Tafsir Surat As-Sajdah, ayat 15-17
{إِنَّمَا
يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا
وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (16) فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ
قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (17) }
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan
ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat
(Kami), mereka menyungkur sujud dan
bertasbih serta memuji Tuhannya, sedangkan mereka tidak menyombongkan diri.
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada
Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari
rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang
disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang
menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.
Firman Allah Swt.:
{إِنَّمَا
يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا}
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah.
(As-Sajdah: 15)
Maksudnya, tiada yang membenarkan ayat-ayat Kami selain dari,
{الَّذِينَ
إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا}
orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami),
mereka menyungkur sujud. (As-Sajdah: 15)
Yaitu mendengarkan dan menaatinya, baik melalui ucapan maupun perbuatan
mereka.
{وَسَبَّحُوا
بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ}
dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedangkan mereka tidak menyombongkan
diri. (As-Sajdah: 15)
Yakni tidak enggan untuk mengikuti dan menaatinya, tidak sebagaimana yang
dilakukan oleh orang-orang jahil dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang
yang durhaka. Allah Swt. mengancam mereka melalui firman-Nya:
{إِنَّ
الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ
دَاخِرِينَ}
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mu-min: 60)
*********
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
{تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ}
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
Yang dimaksud ialah mereka selalu mengerjakan qiyamul lail atau salat
sunat di malam hari, dan tidak tidur serta tidak berbaring di tempat tidur atau
tempat pembaringannya.
Mujahid dan Al-Hasan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
Yang dimaksud ialah mengerjakan qiyamul lail.
Diriwayatkan dari Anas, Ikrimah, Muhammad ibnul Munkadir, Abu Hazim, dan
Qatadah, bahwa yang dimaksud ialah menunggu di antara dua salat Isya (Magrib dan
Isya). Diriwayatkan dari Anas pula bahwa makna yang dimaksud ialah menunggu
kedatangan waktu salat Isya. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan sanad yang
jayyid (baik).
Ad-Dahhak mengatakan, makna yang dimaksud ialah mengerjakan salat Isya dan
salat Subuh secara berjamaah.
***********
{يَدْعُونَ
رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا}
sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap.
(As-Sajdah: 16)
Yakni takut kepada siksaan-Nya dan berharap kepada pahala-Nya yang
berlimpah.
{وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ}
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka. (As-Sajdah: 16)
Dengan demikian, berarti mereka menghimpunkan antara amal-amal taqarrub yang
wajib dan yang sunat, dan orang yang paling terkemuka, paling depan dan paling
dihormati dalam hal ini —baik di dunia maupun di akhirat— adalah Rasulullah Saw.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah ibnu Rawwahah r.a. dalam bait-bait
syair gubahannya, yaitu:
وَفِينَا
رَسُولُ اللَّهِ يَتْلُو كتَابَه ...
إذَا انْشَقَّ مَعْرُوفٌ مِنَ الصُّبْحِ سَاطعُ ...
[أرَانَا
الهُدَى بَعْدَ العَمَى فَقُلُوبُنَا ...
بِهِ مُوقِنَاتٌ أنَّ مَا قَال وَاقِعُ]...
يَبيتُ
يُجَافِي جَنْبَهُ عَنْ فِرَاشِه ...
إِذَا اسْتَثْقَلَتْ بالْمُشْرِكِين المَضَاجِعُ ...
Di kalangan kita terdapat Rasulullah
yang membacakan Kitab (Al-Qur'an)-Nya manakala sinar fajar menguak
suasana pagi hari.
Dia memperlihatkan kepada kita
petunjuk sesudah kegelapan, dan hati kita benar-benar yakin bahwa apa yang
dikatakannya pasti terjadi.
