Tafsir Surat Asy-Syu'ara', ayat 23-28
قَالَ
فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ (23) قَالَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (24) قَالَ لِمَنْ حَوْلَهُ أَلَا
تَسْتَمِعُونَ (25) قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ (26) قَالَ
إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ (27) قَالَ رَبُّ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
(28)
Fir’aun bertanya, "Siapa Tuhan semesta alam itu?” Musa menjawab, "Tuhan
Pencipta langit dan bumi, dan apa-apa yang di antara keduanya (itulah Tuhan
kalian), jika kalian (orang-orang) mempercayai-Nya.” Berkata Fir’aun
kepada orang-orang sekelilingnya, "Apakah kalian tidak mendengarkan?” Musa
berkata (pula), "Tuhan kalian dan Tuhan nenek moyang kalian yang dahulu.”
Fir’aun berkata, "Sesungguhnya Rasul kalian yang diutus kepada kamu sekalian
benar-benar orang gila.” Musa berkata, "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan
apa yang ada di antara keduanya (itulah Tuhan kalian) jika kalian
mempergunakan akal.
Allah Swt. berfirman, menceritakan kekafiran Fir'aun, kedurhakaan,
keingkaran, dan keterlewatbatasannya; yang hal ini tergambarkan melalui
ucapannya yang disitir oleh firman-Nya:
{وَمَا
رَبُّ الْعَالَمِينَ}
Siapakah Tuhan semesta alam itu? (Asy-Syu'ara': 23)
Demikian itu karena ia mengatakan kepada kaumnya, sebagaimana yang disebutkan
oleh firman-Nya:
{مَا
عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي}
aku tidak mengetahui tuhan bagi kalian selain aku. (Al-Qasas: 38)
Dan firman Allah Swt.:
{فَاسْتَخَفَّ
قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ}
Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu
mereka patuh kepadanya. (Az-Zukhruf: 54)
Mereka mengingkari adanya Tuhan Yang Maha Pencipta, dan meyakini bahwa tiada
tuhan bagi mereka selain Fir'aun. Setelah Musa berkata kepadanya, "Sesungguhnya
aku adalah utusan Tuhanku, Tuhan semesta alam." Maka Fir'aun bertanya kepada
Musa, "Siapakah Tuhan yang kamu duga bahwa Dia adalah Tuhan semesta alam
selainku?" Demikianlah menurut penafsiran ulama Salaf dan para imam Khalaf.
Sehingga As-Saddi mengatakan bahwa ayat ini sama maknanya dengan apa yang
disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{قَالَ
فَمَنْ رَبُّكُمَا
يَا مُوسَى * قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ
هَدَى}
Berkata Fir’aun, "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?” Musa berkata,
"Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu
bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.” (Taha: 49-50)
Orang dari kalangan ahli logika dan lain-lainnya menduga bahwa pertanyaan,
ini menyangkut jati diri. Sesungguhnya dia keliru. Karena sesungguhnya Fir'aun
tidaklah mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Pencipta, yang karenanya dia
menanyakan tentang jati diri-Nya. Bahkan Fir'aun adalah orang yang sama sekali
ingkar terhadap keberadaan-Nya, menurut pengertian lahiriah ayat, sekalipun
semua hujah dan bukti telah ditegakkan terhadap dirinya. Pada saat itu Musa
menjawab, setelah Fir'aun bertanya tentang Tuhan semesta alam:
{قَالَ
رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا}
Musa menjawab, "Tuhan Pencipta langit dan bumi, dan apa-apa yang ada di
antara keduanya (itulah Tuhan kalian).” (Asy-Syu'ara': 24)
Yakni Dia Pencipta kesemuanya, Yang memilikinya, Yang mengaturnya dan Yang
menjadi Tuhannya, tiada sekutu bagi-Nya. Dia adalah Pencipta seluruh segala
sesuatu, baik alam langit dan semua yang ada padanya —seperti bintang-bintang
yang tetap, yang beredar, dan yang bersinar— maupun alam bawah beserta segala
sesuatu yang ada padanya —seperti lautan, padang pasir, gunung-gunung,
pepohonan, hewan-hewan, tumbuh tumbuhan, dan buah-buahan— serta yang ada di
antara keduanya —seperti udara dan burung-burung—juga segala sesuatu yang ada di
udara; semuanya adalah hamba Allah, tunduk, dan patuh kepada-Nya.
{إِنْ
كُنْتُمْ مُوقِنِينَ}
jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya.
(Asy-Syu'ara': 24)
Maksudnya, jika kalian mempunyai hati berkeyakinan dan mata yang tajam. Maka
pada saat itu Fir'aun berpaling ke arah orang-orang yang ada di sekitarnya yang
terdiri dari pemuka-pemuka kaumnya dan para hulubalang pembantunya seraya
berkata kepada mereka dengan nada sinis dan tidak percaya yang maksudnya
ditujukan kepada Musa, sebagai jawaban dari ucapannya:
{أَلا
تَسْتَمِعُونَ}
Apakah kalian tidak mendengarkan? (Asy-Syu'ara': 25)
Yakni apakah kalian tidak heran dengan orang ini yang menduga bahwa kalian
mempunyai Tuhan selain aku? Maka Musa berkata kepada mereka:
{رَبُّكُمْ
وَرَبُّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ}
Tuhan kalian dan Tuhan nenek moyang kalian yang dahulu. (Asy-Syu'ara':
26)
Yaitu yang telah menciptakan kalian dan nenek moyang kalian yang terdahulu
sebelum Fir'aun ada.
قَالَ
إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ
Fir'aun berkata, "Sesungguhnya Rasul kalian yang diutus kepada kalian
benar-benar orang gila.” (Asy-Syu'ara': 27)
Yakni tidak berakal dalam pengakuannya yang mengatakan bahwa ada tuhan lain
selain aku.
{قَالَ}
Musa berkata. (Asy-Syu'ara': 28)
Musa berkata kepada orang-orang yang telah ditipu oleh Fir'aun melalui
dakwaan palsunya itu, sebagaimana yang disebutkan oleh firman berikut:
{رَبُّ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ
تَعْقِلُونَ}
Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya
(itulah Tuhan kalian) jika kalian mempergunakan akal. (Asy-Syu'ara':
28)
Artinya Dialah yang menjadikan timur sebagai tempat terbitnya
bintang-bintang, dan menjadikan barat sebagai tempat tenggelamnya
bintang-bintang, baik yang tetap maupun yang beredar, sesuai dengan tatanan yang
telah ditundukkan dan diatur oleh-Nya. Dengan kata lain, jika tuhan yang kalian
dakwakan sebagai tuhan kalian sebenarnya, hendaklah ia membalikkan tatanan
tersebut dengan menjadikan arah timur menjadi barat dan barat menjadi timur.
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{الَّذِي
حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ
إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ
بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ}
orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah
telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika
Ibrahim mengatakan, "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan, "orang itu
berkata, "Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, "Sesungguhnya
Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat.”
(Al-Baqarah: 258), hingga akhir ayat.
Karena itulah setelah Fir'aun merasa kalah dan tidak punya alasan lagi untuk
mendebat, maka ia beralih menggunakan kekuasaan dan kekuatan serta pengaruhnya.
Dia menduga bahwa cara tersebut bermanfaat bagi dirinya dan berpengaruh langsung
terhadap Musa a.s., seperti yang disebutkan dalam firman selanjutnya: