Tafsir Surat Fathir, ayat 32
{ثُمَّ
أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ
لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ
اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (32) }
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin
Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Allah Swt. berfirman, "Kemudian Kami jadikan orang-orang yang mengamalkan
Kitab yang Besar yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya adalah orang-orang
yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami," Mereka adalah umat Nabi Muhammad
Saw. Kemudian mereka terbagi menjadi tiga golongan, untuk itu Allah Swt.
berfirman:
{فَمِنْهُمْ
ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ}
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri.
(Fathir: 32)
Dia adalah orang yang melalaikan sebagian dari pekerjaan yang diwajibkan
atasnya dan mengerjakan sebagian dari hal-hal yang diharamkan.
{وَمِنْهُمْ
مُقْتَصِدٌ}
dan di antara mereka ada yang pertengahan. (Fathir: 32)
Dia adalah orang yang menunaikan hal-hal yang diwajibkan atas dirinya dan
meninggalkan hal-hal yang diharamkan, tetapi adakalanya dia meninggalkan
sebagian dari hal-hal yang disunatkan dan mengerjakan sebagian dari hal-hal yang
dimakruhkan.
{وَمِنْهُمْ
سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ}
dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan
dengan izin Allah. (Fathir: 32)
Dia adalah orang yang mengerjakan semua kewajiban dan hal-hal yang
disunatkan, juga meninggalkan semua hal yang diharamkan, yang dimakruhkan, dan
sebagian hal yang diperbolehkan.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
makna firman-Nya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang
Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. (Fathir: 32) Bahwa mereka adalah umat
Nabi Muhammad Saw. Allah telah mewariskan kepada mereka semua Kitab yang telah
Dia turunkan, maka orang yang aniaya dari kalangan mereka diampuni, dan
orang-orang yang pertengahan dari mereka dihisab dengan hisab yang ringan,
sedangkan orang-orang yang lebih cepat berbuat kebaikan dari mereka dimasukkan
ke dalam surga tanpa hisab.
قَالَ
أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ بْنِ
صَالِحٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُعَاوِيَةَ العُتْبِيّ قَالَا حَدَّثَنَا
أَبُو الطَّاهِرِ بْنُ السَّرْحِ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنِي ابْنِ جُرَيْج، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ،
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ ذات يوم:
"شفاعتي لأهل الكبائر من أُمَّتِي".
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Usman ibnu
Saleh dan Abdur Rahman ibnu Mu'awiyah Al-Atabi. Keduanya mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Abut Tahir ibnus Sarh, telah menceritakan kepada kami
Musa ibnu Abdur Rahman As-San'ani, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij,
dari Ata, dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah Saw. yang bersabda di suatu hari:
Syafaatku bagi orang-orang yang mempunyai dosa besar dari kalangan umatku.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa orang yang lebih cepat berbuat kebaikan akan
masuk surga, tanpa hisab, dan orang yang pertengahan masuk
surga berkat rahmat Allah, sedangkan orang yang aniaya terhadap dirinya sendiri
serta orang-orang yang berada di perbatasan antara surga dan neraka dimasukkan
ke dalam surga berkat syafaat Nabi Muhammad Saw.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari bukan hanya seorang dari kalangan ulama
Salaf, bahwa orang yang aniaya terhadap dirinya sendiri dari kalangan umat ini
termasuk orang-orang yang dipilih oleh Allah, sekalipun dalam dirinya terdapat
penyimpangan dan kealpaan.
Ulama lainnya mengatakan bahwa bahkan orang yang aniaya terhadap dirinya
sendiri bukanlah termasuk umat ini, bukan pula termasuk orang-orang yang dipilih
oleh Allah untuk mewarisi Al-Kitab.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Hasyim ibnu Marzuq, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Uyaynah, dari Amr, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan pengertian
'di antara mereka ada yang berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri,' bahwa dia
adalah orang kafir.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dan dikatakan
pula oleh Ikrimah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid, sehubungan dengan firman-Nya:
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri. (Fathir:
32) Bahwa mereka adalah orang-orang yang menerima catatan amal perbuatannya dari
arah kirinya.
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam dan Al-Hasan serta Qatadah,
bahwa yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya sendiri adalah orang
munafik.
Barangkali Ibnu Abbas, Al-Hasan, dan Qatadah menganggap bahwa ketiga golongan
orang ini sama dengan ketiga golongan yang disebutkan di dalam permulaan surat
Al-Waqi'ah dan akhirnya.