Dia semalaman menjauhkan lambungnya
dari tempat peraduannya. Sedangkan kaum musyrik lelap dalam tidurnya di peraduan
mereka.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوْحٌ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ، أَخْبَرَنَا عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ مُرَّة الْهَمْدَانِيِّ،
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"عَجِبَ رَبُّنَا مِنْ رَجُلَيْنِ: رَجُلٌ ثَارَ مِنْ وِطَائه وَلِحَافِهِ، وَمِنْ
بَيْنِ أَهْلِهِ وَحَيِّه إِلَى صَلَاتِهِ، [فَيَقُولُ رَبُّنَا: أَيَا
مَلَائِكَتِي، انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي، ثَارَ مِنْ فِرَاشِهِ وَوِطَائِهِ، وَمِنْ
بَيْنِ حَيِّهِ وَأَهْلِهِ إِلَى صَلَاتِهِ] رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي، وَشَفَقَةً
مِمَّا عِنْدِي. وَرَجُلٌ غَزَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ،
فَانْهَزَمُوا، فَعَلِمَ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْفِرَارِ، وَمَا لَهُ
فِي الرُّجُوعِ،
فَرَجَعَ حَتَّى أُهْرِيقَ دَمُهُ، رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي وَشَفَقَةً مِمَّا
عِنْدِي. فَيَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ لِلْمَلَائِكَةِ: انْظُرُوا إِلَى
عَبْدِي رَجَعَ رَغْبَةً فِيمَا عِنْدِي، وَرَهْبَةً مِمَّا عِنْدِي، حَتَّى
أُهْرِيقَ دَمُهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh dan Affan.
Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah
menceritakan kepada kami Ata ibnus Sa'ib, dari Murrah Al-Hamdani, dari Ibnu
Mas'ud, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tuhan kita merasa kagum kepada
dua orang lelaki, yaitu seorang lelaki yang bangkit dari tempat tidur dan
selimutnya meninggalkan orang yang dikasihinya dan keluarganya menuju ke tempat
salatnya (untuk mengerjakan salat sunat) karena mengharapkan pahala yang
ada di sisi-Ku dan takut kepada siksaan yang ada di sisi-Ku. Dan seorang lelaki
lagi yang berperang di jalan Allah Swt. lalu mereka (teman-temannya)
terpukul mundur, dan dia mengetahui apa akibatnya bila ia lari dari medan
perang dan apa yang diperolehnya bila kembali ke medan perang. Maka dia memilih
kembali ke medan perang hingga darahnya mengalir, karena mengharapkan pahala
yang ada di sisi-Ku dan karena takut kepada azab yang ada di sisi-Ku. Maka Allah
Swt. berfirman kepada para malaikat, "Perhatikanlah hamba-Ku, dia kembali
(ke medan perang) karena mengharapkan pahala yang ada di sisi-Ku dan
takut kepada siksaan yang ada pada-Ku sehingga darahnya mengalir
(gugur).”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Abu Daud di dalam Bab "Jihad",
dari Musa ibnu Ismail, dari Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang semisal dan
lafaz yang serupa.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ
عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُود، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ
قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ،
فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ، وَنَحْنُ نَسِيرُ، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ
اللَّهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ
النَّارِ. قَالَ: "لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ
يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ، تَعْبُدُ الله ولا تشرك به شيئا، وَتُقِيمُ
الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ".
ثُمَّ قَالَ: "أَلَا أَدُلَّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ،
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ
اللَّيْلِ". ثُمَّ قَرَأَ: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ} ، حَتَّى
بَلَغَ {يَعْمَلُون} . ثُمَّ قَالَ: "أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ
وَعَمُودِهِ وَذُرْوَةِ سَنَامِهِ؟ " فَقُلْتُ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ.
