Tafsir Surat Al-Ahzab, ayat 32-34
{يَا
نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا
تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا
مَعْرُوفًا (32) وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ
أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا (33) وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي
بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا
خَبِيرًا (34) }
Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah
seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam
berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan
ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang
dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang
dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu).Sesungguhnya Allah adalah Mahalembut
lagi Maha Mengetahui.
Apa yang disebutkan dalam ayat-ayat ini merupakan etika-etika yang dianjurkan
oleh Allah Swt. kepada istri-istri Nabi Saw., sedangkan kaum wanita umatnya
mengikut mereka dalam hal ini. Untuk itu Allah Swt. berfirman kepada istri-istri
Nabi Saw., bahwasanya apabila mereka bertakwa kepada Allah Swt. sesuai dengan
apa yang telah diperintahkan oleh-Nya kepada mereka, maka sesungguhnya tiada
seorang wanita pun yang setara dengan mereka dan tiada seorang wanita pun yang
dapat menyusul keutamaan dan kedudukan mereka.
Dalam firman selanjutnya Allah Swt. menyebutkan:
{فَلا
تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ}
Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara. (Al-Ahzab: 32)
As-Saddi dan lain-lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah mereka
istri-istri Nabi Saw. tidak boleh bertutur kata dengan nada lemah lembut jika
berbicara dengan lelaki. Alasannya disebutkan dalam firman selanjutnya:
{فَيَطْمَعَ
الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ}
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.
(Al-Ahzab: 32)
Yaitu rasa khianat dalam hatinya.
{وَقُلْنَ
قَوْلا مَعْرُوفًا}
dan ucapkanlah perkataan yang baik. (Al-Ahzab: 32)
Ibnu Zaid mengatakan, makna yang dimaksud ialah ucapan yang baik, pantas,
lagi tegas. Dengan kata lain, seorang wanita itu bila berbicara dengan lelaki
lain hendaknya tidak memakai nada suara yang lemah lembut. Yakni janganlah
seorang wanita berbicara dengan lelaki lain dengan perkataan seperti dia
berbicara kepada suaminya sendiri.
Firman Allah Swt.:
{وَقَرْنَ
فِي بُيُوتِكُنَّ}
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu. (Al-Ahzab: 33)
Maksudnya, diamlah kamu di rumahmu dan janganlah keluar rumah kecuali karena
suatu keperluan. Termasuk keperluan yang diakui oleh syariat ialah menunaikan
salat berjamaah di masjid berikut semua persyaratannya, sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah Saw.:
"لَا
تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ، وَلْيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلات"
وَفِي رِوَايَةٍ: "وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ"
Janganlah kalian melarang hamba-hamba perempuan Allah dari
masjid-masjid-Nya, dan hendaklah mereka keluar dalam keadaan berpakaian yang
tertutup rapi. Menurut riwayat lain disebutkan: Tetapi rumah-rumah mereka
adalah lebih baik bagi mereka.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدة
حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ الْكَلْبِيُّ، رَوْحُ بْنُ الْمُسَيَّبِ ثِقَةٌ،
حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ:
جِئْنَ النِّسَاءُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقُلْنَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ الرِّجَالُ بِالْفَضْلِ وَالْجِهَادِ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى، فَمَا لَنَا عَمَلٌ نُدْرِكُ بِهِ عَمَلَ
الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَعَدَ -أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا -مِنْكُنَّ فِي
بَيْتِهَا فَإِنَّهَا تُدْرِكُ عَمَلَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ"
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Humaid ibnu Mas'adah, telah menceritakan kepada kami Abu Raja Al-Kalbi alias
Rauh ibnul Musayyab seorang yang siqah, telah menceritakan kepada kami Sabit
Al-Bannani, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa kaum wanita datang menghadap
kepada Rasulullah Saw., lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, kaum lelaki pergi
dengan memborong keutamaan dan pahala berjihad di jalan Allah, sedangkan kami
kaum wanita tidak mempunyai amal yang dapat menandingi amal kaum Mujahidin di
jalan Allah." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa di antara kalian
(kaum wanita) yang duduk —atau kalimat yang semakna— di dalam
rumahnya, maka sesungguhnya dia dapat memperoleh amal yang sebanding dengan amal
kaum Mujahid di jalan Allah.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan, "Kami tidak mengetahui ada seseorang yang
meriwayatkan hadis ini melalui Sabit Al-Bannani selain Rauh ibnul Musayyab, dia
adalah seorang lelaki dari kalangan ulama Basrah yang cukup terkenal."
قَالَ
الْبَزَّارُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا عَمْرُو
بْنُ عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُوَرِّق، عَنْ أَبِي
الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنِ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا
الشَّيْطَانُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ بروْحَة رَبِّهَا وَهِيَ فِي قَعْر
بَيْتِهَا".
Al-Bazzar mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul
Musanna, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Asim, telah menceritakan kepada
kami Hammam, dari Qatadah, dari Muwarraq, dari Abdul Ahwas, dari Abdullah ibnu
Mas'ud r.a. dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya (tubuh)
wanita itu adalah aurat. Maka apabila wanita itu keluar, setan datang
menyambutnya. Dan tempat yang paling dekat bagi wanita kepada rahmat Tuhannya
ialah bila ia berada di dalam rumahnya.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Bandar, dari Amr ibnu Asim dengan sanad dan
lafaz yang semisal.
Al-Bazzar telah meriwayatkannya pula berikut sanad seperti sebelumnya
—demikian juga Imam Abu Daud— bersumber dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
"صَلَاةُ
الْمَرْأَةِ فِي مَخْدعِها أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا، وَصَلَاتُهَا
فِي بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا"
Salat wanita di dalam tempat tidurnya lebih baik daripada salatnya di
dalam rumahnya, dan salatnya di dalam rumahnya lebih baik daripada salatnya di
dalam kamarnya.
Sanad hadis ini jayyid (baik).
*********
Firman Allah Swt.:
{وَلا
تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى}
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
Jahiliah yang dahulu. (Al-Ahzab: 33)
Mujahid mengatakan bahwa dahulu di masa Jahiliah wanita bila keluar berjalan
di depan kaum pria, maka itulah yang dinamakan tingkah laku Jahiliah.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu.
(Al-Ahzab: 33) Yakni bila kalian keluar dari rumah. Dahulu wanita bila
berjalan berlenggak-lenggok dengan langkah yang manja dan memikat, lalu Allah
Swt. melarang hal tersebut.
Muqatil telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan janganlah
kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu.
(Al-Ahzab: 33) At-Tabarruj artinya mengenakan kain kerudung tanpa
mengikatnya, kalau diikat dapat menutupi kalung dan anting-antingnya serta
lehernya. Jika tidak diikat, maka semuanya itu dapat kelihatan, yang demikian
itulah yang dinamakan tabarruj. Kemudian khitab larangan ini berlaku
menyeluruh buat semua kaum wanita mukmin.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Zuhair, telah
menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Daud
ibnu Abul Furat, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ahmar, dari Ikrimah,
dari Ibnu Abbas r.a. Disebutkan bahwa Ibnu Abbas membaca ayat ini, yaitu
firman-Nya: dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliah yang dahulu. (Al-Ahzab: 33) Ibnu Abbas mengatakan bahwa
munculnya tabarruj adalah di masa antara masa Nabi Nuh dan Nabi Idris,
lamanya kurang lebih seribu tahun; itulah permulaannya.
