Tafsir Surat Al-Qashash, ayat 38-42
{وَقَالَ
فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي
فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي
أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ (38)
وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ
إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي
الْيَمِّ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (40) وَجَعَلْنَاهُمْ
أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41)
وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ
الْمَقْبُوحِينَ (42) }
Dan berkata Fir’aun, "Hai pembesar kaumku,
aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah, hai Haman, untukku
tanah liat. Kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat
naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia
termasuk orang-orang yang pendusta, " dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala
tentaranya di bumi (Mesir) tanpa
alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan
kepada Kami. Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan
mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan
Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka
dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah laknat
kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang
yang dijauhkan (dari rahmat Allah).
Allah Swt. menceritakan kekafiran Fir'aun, kesewenang-wenangannya, dan apa
yang dibuat-buatnya yang mengaku-aku bahwa dirinya adalah tuhan. Semoga laknat
Allah tetap atas dirinya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{فَاسْتَخَفَّ
قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ}
Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu
mereka patuh kepadanya. (Az-Zukhruf: 54), hingga akhir ayat.
Demikian itu karena Fir'aun menyeru mereka untuk mengakui bahwa dirinya
adalah tuhan, lalu mereka menaatinya karena kebodohan mereka dan hati mereka
yang kosong.
Fir'aun mengatakan kepada mereka:
{يَا
أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي}
Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.
(Al-Qashash: 38)
Allah Swt. menceritakan perihal sepak terjang Fir'aun melalui firman-Nya:
{فَحَشَرَ
فَنَادَى * فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى * فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ
الآخِرَةِ وَالأولَى * إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى}
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesar kaumnya), lalu berseru
memanggil kaumnya.' (Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling
tinggi.” Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut
(kepada Tuhannya). (An-Nazi'at: 23-26)
Yakni dia mengumpulkan kaumnya dan berseru kepada mereka dengan suara yang
keras seraya menjelaskan hal tersebut kepada mereka, lalu mereka menaati dan
mendengarkannya. Karena itulah Allah mengazab dia dan menjadikan dia sebagai
pelajaran bagi yang lainnya di dunia dan akhirat. Hingga Fir'aun sendiri berani
mengemukakan hal tersebut kepada Musa melalui perkataannya yang disitir oleh
firman-Nya:
{لَئِنِ
اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ}
Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. (Asy-Syu'ara: 29)
Adapun firman Allah Swt.:
{فَأَوْقِدْ
لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى
إِلَهِ مُوسَى}
Maka bakarlah, hai Haman, untukku tanah liat.
Kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat
Tuhan Musa. (Al-Qashash: 38)
Fir'aun memerintahkan kepada Haman —patihnya— yang mengatur rakyatnya dan
yang menjalankan roda pemerintahannya, agar membakar tanah liat (yakni batu
bata) untuk membuat menara yang tinggi, sebagaimana yang diterangkan dalam ayat
lain melalui firman-Nya:
{وَقَالَ
فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الأسْبَابَ.
أَسْبَابَ السَّمَوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ
كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ
وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلا فِي تَبَابٍ}
Dan berkatalah Fir'aun, "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang
tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit,
supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang
pendusta.” Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk
itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir’aun itu
tidak lain hanyalah membawa kerugian. (Al-Mu-min: 36-37)
Demikian itu karena Fir'aun memang membangun menara yang tinggi itu yang di
masanya belum pernah ada bangunan setinggi itu. Hal tersebut tiada lain karena
ia ingin membuktikan di mata rakyatnya akan kedustaan Musa dalam anggapannya
yang mengatakan bahwa ada Tuhan lain selain Fir'aun. Karena itulah disebutkan
oleh firman-Nya:
{وَإِنِّي
لأظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ}
dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang
pendusta. (Al-Qashash: 38)
dalam ucapannya yang mengatakan bahwa ada Tuhan lain selain diriku, bukan
karena dia dusta bahwa Allah Swt. telah mengutusnya, sebab pada prinsipnya
Fir'aun tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Pencipta. Karena dia pernah
mengatakan, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَمَا
رَبُّ الْعَالَمِينَ}
Siapakah Tuhan semesta alam itu? (Asy-Syu'ara: 23)
{لَئِنِ
اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ}
Sungguh jika kamu menyembah tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. (Asy-Syu'ara: 29)
Dan firman Allah Swt.:
{يَا
أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي}
Hai pembesar-pembesarku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.
(Al-Qashash: 38)
Demikianlah menurut pendapat Ibnu Jarir.
Firman Allah Swt.:
{وَاسْتَكْبَرَ
هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا
يُرْجَعُونَ}
dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala
tentaranya di bumi (Mesir) tanpa
alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan
kepada Kami. (Al-Qashash: 39)
Mereka berlaku sewenang-wenang, zalim, dan banyak menimbulkan kerusakan di
bumi (Mesir) serta berkeyakinan bahwa kiamat itu tidak ada dan hari berbangkit
itu tidak ada.
{فَصَبَّ
عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ.إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ}
karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr: 13-14)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
{فَأَخَذْنَاهُ
وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ}
Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka
ke dalam laut. (Al-Qashash: 40)
Yakni Kami tenggelamkan mereka di laut dalam waktu yang sebentar di pagi hari
sehingga tiada yang tersisa seorang pun dari mereka.
{فَانْظُرْ
كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ. وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى
النَّارِ}
Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan
mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka.
(Al-Qashash: 40-41)
bagi orang yang mengikuti jejak mereka dalam mendustakan rasul-rasul dan
menelantarkan hak Tuhan Yang Maha Pencipta.
{وَيَوْمَ
الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ}
dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash: 41)
Maka terhimpunlah pada diri mereka kehinaan di dunia dan terus berlangsung
dengan kehinaan di akhirat, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{أَهْلَكْنَاهُمْ
فَلا نَاصِرَ لَهُمْ}
Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolong pun bagi
mereka. (Muhammad: 13)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَأَتْبَعْنَاهُمْ
فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً}
Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di
dunia ini. (Al-Qashash: 42)
Artinya, Allah memberlakukan laknat terhadap mereka dan raja mereka (yaitu
Fir'aun) pada lisan orang-orang yang beriman dari kalangan hamba-hamba-Nya lagi
mengikuti rasul-rasul-Nya, sebagaimana mereka pun dilaknat di dunia melalui
lisan para nabi dan para pengikutnya.
{وَيَوْمَ
الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ}
dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari
rahmat Allah). (Al-Qashash: 42)
Qatadah mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan ayat lain yang disebutkan
melalui firman-Nya:
{وَأُتْبِعُوا
فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ
الْمَرْفُودُ}
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu
pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.
(Hud: 99)