فَقَالَ: "رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذُرْوَةُ
سَنَامه الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ". ثُمَّ قَالَ: "أَلَّا أُخْبِرُكَ
بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ " فَقُلْتُ: بَلَى، يَا نَبِيَّ اللَّهِ. فَأَخَذَ
بِلِسَانِهِ ثُمَّ قَالَ: "كُفّ عَلَيْكَ هَذَا". فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ. فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا
مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُب النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ -أَوْ قَالَ: عَلَى
مَنَاخِرِهِمْ -إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Abu Wa'il, dari
Mu'az ibnu Jabal yang menceritakan bahwa ketika ia sedang bersama Nabi Saw.
dalam suatu perjalanan, dan di suatu pagi hari ketika ia berada di dekat Nabi
Saw. yang sama-sama berjalan dengannya, lalu ia bertanya, "Hai Nabi Allah,
ceritakanlah kepadaku tentang suatu amal yang dapat menghantarkanku ke surga dan
menjauhkan diriku dari neraka." Beliau Saw. menjawab: Sesungguhnya engkau
menanyakan sesuatu yang besar, dan sesungguhnya hal itu mudah bagi orang yang
dimudahkan oleh Allah, yaitu hendaknya engkau sembah Allah dan jangan
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Engkau kerjakan salat, tunaikan zakat,
puasa bulan Ramadan, dan berhaji ke Baitullah. Kemudian Rasulullah Saw.
melanjutkan sabdanya, "Maukah engkau kutunjukkan kepadamu pintu-pintu
kebaikan? Yaitu puasa adalah benteng, sedekah itu dapat menghapuskan dosa, dan
salat seseorang di tengah malam." Kemudian Rasulullah Saw. membacakan
firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
sampai dengan firman-Nya: sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan. (As-Sajdah: 17) Kemudian Rasulullah Saw. meneruskan sabdanya,
"Maukah engkau kutunjukkan kepadamu pokok dari urusan ini, pilar, dan
puncaknya?" Aku (Mu'az ibnu Jabal) menjawab, "Tentu saja kami mau, ya
Rasulullah." Rasulullah Saw. bersabda: Pokok urusan ini adalah Islam,
pilarnya adalah salat, dan puncaknya adalah berjihad di jalan Allah.
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, "Maukah engkau kutunjukkan perkara
yang menguasai hal itu semua?" Aku menjawab, "Tentu saja kami mau, ya
Rasulullah." Maka Nabi Saw. memegang lisannya, lalu bersabda, "Peliharalah
lisanmu!" Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita benar-benar akan
disiksa karena apa yang kita bicarakan?" Rasulullah Saw. menjawab: Semoga
ibumu kehilanganmu (celakalah kamu), hai Mu'az. Tidaklah manusia itu
dijerumuskan ke dalam neraka dengan muka di bawah —atau dengan hidung di bawah—
melainkan karena ulah lisannya yang tidak terkendali.
Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Ibnu Majah telah meriwayatkannya di dalam kitab
sunannya masing-masing melalui berbagai jalur dari Ma'mar dengan sanad yang
sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
وَرَوَاهُ
ابْنُ جَرِيرٍ مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ، عَنِ الْحَكَمِ قَالَ: سَمِعْتُ عُرْوَة بْنَ
النَّزَّالِ يُحَدِّثُ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم قال لَهُ: "أَلَا أَدُلَّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ: الصَّوْمُ
جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُكَفِّرُ الْخَطِيئَةَ، وَقِيَامُ الْعَبْدِ فِي جَوْفِ
اللَّيْلِ"، وَتَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ}
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah, dari Al-Hakam yang
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Urwah ibnun Nizal menceritakan hadis
berikut dari Mu'az, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda kepadanya: Maukah
kutunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Yaitu puasa adalah benteng, sedekah
itu dapat menghapuskan dosa, dan salat seorang hamba di tengah malam. Lalu
beliau Saw. membaca firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya,
sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
(As-Sajdah: 16)
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula melalui hadis As-Sauri, dari Mansur
ibnul Mu'tamir, dari Al-Hakam, dari Maimun ibnu Abu Syabib, dari Mu'az, dari
Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal. Juga melalui hadis Al-A'masy, dari Habib
ibnu Abu Sabit dan Al-Hakam, dari Maimun ibnu Abu Syabib, dari Mu'az secara
marfu' dengan lafaz yang semisal.