Sesungguhnya salah satu dari dua kabilah keturunan Adam bertempat tinggal di
daerah dataran rendah, sedangkan yang lainnya tinggal di daerah perbukitan.
Tersebutlah bahwa kaum pria orang-orang yang tinggal di daerah pegunungan
terkenal dengan ketampanannya, sedangkan kaum wanitanya tidak cantik. Lain
halnya dengan mereka yang tinggal di daerah perbukitan; kaum prianya bertampang
jelek-jelek, sedangkan kaum wanitanya cantik-cantik.
Lalu Iblis la'natull'ah mendatangi seorang lelaki dari kalangan
penduduk dataran rendah dalam rupa seorang pelayan, lalu ia menawarkan jasa
pelayanan kepadanya, akhirnya si iblis menjadi pelayan lelaki itu. Kemudian
iblis membuat suatu alat musik yang semisal dengan apa yang biasa dipakai oleh
para penggembala. Alat tersebut dapat mengeluarkan bunyi-bunyian yang sangat
merdu dan belum pernah orang-orang di masa itu mendengarkan suara seindah itu.
Ketika suara musik iblis itu sampai terdengar oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya, maka berdatanganlah mereka untuk mendengarkan suara musiknya. Lalu
mereka membuat suatu hari raya setiap tahunnya, yang pada hari itu mereka
berkumpul. Pada saat itu kaum wanita mereka menampakkan dirinya kepada kaum
prianya dengan memakai perhiasan dan tingkah laku Jahiliah.
Begitu pula sebaliknya, kaum pria mereka berhias diri untuk kaum wanitanya
pada hari raya itu. Lalu ada seorang lelaki dari kalangan penduduk daerah
pegunungan mendatangi hari raya mereka itu, dan ia melihat kaum wanita daerah
dataran rendah cantik-cantik. Ia memberitahukan hal itu kepada teman-temannya
di daerah pegunungan. Akhirnya mereka turun dari gunung dan bergaul dengan
wanita daerah dataran rendah. Maka timbullah fahisyah (perbuatan zina) di
kalangan mereka. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah
yang dahulu. (Al-Ahzab: 33)
**********
Adapun firman Allah Swt.:
{وَأَقِمْنَ
الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ}
dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
(Al-Ahzab: 33)
Pada mulanya Allah mencegah mereka dari perbuatan yang buruk, kemudian
memerintahkan mereka kepada kebaikan seperti mendirikan salat —yang artinya
menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya— dan menunaikan zakat —yang
artinya berbuat baik kepada makhluk—.
{وَأَطِعْنَ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ}
dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. (Al-Ahzab: 33)
Ini termasuk ke dalam Bab '"Atful 'Aam 'Alal Khas"
**********
Firman Allah Swt.:
{إِنَّمَا
يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ
تَطْهِيرًا}
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33)
Teks ayat ini dengan jelas memasukkan istri-istri Nabi Saw. ke dalam
pengertian ahlul bait, karena merekalah yang menjadi latar belakang
turunnya ayat ini. Subjek yang melatarbelakangi turunnya suatu ayat sudah jelas
termasuk di dalamnya sebagai suatu hal yang tak dapat dipungkiri lagi, tetapi
pengertiannya adakalanya menyangkut subjek belaka, atau beserta yang lainnya
menurut pendapat yang sahih.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Ikrimah, bahwa ia pernah berseru di pasar
sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33) bahwa ayat ini secara khusus diturunkan
berkenaan dengan istri-istri Nabi Saw.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Harb Al-Mausuli, telah
menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepada kami
Husain ibnu Waqid, dari Yazid An-Nahwi, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a.
sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait. (Al-Ahzab: 33) Bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan istri-istri Nabi Saw. secara khusus.
Ikrimah mengatakan, "Barang siapa yang ingin ber-mubahalah (bersumpah)
denganku, aku layani. Sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan
istri-istri Nabi Saw. dengan pengertian bahwa merekalah yang melatarbelakangi
turunnya ayat ini, bukan yang lainnya, maka pendapatnya itu dapat dibenarkan.
Tetapi jika makna yang dimaksudnya hanya menyangkut diri mereka tanpa melibatkan
lainnya, maka pendapatnya ini masih perlu diteliti. Karena sesungguhnya banyak
hadis yang menyebutkan bahwa makna yang dimaksud dari ayat ini lebih umum
daripada apa yang dikatakannya itu."
Hadis pertama.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ، أَخْبَرَنَا
عَلَيِّ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمُرُّ بِبَابِ
فَاطِمَةَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ إِذَا خَرَجَ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرَ يَقُولُ:
"الصَّلَاةُ يَا أَهْلَ الْبَيْتِ، {إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ
الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid,
dari Anas ibnu Malik r.a. yang telah mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah
Saw. selalu melewati pintu rumah Fatimah r.a. selama enam bulan bila keluar
menuju masjid untuk menunaikan salat Subuh seraya mengatakan: Salat, hai
Ahlul Bait. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Imam Turmuzi meriwayatkan melalui Abdu ibnu Humaid, dari Affan dengan sanad
yang sama, dan ia mengatakan bahwa hadis ini hasan garib.
Hadis lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَكِيع، حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا
يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، أَخْبَرَنِي أَبُو دَاوُدَ، عَنْ أَبِي الْحَمْرَاءِ
قَالَ: رَابَطْتُ الْمَدِينَةَ سَبْعَةَ أَشْهُرٍ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم، [قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ] إِذَا طَلَعَ الْفَجْرَ، جَاءَ إِلَى بَابِ عَلِيٍّ
وَفَاطِمَةَ فَقَالَ: "الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ {إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ
عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا}
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Waki', telah
menceritakan kepada kami Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Yunus, dari
Abu Ishaq, telah menceritakan kepadaku Abu Daud, dari Abul Hamra yang
menceritakan bahwa ia pernah ber-murabatah (ikatan dinas jihad) di
Madinah selama tujuh bulan di masa Rasulullah Saw. Selama itu ia melihat
Rasulullah Saw. apabila fajar subuh menyingsing keluar menuju ke pintu rumah Ali
dan Fatimah r.a., lalu bersabda: Salat, salat, sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya.
