Tafsir Surat Al-Ahzab, ayat 35
{إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ
وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ
وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ
وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ
لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (35) }
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap
dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan
yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut
(nama) Allah, Allah telah menyediakan
ampunan dan pahala yang besar untuk mereka.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ
زِيَادٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
شَيْبَةَ، سَمِعْتُ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ تَقُولُ: قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا
لَنَا لَا نُذْكَرُ فِي الْقُرْآنِ كَمَا يُذْكَرُ الرِّجَالُ؟ قَالَتْ: فَلَمْ
يَرعني مِنْهُ ذَاتَ يَوْمٍ إِلَّا وَنِدَاؤُهُ عَلَى الْمِنْبَرِ، قَالَتْ،
وَأَنَا أسَرّح شَعْرِي، فَلَفَفْتُ شَعْرِي، ثُمَّ خَرَجْتُ إِلَى حُجْرة مِنْ
حُجَر بَيْتِي، فَجَعَلْتُ سَمْعِي عِنْدَ الْجَرِيدِ، فَإِذَا هُوَ يَقُولُ عِنْدَ
الْمِنْبَرِ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ: إِنَّ الْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسَلَّمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ" إِلَى آخِرِ
الْآيَةِ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Abdul Wahid ibnu Ziyad, telah menceritakan kepada kami
Usman ibnu Hakim, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Syaibah yang
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ummu Salamah r.a. (istri Nabi Saw.)
menceritakan hadis berikut. Ummu Salamah mengatakan bahwa ia pernah bertanya
kepada Nabi Saw., "Mengapa kami kaum wanita tidak pernah disebut-sebut di dalam
Al-Qur'an sebagaimana kaum pria disebut-sebut di dalamnya?" Ummu Salamah
mengatakan bahwa ia tidak mendapat jawaban apa pun dari beliau Saw. terkecuali
melalui seruannya di atas mimbar. Pada suatu hari saat aku sedang menyisir
rambut, lalu aku gelungkan rambutku dan keluar dari kamar pribadiku, kemudian
kutempelkan telingaku ke bilik. Tiba-tiba kudengar Rasulullah Saw. membacakan
ayat berikut di atas mimbarnya, seraya bersabda: Hai manusia, sesungguhnya
Allah telah menurunkan firman-Nya yang mengatakan, "Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, " hingga akhir
ayat.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai dan Ibnu Jarir melalui hadis
Abdul Wahid ibnu Ziyad dengan sanad dan lafaz yang semisal.
Jalur lain.
Imam Nasai telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnu Hatim, telah menceritakan kepada kami Suwaid, telah menceritakan kepada
kami Abdullah ibnu Syarik, dari Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, dari Ummu
Salamah r.a. yang menceritakan bahwa ia pernah berkata kepada Nabi Saw., "Ya
Nabi Allah, mengapa saya selalu mendengar hanya laki-laki saja yang disebutkan
di dalam Al-Qur'an, sedangkan kaum wanita tidak pernah disebut-sebut?" Maka
Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin. (Al-Ahzab: 35), hingga akhir
ayat.
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui Abu Kuraib, dari Abu Mu'awaiyah,
dari Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, bahwa Yahya ibnu Abdur Rahman ibnu
Hatib pernah menceritakan sebuah hadis kepadanya dari Ummu Salamah r.a. yang
telah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai
Rasulullah, mengapa kaum pria selalu disebut-sebut dalam segala sesuatu,
sedangkan kami kaum wanita tidak?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim. (Al-Ahzab: 35), hingga
akhir ayat.
Jalur lain.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Ibnu Abu Najih, dari Mujahid yang
mengatakan bahwa Ummu Salamah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.,
"Wahai Rasulullah, mengapa kaum pria selalu disebut-sebut, sedangkan kaum wanita
tidak?" Maka Allah menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan yang muslim. (Al-Ahzab: 35), hingga akhir ayat.
Hadis lain.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Sinan ibnu Muzahir Al-Umari, telah menceritakan kepada
kami Abu Kadinah Yahya ibnul Muhallab, dari Qabus ibnu Abu Zabyan, dari ayahnya,
dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa kaum wanita pernah bertanya kepada
Nabi Saw., "Mengapa lelaki mukmin selalu disebut-sebut, sedangkan wanita mukmin
tidak pernah disebut-sebut?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim. (Al-Ahzab: 35), hingga
akhir ayat.