وَمِنْ
حَدِيثِ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُود، عن شَهْرٍ،
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي
قَوْلِهِ تَعَالَى: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ} قَالَ:
"قِيَامُ الْعَبْدِ مِنَ اللَّيْلِ".
Juga melalui hadis Hammad ibnu Salamah, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari
Syahr, dari Mu'az, juga dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya:
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16) Nabi Saw.
bersabda, "Salat seorang hamba di malam hari."
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَنَان الْوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا
يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا فِطْر بْنُ خَلِيفَةَ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي
ثَابِتٍ، وَالْحَكَمِ، وَحَكِيمِ بْنِ جُبَيْر، عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ،
عَنْ مُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَقَالَ: "إِنْ شِئْتَ أَنْبَأَتُكَ بِأَبْوَابِ
الْخَيْرِ: الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، وَقِيَامُ
الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ"، ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ
رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ}
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan
Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan
kepada kami Qatr ibnu Khalifah, dari Habib ibnu Abu Sabit dan Al-Hakam serta
Hakim ibnu Jubair, dari Maimun ibnu Abu Syabib, dari Mu'az ibnu Jabal yang
menceritakan bahwa ketika ia bersama Nabi Saw. dalam Perang Tabuk, Nabi Saw.
bersabda: Jika engkau suka, aku akan menceritakan kepadamu tentang
pintu-pintu kebaikan, yaitu puasa adalah benteng, sedekah dapat menghapuskan
dosa, dan salat seorang lelaki di tengah malam. Kemudian Rasulullah Saw.
membacakan firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya.
(As-Sajdah: 16), hingga akhir ayat.
ثُمَّ
قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ
بْنُ مُسْهِر، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ شَهْر بْنِ
حَوْشَب، عَنْ
أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِذَا جَمَعَ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخَرِينَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، جَاءَ مُنَادٍ فَنَادَى بِصَوْتٍ يُسمعُ الْخَلَائِقَ: سَيَعْلَمُ
أَهْلُ الْجَمْعِ الْيَوْمَ مَن أَوْلَى بِالْكَرَمِ. ثُمَّ يَرْجِعُ فَيُنَادِي:
لِيَقُمِ الَّذِينَ كَانَتْ {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ} الْآيَةَ،
فَيَقُومُونَ وَهُمْ قَلِيلٌ".
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami
Ali ibnu Misar, dari Abdur Rahman ibnu Ishaq, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma
binti Yazid yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila
Allah menghimpunkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian
kelak di hari kiamat, datanglah juru penyeru yang menyerukan dengan suara yang
terdengar oleh semua makhluk, "Semua ahlul jam'i (semua makhluk yang ada di
padang Mahsyar) akan mengetahui hari ini siapakah orang yang paling berhak
dihormati.” Kemudian juru penyeru itu kembali menyerukan, "Berdirilah
orang-orang yang dahulu lambung mereka jauh dari tempat tidurnya —hingga akhir
ayat—.” Maka berdirilah mereka, sedangkan jumlah mereka sedikit.
Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Syabib,
telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Ata ibnul Agar, telah menceritakan
kepada kami Abdul Hamid ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Mus'ab,
dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya yang menceritakan bahwa bilal telah
menceritakan sehubungan dengan turunnya ayat ini, yaitu firman-Nya: Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16), hingga akhir ayat. Ketika
kami sedang duduk bersama di suatu majelis, ada sejumlah sahabat Rasulullah Saw.
melakukan salat sunat sesudah Magrib sampai Isya, lalu turunlah firman Allah
Swt.: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami belum pernah mengetahui Aslam
meriwayatkan dari Bilal selain dalam hadis ini, dan dia tidak mempunyai jalur
periwayatan sampai kepada Bilal kecuali hanya jalur ini.