Pendapat yang benar mengatakan bahwa yang dimaksud dengan orang yang
menganiaya dirinya sendiri dalam ayat ini adalah sebagian dari umat ini. Inilah
yang dipilih oleh Ibnu Jarir, sebagaimana yang terbaca dari lahiriah ayat. Dan
sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis-hadis dari Rasulullah Saw. yang
diriwayatkan melalui berbagai jalur; yang sebagian jalurnya memperkuat sebagian
yang lain. Berikut ini kami ketengahkan sebagian darinya.
Hadis pertama,
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ،
عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ الْعَيْزَارِ، أَنَّهُ سَمِعَ رَجُلًا مِنْ ثَقِيفَ يُحَدِّث
عَنْ رَجُلٍ مِنْ كِنَانَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي هذه
الآية: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا
فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ
بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ} ، قَالَ: "هَؤُلَاءِ كُلُّهُمْ بِمَنْزِلَةٍ
وَاحِدَةٍ وَكُلُّهُمْ فِي الْجَنَّةِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Al-Walid ibnul Aizar, bahwa ia
pernah mendengar seorang lelaki dari Saqif menceritakan hadis berikut dari
seorang lelaki dari kalangan Kinanah, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a., dari Nabi
Saw. yang telah bersabda sehubungan dengan makna firman-Nya: Kemudian Kitab
itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara
mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat
berbuat kebaikan dengan izin Allah. (Fathir: 32) Sabda Nabi Saw. mengatakan:
Mereka semuanya berada di tempat yang sama, dan semuanya berada di dalam
surga.
Bila ditinjau dari segi jalurnya hadis berpredikat garib karena di
dalam sanadnya terdapat orang-orang yang tidak disebutkan namanya. Ibnu Jarir
dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah dengan sanad dan lafaz
yang semisal.
Makna sabda Nabi Saw. yang mengatakan, "Dan mereka berada di tempat yang
sama," ialah bahwa mereka berasal dari umat ini dan bahwa mereka termasuk ahli
surga, sekalipun di antara mereka terdapat perbedaan dalam hal kedudukannya di
dalam surga.
Hadis kedua,
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى، حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ
عِيَاضٍ اللَّيْثِيُّ أَبُو ضَمْرة، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ [عَلِيِّ]
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَزْدِيِّ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: "قَالَ اللَّهُ: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ
اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ
وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ} ، فَأَمَّا الَّذِينَ
سَبَقُوا فَأُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَأَمَّا
الَّذِينَ اقْتَصَدُوا فَأُولَئِكَ يُحَاسِبُونَ حِسَابًا يسيرا،
وأما الَّذِينَ
ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ يُحْبَسُونَ فِي طُولِ الْمَحْشَرِ،
ثُمَّ هُمُ الَّذِينَ تَلَافَاهُمْ بِرَحْمَتِهِ، فَهُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ:
{الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ
شَكُورٌ الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا
فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Isa, telah
menceritakan kepada kami Anas ibnu Iyad Al-Laisi Abu Hamzah, dari Musa ibnu
Uqbah, dari Ali ibnu Abdullah Al-Azdi, dari Abu Darda r.a. yang mengatakan,
bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda sehubungan dengan makna ayat
berikut: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri
mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka
ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah.
(Fathir: 32) Bahwa adapun orang-orang yang lebih cepat berbuat kebaikan,
mereka adalah orang-orang yang dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab; dan
orang-orang yang pertengahan ialah mereka yang mengalami hisab, tetapi hisab
yang ringan. Adapun orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri adalah
orang-orang yang ditahan di sepanjang Padang Mahsyar menunggu syafaat dariku,
kemudian Allah memaafkan mereka dengan rahmat-Nya; mereka adalah orang-orang
yang mengatakan seperti yang disitir oleh firman Allah Swt.: "Segala puji
bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam
tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa
lelah dan tiada pula merasa lesu.” (Fathir: 34-35)
Jalur lain,
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أُسَيْدُ بْنُ عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ
بْنُ حَفْصٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِي
ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا
مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ} قَالَ: "فَأَمَّا الظَّالِمُ
لِنَفْسِهِ فَيُحْبَسُ حَتَّى يُصِيبَهُ الْهَمُّ وَالْحُزْنُ، ثُمَّ يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Usaid ibnu Asim,
telah menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Hafs, telah menceritakan kepada
kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari seorang lelaki, dari Abu Sabit, dari Abu Darda
r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. membaca
firman-Nya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri
mereka sendiri. (Fathir: 32) Lalu Beliau Saw. bersabda: Adapun orang yang
menganiaya dirinya sendiri, maka ia ditahan sehingga mengalami kesusahan dan
kesedihan, kemudian dimasukkan ke dalam surga.