Abu Daud Al-A'ma adalah Nafi' ibnul Haris, seorang yang dikenal pendusta
dalam periwayatan hadis.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُصْعَبٍ، حَدَّثَنَا
الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنَا شَدَّادٌ أَبُو عَمَّارٍ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى
وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ وَعِنْدَهُ قَوْمٌ، فَذَكَرُوا عَلِيًّا، رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، فَلِمَا قَامُوا قَالَ لِي: أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَا رَأَيْتُ مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ اللَّهَ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قُلْتُ: بَلَى. قَالَ: أَتَيْتُ
فَاطِمَةَ أَسْأَلُهَا عَنْ عَلِيٍّ فَقَالَتْ: تَوَجه إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسْتُ أَنْتَظِرُهُ حَتَّى جَاءَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَعَهُ عَلِيٌّ وَحَسَنٌ وَحُسَيْنٌ،
آخِذٌ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا بِيَدِهِ حَتَّى دَخَلَ، فَأَدْنَى عَلِيًّا
وَفَاطِمَةَ وَأَجْلَسَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ، وَأَجْلَسَ حَسَنًا وَحُسَيْنًا
كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَلَى فَخِذِهِ، ثُمَّ لفَّ عَلَيْهِمْ ثَوْبَهُ -أَوْ
قَالَ: كِسَاءَهُ -ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: {إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ
لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا} ،
اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي، وَأَهْلُ بَيْتِي أَحَقُّ"،
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Mus'ab,
telah menceritakan kepada kami Al-Auza'i, telah menceritakan kepada kami Syaddad
Abi Ammar yang telah menceritakan bahwa ia masuk ke dalam rumah Wasilah ibnul
Asqa' r.a. yang pada saat itu ia sedang berbicara dengan suatu kaum. Lalu mereka
menceritakan perihal Ali r.a. Ternyata mereka mencacinya, lalu ia ikut
mencacinya pula mengikuti mereka. Setelah mereka bubar meninggalkan Wasilah,
lalu Wasilah bertanya kepadaku (perawi), "Mengapa engkau ikut mencaci Ali?" Aku
menjawab, "Aku lihat mereka mencacinya, maka aku ikut mencacinya bersama
mereka." Wasilah bertanya, "Maukah aku ceritakan kepadamu apa yang pernah
kulihat dari Rasulullah Saw.?" Aku menjawab, "Tentu saja aku mau." Wasilah
menceritakan pengalamannya, bahwa ia pernah datang kepada Fatimah r.a.
menanyakan sahabat Ali r.a. Fatimah menjawab bahwa Ali sedang pergi menemui
Rasulullah Saw. Aku (perawi) menunggunya hingga Rasulullah Saw. datang dengan
ditemani oleh Ali, Hasan, dan Husain radiyallahu 'anhum; masing-masing
dari mereka saling berpegangan tangan. Kemudian Rasulullah Saw. masuk dan
mendekatkan Ali dan Fatimah, lalu mendudukkan keduanya di hadapannya. Beliau
memangku Hasan dan Husain, masing-masing pada salah satu pahanya. Sesudah itu
beliau Saw. melilitkan kain atau jubahnya kepada mereka dan membaca ayat
berikut, yaitu firman Allah Swt.: Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33) Lalu beliau Saw. berkata dalam doanya:
Ya Allah, mereka ini adalah ahli baitku (keluargaku), dan ahli baitku
lebih berhak.
Abu Ja'far ibnu Jarir telah meriwayatkannya dari Abdul Karim ibnu Abu Umair,
dari Al-Walid ibnu Muslim, dari Abu Amr Al-Auza'i berikut sanadnya yang semisal,
tetapi dalam riwayat ini ditambahkan bahwa Wasilah bertanya, "Wahai Rasulullah,
semoga Allah melimpahkan salawat-Nya kepadamu. Bagaimanakah dengan diriku,
apakah termasuk ahli baitmu?" Rasulullah Saw. bersabda:
"وَأَنْتَ
مِنْ أَهْلِي"
Dan engkaupun termasuk ahli baitku.
Wasilah berkata, "Sesungguhnya hal ini merupakan apa yang selama ini aku
dambakan dan kuharap-harapkan."
ثُمَّ
رَوَاهُ أَيْضًا عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى بْنِ وَاصِلٍ، عَنِ الْفَضْلِ بْنِ
دُكَيْن، عَنْ عَبْدِ السَّلَامِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ كُلْثُومِ الْمُحَارِبِيِّ،
عَنْ شَدَّادِ أَبِي عَمَّارٍ قَالَ: إِنِّي لَجَالِسٌ عِنْدَ وَاثِلَةَ بْنِ
الْأَسْقَعِ إذ ذكروا عليا فَشَتَمُوهُ،
فَلَّمَا قَامُوا قَالَ: اجْلِسْ حَتَّى أُخْبِرُكَ عَنِ الَّذِي شَتَمُوهُ، إِنِّي
عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَ عَلِيٌّ
وَفَاطِمَةُ وَحَسَنٌ وَحُسَيْنٌ فَأَلْقَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِمْ كِسَاءً لَهُ، ثُمَّ قَالَ: "اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي،
اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا". قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، وَأَنَا؟ قَالَ: "وَأَنْتَ" قَالَ: فَوَاللَّهِ إِنَّهَا
لَأَوْثَقُ عَمَلِي عِنْدِي
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Abdul Ala ibnu Wasil, dari
Al-Fadl ibnu Dakin, dari Abdus Salam ibnu Harb, dari Kalsum Al-Muharibi, dari
Syaddad ibnu Abu Ammar yang telah menceritakan bahwa pada suatu hari ia duduk di
hadapan Wasilah ibnul Asqa' ketika mereka sedang memperbincangkan sahabat Ali
r.a., lalu mereka mencaci Ali. Setelah mereka pergi, Wasilah berkata kepadanya,
memerintahkannya untuk duduk dan jangan pergi sebelum mendengar cerita tentang
orang (Ali) yang baru saja mereka caci. Wasilah ibnul Asqa' menceritakan, pada
suatu hari ia berada di rumah Rasulullah Saw. Tiba-tiba datanglah Ali, Fatimah,
Hasan, dan Husain radiyallahu 'anhum. Lalu Rasulullah Saw. menutupi
mereka dengan kain jubahnya dan berdoa: Ya Allah, mereka ini adalah ahli
baitku. Ya Allah, lenyapkanlah dosa-dosa dari mereka dan bersihkanlah diri
mereka sebersih-bersihnya. Aku (Wasilah) bertanya, "Wahai Rasulullah,
bagaimanakah denganku?" Rasulullah Saw. bersabda, "Engkau juga (termasuk ahli
baitku)" Wasilah ibnul Asqa' mengatakan, "Demi Allah, sesungguhnya hal ini
merupakan amal yang paling kujadikan pegangan bagiku."
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدِ
الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ عَطَاءٍ بن أبي رَبَاحٍ، حَدَّثَنِي مِنْ
سَمِعَ أُمَّ سَلَمَةَ تَذْكُرُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ فِي بَيْتِهَا، فَأَتَتْهُ فَاطِمَةُ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا،
بِبُرْمَةٍ فِيهَا خَزيرة، فَدَخَلَتْ بِهَا عَلَيْهِ فَقَالَ لَهَا: "ادْعِي
زَوْجَكِ وَابْنَيْكِ". قَالَتْ: فَجَاءَ عَلِيٌّ وَحَسَنٌ وَحُسَيْنٌ فَدَخَلُوا
عَلَيْهِ، فَجَلَسُوا يَأْكُلُونَ مِنْ تِلْكَ الْخَزِيرَةِ، وَهُوَ عَلَى منامةٍ
لَهُ عَلَى دُكَّانٍ تَحْتَهُ كِسَاءٌ خَيْبَرِيٌّ، قَالَتْ: وَأَنَا فِي
الْحُجْرَةِ أُصَلِّي، فَأَنْزَلَ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ، هَذِهِ الْآيَةَ:
{إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا} . قَالَتْ: فَأَخَذَ فَضْلَ الْكِسَاءِ فَغَطَّاهُمْ
بِهِ، ثُمَّ أَخْرَجَ يَدَهُ فَأَلْوَى بِهَا إِلَى السَّمَاءِ، ثُمَّ قَالَ:
"اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي وَخَاصَّتِي، فَأَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ
وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا"، قَالَتْ: فَأَدْخَلْتُ رَأْسِي الْبَيْتَ، فَقُلْتُ:
وَأَنَا مَعَكُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: "إِنَّكِ إِلَى خَيْرٍ، إِنَّكِ
إِلَى خَيْرٍ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Numair,
telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Abu Sulaiman, dari Ata ibnu Abu
Rabah, telah menceritakan kepadaku seseorang yang mendengarnya dari Ummu Kalsum
r.a. saat ia menceritakan bahwa ketika Nabi Saw. berada di dalam rumahnya,
datanglah Fatimah r.a. dengan membawa sebaki makanan, lalu Fatimah langsung
masuk menemui Nabi Saw. dengan membawa makanan itu. Dan Nabi Saw. bersabda,
"Panggillah suami dan kedua anakmu." Maka datanglah Ali, Hasan, dan
Husain. Mereka langsung masuk menemui Nabi Saw., lalu duduk dan memakan makanan
yang ada di dalam baki tersebut. Saat itu Rasulullah Saw. duduk di atas tempat
tidurnya yang beralaskan kain Khaibari. Ummu Salamah mengatakan bahwa saat itu
ia sedang berada di dalam kamarnya mengerjakan salat, dan pada saat itu Allah
menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
(Al-Ahzab: 33) Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi Saw.