*****
Firman Allah Swt.:
{فَلا
تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ}
Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikannya untuk mereka, yaitu
(bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. (As-Sajdah:
17), hingga akhir ayat.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حدثنا علي بن عَبْدِ
اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزِّنَاد، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي
الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى
قَلْبِ بَشَرٍ". قَالَ أبو هريرة: فاقرؤوا إِنْ شِئْتُمْ: {فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ
مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ}
Al Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah,
telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu
Hurairah r.a. yang telah menceritakan hadis berikut dari Rasulullah Saw.:
Allah Swt. berfirman (dalam hadis Qudsi), "Aku telah menyediakan bagi
hamba-hamba-Ku yang saleh, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang belum
pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah
terdelik dalam hati seorang manusia pun.” Abu Hurairah mengatakan, "Bacalah
oleh kalian jika kalian suka firman Allah Swt. berikut, yaitu: 'Seorang pun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan pandangan mata.' (As-Sajdah: 17)
Al Bukhari mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah
menceritakan kepada kami Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah yang
menyebutkan hadis yang semisal.
Dan dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa dikatakan kepada Sufyan, "Nikmat
apakah itu?"
Imam Muslim dan Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Sufyan ibnu
Uyaynah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan
sahih.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ،
عَنِ الْأَعْمَشِ، حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ
سَمِعَتْ، وَلَا خطر عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، ذُخْرًا منْ بَله مَا أطلعْتم عَلَيْهِ"،
ثُمَّ قَرَأَ: {فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ
جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
قَالَ
أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، قَرَأَ أَبُو
هُرَيْرَةَ: "قُرَّات أَعْيُنٍ".
Kemudian Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu
Nasr, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Al-A'masy, telah
menceritakan kepada kami Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang
telah bersabda: Allah Swt. berfirman (dalam hadis Qudsi), "Aku
telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh pahala simpanan yang
belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum
pernah terdetik dalam hati seorang manusia pun, karena semua yang pernah
diperlihatkan kepada kalian adalah kecil (tiada artinya).” Kemudian Nabi
Saw. membacakan firman-Nya: Seorang pun tidak mengetahui apa yang
disembunyikan untuk nya, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan
pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
(As-Sajdah: 17)
Abu Mu'awiyah telah meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, bahwa Abu
Hurairah membaca firman-Nya dengan bacaan berikut, "Qurratu a'yunin
(dengan lafaz jamak pada lafaz qurrat), yang artinya berbagai macam nikmat
yang menyedapkan pandangan mata.
Ditinjau dari segi jalurnya hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara
tunggal.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا مَعْمَر، عَنْ
هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّه قَالَ: هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إن الله تَعَالَى قَالَ: أَعْدَدْتُ
لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خطر
عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hamman ibnu Munabbih yang mengatakan bahwa
berikut ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah
Saw., yaitu: Sesungguhnya Allah berfirman, "Aku telah menyediakan bagi
hamba-hamba-Ku yang saleh pahala yang belum pernah terlihat oleh mata, belum
pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik di hati seorang manusia
pun.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan hadis ini di dalam kitab sahihnya
masing-masing, melalui riwayat Abdur Razzaq.
Imam Ahmad mengatakan bahwa Imam Turmuzi di dalam kitab tafsirnya dan Ibnu
Jarir telah meriwayatkannya melalui hadis Abdur Rahim ibnu Sulaiman, dari
Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah
Saw. dengan lafaz yang semisal. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini
hasan sahih.