وَرَوَاهُ
ابْنُ جَرِيرٍ مِنْ حَدِيثِ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، عَنِ الْأَعْمَشِ قَالَ:
ذَكَرَ أَبُو ثَابِتٍ أَنَّهُ دَخَلَ الْمَسْجِدَ، فَجَلَسَ إِلَى جَنْبِ أَبِي
الدَّرْدَاءِ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ، آنِسْ وَحْشَتِي، وَارْحَمْ غُرْبَتِي،
وَيَسِّرْ لِي جَلِيسًا صَالِحًا. قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ: لَئِنْ كُنْتَ
صَادِقًا لَأَنَا أَسْعَدُ بِكَ مِنْكَ، سَأُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتَهُ مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ أُحَدِّثْ بِهِ مُنْذُ
سَمِعْتُهُ مِنْهُ، ذَكَرَ هَذِهِ الْآيَةَ: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ
الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ
مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ} ، فَأَمَّا السَّابِقُ
بِالْخَيْرَاتِ فَيَدْخُلُهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ وَأَمَّا الْمُقْتَصِدُ فَيُحَاسَبُ
حِسَابًا يَسِيرًا، وَأَمَّا الظَّالِمُ لِنَفْسِهِ فَيُصِيبُهُ فِي ذَلِكَ
الْمَكَانِ مِنَ الْغَمِّ وَالْحُزْنِ، وَذَلِكَ قَوْلُهُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ}
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As-Sauri, dari Al-A'masy yang
telah mengatakan bahwa Abu Sabit masuk ke dalam masjid, lalu duduk di sebelah
Abu Darda r.a. Maka Abu Sabit berdoa, "Ya Allah, hiburlah diriku dalam
kesendirianku dan belas kasihanilah aku dalam keterasinganku, dan mudahkanlah
bagiku mendapat teman duduk yang saleh." Maka Abu Darda berkata, "Jika engkau
benar, berarti aku lebih berbahagia daripada kamu. Aku akan menceritakan
kepadamu sebuah hadis yang kudengar dari Rasulullah Saw. dan aku belum pernah
menceritakannya sejak aku mendengarnya. Aku mendengar beliau Saw. membaca ayat
berikut: 'Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri
mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka
ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan ' (Fathir: 32) Bahwa
adapun orang yang lebih cepat berbuat kebaikan-kebaikan, maka ia memasuki surga
tanpa hisab. Orang yang pertengahan, maka ia hanya mendapat hisab yang ringan.
Dan orang yang aniaya kepada dirinya sendiri, maka ia mengalami kesedihan dan
kesusahan di tempat pemberhentiannya. Yang demikian itu disebutkan oleh
firman-Nya: Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah
menghilangkan duka cita dari kami.” (Fathir: 34)
Hadis ketiga.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ الْعَبَّاسِ، حَدَّثَنَا ابْنُ مَسْعُودٍ، أَخْبَرَنَا سَهْلُ بْنُ
عَبْدِ رَبِّهِ الرَّازِّيُّ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي قَيْسٍ، عَنِ ابْنِ
أَبِي لَيْلَى، عَنْ أَخِيهِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى ، عَنْ
أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ: {فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ
وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ} الْآيَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كُلُّهُمْ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ".
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Abdullah ibnu Muhammad ibnul Abbas, telah menceritakan kepada kami Ibnu Mas'ud,
telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Abdu Rabbih Ar-Razi, telah menceritakan
kepada kami Amr ibnu Qais, dari Abu Laila, dari saudaranya, dari Abdur Rahman
ibnu Abu Laila, dari Usamah ibnu zaid r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya:
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara
mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih
cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. (Fathir: 32), hingga akhir ayat.
Usamah ibnu Zaid melanjutkan, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda sehubungan
dengan makna ayat ini: Mereka semuanya berasal dari umat (ku)
ini.
