Tafsir Surat Luqman, ayat 16-19-Sebuah Pasal tentang Akhlak yang Baik
Sebuah Pasal tentang Akhlak yang Baik
قَالَ
أَبُو الْتِّيَّاحِ: عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ خُلُقًا
Abut Tayyah telah meriwayatkan dari Anas r.a. hadis berikut: Rasulullah
Saw. adalah orang yang paling baik akhlaknya.
وَعَنْ
عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ
أَفْضَلُ؟ قَالَ: "أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا"
Diriwayatkan pula dari Ata, dari Ibnu Umar, bahwa pernah ditanyakan kepada
Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, manakah orang mukmin yang paling utama?"
Rasulullah Saw. menjawab: Orang yang paling baik akhlaknya dari mereka.
عَنْ
نُوحِ بْنِ عَبَّادٍ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعًا: "إِنَّ الْعَبْدَ
لَيَبْلُغُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ الْآخِرَةِ وَشَرَفَ الْمَنَازِلِ،
وَإِنَّهُ لَضَعِيفُ الْعِبَادَةِ. وَإِنَّهُ لَيَبْلُغُ بِسُوءِ خُلُقِهِ دَرَك
جَهَنَّمَ وَهُوَ عَابِدٌ"
Diriwayatkan dari Nuh ibnu Abbad, dari Sabit, dari Anas secara marfu':
Sesungguhnya seorang hamba benar-benar dapat mencapai tingkatan yang tinggi di
akhirat dan kedudukan yang mulia berkat akhlaknya yang baik, padahal
sesungguhnya ia lemah dalam hal ibadah. Dan sesungguhnya dia benar-benar
dijerumuskan ke dalam dasar Jahanam karena keburukan akhlaknya, walaupun dia
adalah seorang ahli ibadah.
وَعَنْ
سِنَان بْنِ هَارُونَ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعًا: "ذَهَبَ حُسْنُ
الْخُلُقِ بِخَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ"
Diriwayatkan dari Sinnan ibnu Harun, dari Humaid, dari Anas secara marfu':
Akhlak yang baik memborong semua kebaikan dunia dan akhirat.
وَعَنْ
عَائِشَةَ مَرْفُوعًا: "إِنَّ الْعَبْدَ لَيَبْلُغُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ
قَائِمِ اللَّيْلِ وَصَائِمِ النَّهَارِ"
Diriwayatkan dari Siti Aisyah secara marfu': Sesungguhnya seorang hamba
benar-benar dapat mencapai derajat orang yang selalu salat di malam hari dan
puasa di siang harinya berkat kebaikan akhlaknya.
قَالَ
ابْنُ أَبِي الدُّنْيَا: حَدَّثَنِي أَبُو مُسْلِمٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
يُونُسَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهُ بْنُ إِدْرِيسَ، أَخْبَرَنِي أَبِي وَعَمِّي،
عَنْ جَدِّي، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: سُئل رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدخلُ الناسَ الْجَنَّةَ،
فَقَالَ: "تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ". وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا
يُدْخِلُ النَّاسُ النَّارَ، فَقَالَ: "الْأَجْوَفَانِ: الْفَمُ
وَالْفَرْجُ"
Ibnu Abud Dunia mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Muslim Abdur
Rahman ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Idris, telah
menceritakan kepadaku ayahku dan pamanku, dari kakekku, dari Abu Hurairah r.a.,
bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang amal perbuatan yang banyak
memasukkan orang ke dalam surga, maka beliau menjawab: Takwa kepada Allah dan
akhlak yang baik. Beliau Saw. pernah pula ditanya tentang amal perbuatan
yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka. Beliau Saw. menjawab:
Dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan.
قَالَ
أُسَامَةُ بْنُ شَرِيك: كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَجَاءَتْهُ الْأَعْرَابُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، مَا خَيْرُ مَا أُعْطِيَ الْإِنْسَانُ؟ قَالَ: "حُسْنُ
الْخُلُقِ"
Usamah ibnu Syarik menceritakan bahwa ketika ia berada di sisi Rasulullah
Saw., tiba-tiba datanglah orang-orang Badui dari setiap daerah pedalaman, lalu
mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah anugerah terbaik yang diperoleh
manusia?" Maka Rasulullah Saw. menjawab: Akhlak yang baik.
Ya'la ibnu Samak telah meriwayatkan dari Ummu Darda, dari Abu Darda yang
menyampaikan hadis ini, bahwa tiada sesuatu amal pun yang lebih berat dalam
neraca timbangan amal perbuatan selain dari akhlak yang baik.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ata, dari Ummu Darda dengan sanad yang
sama.
عَنْ
مَسْرُوقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو مَرْفُوعًا: "إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ
أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا"
Telah diriwayatkan pula dari Masruq, dari Abdullah ibnu Amr secara marfu':
Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian ialah orang yang paling baik
akhlaknya.
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَدْرٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ ، عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي سَارَةَ، عَنِ الْحَسَنِ بْنُ
عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ
اللَّهَ لَيُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الثَّوَابِ عَلَى حُسْنِ الْخُلُقِ، كَمَا
يُعْطِي الْمُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، يَغْدُو عَلَيْهِ الْأَجْرُ
وَيَرُوحُ"
Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abud Badr, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Ubaid, dari Muhammad ibnu Abu Sarah, dari Al-Hasan
ibnu Ali yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya
Allah benar-benar memberi seorang hamba pahala berkat kebaikan akhlaknya,
sebagaimana Dia memberi pahala kepada seorang mujahid di jalan Allah; pahala
berlimpahan baginya di setiap pagi dan petang.