قَالَ
حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ حَمَّادٌ: أَحْسَبُهُ عَنِ
النَّبِيّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لَا
يَبْأَسُ، لَا تَبْلَى ثِيَابُهُ، وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُ، فِي الْجَنَّةِ مَا لَا
عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خطر على قلب بشر"
Hammad ibnu Salamah telah meriwayatkan dari Sabit ibnu Abu Rafi', dari Abu
Hurairah r.a. yang menurut Hammad Abu Hurairah menerima hadis ini dari Nabi
Saw., bahwa Nabi Saw. telah bersabda: Barang siapa yang masuk surga akan
hidup senang dan tidak akan sengsara, pakaiannya tidak akan rusak, dan usia
mudanya tidak akan lenyap. Di dalam surga terdapat nikmat yang belum pernah
terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah
terdetik dalam hati seorang manusia pun.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad
yang sama.
وَرَوَى
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هَارُونُ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي
أَبُو صَخْرٍ، أَنَّ أَبَا حَازِمٍ حدَّثه قَالَ: سَمِعْتُ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ
السَّاعِدِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: شَهِدْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مجلسا وَصَفَ فِيهِ الْجَنَّةَ، حَتَّى
انْتَهَى، ثُمَّ قَالَ فِي آخِرِ حَدِيثِهِ: "فِيهَا مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا
أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ"، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ
الْآيَةَ: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ [يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا
وَطَمَعًا] }، إِلَى قَوْلِهِ: {يَعْمَلُون}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Harun, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Abu Sakhr; Abu
Hazim pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Sahl ibnu Sa'd As
Sa'idi r.a. mengatakan bahwa ia pernah menyaksikan Rasulullah Saw. berada di
suatu majelis sedang menggambarkan tentang nikmat surga, hingga selesai. Pada
penghujung hadisnya disebutkan: Di dalam surga terdapat nikmat yang belum
pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah
terdetik oleh hati seorang manusia pun. Kemudian Nabi Saw. membaca
firman-Nya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16)
sampai dengan firman-Nya: sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan. (As-Sajdah: 17)
Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab sahihnya melalui Harun ibnu
Ma'ruf dan Harun ibnu Sa'id, keduanya dari Ibnu Wahb dengan sanad yang sama.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، حَدَّثَنَا مُعَلَّى
بْنُ أَسَدٍ، حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ أَبِي مُطِيعٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ
عُقْبَةَ بْنِ عَبْدِ الْغَافِرِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ، عَزَّ وَجَلَّ،
قَالَ: "أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ
سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Abbas ibnu AbuTalib,
telah menceritakan kepada kami Ma'la ibnu Asad, telah menceritakan kepada kami
Salam ibnu Abu Muti', dari Qatadah, dari Aqabah ibnu Abdul Gafir, dari Abu Sa'id
Al-Khudri, dari Rasulullah Saw. yang menceritakan hadis ini dari Tuhannya:
Allah berfirman, "Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh pahala
(nikmat) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar
oleh telinga, dan belum pernah terdetik dalam hati seorang manusia pun.”
Mereka tidak mengetengahkannya.
قَالَ
مُسْلِمٌ أَيْضًا فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَغَيْرُهُ،
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا مُطَرّف بْنُ طَريف وَعَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ
سَعِيدٍ، سَمِعَا الشَّعْبِيَّ يُخْبِرُ عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ:
سَمِعْتُهُ عَلَى الْمِنْبَرِ -يَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -قَالَ: "سَأَلَ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ رَبَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ: مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: هُوَ رَجُلٌ يَجِيءُ
بَعْدَمَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلِ
الْجَنَّةَ. فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ، كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ،
وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ؟ فَيُقَالُ لَهُ: أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلَ
مُلك مَلِكٍ مَنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا؟ فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ: لَكَ
ذَلِكَ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، فَقَال فِي الْخَامِسَةِ:
رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ: هَذَا لَكَ وَعَشْرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ
نَفْسُكَ ولَذَّت عَيْنُكَ. فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ. قَالَ: رَبِّ، فَأَعْلَاهُمْ
مَنْزِلَةً؟ قَالَ: أُولَئِكَ الَّذِينَ أرَدتُ، غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِي،
وَخَتَمْتُ عَلَيْهَا، فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ، وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ، وَلَمْ
يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ"، قَالَ: وَمِصْدَاقُهُ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ: {فَلا
تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ}
Imam Muslim telah meriwayatkan pula di dalam kitab sahihnya, bahwa telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar dan lain-lainnya, telah menceritakan
kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Mutarrif ibnu Tarif dan Abdul
Malik ibnu Sa'id, keduanya mendengar Asy-Sya'bi menceritakan hadis berikut dari
Al-Mugirah ibnu Syu'bah. Asy-Sya'bi mengatakan, ia mendengar Al-Mugirah
mengucapkan hadis ini di atas mimbar, bahwa ia me-rafa'-kannya sampai
kepada Nabi Saw. yang telah bersabda: bahwa Musa a.s. pernah bertanya kepada
Tuhannya, "Ya Tuhanku, bagaimanakah ahli surga yang paling rendah kedudukannya?"