Hadis keempat,
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَزيز، حَدَّثَنَا سَلَامَةُ، عَنْ
عَقِيل، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَوْف بْنُ مَالِكٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "أُمَّتِي ثَلَاثَةُ أَثْلَاتٍ:
فَثُلُثٌ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ، وَثُلُثٌ
يُحَاسَبُونَ حِسَابًا يَسِيرًا ثُمَّ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، وَثُلُثٌ يُمَحَّصون
وَيُكْشَفُونَ، ثُمَّ تَأْتِي الْمَلَائِكَةُ فَيَقُولُونَ: وَجَدْنَاهُمْ
يَقُولُونَ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ". يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:
صَدَقُوا، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا، أَدْخِلُوهُمُ الْجَنَّةَ بِقَوْلِهِمْ: "لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ" وَاحْمِلُوا خَطَايَاهُمْ عَلَى أَهْلِ النَّارِ،
وَهِيَ الَّتِي قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ
وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ} [الْعَنْكَبُوتِ: 13] ،وَتَصْدِيقُهَا فِي الَّتِي
فِيهَا ذِكْرُ الْمَلَائِكَةِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا
الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا} فَجَعَلَهُمْ ثَلَاثَةَ
أَنْوَاعٍ ، وَهُمْ أَصْنَافٌ كُلُّهُمْ، فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ،
فَهَذَا الَّذِي يُكْشَفُ وَيُمَحَّصُ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Aziz,
telah menceritakan kepada kami Salamah, dari Aqil, dari Ibnu Syihab, dari Auf
ibnu Malik r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Umatku terbagi
menjadi tiga golongan (kelak di hari kiamat), sebagian dari mereka masuk
surga tanpa hisab dan tanpa azab; sebagian yang lainnya lagi mendapat hisab yang
ringan, kemudian masuk ke dalam surga, dan sebagian yang terakhir dicuci dan
dibersihkan (dari dosa-dosanya di dalam neraka). Kemudian para malaikat
datang, lalu berkata, "Kami menjumpai mereka mengatakan, "Tidak ada Tuhan selain
Allah semata.” Lalu Allah Swt. berfirman, "Mereka benar, bahwa tidak ada Tuhan
selain Aku. Akulah yang akan memasukkan mereka ke dalam surga berkat ucapan
mereka, 'Tidak ada Tuhan selain Allah semata, ' dan bebankanlah dosa-dosa mereka
kepada ahli neraka.” Hal inilah yang dimaksudkan oleh Allah Swt. dalam
firman-Nya: Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka,dan
beban-beban mereka sendiri. (Al-Ankabut: 13) Dibenarkan pula hadis ini oleh
ayat yang di dalamnya disebutkan para malaikat. Firman Allah Swt. Kemudian
Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba
Kami. (Fathir: 32) Maka Allah menjadikan mereka tiga gelombang, yang
semuanya terdiri dari beberapa golongan; di antara mereka ada yang berbuat
aniaya terhadap dirinya sendiri, maka golongan inilah yang dicuci dan
dibersihkan terlebih dahulu.
Predikat riwayat ini garib.
Sebuah asar bersumber dari sahabat Ibnu Mas'ud r.a.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Humaid, telah
menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Basyir, dari Amr ibnu Qais, dari Abdullah
ibnu Isa r.a., dari Yazid ibnul Haris, dari Syaqiq Abu Wa'il, dari Abdullah ibnu
Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya umat ini kelak pada hari kiamat
terbagi menjadi tiga golongan. Sebagian dari mereka masuk surga tanpa hisab,
sebagian lagi mendapat hisab yang ringan, dan sebagian lainnya datang dengan
membawa dosa-dosa yang besar-besar, hingga Allah Swt. berfirman, "Siapakah
mereka?" (padahal Allah Maha Mengetahui segalanya). Maka para malaikat menjawab,
"Mereka datang dengan membawa dosa-dosa besar, hanya saja mereka tidak pernah
mempersekutukan Engkau dengan sesuatu pun." Maka Tuhan Yang Mahaperkasa lagi
Mahamulia berfirman, "Masukkanlah mereka ke dalam rahmat-Ku yang luas." Lalu
Abdullah ibnu Mas'ud r.a. membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: Kemudian Kitab
itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami.
(Fathir: 32), hingga akhir ayat.
Asar lainnya,
Abu Daud At-Tayalisi r.a. telah meriwayatkan dari As-Silt ibnu Dinar ibnul
Asy'as, dari Uqbah ibnu Sahban Al-Hanai' yang menceritakan bahwa ia pernah
bertanya kepada Siti Aisyah r.a. tentang makna firman-Nya: Kemudian Kitab itu
Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri. (Fathir: 32),
hingga akhir ayat. Maka Siti Aisyah menjawab, "Hai Anakku, mereka berada di
dalam surga. Adapun orang yang lebih cepat berbuat kebaikan, maka mereka terdiri
dari orang-orang yang mengalami masa Rasulullah Saw. dan beliau menjadi saksi
baginya, bahwa dia telah diberi kehidupan dan rezeki. Adapun orang yang
pertengahan, maka mereka adalah orang-orang yang mengikuti jejak beliau dari
kalangan sahabat-sahabatnya (sesudah beliau tiada) hingga menyusul beliau Saw.
