Tafsir Surat Al-'Ankabut, ayat 1-4
{الم
(1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا
يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ
اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3) أَمْ حَسِبَ
الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (4)
}
Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan
kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah
buruk apa yang mereka tetapkan itu.
Mengenai pembahasan huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada permulaan
surat-surat Al-Qur'an telah dibicarakan dalam permulaan tafsir surat
Al-Baqarah.
Firman Allah Swt.:
{أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا
يُفْتَنُونَ}
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji lagi?
(Al-'Ankabut: 2)
Istifham atau kata tanya menunjukkan makna sanggahan. Makna yang
dimaksud ialah bahwa Allah Swt. pasti akan menguji hamba-hamba-Nya yang beriman
sesuai dengan kadar iman masing-masing, sebagaimana yang disebutkan di dalam
hadis sahih yang mengatakan:
"أَشَدُّ
النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الصَّالِحُونَ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ
فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ فِي
دِينِهِ صَلَابَةٌ زِيدَ فِي الْبَلَاءِ"
Manusia yang paling berat cobaannya ialah para nabi, kemudian orang-orang
saleh, lalu orang yang terkemuka. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar
agamanya; jika agamanya kuat, maka ujiannya diperberat pula.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ
جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ}
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi
Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang
sabar. (Ali Imran: 142)
Hal yang sama disebutkan di dalam surat At-Taubah, dan di dalam surat
Al-Baqarah disebutkan oleh firman-Nya:
{أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ
خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا
حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا
إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ}
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)
Karena itulah dalam surat Al-'Ankabut ini disebutkan oleh firman-Nya:
{وَلَقَدْ
فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا
وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ}
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-'Ankabut: 3)
Yaitu orang-orang yang benar dalam pengakuan imannya, juga orang-orang yang
dusta dalam pengakuan imannya. Allah Swt. mengetahui apa yang telah terjadi di
masa lalu, mengetahui apa yang akan terjadi, mengetahui pula apa yang tidak akan
terjadi dan apakah akibatnya seandainya hal itu terjadi. Hai ini merupakan
sesuatu yang telah disepakati di kalangan semua imam ahli sunnah wal jamaah.
Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Abbas dan lain-lainnya sehubungan dengan
hal yang semisal dengan makna firman-Nya:
{إِلا
لِنَعْلَمَ}
melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata). (Al-Baqarah: 143)
Maksudnya, melainkan agar Kami melihat. Dikatakan demikian karena penglihatan
berkaitan dengan hal yang ada (terjadi), sedangkan pengertian mengetahui
mempunyai pengertian yang lebih luas daripada melihat, sebab mencakup hal yang
ada dan juga hal yang tidak ada.
Firman Allah Swt.:
{أَمْ
حَسِبَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا
يَحْكُمُونَ}
Ataukah orang-orang yang mengerjakan
kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan
itu. (Al-'Ankabut: 4)
Yakni jangan sekali-kali orang-orang yang belum beriman mengira bahwa mereka
luput dari cobaan dan ujian ini, karena sesungguhnya di belakang mereka terdapat
siksaan dan pembalasan yang jauh lebih berat dan lebih pedih daripada apa yang
mereka alami di dunia. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Ataukah
orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari
(azab) Kami. (Al-'Ankabut: 4) Maksudnya, selamat dari siksa Kami.
{سَاءَ
مَا يَحْكُمُونَ}
Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu. (Al-'Ankabut: 4)
Yakni amatlah buruk dugaan mereka itu.