Allah Swt. menjawab, "Seorang lelaki yang datang sesudah ahli surga dimasukkan
ke dalam surga. Lalu dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga!' Lelaki itu
bertanya, 'Bagaimanakah, ya Tuhanku, sedangkan semua orang telah menempati
kedudukannya dan telah mengambil bagiannya masing-masing?' Maka dikatakan
kepadanya, 'Relakah kamu bila kamu mendapat bagian sebagaimana salah seorang
raja dari raja-raja dunia?' Lelaki itu menjawab, 'Saya rela, ya Tuhanku.' Maka
dikatakan, 'Engkau mendapat hal itu dan yang semisal dengannya sebanyak tiga
kali.' Dan pada yang kelima kalinya lelaki itu berkata, 'Saya puas, ya Tuhanku.'
Maka Allah Swt. berfirman, 'Engkau mendapatkan hal itu dan sepuluh kali lipatnya
sebagai tambahannya, selain itu kamu mendapat segala sesuatu yang diinginkan
oleh dirimu dan yang menyedapkan pandangan matamu.' Lelaki itu berkata, 'Saya
puas, ya Tuhanku'." Musa bertanya lagi, "Ya Tuhanku, bagaimanakah dengan ahli
surga yang paling tinggi kedudukannya?" Allah Swt. menjawab, "Mereka adalah
orang-orang yang Aku kehendaki, Aku menanam kemuliaan mereka dengan tangan-Ku
sendiri, lalu Aku lak padanya. Maka tiada mata yang melihatnya, tiada telinga
yang mendengarnya, dan tiada hati seorang manusia pun yang memikirkannya."
Al-Mugirah ibnu Syu'bah mengatakan bahwa hal yang membenarkan hadis ini di dalam
Kitabullah ialah firman Allah Swt.: Seorang pun tidak mengetahui apa
yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang
menyedapkan pandangan mata. (As-Sajdah: 17), hingga akhir ayat.
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui Ibnu Umar, dan ia mengatakan bahwa hadis
ini hasan sahih. Imam Turmuzi mengatakan, sebagian dari mereka ada yang
meriwayatkannya dari Asy-Sya'bi, dari Al-Mugirah, tetapi Al-Mugirah tidak
me-rafa'-kannya. Dan pendapat yang mengatakan Al-Mugirah
me-rafa'-kannya adalah lebih sahih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnul
Mada'ini, telah menceritakan kepada kami Abu Badr ibnu Syuja' ibnul Walid, telah
menceritakan kepada kami Ziad ibnu Khaisamah, dari Muhammad ibnu Jahadah, dari
Amir ibnu Abdul Wahid yang mengatakan bahwa telah sampai kepadanya suatu hadis
yang menceritakan bahwa seorang lelaki dari ahli surga tinggal di tempatnya (di
dalam surga) selama tujuh puluh tahun. Kemudian ia menoleh, tiba-tiba ia
menjumpai seorang wanita yang paling cantik di antara semua wanita yang ada,
lalu wanita (bidadari) itu berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku datang kepadamu
dengan tujuan agar aku mendapat bagian darimu." Lelaki itu bertanya, "Siapakah
engkau?" Wanita itu menjawab, "Aku termasuk nikmat tambahan." Maka lelaki itu
tinggal bersamanya selama tujuh puluh tahun. Kemudian ia menoleh lagi, tiba-tiba
bersua dengan seorang wanita yang jauh lebih cantik daripada yang sebelumnya.