Adapun orang yang menganiaya dirinya sendiri, maka dia adalah orang yang semisal
denganku dan kalian ini."
Uqbah melanjutkan, bahwa Siti Aisyah dalam jawabannya itu memasukkan dirinya
ke dalam golongan kami (para tabi'in), dan hal ini termasuk ungkapan kerendahan
hati dan sifat tawadu Siti Aisyah r.a. Karena sesungguhnya pada
hakikatnya Siti Aisyah termasuk salah seorang pembesar dari orang-orang yang
lebih cepat mengerjakan kebaikan, mengingat keutamaannya di atas kaum wanita
sama dengan keutamaan makanan sarid di atas semua jenis makanan
lainnya.
Abdullah ibnul Mubarak rahimahullah mengatakan bahwa Amirul Mu-minin
Usman ibnu Affan r.a. pernah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri. (Fathir:
32) Bahwa golongan ini menggambarkan tentang para penduduk pedalaman di antara
kami (orang-orang Badui), dan orang yang pertengahan adalah menggambarkan
tentang penduduk perkotaan kami, sedangkan orang yang lebih cepat berbuat
kebaikan menggambarkan tentang ahli jihad. Demikianlah menurut apa yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Auf Al-A'rabi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Haris
ibnu Naufal yang mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ka'bul Ahbar yang
mengatakan, bahwa sesungguhnya orang yang aniaya terhadap dirinya sendiri dari
kalangan umat ini dan orang "yang pertengahan serta orang yang lebih cepat
berbuat kebaikan, semuanya dimasukkan ke dalam surga. Tidakkah engkau melihat
bahwa Allah Swt. telah berfirman: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang
pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat
kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
(Bagi mereka) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya. (Fathir: 32-33)
sampai dengan firman-Nya: Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam.
(Fathir: 36)
Ka'bul Ahbar mengatakan bahwa mereka (yakni orang-orang kafir) itulah ahli
neraka.
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Auf dengan sanad yang
sama.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'qub ibnu
Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, telah menceritakan kepada
kami Humaid, dari Ishaq ibnu Abdullah ibnul Haris, dari ayahnya yang mengatakan
bahwa sesungguhnya Ibnu Abbas pernah bertanya kepada Ka'b tentang makna firman
Allah Swt.: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami. (Fathir: 32) sampai dengan firman-Nya:
dengan izin Allah: (Fathir: 32) Maka Ka'b menjawab, Demi Tuhannya Ka'b,
pundak-pundak mereka saling berdempetan (sama dan sejajar), kemudian mereka
diberi keutamaan berkat amal perbuatan masing-masing.”
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid,
telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Basyir, telah menceritakan kepada
kami Amr ibnu Qais, dari Abu Ishaq As-Subai'i sehubungan dengan makna ayat ini,
yaitu firman-Nya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang
Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. (Fathir: 32), hingga akhir ayat. Abu
Ishaq mengatakan, "Tidakkah engkau pernah mendengar tentang orang yang berusia
enam puluh tahun, maka mereka semuanya selamat."
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid,
telah menceritakan kepada kami Al-Hakam, telah menceritakan kepada kami Amr,
dari Muhammad ibnul Hanafiyyah r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya ayat ini
menerangkan tentang umat yang dirahmati (yakni umat Nabi Muhammad Saw.); orang
yang zalim diampuni, orang yang pertengahan dimasukkan di dalam surga di sisi
Allah, dan orang yang lebih cepat berbuat kebaikan berada di dalam
kedudukan-kedudukan yang tinggi di sisi Allah (surga yang tertinggi)
As-Sauri meriwayatkannya dari Ismail ibnu Sami, dari seorang lelaki, dari
Muhammad ibnul Hanafiyyah r.a. dengan lafaz yang semisal.
Abul Jarud mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Muhammad ibnu Ali
(yakni Al-Baqir) tentang makna firman Allah Swt.: dan di antara mereka ada
yang menganiaya diri sendiri. (Fathir: 32) Maka ia mengatakan bahwa yang
dimaksud adalah orang yang mencampuri amal salehnya dengan amal buruk.