Telah menceritakan pula kepada kami Bisyr, telah menceritakan kepada kami
Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa'id, dari Qatadah yang menceritakan
bahwa kaum wanita masuk menemui istri-istri Nabi Saw. Maka mereka berkata,
"Sesungguhnya Allah telah menyebutkan kalian istri-istri Nabi Saw. di dalam
Al-Qur'an, sedangkan kami tidak pernah disebut-sebut, apakah memang pada kami
tidak ada sesuatu yang patut untuk disebut-sebut?" Maka Allah Swt. menurunkan
firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim. (Al-Ahzab:
35), hingga akhir ayat.
*********
Adapun firman Allah Swt.:
{إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ}
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukmin. (Al-Ahzab: 35)
Ayat ini menunjukkan pengertian bahwa iman itu lain dengan Islam, sebab iman
pengertiannya lebih khusus daripada Islam, karena ada firman Allah Swt. yang
menyebutkan:
{قَالَتِ
الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا
يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ}
Orang-orang Arab Badui itu berkata, "Kami telah beriman.” Katakanlah
(kepada mereka), "Kalian belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah
Islam (tunduk),' karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian.”
(Al-Hujurat: 14)
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan melalui salah satu hadisnya
yang mengatakan:
"لَا
يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ"
Tidaklah seseorang berbuat zina, saat melakukannya dia sedang dalam
keadaan beriman.
Seorang pezina saat sedang mengerjakan zina, iman dicabut dari dalam hatinya;
tetapi hal ini tidak memastikannya sebagai seorang yang kafir, menurut
kesepakatan ulama. Dan ini menunjukkan bahwa pengertian iman lebih khusus
daripada Islam, seperti yang telah kami tetapkan pada permulaan syarah kitab
Imam Bukhari.
*********
Firman Swt. Swt.:
{وَالْقَانِتِينَ
وَالْقَانِتَاتِ}
Laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya. (Al-Ahzab:
35)
Al-qunut artinya ketaatan yang mapan, seperti pengertian yang terdapat
di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَمْ
مَنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ
وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ}
(Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? (Az-Zumar:
9)
{وَلَهُ
مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ}
Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya
tunduk hanya kepada-Nya. (Ar-Rum: 26)
{يَا
مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ
الرَّاكِعِينَ}
Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang
yang rukuk. (Ali Imran: 43)
Dan firman Allah Swt.:
{وَقُومُوا
لِلَّهِ قَانِتِينَ}
Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk (penuh
ketaatan). (Al- Baqarah: 238)
Kesimpulannya ialah sesudah Islam terdapat tingkatan yang lebih tinggi
daripadanya, yaitu iman, kemudian baru qunut yang timbul dari manifestasi
keduanya.
*********
{وَالصَّادِقِينَ
وَالصَّادِقَاتِ}
laki-laki dan perempuan yang benar. (Al-Ahzab: 35)
Ini menyangkut pembicaraan (perkataan), karena sesungguhnya benar atau jujur
merupakan pekerti yang terpuji. Sebab itulah sebagian para sahabat di masa lalu,
baik di masa Islam maupun di masa Jahiliah, belum pernah sekalipun melakukan
perkataan dusta.
Benar dalam berkata merupakan pertanda iman pelakunya, sebagaimana dusta
merupakan pertanda kemunafikan pelakunya. Barang siapa yang berkata benar,
niscaya selamat. Berpegang teguhlah kalian kepada kebenaran, karena sesungguhnya
kebenaran itu menuntun pelakunya kepada .perbuatan kebajikan, dan perbuatan
kebajikan itu menuntun pelakunya kepada surga. Hati-hatilah kalian terhadap
kedustaan, karena sesungguhnya dusta itu menuntun pelakunya kepada kedurhakaan,
dan sesungguhnya kedurhakaan itu menuntun pelakunya kepada neraka. Seseorang
yang terus-menerus berkata benar dan selalu memihak kepada kebenaran, pada
akhirnya ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang benar (siddiq). Dan
seseorang yang terus-menerus berdusta dan selalu memihak kepada kedustaan, pada
akhirnya ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. Demikianlah kata hadis,
dan hadis-hadis lainnya yang menunjukkan makna yang sama cukup banyak.