Wanita itu berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku datang kepadamu agar mendapat
bagian darimu." Lelaki itu bertanya, "Siapakah kamu?" Maka wanita itu menjawab
bahwa dirinya adalah apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Seorang pun tidak
mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. (As-Sajdah: 17)
Ibnu Lahi'ah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Dinar, dari
Sa'id ibnu Jubair yang telah menceritakan bahwa para malaikat mengunjungi ahli
surga setiap hari menurut kadar waktu hari dunia sebanyak tiga kali. Mereka
datang dengan membawa hadiah-hadiah dari Allah, yaitu dari surga ' Adn yang
tidak terdapat di dalam surga mereka. Yang demikian itu disebutkan oleh
firman-Nya: Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka,
yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata.
(As-Sajdah: 17) Dan para malaikat itu memberitahukan kepada mereka bahwa
Allah rida kepada mereka.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syahl ibnu Musa
Ar-Razi, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Safwan ibnu
Amr, dari Abul Yaman Al-Hauzani atau lainnya yang telah mengatakan bahwa surga
itu terdiri dari seratus derajat (tingkatan). Derajat yang pertama ialah perak;
buminya dari perak, rumah-rumah (gedung-gedungnya) dari perak, wadah-wadahannya
dari perak, dan tanahnya dari misik. Derajat yang kedua adalah emas; buminya
dari emas, gedung-gedung tempat tinggalnya dari emas, wadah-wadahannya dari
emas, dan tanahnya dari minyak kesturi (misik). Derajat yang ketiga ialah dari
mutiara; buminya dari mutiara, gedung-gedungnya dari mutiara, wadah-wadahannya
dari mutiara, dan tanahnya dari mutiara. Sedangkan derajat yang sembilan puluh
tujuhnya belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga,
dan belum pernah terdetik oleh hati seorang manusia pun. Kemudian ia membaca
firman-Nya: Seorang pun tidak mengetahui apa yahg disembunyikan untuk mereka.
(As-Sajdah: 17), hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Ibrahim,
telah menceritakan kepada kami Mu'tamir ibnu Sulaiman, dari Al-Hakam ibnu Aban,
dari Gatrif, dari Jabir ibnu Zaid, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw., dari
Malaikat Jibril a.s. yang telah menceritakan bahwa kelak didatangkan amal-amal
kebaikan seseorang hamba dan juga amal-amal buruknya; sebagian darinya dikurangi
oleh sebagian yang lain. Dan apabila masih tersisa suatu amal kebaikan, maka
Allah meluaskan baginya tempat di surga.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ia menemui Bazdad, dan ternyata dia menceritakan
hadis yang semisal. Ibnu Jarir melanjutkan kisahnya, bahwa ia bertanya, "Maka
dikemanakankah kebaikan itu?" Ia menjawab dengan membacakan firman-Nya:
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang
telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka. (Al-Ahqaf:
16), hingga akhir ayat. Aku (Ibnu Jarir) bertanya, "Bagaimanakah dengan
firman-Nya: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata'
(As-Sajdah: 17) Bazdad menjawab, "Seorang hamba yang beramal kebaikan secara
sembunyi-sembunyi demi karena Allah, tiada seorang manusia pun yang
mengetahuinya, maka Allah menyimpan baginya kelak di hari kiamat bermacam-macam
nikmat yang menyedapkan pandangan mata (bidadari-bidadari)."