mengambil Iebihan dari kain Khaibarinya itu dan menutupkannya kepada mereka
berempat, kemudian beliau mengeluarkan tangannya dan menengadahkannya ke arah
langit seraya berdoa: Ya Allah, mereka ini adalah ahli baitku dan keluarga
khususku, maka lenyapkanlah dosa-dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka
sebersih-bersihnya. Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia
menyembulkan kepalanya dari kamar ke dalam ruangan rumah seraya berkata, "Apakah
aku juga bersama kalian, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. bersabda:
Sesungguhnya engkau berada dalam kebaikan, sesungguhnya engkau berada dalam
kebaikan.
Di dalam sanad hadis ini terdapat seorang perawi yang tidak disebutkan
namanya, dia adalah syekh (guru)nya Ata, sedangkan perawi lainnya semuanya
berpredikat siqah (tepercaya).
Hadis lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا مُصْعَبُ بْنُ الْمِقْدَامِ،
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ زَرْبِيٍّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، عن أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: جَاءَتْ فَاطِمَةُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبُرْمَةٍ لَهَا قَدْ صَنَعَتْ فِيهَا عَصيدَة
تَحْمِلُهَا عَلَى طَبَقٍ، فَوَضَعَتْهَا بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ: "أَيْنَ ابْنُ
عَمِّكِ وَابْنَاكِ؟ " فَقَالَتْ: فِي الْبَيْتِ. فَقَالَ: "ادْعِيهِمْ". فَجَاءَتْ
إِلَى عَلِيٍّ فَقَالَتْ: أجِبْ رَسُولَ اللَّهِ أَنْتَ وَابْنَاكَ. قَالَتْ أُمُّ
سَلَمَةَ: فَلَمَّا رَآهُمْ مُقْبِلِينَ مدَّ يَدَهُ إِلَى كِسَاءٍ كَانَ عَلَى
الْمَنَامَةِ، فَمَدَّهُ وَبَسَطَهُ، وَأَجْلَسَهُمْ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَخَذَ
بِأَطْرَافِ الْكِسَاءِ الْأَرْبَعَةِ بِشَمَالِهِ، فَضَمَّهُ فَوْقَ رُؤُوسِهِمْ،
وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ الْيُمْنَى إِلَى رَبِّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، فَقَالَ:
"اللَّهُمَّ، هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي، فَأَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ
وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Mus'ab ibnul Miqdam, telah menceritakan kepada kami
Sa'id ibnu Zurbi, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, dari Ummu Salamah
r.a. yang menceritakan bahwa Fatimah r.a. datang menemui Rasulullah Saw. dengan
membawa kiriman makanan yang diletakkannya di atas sebuah baki, lalu ia
meletakkan makanan itu di hadapan Nabi Saw. Maka beliau Saw. bertanya, "Di
manakah anak pamanmu (maksudnya Ali) dan kedua putramu?" Fatimah r.a
menjawab, "Di rumah." Nabi Saw. bersabda, "Panggillah mereka." Fatimah
datang menjumpai Ali dan berkata, "Engkau dan kedua putramu dipanggil oleh
Rasulullah." Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa ketika Nabi Saw. melihat
mereka datang, beliau menggelar kain kisa yang ada di atas peraduannya, lalu
mempersilahkan mereka duduk di atasnya. Setelah itu beliau mengambil keempat
ujung kain itu dan menyatukannya di atas kepala mereka. Kain itu dipegangnya
dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia tengadahkan ke arah langit
seraya berdoa: Ya Allah, mereka ini adalah ahli baitku, maka lenyapkanlah
dosa-dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.
Jalur lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا ابْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ
الْقُدُّوسِ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَكِيمِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: ذَكَرْنَا عَلِيَّ
بْنَ أَبِي طَالِبٍ عِنْدَ أُمِّ سَلَمَةَ، فَقَالَتْ: فِي بَيْتِي نَزَلَتْ:
{إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا} . قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلى بَيْتِي فَقَالَ: "لَا تَأْذَنِي لِأَحَدٍ".
فَجَاءَتْ فَاطِمَةُ فِلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَحْجُبَهَا عَنْ أَبِيهَا. ثُمَّ
جَاءَ الْحَسَنُ فِلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَحْجُبَهُ عَنْ أُمِّهِ وَجَدِّهِ، ثُمَّ
جَاءَ الْحُسَيْنُ فِلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَحْجُبَهُ، ثُمَّ جَاءَ عَلِيٌّ فَلَمْ
أَسْتَطِعْ أَنْ أَحْجُبَهُ، فَاجْتَمَعُوا فَجَلّلهم رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكِسَاءٍ كَانَ عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: "هَؤُلَاءِ
أَهْلُ بَيْتِي، فَأَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا".
فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ حِينَ اجْتَمَعُوا عَلَى الْبِسَاطِ. قَالَتْ:
فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَأَنَا؟ قَالَتْ: فَوَاللَّهِ مَا أَنْعَمَ،
وَقَالَ: "إِنَّكِ إِلَى خَيْرٍ"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abdul Quddus, dari Al-A'masy, dari Hakim
ibnu Sa'd yang telah menceritakan bahwa kami memperbincangkan perihal Ali ibnu
Abu Talib r.a. di rumah Ummu Salamah r.a. Maka Ummu Salamah berkata bahwa ayat
berikut diturunkan di rumahnya, yaitu firman Allah Swt.: Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33) Ummu Salamah melanjutkan kisahnya,
bahwa Rasulullah Saw. datang ke rumahnya, lalu bersabda, "Janganlah engkau
beri izin seseorang pun masuk menemuiku." Dan datanglah Fatimah r.a.
sehingga aku tidak mampu mencegahnya untuk menemui ayahnya sendiri. Kemudian
datang pula Al-Hasan r.a., dan aku tidak mampu mencegahnya untuk menemui kakek
dan ibunya. Lalu datanglah Al-Husain, aku pun tidak mampu menghalang-halanginya
untuk menemui kakek dan ibunya. Terakhir datanglah Ali r.a., dan aku tidak mampu
menghalang-halanginya untuk masuk. Akhirnya mereka berkumpul bersama Rasulullah
Saw., dan Rasulullah Saw. menghormati mereka dengan mempersilakan mereka duduk
di atas hamparan kain kisanya, lalu beliau Saw. berdoa: Mereka ini adalah
ahli baitku, maka lenyapkanlah dosa-dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka
sebersih-bersihnya. Lalu turunlah ayat ini, yaitu Al-Ahzab ayat 33, saat
mereka berkumpul di atas kain yang dihamparkan oleh Nabi Saw. itu. Ummu Salamah
melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah
dengan diriku?' Ummu Salamah berkata lagi, "Demi Allah, aku merasa tidak enak."