***********
{وَالصَّابِرِينَ
وَالصَّابِرَاتِ}
laki-laki dan perempuan yang sabar. (Al-Ahzab: 35)
Ini merupakan watak bagi orang-orang yang berhati teguh dan kuat, yaitu sifat
sabar dalam menghadapi segala macam musibah dengan penuh kesadaran bahwa apa
yang telah ditakdirkan pasti terjadi, lalu ia menanggungnya dengan penuh
kesabaran dan keteguhan hati. Kesabaran yang sesungguhnya itu hanyalah terletak
pada pertama kali tertimpa musibah, kemudian sesudah itu lebih mudah
menghadapinya. Sabar dalam menghadapi tekanan musibah di permulaannya
menunjukkan kesabaran dan keteguhan hati watak orang yang bersangkutan.
{وَالْخَاشِعِينَ
وَالْخَاشِعَاتِ}
laki-laki dan perempuan yang khusyuk. (Al-Ahzab: 35)
Khusyuk artinya mencakup pengertian tenang, tumaninah, hati-hati, anggun,
rendah diri, tahan uji, takut kepada Allah Swt., serta merasa selalu berada di
dalam pengawasan Allah Swt. Sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis
yang mengatakan:
"اعْبُدِ
اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ
يَرَاكَ"
Sembahlah Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak
dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu.
***********
Firman Allah Swt.:
{وَالْمُتَصَدِّقِينَ
وَالْمُتَصَدِّقَاتِ}
laki-laki dan perempuan yang bersedekah. (Al-Ahzab: 35)
Sedekah artinya memberikan santunan kepada orang lain yang memerlukan bantuan
karena mereka adalah orang-orang yang lemah, tidak mempunyai mata pencaharian,
dan tidak pula ada orang yang menjamin mereka. Mereka diberi dari lebihan harta
sebagai amal ketaatan kepada Allah Swt. dan berbuat kebajikan kepada semua
makhluk-Nya. Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan:
"سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّهِ" فَذَكَرَ
مِنْهُمْ: "ورجل تصدق بصدقة فَأَخْفَاهَا،
حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ"
Ada tujuh macam orang yang mendapat naungan dari Allah pada hari tiada
naungan kecuali hanya naungan-Nya, antara lain ialah seseorang yang mengeluarkan
suatu sedekah secara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui
apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya.
Di dalam hadis lain disebutkan:
وَالصَّدَقَةُ
تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ"
Sedekah itu dapat menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan
api.
Hadis-hadis lain yang menganjurkan bersedekah cukup banyak dan memerlukan
suatu pembahasan yang tersendiri.
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah disebutkan:
«وَالصَّوْمُ
زَكَاةُ البدن»
Puasa itu adalah zakat badan.
Dengan kata lain, puasa itu membersihkan, menyucikan, dan mensterilkan tubuh
dari berbagai macam campuran yang buruk menurut biologis dan hukum syara'. Sa'id
ibnu Jubair telah mengatakan bahwa barang siapa yang puasa bulan Ramadhan dan
tiga hari setiap bulannya, maka ia termasuk apa yang disebutkan oleh Allah Swt.
di dalam firman-Nya: laki-laki dan perempuan yang berpuasa. (Al-Ahzab:
35)
Puasa juga merupakan sarana yang ampuh untuk meredam nafsu birahi,
sebagaimana yang disebutkan oleh sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan:
«يَا
مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ،
فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ»
Hai golongan para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu
menanggung biaya, hendaklah ia kawin, karena sesungguhnya dengan kawin pandangan
mata lebih terkendali dan kemaluan lebih terpelihara. Dan barang siapa yang
tidak mampu mengadakan biayanya, hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya
puasa itu merupakan peredam baginya.
Karena itulah pada firman selanjutnya disebutkan hal yang berkaitan
dengannya, yaitu: laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya.
(Al-Ahzab: 35) Yakni memeliharanya dari hal-hal yang diharamkan dan
dosa-dosa, terkecuali terhadap hal-hal yang diperbolehkan. Sebagaimana yang
disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَالَّذِينَ
هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حافِظُونَ إِلَّا عَلى أَزْواجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ
أَيْمانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ فَمَنِ ابْتَغى وَراءَ ذلِكَ
فَأُولئِكَ هُمُ العادُونَ
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas. (Al-Mu-minun: 5-7)
*********
Adapun firman Allah Swt.:
وَالذَّاكِرِينَ
اللَّهَ كَثِيراً وَالذَّاكِراتِ
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah.
