 60) 
Yaitu sangat indah dipandang mata.
*******************
Firman Allah Swt.:
{مِنْ 
نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ}
kurma dan anggur. (Al Mu’minun: 19) 
Yakni di dalam kebun-kebun itu terdapat pohon kurma dan pohon anggur. Hal ini 
berdasarkan kondisi geografi yang adadi negeri Hijaz, dan tidak ada bedanya pula 
dengan yang terjadi di kawasan lainnya; semua buah-buahan yang ada pada mereka 
termasuk sebagian dan nikmat Allah yang membuat mereka tidak mampu mensyukurinya 
dengan syukur yang sebenar-benarnya.
Firman Allah Swt.:
{لَكُمْ 
فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ}
di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak. (Al 
Mu’minun: 19) 
Yaitu dari semua buah-buahannya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan 
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{يُنْبِتُ 
لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالأعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ 
الثَّمَرَاتِ}
Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air hujan itu tanam-tanaman, zaitun, 
kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. (An-Nahl: 11) 
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمِنْهَا 
تَأْكُلُونَ}
dan sebagian buah-buahan itu kalian makan. (Al Mu’minun: 19)
Seakan-akan kalimat ini di-ataf-kan kepada sesuatu yang diperkirakan 
keberadaannya. Bentuk lengkapnya seakan-akan dikatakan, Kalian dapat memandang 
keindahan dan kemasakannya dan sebagiannya kalian makan."
Firman Allah Swt.:
{وَشَجَرَةً 
تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَاءَ}
dan pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon zaitun). (Al Mu’minun: 
20)
Yang dimaksud adalah pohon zaitun, sedangkan tur artinya bukit. 
Sebagian ulama mengatakan, sesungguhnya bukit dinamakan tur bila padanya 
terdapat pohon-pohonan; tetapi jika tidak ada pohon-pohonan, maka disebut bukit 
atau gunung, bukan tur. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Tursina 
alias Tur Sinin adalah nama bukit yang padanya Musa diajak bicara 
langsung oleh Allah Swt. begitu pula semua bukit yang ada di sekitarnya yang 
padanya terdapat pohon zaitun. 
Firman Allah Swt.:
{تَنْبُتُ 
بِالدُّهْنِ}
yang menghasilkan minyak. (Al Mu’minun: 20)
Sebagian ulama mengatakan bahwa huruf ba yang ada dalan lafaz ayat ini 
adalah zaidah, bentuk aslinya ialah tanbutudduhna (tanpa memakai 
ba). Seperti halnya yang terdapat di dalam ucapan orang-orang Arab, "Alqa 
Fulanun Biyadihi," artinya si Fulan memukulkan tangannya, yakni yadahu 
(tanpa memakai ba). 
Sedangkan menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa ia mengandung fi'il 
yang tidak disebutkan, maka bentuk lengkapnya ialah yang menghasilkan minyak 
atau yang dapat menghasilkan minyak. Karena itulah dalam firman selanjutnya 
disebutkan:
{وَصِبْغٍ لِلآكِلِينَ}
dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan. (Al Mu’minun: 20)
Yakni dapat dijadikan lauk pauk, menurut Qatadah. 
Dengan kata lain, buah zaitun itu mengandung manfaat; darinya dapat 
dihasilkan minyak dan juga dapat dijadikan pelezat makanan. Seperti yang 
dikatakan oleh Imam Ahmad, bahwa: 
حَدَّثَنَا 
وَكِيع، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى، عَنْ عَطَاءٍ الشَّامِيِّ، عَنْ أَبِي 
أسَيْد -وَاسْمُهُ مَالِكُ بْنُ رَبِيعَةَ السَّاعِدِيُّ الْأَنْصَارِيِّ-قَالَ: 
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كُلُوا الزَّيْتَ 
وَادَّهِنُوا بِهِ؛ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ"
telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Abdullah 
ibnu Isa, dari Ata Asy-Syami dari Abu Usaid yang nama aslinya Malik ibnu Rabi'ah 
As-Sa'idi Al-Ansari r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: 
Makanlah minyak zaitun dan jadikanlah sebagai minyak, karena sesungguhnya 
buah zaitun itu berasal dari pohon yang diberkati.
Abdur Rahman ibnu Humaid mengatakan di dalam kitab musnad dan kitab 
tafsirnya: 
حَدَّثَنَا 
عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ 
أَبِيهِ، عَنْ عُمَرَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 
قَالَ: "ائْتَدِمُوا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوا بِهِ، فَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ 
شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ".
telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami 
Ma'mar, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Umar, bahwa Rasulullah Saw. 
pernah bersabda: Jadikanlah zaitun sebagai lauk pauk dan berminyaklah 
dengannya, karena sesungguhnya buah zaitun itu berasal dari pohon yang 
diberkati. 
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur 
dari Abdur Razzaq. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini tidak dikenal 
melainkan hanya melaluinya, sedangkan dia (Mudtarib) dalam periwayatannya 
adakalanya menyebut Umar dalam sanadnya, adakalanya tidak menyebutkannya.
Abul Qasim At-Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu 
Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan 
kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepadaku As-Sa'b ibnu Hakim 
ibnu Syarik ibnu Namilah, dari ayahnya, dari kakeknya yang menceritakan bahwa ia 
bertamu kepada Umar ibnul Khattab r.a. di malam 'Asyura. Maka Umar menjamunya 
dengan masakan kepala unta yang sudah dingin dan juga minyak zaitun. Lalu Umar 
berkata, "Inilah minyak yang diberkati yang telah disebutkan di dalam firman 
Allah kepada Nabi-Nya." 
*******************
Firman Allah.Swt.:
{وَإِنَّ 
لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ 
فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ 
تُحْمَلُونَ}
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat 
pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi minum kalian dari air susu yang 
ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat 
faedah yang banyak untuk kalian, dan sebagian dari kalian makan, dan di atas 
punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu 
kalian diangkut. (Al Mu’minun: 21-22)
Allah Swt. menyebutkan berbagai manfaat yang Dia jadikan pada binatang ternak 
buat manusia, bahwa mereka dapat minum dari air susunya yang dikeluarkan di 
antara tahi dan darah, mereka dapat makan dari dagingnya, dapat memakai pakaian 
dari bulunya, serta menaiki punggungnya dan membawa muatannya ke atas 
punggungnya menuju negeri yang jauh dari tempat tinggal mereka. Hal ini 
disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَتَحْمِلُ 
أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلا بِشِقِّ الأنْفُسِ 
إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}
Dan ia memikul beban-beban kalian ke suatu negeri yang kalian tidak 
sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang 
memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhan kalian benar-benar Maha Pengasih lagi 
Maha Penyayang, (An-Nahl: 7)
Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:
{أَوَلَمْ 
يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ 
لَهَا مَالِكُونَ. وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا 
يَأْكُلُونَ. وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُ أَفَلا 
يَشْكُرُونَ}
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan 
binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan 
dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? Dan Kami tundukkan 
binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka 
dan sebagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan 
minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur. (Yasin: 71-73)