Nabi Saw. bersabda, "Sesungguhnya engkau berada dalam kebaikan."
Jalur lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ
أَبِي الْمُعَدِّلِ ، عَنْ عَطِيَّةَ الطُّفَاوِيّ، عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ أُمَّ
سَلَمَةَ حَدَّثَتْهُ قَالَتْ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي بَيْتِي يَوْمًا إِذْ قَالَ الْخَادِمُ: إِنَّ فَاطِمَةَ وَعَلِيًّا
بِالسُّدَّةِ قَالَتْ: فَقَالَ لِي: "قُومِي فَتَنَحي عَنْ أَهْلِ بَيْتِي".
قَالَتْ: فَقُمْتُ فَتَنَحَّيْتُ فِي الْبَيْتِ قَرِيبًا، فَدَخَلَ عَلِيٌّ
وَفَاطِمَةُ، وَمَعَهُمَا الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ، وَهُمَا صَبِيَّانِ صَغِيرَانِ،
فَأَخَذَ الصَّبِيَّيْنِ فَوَضَعَهُمَا فِي حِجْرِهِ فقبَّلهما، وَاعْتَنَقَ
عَلِيًّا بِإِحْدَى يَدَيْهِ وَفَاطِمَةَ بِالْيَدِ الْأُخْرَى، وقَبَّل فَاطِمَةَ
وقَبَّل عَلِيًّا، وَأَغْدَقَ عَلَيْهِمْ خَميصَة سَوْدَاءَ وَقَالَ: "اللَّهُمَّ،
إِلَيْكَ لَا إِلَى النَّارِ أَنَا وَأَهْلُ بَيْتِي". قَالَتْ: فَقُلْتُ: وَأَنَا
يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ. قَالَ: "وَأَنْتِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far,
telah menceritakan kepada kami Auf, dari Abul Ma'dal, dari Atiyyah At-Tafawi,
dari ayahnya yang telah menceritakan, sesungguhnya Ummu Salamah pernah bercerita
kepadanya bahwa ketika Rasulullah Saw. berada di rumahnya pada suatu hari,
tiba-tiba pelayan rumah berkata, "Sesungguhnya Fatimah dan Ali berada di depan
pintu rumah." Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Rasulullah Saw.
bersabda kepadanya, "Berdirilah kamu dan menjauhlah dari ahli baitku."
Maka aku bangkit dan menjauh dengan duduk di suatu sudut di dalam rumahku. Lalu
masuklah Ali, Fatimah, disertai oleh Al-Hasan dan Al-Husain radiyallahu
'anhum yang saat itu keduanya masih kecil-kecil. Maka Nabi Saw. mengambil
kedua anak itu, meletakkan keduanya di pangkuannya serta menciuminya. Nabi Saw.
memeluk Ali r.a. dengan salah satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain
memeluk Fatimah r.a. Nabi Saw. mencium Fatimah dan Ali, kemudian mengerudungi
mereka dengan kain berwarna hitam dan berdoa: Ya Allah, kembalikanlah
kepada-Mu bukan ke neraka, aku dan ahli baitku ini. Ummu Salamah melanjutkan
kisahnya, bahwa lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah denganku?'
Nabi Saw. bersabda, "Juga kamu."
Jalur lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا [الْحَسَنُ بْنُ عَطِيَّةَ،
حَدَّثَنَا] فُضَيْلِ بْنِ مَرْزُوقٍ، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ
أُمِّ سَلَمَةَ؛ أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ نَزَلَتْ فِي بَيْتِهَا: {إِنَّمَا يُرِيدُ
اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ
تَطْهِيرًا} قَالَتْ: وَأَنَا جَالِسَةٌ عَلَى بَابِ الْبَيْتِ فَقُلْتُ: يَا
رسول اللَّهِ،
ألستُ مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ؟ فَقَالَ: "إِنَّكِ إِلَى خَيْرٍ، أَنْتِ مِنْ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" قَالَتْ: وَفِي الْبَيْتِ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلِيَّ، وَفَاطِمَةُ،
وَالْحَسَنُ، وَالْحُسَيْنُ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Atiyyah, telah menceritakan kepada kami
Fudail ibnu Marruq, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id, dari Ummu Salamah r.a. yang
telah menceritakan bahwa ayat ini diturunkan di rumahnya, yaitu firman Allah
Swt.: Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33) Ummu
Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa saat itu ia duduk di dekat pintu rumah, lalu
ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bukankah aku juga termasuk ahli baitmu?"
Rasulullah Saw. menjawab: Sesungguhnya engkau berada dalam kebaikan, engkau
termasuk salah seorang dari istri-istri Nabi Saw. Ummu Salamah menceritakan
bahwa di dalam rumah itu terdapat Rasulullah Saw., Ali, Fatimah, Al-Hasan, dan
Al-Husain radiyallahu 'anhum.
Jalur lain.
diriwayatkan oleh Ibnu Jarir pula melalui Abu Kuraib, dari Waki', dari Abdul
Hamid ibnu Bahrain, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Ummu Salamah dengan lafaz yang
semisal.
Jalur lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَد،
حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنِي هَاشِمُ بْنِ هَاشِمِ بْنِ عُتْبَةَ
بْنِ أَبِي وَقَاصٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبِ بْنِ زَمْعَة قَالَ:
أَخْبَرَتْنِي أُمُّ سَلَمَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ فَاطِمَةَ وَالْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ،
ثُمَّ أَدْخَلَهُمْ تَحْتَ ثَوْبِهِ، ثُمَّ جَأَرَ إِلَى اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ،
ثُمَّ قَالَ: "هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي". قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: فَقُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، أَدْخَلَنِي مَعَهُمْ. فَقَالَ: "أَنْتِ مِنْ
أَهْلِي"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Khalid ibnu Makhlad, telah menceritakan kepadaku Musa
ibnu Ya'qub, telah menceritakan kepadaku Hasyim ibnu Hasyim ibnu Atabah ibnu Abu
Waqqas, dari Abdullah ibnu Wahb ibnu Zam'ah yang mengatakan bahwa Ummu Salamah
pernah bercerita kepadanya, "Sesungguhnya Rasulullah Saw. mengumpulkan Ali,
Fatimah, Al-Hasan, dan Al-Husain radiyallahu 'anhum. Lalu memasukkan
mereka di bawah kain bajunya, kemudian beliau Saw. berdoa kepada Allah Swt.
Sesudah itu beliau bersabda: 'Mereka inilah ahli baitku'. Ummu Salamah
melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia berkata meminta, "Wahai Rasulullah,
masukkanlah diriku bersama mereka." Rasulullah Saw. bersabda: Engkau termasuk
salah seorang ahli baitku.