عَنْ
مَكْحُولٍ، عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ مَرْفُوعًا: "إِنَّ أَحَبَّكُمْ إليَّ
وَأَقْرَبَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا، أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ
إليَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَنْزِلًا فِي الْجَنَّةِ مُسَاوِيكُمْ أَخْلَاقًا،
الثَّرْثَارُونَ الْمُتَشَدِّقُونَ الْمُتَفَيْهِقُونَ"
Diriwayatkan dari Mak-hul, dari Abu Sa'labah secara marfu': Sesungguhnya
orang yang paling aku sukai dari kalian dan paling dekat kedudukannya denganku
adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Dan sesungguhnya orang yang
paling aku benci dari kalian dan paling jauh kedudukannya dariku di surga nanti
adalah orang-orang yang paling buruk akhlaknya, yaitu orang-orang yang banyak
bicara, suka membual (menyakiti orang lain melalui lisannya), lagi
angkuh.
عَنْ
أَبِي أُوَيْسٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ المنْكَدِر، عَنْ جَابِرٍ مَرْفُوعًا: "أَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِأَكْمَلِكُمْ إِيمَانًا، أحاسنكم أخلاقا، الموطؤون أَكْنَافًا،
الَّذِينَ يُؤْلفون ويَأْلفون
Diriwayatkan dari Abu Uwais, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir secara
marfu': Maukah aku beri tahukan kepada kalian tentang orang yang paling
sempurna imannya dari kalian? Yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya, lagi
rendah diri, yaitu orang-orang yang disukai dan menyukai.
قَالَ
اللَّيْثِ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُسَامَةَ، عَنْ بَكْرِ بْنِ
أَبِي الْفُرَاتِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَا حَسَّن اللَّهُ خَلْق رَجُلٍ وخُلُقه فَتَطْعَمَه النَّارُ"
Al-Lais telah meriwayatkan dari Yazid ibnu Abdullah ibnu Usamah, dari Bakr
ibnu Abul Furat yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Tidaklah Allah menjadikan baik bentuk dan akhlak seseorang, lalu
membiarkannya dimakan api (neraka).
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ غَالِبٍ الحُدَّاني، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مَرْفُوعًا:
"خَصْلَتَانِ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي مُؤْمِنٍ: الْبُخْلُ، وَسُوءُ الْخُلُقِ"،
Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Galib Al-Haddani, dari Abu Sa'id secara
marfu': Ada dua pekerti yang keduanya tidak dapat terhimpun di dalam diri
seorang mukmin, yaitu kikir dan akhlak yang buruk.
وَقَالَ
مَيْمُونُ بْنُ مِهْرَان، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَا مِنْ ذَنْبٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ سُوءِ الْخُلُقِ؛ وَذَلِكَ أَنَّ
صَاحِبَهُ لَا يَخْرُجُ مِنْ ذَنْبٍ إِلَّا وَقَعَ فِي آخَرَ"
Maimun ibnu Mahran telah meriwayatkan dari Rasulullah Saw.: Tiada suatu
dosapun yang lebih besar di sisi Allah selain dari akhlak yang buruk.
Dikatakan demikian karena pelakunya tidak sekali-kali terlepas dari suatu dosa,
melainkan terjerumus ke dalam dosa itu di lain waktu.
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ الأحْمَسِيّ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا مِنْ ذَنْبٍ أَعْظَمُ
عِنْدَ اللَّهِ مِنْ سُوءِ الْخُلُقِ؛ إِنَّ الْخُلُقَ الْحَسَنَ لَيُذِيبَ
الذُّنُوبَ كَمَا تُذِيبُ الشَّمْسُ الْجَلِيدَ، وَإِنَّ الْخُلُقَ السَّيِّئَ
لَيُفْسِدُ الْعَمَلَ كَمَا يُفْسِدُ الْخَلُّ الْعَسَلَ"
Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Jahd, telah
menceritakan kepada kami Abul Mugirah Al-Ahmasi, telah menceritakan kepada kami
Abdur Rahman ibnu Ishaq, dari seorang lelaki dari kalangan kabilah Quraisy yang
telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada Suatu Dosa
yang besar disisi Allah selain dari akhlak yang buruk. Sesungguhnya
akhlak yang baik itu benar-benar dapat melebur dosa-dosa, sebagaimana sinar
mentari mencairkan salju. Dan sesungguhnya akhlak yang buruk itu benar-benar
merusak amal (baik) sebagaimana cuka merusak madu.
قَالَ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ إِدْرِيسَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
مَرْفُوعًا: " إِنَّكُمْ لَا تَسَعُون النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَسَعُهم
مِنْكُمْ بَسْطُ وُجُوهٍ وَحُسْنُ خُلُقٍ"
Abdullah ibnu Idris telah meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, dari Abu
Hurairah secara marfu': Sesungguhnya kalian tidak akan dapat memikat hati
manusia dengan harta kalian, tetapi kalian dapat memikat mereka dengan sikap
wajah yang berseri dan akhlak yang baik.
Muhammad ibnu Sirin telah mengatakan bahwa akhlak yang baik menunjang
agama.