(Al-Ahzab: 35)
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا
أَبِي، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَابِرٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْأَقْمَرِ، عَنِ الأغَرِّ أَبِي مُسْلِمٍ ، عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قَالَ: "إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ مِنَ اللَّيْلِ، فَصَلَّيَا
رَكْعَتَيْنِ، كُتِبَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا
وَالذَّاكِرَاتِ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Jabir, dari Ali ibnul Aqmar, dari Al-Agar Abu Muslim, dari Abu
Sa'id Al-Khudri r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Apabila seorang lelaki membangunkan istrinya di malam hari, lalu keduanya
melakukan salat dua rakaat, maka keduanya di malam itu termasuk laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah.
Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui
hadis Al-A'masy, dari Al-Agar Abu Muslim, dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah, dari
Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعة، حَدَّثَنَا
دَرَّاج، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْري، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْعِبَادِ أَفْضَلُ
دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: "الذَّاكِرُونَ اللَّهَ
كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ". قَالَ:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمِنَ الْغَازِي فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: "لَوْ
ضَرَبَ بِسَيْفِهِ فِي الْكُفَّارِ وَالْمُشْرِكِينَ حَتَّى يَنْكَسِرَ
وَيَخْتَضِبَ دَمًا لَكَانَ الذَّاكِرُونَ اللَّهَ أَفْضَلَ مِنْهُ"
Imam Ahmad mengatakan telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Darij,
dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang menceritakan bahwa ia
pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
lebih utama derajatnya di sisi Allah kelak pada hari kiamat?" Rasulullah Saw.
menjawab: Laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah. Abu
Sa'id Al-Khudri r.a. bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apakah juga lebih utama
daripada orang yang berjihad di jalan Allah?" Rasulullah Saw. menjawab:
Seandainya seorang mujahid memukulkan pedangnya kepada orang-orang kafir dan
orang-orang musyrik hingga pedangnya patah dan berlumuran darah, tentulah
orang-orang yang banyak menyebut nama Allah lebih utama darinya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْعَلَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَسِيرُ فِي طَرِيقِ مَكَّةَ، فَأَتَى عَلَى جُمْدان فَقَالَ: "هَذَا جُمْدان،
سِيرُوا فَقَدْ سَبَقَ المُفَرّدون". قَالُوا: وَمَا المُفَرّدون ؟ قَالَ:
"الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا ". ثُمَّ قَالَ: "اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُحَلِّقِينَ". قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ؟ قَالَ: "اللَّهُمَّ، اغْفِرْ
لِلْمُحَلِّقِينَ". قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ؟ قَالَ:
"وَالْمُقَصِّرِينَ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Ibrahim, dari Al-Ala, dari ayahnya,
dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. dalam
perjalanannya menuju ke Mekah sampai di Jamdan. Ketika sampai di Jamdan beliau
bersabda, "Ini adalah Jamdan, teruskanlah perjalanan kalian, sesungguhnya
orang-orang yang mengesakan Allah telah mendahului." Para sahabat bertanya,
"Siapakah yang di maksud dengan orang-orang yang mengesakan Allah?" Rasulullah
Saw. menjawab: Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah. Kemudian Nabi Saw. berdoa: Ya Allah, berikanlah ampunan bagi
orang-orang yang mencukur rambutnya. Para sahabat berkata, "Doakanlah pula
bagi orang-orang yang memotong rambutnya." Rasulullah Saw. berdoa lagi: Ya
Allah, berikanlah ampunan bagi orang-orang yang mencukur rambutnya. Mereka
berkata pula, "Doakanlah juga bagi orang-orang yang memotong rambutnya."
Rasulullah Saw. berdoa lagi: dan juga bagi orang-orang yang memotong
rambutnya.