Jalur lain.
diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Ahmad ibnu Muhammad At-Tusi, dari
Abdur Rahman ibnu Saleh, dari Muhammad ibnu Sulaiman Al-Asbahani, dari Yahya
ibnu Ubaid Al-Makki, dari Ata, dari Umar ibnu Abu Salamah, dari ibunya dengan
lafaz yang semisal dengan hadis di atas.
Hadis lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَكِيع، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ
زَكَرِيَّا، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ، عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ قَالَتْ:
قَالَتْ عَائِشَةُ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذات غَدَاةٍ،
وَعَلَيْهِ مِرْط مُرَحَّل مِنْ شَعْر أَسْوَدَ، فَجَاءَ الْحَسَنُ فَأَدْخَلَهُ
مَعَهُ، ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَأَدْخَلَهُ مَعَهُ، ثُمَّ جَاءَتْ فَاطِمَةُ
فَأَدْخَلَهَا مَعَهُ، ثُمَّ جَاءَ عَلِيٌّ فَأَدْخَلَهُ مَعَهُ، ثُمَّ قَالَ:
{إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا}
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Waki', telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr, dari Zakaria, dari Mus'ab ibnu
Syaibah, dari Safiyyah binti Syaibah yang menceritakan bahwa Siti Aisyah r.a.
pernah bercerita, "Di suatu pagi hari Rasulullah Saw. keluar dengari mengenakan
kain mirt berwarna hitam yang terbuat dari bulu domba. Kemudian datanglah
Al-Hasan r.a., maka beliau membawanya masuk, lalu datang pula Al-Husain r.a. dan
beliau membawanya masuk. Kemudian datanglah Fatimah r.a., maka beliau membawanya
masuk. Lalu datanglah Ali r.a., maka beliau membawanya masuk pula. Setelah itu
beliau membaca firman-Nya: Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan
dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
(Al-Ahzab: 33)
Imam Muslim meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Muhammad
ibnu Bisyr dengan sanad yang sama.
Jalur lain.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا سُرَيج بْنُ يُونُسَ أَبُو
الْحَارِثِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ الْعَوَّامِ -يَعْنِي: ابْنَ
حَوْشَب -عَنْ عمٍّ لَهُ قَالَ: دَخَلْتُ مَعَ أَبِي عَلَى عَائِشَةَ،
فَسَأَلْتُهَا عَنْ عَلِيٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَتْ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا: تَسْأَلُنِي عَنْ رَجُلٍ كَانَ مِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ تَحْتَهُ ابْنَتُهُ
وَأَحَبُّ النَّاسِ إِلَيْهِ؟ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا عَلِيًّا وَفَاطِمَةَ وَحَسَنًا وَحُسَيْنًا، فَأَلْقَى
عَلَيْهِمْ ثَوْبًا فَقَالَ: "اللَّهُمَّ، هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي، فَأَذْهِبْ
عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا". قَالَتْ: فَدَنَوْتُ مِنْهُ
فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَأَنَا مِنْ أَهْلِ بَيْتِكَ؟ فَقَالَ: "تَنَحّي،
فَإِنَّكِ عَلَى خَيْرٍ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Syuraih ibnu Yunus Abul Haris, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Yazid, dari Al-Awwam (yakni Ibnu Hausyab r.a.), dari
salah seorang anak pamannya yang telah menceritakan bahwa ia masuk bersama
ayahnya menemui Siti Aisyah r.a., lalu bertanya tentang Ali r.a. kepadanya. Maka
Siti Aisyah menjawab, "Engkau bertanya kepadaku tentang seorang lelaki yang
paling disukai oleh Rasulullah Saw. Istrinya adalah putri beliau dan paling
dicintai olehnya?." Siti Aisyah r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa sesungguhnya ia
pernah melihat Rasulullah Saw. mengundang Ali, Fatimah, Al-Hasan, dan Al-Husain
radiyallahu 'anhum, lalu beliau menutupi mereka dengan kainnya dan
berdoa: Ya Allah, mereka adalah ahli baitku, maka lenyapkanlah dosa-dosa dari
mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya. Siti Aisyah r.a.
melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia mendekati mereka dan berkata, "Wahai
Rasulullah, aku pun termasuk ahli baitmu." Rasulullah Saw. bersabda:
Menjauhlah engkau, sesungguhnya engkau berada dalam kebaikan.
Hadis lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ يَحْيَى بْنِ زَبّان
العَنزيّ، حَدَّثَنَا منْدَل، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فِي خَمْسَةٍ: فِيَّ، وَفِي عَلِيٍّ، وَحَسَنٍ،
وَحُسَيْنٍ، وَفَاطِمَةَ: {إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ
أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا}
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnul Musanna, telah
menceritakan kepada kami Bakr ibnu Yahya ibnu Zaban Al-Anazi, telah menceritakan
kepada kami Mindal, dari Al-A'masy, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id r.a. yang telah
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ayat ini diturunkan
berkenaan dengan lima orang; diriku, Ali, Hasan, Husain, dan Fatimah, yaitu
firman Allah Swt.: "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al-Ahzab:
33)
Dalam keterangan yang lalu telah disebutkan bahwa Fudail ibnu Marzuq
meriwayatkannya dari Atiyyah, dari Abu Sa'id, dari Ummu Salamah r.a. Ibnu Abu
Hatim telah meriwayatkannya secara mauquf melalui hadis Harun ibnu Sa'd
Al-Ajali, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id r.a. Hanya Allahlah Yang Maha
Mengetahui.
Hadis lain.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ
الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا بُكَيْر بْنُ مِسْمَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَامِرَ بْنَ
سَعْدٍ قَالَ: قَالَ سَعْدٌ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ حِينَ نَزَلَ عَلَيْهِ الْوَحْيُ، فَأَخَذَ عَلِيًّا وَابْنَيْهِ
وَفَاطِمَةَ فَأَدْخَلَهُمْ تَحْتَ ثَوْبِهِ، ثُمَّ قَالَ: "رَبِّ، هَؤُلَاءِ
أَهْلِي وَأَهْلُ بَيْتِي"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnul Musanna, telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Hanafi, telah menceritakan kepada kami
Bukair ibnu Mismar yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Amir ibnu Sa'd r.a.
menceritakan bahwa Sa'd r.a. pernah mengatakan, "Ketika diturunkan kepada
Rasulullah Saw. suatu wahyu, maka beliau merangkul Ali, Fatimah r.a. dan kedua
putranya, lalu memasukkan mereka ke balik baju jubahnya, kemudian berdoa: Ya
Tuhanku, mereka inilah keluargaku dan ahli baitku.
Hadis lain.