Hanya sampai di sinilah hadis-hadis dan asar-asar yang dapat kami kemukakan
dalam bab ini. Dan apabila hal ini telah ditetapkan, maka sesungguhnya ayat ini
mengandung makna yang umum mencakup ketiga golongan dari umat ini. Para ulama
dari kalangan umat ini merupakan orang-orang yang paling diprioritaskan mendapat
nikmat ini, dan mereka adalah orang-orang yang lebih utama untuk mendapat rahmat
ini.
Sehubungan dengan hal ini Imam Ahmad mengatakan:
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَة ، عَنْ
قَيْسِ بْنِ كَثِيرٍ قَالَ: قَدِمَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ إِلَى أَبِي
الدَّرْدَاءِ -وَهُوَ بِدِمَشْقَ-فَقَالَ: مَا أَقْدَمَكَ أيْ أَخِي؟ قَالَ:
حَدِيثٌ بَلَغَنِي أَنَّكَ تُحَدِّثُ بِهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ أَمَا قَدِمْتَ لِتِجَارَةٍ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: أَمَا
قَدِمْتَ لِحَاجَةٍ؟ قَالَ: لَا؟ قَالَ: أَمَا قَدِمْتَ إِلَّا فِي طَلَبِ هَذَا
الْحَدِيثِ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ
فِيهِ عِلْمًا،
سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ
أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالَمِ
مَنْ فِي السموات وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ، وَفَضْلُ
الْعَالَمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. إِنَّ
الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ
يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمِنْ
أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ".
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yazid, telah menceritakan kepada
kami Asim, ibnu Raja' ibnu Haiwah, dari Qais ibnu Kasir, yang mengatakan bahwa
seorang lelaki dari kalangan penduduk Madinah datang kepada Abu Darda r.a. yang
saat itu berada di Dimasyq, maka Abu Darda bertanya, "Apakah yang mendorongmu
datang ke mari, hai saudaraku?" Lelaki itu menjawab, "Suatu hadis yang ada
berita sampai kepadaku bahwa engkau telah menceritakannya dari Rasulullah Saw."
Abu Darda r.a. bertanya, "Bukankah engkau datang untuk berdagang?" Lelaki itu
menjawab, "Bukan." Abu Darda bertanya, "Benarkah engkau datang hanya untuk
mencari hadis tersebut?" Lelaki itu menjawab, "Ya." Abu Darda berkata bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang menempuh suatu
jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan membawanya menempuh suatu jalan
menuju ke surga. Dan sesungguhnya para malaikat benar-benar menaungkan
sayap-sayapnya karena rela kepada penuntut ilmu, dan sesungguhnya semua makhluk
—baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi— benar-benar memohonkan ampunan
bagi orang yang alim, sehingga ikan-ikan yang ada di air (memohonkan ampun
pula buatnya). Dan keutamaan orang alim atas seorang ahli ibadah (yang
tidak alim), seperti keutamaan rembulan di atas semua bintang lainnya.
Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi itu
tidak meninggalkan dinar dan tidak pula dirham, melainkan yang ditinggalkan
mereka hanyalah ilmu; maka barang siapa yang mengambilnya, berarti ia telah
mengambil bagian yang berlimpah.
Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah telah mengetengahkannya
melalui hadis Kasir ibnu Qais; dan di antara mereka ada yang menyebutkannya Qais
ibnu Kasir, dari Abu Darda r.a. Dan kami telah menyebutkan jalur-jalur hadis ini
berikut perawinya di dalam Syarah Kitabul Ilmu, bagian dari kitab
Sahih Bukhari, alhamdulillah.
Dalam pembahasan terdahulu, tepatnya dalam tafsir permulaan surat Taha, telah
disebutkan hadis Sa'labah ibnul Hakam r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah
bersabda:
"يَقُولُ
اللَّهُ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِلْعُلَمَاءِ: إِنِّي لَمْ أَضَعْ عِلْمِي
وَحُكْمِي فِيكُمْ إِلَّا وَأَنَا أُرِيدُ [أَنْ] أَغْفِرَ لَكُمْ، عَلَى مَا كَانَ
مِنْكُمْ، وَلَا أبالي".
Allah Swt. berfirman di hari kiamat kepada para ulama, "Sesungguhnya Aku
tidak sekali-kali menaruh ilmu dan hikmah-Ku pada kalian melainkan Aku bermaksud
akan memberikan ampunan bagi kalian dengan segala dosa yang ada pada kalian,
tanpa Kupedulikan lagi.”