Ditinjau dari segi jalurnya hadis ini diriwayatkan secara tunggal oleh Imam
Ahmad. Imam Muslim telah meriwayatkannya pula, tetapi tanpa lafaz yang
terakhir.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حُجَيْن بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ أَبِي زِيَادٍ -مَوْلَى عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَيَّاش بْنِ
أَبِي رَبِيعَةَ -أَنَّهُ بَلَغَهُ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا قَطُّ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ
اللَّهِ". وَقَالَ مُعَاذٌ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وأزكاها عند مليككم،
وأرفعها في درجاتكم، وخير لَكُمْ مِنْ تَعَاطِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَمِنْ
أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ غَدًا فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا
أَعْنَاقَكُمْ"؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: "ذِكْرُ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hujain ibnul Musanna,
telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abu Salamah, dari Ziyad ibnu Abu
Ziyad maula Abdullah ibnu Ayyasy ibnu Abu Rabi'ah yang menceritakan,
sesungguhnya ia pernah mendapat sebuah hadis yang bersumber dari Mu'az ibnu
Jabal r.a. yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Tidak ada amal apa pun yang dilakukan oleh anak Adam yang lebih
menjaminnya selamat dari azab Allah Swt. selain dari zikrullah. Sahabat
Mu'az ibnu Jabal r.a. telah menceritakan pula bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: "Maukah aku ceritakan kepada kalian amal perbuatan kalian yang
paling baik dan paling bersih di sisi Tuhan kalian, dan paling meninggikan
derajat kalian serta lebih baik bagi kalian daripada diberi emas dan perak dan
lebih baik daripada kalian menjumpai musuh kalian di suatu hari, lalu kalian
penggal kepala mereka dan mereka memenggal kepala kalian?" Para sahabat
menjawab, "Tentu saja kami mau, wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah Saw.
menjawab, "Yaitu banyak menyebut (nama) Allah."
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعة، حَدَّثَنَا
زَبَّان بْنِ فَائِدٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ الجُهَنيّ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّ رَجُلًا
سَأَلَهُ فَقَالَ: أَيُّ الْمُجَاهِدِينَ أَعْظَمُ أَجْرًا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
فَقَالَ: "أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا". قَالَ: فَأَيُّ الصَّائِمِينَ أَكْثَرُ
أَجْرًا؟ قَالَ: "أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا". ثُمَّ ذَكَرَ الصَّلَاةَ
وَالزَّكَاةَ وَالْحَجَّ وَالصَّدَقَةَ، كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا". فَقَالَ أَبُو
بَكْرٍ لِعُمَرَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: ذَهَبَ الذَّاكِرُونَ بِكُلِّ خَيْرٍ.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"أَجَلْ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Zaban ibnu
Fayid, dari Sahl ibnu Mu'az ibnu Anas Al-Ju'ani, dari ayahnya yang telah
menceritakan hadis berikut, bahwa pernah ada seorang lelaki bertanya kepada
Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, mujahid yang manakah yang lebih besar
pahalanya?" Rasulullah Saw. menjawab: Orang yang paling banyak menyebut
(nama) Allah di antara mereka. Lelaki itu bertanya lagi, "Orang-orang
yang berpuasa manakah yang paling banyak pahalanya?" Rasulullah Saw. menjawab,
"Orang yang paling banyak menyebut nama Allah di antara mereka." Kemudian
lelaki itu menanyakan pula tentang salat dan zakat, haji serta sedekah, yang
semuanya dijawab oleh Rasulullah Saw. melalui sabdanya: Orang yang paling
banyak menyebut (nama) Allah di antara mereka. Maka Abu Bakar r.a.
berkata kepada Umar r.a., "Orang-orang yang banyak menyebut nama Allah telah
memborong semua kebaikan." Rasulullah Saw. bersabda menegaskan, "Memang
benar"
Mengenai hadis-hadis lainnya yang menyangkut masalah ini akan kami kemukakan
nanti dalam tafsir firman Allah Swt. yang masih termasuk bagian dari surat ini,
yaitu firman-Nya
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ
بُكْرَةً وَأَصِيلا} الْآيَةَ
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu
pagi dan petang. (Al-Ahzab: 41-42)
********
Adapun firman Allah Swt.:
{أَعَدَّ
اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا}
Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka.
(Al-Ahzab: 35)
Ceritakanlah kepada mereka yang telah disebutkan di atas bahwa sesungguhnya
Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dari-Nya atas semua dosa mereka dan
juga pahala yang besar, yaitu surga.