قَالَ
مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنِي زُهَير بْنُ حَرْبٍ، وشُجاع بْنُ مَخْلَد
جَمِيعًا، عَنِ ابْنِ عُلَيَّة -قَالَ زُهَيْرٌ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنِي أَبُو حَيَّان، حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ حَيَّان قَالَ:
انْطَلَقْتُ أَنَا وحُصَين بْنُ سَبْرَةَ وَعُمَرُ بْنُ مُسْلِمٍ إِلَى زَيْدِ بْنِ
أَرْقَمَ، فَلَمَّا جَلَسْنَا إِلَيْهِ قَالَ لَهُ حُصَيْنٌ: لَقَدْ لقيتَ يَا زيدُ
خَيْرًا كَثِيرًا [رأيتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وسمعتَ
حَدِيثَهُ، وغزوتَ مَعَهُ، وصليتَ خَلْفَهُ، لَقَدْ لَقِيَتْ يَا زَيْدُ خَيْرًا
كَثِيرًا] ؛ حَدّثنا يَا زَيْدُ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وسلم. قال: يا بن أخي، والله لقد كَبرَت
سِنِّي، وَقَدِمَ عَهْدِي، ونسيتُ بَعْضَ الَّذِي كنتُ أَعِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَا حَدّثتكُم فَاقْبَلُوا، وَمَا لَا فَلَا
تُكَلّفونيه. ثُمَّ قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَوْمًا خَطِيبًا بِمَاءٍ يُدْعَى خُمًّا -بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ
-فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَوَعَظَ وَذَكّر، ثُمَّ قَالَ: "أَمَّا
بَعْدُ، أَلَا أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ
رَسُولُ رَبِّي فَأُجِيبُ، وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثِقْلَيْنِ، وَأَوَّلُهُمَا
كِتَابُ اللَّهِ، فيه الهدى والنور، فخذوا بكتاب الله واستمسكوا بِهِ". فَحَثّ
عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّب فِيهِ، ثُمَّ قَالَ: "وَأَهْلُ بَيْتِي، أذَكِّركم
اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، أذكِّركم اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي" ثَلَاثًا.
فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ: وَمَنْ أَهْلُ بَيْتِهِ يَا زَيْدُ؟ أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ
مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ؟ قَالَ: نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، وَلَكِنْ أَهْلَ
بَيْتِهِ مَنْ حُرِمَ الصّدَقة بَعْدَهُ. قَالَ: ومَنْ هم؟ قال هم آل علي، وآل
عَقِيل، وَآلُ جَعْفَرٍ، وَآلُ عَبَّاسٍ. قَالَ: كُلُّ هَؤُلَاءِ حُرِمَ
الصَّدَقَةَ؟ قَالَ: نَعَمْ
Imam Muslim telah mengatakan di dalam kitab sahihnya, telah menceritakan
kepadaku Zuhair ibnu Harb dan Syuja' ibnu Makhlad, dari Ibnu Ulayyah. Zuhair
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ibrahim, telah
menceritakan kepadaku Abu Hayyan, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Hibban
yang menceritakan bahwa ia dan Husain ibnu. Sirah serta Amr ibnu Salamah
berangkat menuju ke rumah Zaid ibnu Arqam r.a. Setelah mereka duduk di
majelisnya, Husain berkata membuka pembicaraan, "Hai Yazid, sesungguhnya engkau
telah menjumpai banyak kebaikan, engkau telah melihat Rasulullah dan mendengar
hadisnya, berperang bersamanya, dan salat di belakangnya. Sesungguhnya engkau,
hai Zaid, telah menjumpai banyak kebaikan. Ceritakanlah kepada kami, hai Zaid,
apa yang telah engkau dengar dari Rasulullah Saw. Zaid ibnu Arqam menjawab, "Hai
anak saudaraku, demi Allah, sesungguhnya usiaku telah lanjut dan masa itu telah
berlalu cukup lama sehingga aku lupa akan sebagian dari yang pernah kudengar
dari Rasulullah Saw. Maka apa yang kuceritakan kepada kalian, terimalah apa
adanya; dan yang tidak kuceritakan kepada kalian janganlah kalian memaksakan
diriku untuk menceritakannya." Kemudian Zaid ibnu Arqam r.a. melanjutkan
kisahnya, bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw. berdiri di antara kami di suatu
tempat yang ada mata airnya yang dikenal dengan nama Khum, terletak di
antara Mekkah dan Madinah, lalu beliau berkhotbah. Pada mulanya beliau
memanjatkan puja dan puji kepada Allah Swt., lalu memberi nasihat dan
peringatan, sesudah itu beliau bersabda: "Amma ba'du. Ingatlah, hai manusia,
sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia yang sudah dekat masanya akan
kedatangan utusan Tuhanku (maut), lalu aku memperkenankannya. Dan aku
akan menitipkan kepada kalian dua tugas berat; yang pertama adalah Kitabullah,
di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka amalkanlah Kitabullah dan
berpegang teguhlah kalian kepadanya. Rasulullah Saw. menekankan agar
berpegang teguh kepada Kitabullah dan menganjurkan mereka untuk
mengamalkannya, setelah itu beliau melanjutkan sabdanya: Dan ahli baitku, aku
peringatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku, aku peringatkan kalian
kepada Allah tentang ahli baitku. Sebanyak tiga kali. Maka Husain bertanya
kepada Zaid ibnu Arqam, "Hai Zaid, siapakah yang termasuk ahli bait Nabi Saw.
itu? Bukankah istri-istri beliau termasuk ahli baitnya?" Zaid ibnu Arqam
menjawab, "Istri-istri beliau termasuk ahli baitnya, tetapi yang dimaksud dengan
ahli bait yang sesungguhnya ialah orang-orang yang tidak boleh menerima harta
zakat sesudah beliau tiada." Husain bertanya, "Lalu siapakah mereka secara
jelasnya?" Zaid ibnu Arqam menjawab, "Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil,
keluarga Ja'far, dan keluarga Al-Abbas radiyallahu 'anhum.” Husain
kembali bertanya menegaskan, "Mereka semua adalah orang-orang yang haram
menerima zakat sesudah Nabi Saw. tiada?" Zaid ibnu Arqam menjawab, "Ya."
Kemudian Imam Muslim meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Ar-Rayyan, dari
Hassan ibnu Ibrahim, dari Sa'id ibnu Masruq, dari Yazid ibnu Hibban, dari Zaid
ibnu Arqam r.a. lalu disebutkan hal yang semisal dengan hadis di atas. Hanya
dalam riwayat ini disebutkan bahwa Husain bertanya kepada Zaid ibnu Arqam,
"Bukankah istri-istri beliau termasuk ahli baitnya?" Zaid ibnu Arqam menjawab:
لَا
وَايْمُ اللَّهِ، إِنَّ الْمَرْأَةَ تَكُونُ مَعَ الرَّجُلِ الْعَصْرَ مِنَ
الدَّهْرِ ثُمَّ يُطَلِّقُهَا فَتَرْجِعُ إِلَى أَبِيهَا وَقَوْمِهَا. أَهْلُ
بَيْتِهِ أَصْلُهُ وعَصبَته الَّذِينَ حُرموا الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ
Tidak, demi Allah, sesungguhnya seorang wanita itu di suatu masa menjadi
istri seseorang lelaki, kemudian lelaki itu menceraikannya dan ia kembali kepada
ayahnya serta kaumnya. Ahli baitnya ialah orang tuanya dan para asabahnya yang
haram menerima zakat sesudah beliau Saw. tiada.
Demikianlah menurut riwayat ini, tetapi riwayat yang sebelumnya lebih utama
untuk dijadikan sebagai pegangan.
Sedangkan riwayat yang kedua ini (yakni yang terakhir) mengandung pengertian
sebagai tafsir makna ahli bait yang disebutkan di dalam sebuah hadis lainnya
yang menyatakan bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan keluarga beliau Saw.
adalah orang-orang yang tidak boleh menerima zakat. Atau makna yang dimaksud
dengan ahli bait bukanlah terbatas hanya pada istri-istri beliau Saw. saja,
bahkan pengertiannya lebih umum daripada itu.
