Tafsir Surat As-Sajdah, ayat 4-6
{اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا شَفِيعٍ
أَفَلا تَتَذَكَّرُونَ (4) يُدَبِّرُ الأمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأرْضِ ثُمَّ
يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
(5) ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (6)
}
Allah-lah Yang Menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di
atas 'Arasy. Tidak ada bagi kamu selain dari-Nya seorang penolong pun dan tidak
(pula) seorang pemberi syafaat. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan? Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya
(lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang demikian itu
ialah Tuhan Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi Maha
Penyayang.
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dialah Yang Menciptakan segala sesuatu, dan
Dia menciptakan langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya dalam
enam hari, kemudian Dia berkuasa di atas 'Arasy. Pembahasan mengenai makna
bersemayam (berkuasa) ini telah dijelaskan sebelumnya.
{مَا
لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا شَفِيعٍ}
Tidak ada bagi kamu selain dari-Nya seorang penolong pun dan tidak
(pula) seorang pemberi syafaat. (As-Sajdah: 4)
Bahkan Dialah Yang Menguasai semua urusan, Yang Menciptakan sesuatu bagimu,
Yang Mengatur segala sesuatu, Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Maka tiada
seorang penolong pun bagi makhluk-Nya selain Dia. Tiada pula seorang pemberi
syafaat pun memberikan syafaatnya kecuali setelah mendapat izin dari-Nya.
{أَفَلا
تَتَذَكَّرُونَ}
Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (As-Sajdah: 4)
Hai orang-orang yang menyembah selain Allah dan yang berserah diri kepada
selain Dia. Mahasuci dan Mahatinggi Allah dari semua tandingan atau sekutu atau
pembantu atau lawan atau imbangan; tidak ada Tuhan dan tidak ada Rabb selain
Dia.
Imam Nasai sehubungan dengan hal ini telah mengetengahkan sebuah hadis.
حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ، حَدَّثَنَا
أَبُو عُبَيْدَةَ الْحَدَّادُ، حَدَّثَنَا الْأَخْضَرُ بْنُ عَجْلان، عَنْ أَبِي
جُريْج الْمَكِّيِّ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِي فَقَالَ: "إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ، ثُمَّ اسْتَوَى
عَلَى الْعَرْشِ فِي الْيَوْمِ السَّابِعِ، فَخَلَقَ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ،
وَالْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَالشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَالْمَكْرُوهَ
يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَالنُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، وَالدَّوَابَّ يَوْمَ
الْخَمِيسِ، وَآدَمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنَ النَّهَارِ بَعْدَ
الْعَصْرِ، وَخَلَقَهُ مِنْ أَدِيمِ الْأَرْضِ، بِأَحْمَرِهَا وَأَسْوَدِهَا،
وَطِيبِّهَا وَخَبِيثِهَا، مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ جَعَلَ اللَّهُ مَنْ بَنِي آدَمَ
الطَّيِّبَ وَالْخَبِيثَ".
Untuk itu dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Ya'qub,
telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnus Sabbah, telah menceritakan kepada
kami Abu Ubaidah Al-Haddad, telah menceritakan kepada kami Al-Akhdar ibnu Ajian,
dari Abu Juraij Al-Makki, dari Ata, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw.
memegang tangannya, lalu bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan
bumi serta apa yang ada di antara keduanya selama enam hari, kemudian Dia
bersemayam di atas 'Arasy pada hari ketujuhnya. Dia menciptakan bumi pada hari
Sabtu, gunung-gunung pada hari Ahad, pepohonan pada hari Senin, hal yang tidak
disukai pada hari Selasa, Cahaya pada hari Rabu, hewan-hewan pada hari Kamis,
dan Adam pada hari Jumat; yaitu di penghujung siang hari sesudah Asar. Allah
menciptakannya dari lapisan tanah yang merah, dan yang hitam, dan yang baik,
serta yang buruknya; karena itulah maka Allah menjadikan sebagian dari Bani Adam
ada yang baik dan ada yang buruk.
Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Imam Nasai berikut sanad dan
matannya.
Imam Muslim dan Imam Nasai telah mengetengahkannya pula melalui hadis Hajjaj
ibnu Muhammad Al-A'war, dari Ibnu Juraij, dari Ismail ibnu Umayyah, dari Ayyub
ibnu Khalid, dari Abdullah ibnu Rafi', dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. dengan
lafaz yang semisal dengan hadis di atas.
Imam Bukhari menilainya lemah hadis ini di dalam kitab Tarikhul Kabir-nya,
untuk itu Imam Bukhari mengatakan bahwa sebagian dari mereka ada yang
menuturkan bahwa Abu Hurairah menerima hadis ini dari Ka'bul Ahbar; dan inilah
yang paling sahih. Hal yang sama dikatakan oleh para ahli huffaz hadis yang
bukan hanya seorang, mereka mengatakan bahwa hadis ini lemah. Hanya Allah-lah
Yang Maha Mengetahui.
************
Firman Allah Swt.:
{يُدَبِّرُ
الأمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ}
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya. (As-Sajdah: 5)
Yaitu perintah-Nya turun dari langit yang tertinggi sampai ke lapisan yang
paling bawah dari bumi lapis ketujuh, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat
lain melalui firman-Nya:
{اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنزلُ الأمْرُ
بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ
اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا}
Allah-lah Yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya. (At-Talaq: 12), hingga akhir ayat.
Semua amal perbuatan dilaporkan oleh para malaikat pencatatnya ke atas langit
yang terdekat, sedangkan jarak antara langit yang terdekat dan bumi sama dengan
jarak perjalanan lima ratus tahun, dan ketebalan langit sama dengan jarak lima
ratus tahun.
Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa jarak yang ditempuh oleh
malaikat yang turun ke bumi adalah lima ratus tahun. Begitu pula naiknya sama
dengan perjalanan lima ratus tahun, tetapi malaikat dapat menempuhnya sekejap
mata. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
{فِي
يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ}
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu. Yang demikian itu ialah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata. (As-Sajdah: 5-6)
Tuhan Yang Mengatur semua urusan ini, Dialah Yang Mengetahui semua amal
perbuatan hamba-hamba-Nya. Semua amal perbuatan yang agung dan yang rendah
dilaporkan kepada-Nya; juga yang besar dan yang kecilnya, semuanya dilaporkan
kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Yang menundukkan segala sesuatu,
mengalahkannya dan membuat semua hamba tunduk kepada-Nya, lagi Maha Penyayang
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia Mahaperkasa dalam kasih sayangNya,
lagi Maha Penyayang dalam keperkasaan-Nya, dan inilah sifat Yang Mahasempurna.
Yakni keperkasaan yang disertai dengan kasih sayang, dan kasih sayang yang
disertai keperkasaan. Karena itu, Dia Maha Penyayang bukan karena
kalah.