Hipotesis ini juga merupakan pengertian gabungan antara riwayat ini dan
riwayat-riwayat sebelumnya, sebagai suatu interpretasi yang paling dapat
diandalkan untuk dijadikan rujukan. Interpretasi ini pun menggabungkan antara
pengertian riwayat ini dan nas Al-Qur'an serta hadis-hadis lainnya yang
terdahulu, jika memang sanadnya sahih, mengingat pada sebagian sanad-sanadnya
masih ada hal-hal yang perlu diteliti kembali. Hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Kemudian termasuk hal yang tidak diragukan lagi bagi orang yang
merenungkannya ialah bahwa istri-istri Nabi Saw. sudah jelas termasuk ke dalam
makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
{إِنَّمَا
يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ
تَطْهِيرًا}
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33)
Karena sesungguhnya konteks pembicaraan ayat berkaitan dengan mereka,
mengingat sesudahnya disebutkan oleh firman selanjutnya:
{وَاذْكُرْنَ
مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ}
Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah
(sunnah Nabimu). (Al-Ahzab: 34)
Artinya, ketahuilah apa yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Rasul-Nya di
dalam rumah kalian berupa Al-Qur'an dan sunnah. Demikianlah menurut Qatadah dan
lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Ingatlah akan nikmat yang telah
dikhususkan Allah bagi kalian di antara semua manusia. Yaitu bahwa wahyu ada
yang diturunkan di rumah-rumah kalian, bukan rumah orang lain. Dan Siti Aisyah
r.a. As-Siddiqah binti As-Siddiq r.a. adalah istri Nabi Saw. yang paling utama
mendapat nikmat ini, paling beruntung, serta paling khusus di antara istri-istri
beliau yang lainnya dalam mendapatkan rahmat yang berlimpah ini. Karena
sesungguhnya belum pernah diturunkan kepada Rasulullah Saw. suatu wahyu pun di
atas tempat tidur seorang istri selain dari tempat tidur Siti Aisyah r.a.,
sebagaimana yang pernah disebutkan oleh sabda Nabi Saw. yang menceritakan hal
tersebut.
Sebagian ulama mengatakan bahwa Nabi Saw. belum pernah kawin dengan seorang
perawan selain dari Siti Aisyah r.a. dan belum pernah ada seorang lelaki yang
tidur bersama Aisyah di tempat tidurnya selain hanya Rasulullah Saw. Maka
sesuailah bila ia secara khusus mendapatkan keistimewaan ini dan memborong
sendirian kedudukan yang tinggi ini.
Tetapi apabila istri-istri beliau Saw. termasuk ahli baitnya, berarti
keluarga beliau sendiri (yakni kerabat beliau) lebih berhak untuk mendapat
julukan ahlul bait. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis terdahulu yang
menyebutkan: Dan ahli baitku (kerabatku) lebih berhak.
Hal ini mirip dengan apa yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim,
bahwa ketika Rasulullah Saw. ditanya mengenai masjid yang dibangun di atas
landasan ketakwaan sejak awal pembangunannya, lalu beliau bersabda:
"هُوَ
مَسْجِدِي هَذَا"
Masjid itu adalah masjidku ini.
Pengertian hadis di atas sama dengan hadis ini, karena sesungguhnya ayat yang
diturunkan berkenaan dengannya adalah menyangkut masjid Quba, sebagaimana yang
disebutkan oleh banyak hadis lainnya. Tetapi jika masjid Quba tersebut didirikan
atas landasan takwa sejak awal pembuatannya, maka masjid Rasulullah Saw. di
Madinah lebih berhak untuk mendapat julukan tersebut. Hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah,
dari Husain ibnu Abdur Rahman, dari Abu Jamilah yang telah mengatakan bahwa
sesungguhnya Al-Hasan ibnu Ali r.a. diangkat menjadi khalifah di saat Khalifah
Ali r.a. mati terbunuh. Ketika Al-Hasan sedang salat, tiba-tiba ada seorang
lelaki melompatinya dan menusuknya dengan pisau belati. Husain mengira bahwa ia
pernah mendapat berita bahwa orang yang menusuk Al-Hasan itu adalah seorang
lelaki dari kalangan Bani Asad. Saat kejadian itu Hasan r.a. sedang sujud dalam
salatnya. Mereka mengira bahwa tusukan itu mengenai salah satu sisi pantatnya
sehingga ia sakit karena luka itu selama beberapa bulan. Setelah sembuh Al-Hasan
duduk di atas mimbarnya, lalu berkata: "Hai penduduk Irak, bertakwalah kalian
kepada Allah terhadap kami, karena sesungguhnya kami adalah pemimpin kalian dan
tamu kalian. Kami adalah ahli bait yang disebutkan oleh Allah Swt. di dalam
firman-Nya: 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya' (Al-Ahzab:
33)." Abu Jamilah melanjutkan kisahnya, bahwa Al-Hasan terus menerus mengucapkan
ayat tersebut sehingga tiada seorang pun yang hadir di masjid itu melainkan
tersedu-sedu menangis.
As-Saddi telah meriwayatkan dari Abud Dailam yang menceritakan bahwa Ali
ibnul Husain pernah berkata kepada seorang lelaki penduduk negeri Syam,
"Tidakkah engkau pernah membaca suatu ayat dalam surat Al-Ahzab, yaitu
firman-Nya: 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. ' (Al-Ahzab:
33)." Lelaki itu menjawab, "Ya, pernah; dan kalianlah yang dimaksudkan oleh ayat
ini." Ali ibnul Husain berkata, "Memang benar."
**************
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ
اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا}
Sesungguhnya Allah adalah Mahalembut lagi Maha Mengetahui. (Al-Ahzab:
34)
Yakni berkat kelembutan-Nya kepada kalian, maka kalian dapat sampai pada
kedudukan kalian sekarang ini. Dan berkat kemahatahuan-Nya tentang kalian yang
berhak mendapatkannya, maka Dia memberikannya kepada kalian dan mengkhususkannya
hanya buat kalian.
Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini,
bahwa ingatlah kalian akan nikmat Allah yang telah dilimpahkanNya kepada
kalian, yaitu Allah telah menjadikan ayat-ayat-Nya dan hikmah Nabi-Nya dibacakan
di dalam rumah-rumah kalian. Maka bersyukurlah kepada Allah atas hal tersebut
dan panjatkanlah puja dan puji kepada-Nya. Sesungguhnya Allah adalah
Mahalembut lagi Maha Mengetahui. (Al-Ahzab: 34) Allah Mahalembut kepada
kalian karena Dia telah menjadikan di dalam rumah-rumah kalian ayat-ayat Allah
dan hikmah-Nya selalu dibacakan. Dia Maha Mengetahui tentang kalian, karena itu
dipilih-Nya kalian sebagai istri-istri Nabi Saw.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan ingatlah
apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah
Nabimu). (Al-Ahzab: 34) Allah menyebut-nyebut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya
kepada mereka, sebagai karunia dari-Nya.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Atiyyah Al-Aufi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sesungguhnya Allah adalah Mahalembut lagi Maha Mengetahui. (Al-Ahzab: 34)
Yaitu Mahalembut mengenai kesimpulan-kesimpulan yang terkandung di dalam
ayat-ayat-Nya lagi Maha Mengetahui tentang tempat-tempatnya.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Kemudian Ibnu
Abu Hatim mengatakan bahwa hal yang sama telah diriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu
Anas, dari Qatadah.