Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 6-19
كَلَّا
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى (7) إِنَّ إِلَى رَبِّكَ
الرُّجْعَى (8) أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى (9) عَبْدًا إِذَا صَلَّى (10)
أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى (11) أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى (12)
أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (13) أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى
(14) كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ (15) نَاصِيَةٍ
كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ (16) فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ (17) سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ (18)
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ (19)
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar
melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya
kepada Tuhanmulah kembali (mu). Bagaimana pendapatmu tentang orang yang
melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan salat. Bagaimana pendapatmu jika
orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa
(kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan
dan berpaling? Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya? Ketahuilah, sesungguhnya jika dia tidak berhenti (berbuat
demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang
mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk
menolongnya), kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah, sekali-kali jangan,
janganlah kamu patuh kepadanya; sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada
Tuhan).
Allah Swt. menceritakan perihal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk
yang mempunyai kesenangan, jahat, angkuh, dan melampaui batas apabila ia melihat
dirinya telah berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancamnya dan
memperingatkan kepadanya melalui firman berikutnya:
{إِنَّ
إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى}
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). (A1-'Alaq: 8)
Yakni hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan berpulang, lalu Dia akan
mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu hasilkan dan ke
manakah kamu belanjakan?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ismail
As-Sa'ig, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aim, telah menceritakan
kepada kami Abu Umais, dari Aun yang telah mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud
pernah mengatakan bahwa ada dua orang yang haus dan tidak pernah merasa kenyang,
yaitu orang yang berilmu dan orang yang memiliki harta; tetapi keduanya tidak
sama. Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah rida Tuhan Yang Maha Pemurah
kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam
kesesatannya (sikap melampaui batasnya). Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud
membacakan firman-Nya: Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-'Alaq: 6-7) Dan terhadap orang
yang berilmu, Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman Allah Swt.: Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. (Fathir:
28)
Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu' sampai kepada
Rasulullah Saw., yaitu:
«مَنْهُومَانِ
لَا يَشْبَعَانِ طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا»
Ada dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut
ilmu dan pemburu duniawi.
Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya:
{أَرَأَيْتَ
الَّذِي يَنْهَى عَبْدًا إِذَا صَلَّى}
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia
mengerjakan salat. (Al-'Alaq: 9-10)
Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal laknatullah. Dia
mengancam Nabi Saw. bila melakukan salat di Baitullah. Maka Allah Swt. pada
mulanya menasihati Abu Jahal dengan cara yang terbaik, untuk itu Allah Swt.
berfirman:
{أَرَأَيْتَ
إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى}
Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas
kebenaran. (Al-'Alaq: 11)
Yakni bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada
di jalan yang Iurus dalam sepak terjangnya.
{أَمَرَ
بِالتَّقْوَى}
Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (Al-'Alaq: 12)
melalui ucapannya, sedangkan engkau menghardiknya dan mengancamnya bila ia
mengerjakan salatnya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
{أَلَمْ
يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى}
Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya? (Al-'Alaq: 14)
Artinya, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu
mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia
akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal. Selanjutnya Allah
Swt. memperingatkan dan mengancam dengan ancaman yang keras:
{كَلا
لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ}
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti. (Al-'Alaq: 15)
Yaitu tidak lagi menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan
ingkar.
{لَنَسْفَعَنْ
بِالنَّاصِيَةِ}
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (Al-'Alaq: 15)
Yakni niscaya Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam kelak di hari
kiamat. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
{نَاصِيَةٍ
كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ}
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (Al-'Alaq:
16)
Maksudnya, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya lagi durhaka
dalam perbuatannya.
{فَلْيَدْعُ
نَادِيَهُ}
Maka biarlah dia memanggil golongannya. (Al-'Alaq: 17)
Yakni kaumnya dan kerabatnya, biarlah dia memanggil mereka untuk
menolongnya.
{سَنَدْعُ
الزَّبَانِيَةَ}
kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. (Al-'Alaq: 18)
Mereka adalah malaikat juru siksa; sehingga dia mengetahui siapakah yang
menang, apakah golongan Kami ataukah golongan dia?
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا يَحْيَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَر،
عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ الجَزَري، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: قَالَ
أَبُو جَهْلٍ: لَئِنْ رَأَيْتُ مُحَمَّدًا يُصَلِّي عِنْدَ الْكَعْبَةِ لَأَطَأَنَّ
عَلَى عُنُقه. فبَلغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:
"لَئِنْ فَعَلَهُ لَأَخَذَتْهُ الْمَلَائِكَةُ"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah
menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari,
dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Abu Jahal berkata,
"Sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang salat di dekat Ka'bah, aku
benar-benar akan menginjak lehernya." Maka ancaman itu sampai kepada Nabi Saw.,
lalu beliau Saw. bersabda: Sesungguhnya jika dia melakukan niatnya,
benar-benar malaikat akan mengambilnya (menghukumnya).
Kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa periwayatan hadis ini diikuti oleh Amr
ibnu Khalid, dari Ubaidillah ibnu Arar, dari Abdul Karim. Hal yang sama telah
diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai di dalam kitab tafsir
masing-masing melalui jalur Abdur Razzaq dengan sanad yang sama. Hal yang sama
telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Kuraib, dari Zakaria ibnu Addi,
dari Ubaidillah ibnu Amr dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad dan Imam Turmuzi serta Imam Nasai dan Ibnu Jarir telah
meriwayatkannya, yang hadis berikut berdasarkan lafaz yang ada pada Ibnu Jarir,
melalui jalur Daud ibnu Abu Hindun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang
mengatakan bahwa dahulu Rasulullah Saw. sering melakukan salat di dekat maqam
Ibrahim. Maka lewatlah kepadanya Abu Jahal ibnu Hisyam, lalu berkata, "Hai
Muhammad, dengan apakah engkau mengancamku? Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya
aku adalah penduduk lembah ini yang paling banyak pendukungnya." Maka Allah Swt.
menurunkan firman-Nya: Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk
menolongnya), kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. (Al-'Alaq:
17-18)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa seandainya Abu Jahal memanggil golongannya (para
pendukungnya), niscaya saat itu juga malaikat azab akan mengambilnya. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini kalau tidak hasan, sahih.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَيْدٍ أَبُو يَزِيدَ،
حَدَّثَنَا فُرَات، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ: قَالَ أَبُو جَهْلٍ: لَئِنْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ يُصَلِّي عِنْدَ
الْكَعْبَةِ لَآتِيَنَّهُ حَتَّى أَطَأَ عَلَى عُنُقِهِ. قَالَ: فَقَالَ: "لَوْ
فَعَلَ لَأَخَذَتْهُ الْمَلَائِكَةُ عِيَانًا، وَلَوْ أَنَّ الْيَهُودَ تَمَنَّوا
الْمَوْتَ لَمَاتُوا وَرَأَوْا مَقَاعِدَهُمْ مِنَ النَّارِ، وَلَوْ خَرَجَ
الَّذِينَ يُبَاهلون رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَرَجَعُوا
لَا يَجِدُونَ مَالًا وَلَا أَهْلًا"
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Yazid
alias Abu Yazid, telah menceritakan kepada kami Furat, dari Abdul Karim, dari
Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata,
"Sesungguhnya jika aku melihat Rasulullah sedang mengerjakan salat di dekat
Ka'bah, benar-benar aku akan menginjak lehernya (saat ia sujud)." Ibnu Abbas
melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi Saw. bersabda: Seandainya dia melakukan
niatnya itu, niscaya malaikat akan mengambilnya secara terang-terangan.
Dan seandainya orang-orang Yahudi mengharapkan mati, niscaya mereka
benar-benar mati dan akan melihat tempat kedudukan mereka di dalam neraka. Dan
seandainya orang-orang yang bermubahalah dengan Rasulullah Saw. keluar (untuk
melakukannya), niscaya saat mereka pulang ke rumahnya, mereka tidak akan
menjumpai harta dan juga keluarga (mereka).
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah
menceritakan kepada kami Yahya ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami Yunus
ibnu Abu Ishaq, dari Al-Walid ibnul Aizar, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
Abu Jahal pernah mengatakan bahwa sesungguhnya jika Muhammad kembali ke maqam
Ibrahim untuk melakukan salat, aku benar-benar akan membunuhnya. Maka Allah
menurunkan firman-Nya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan. (Al-'Alaq: 1) Sampai dengan firman-Nya: niscaya Kami tarik
ubun-nbunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka
biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil
MalaikatZabaniyah. (Al-'Alaq: 15-18) Maka Nabi Saw. Datang dan melakukan
salatnya. Lalu dikatakan kepada Abu Jahal, "Mengapa engkau mengurungkan niatmu
dan tidak melakukannya?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya ada bala tentara yang
banyak sekali yang menghalang-halangi antara aku dengan dia."
Ibnu Abbas mengatakan bahwa demi Allah, seandainya Abu Jahal bergerak,
benar-benar malaikat akan mengambilnya dengan terang-terangan, sedangkan
orang-orang menyaksikannya.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul
A'la, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir, dari ayahnya, telah
menceritakan kepada kami Na'im ibnu Abu Hindun, dari Abu Hazim, dari Abu
Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Maukah kalian
melihat wajah Muhammad ditaburi dengan debu di hadapan kalian?" Mereka
menjawab, "Ya." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Abu Jahal mengatakan, "Demi
Lata dan 'Uzza, sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang salat seperti ini
(sujud), aku benar-benar akan menginjak lehernya dan benar-benar akan menaburkan
debu ke mukanya." Maka datanglah Abu Jahal kepada Rasulullah Saw. yang sedang
mengerjakan salat dengan maksud akan menginjak lehernya. Abu Hurairah
melanjutkan kisahnya, bahwa maka tiada yang mengejutkan mereka yang menyaksikan
Abu Jahal melainkan karena mereka melihat Abu Jahal surut mundur ke belakang dan
melindungi wajahnya dengan kedua tangannya. Ketika ditanyakan kepadanya,
"Mengapa engkau?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya antara aku dan dia terdapat
parit api dan pemandangan yang sangat menakutkan serta banyak sayap." Abu
Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Rasulullah Saw. bersabda:
«لَوْ
دَنَا مِنِّي لَاخْتَطَفَتْهُ الْمَلَائِكَةُ عُضْوًا عُضْوًا»
Seandainya dia mendekat kepadaku, niscaya malaikat akan mencabik-cabik
tubuhnya anggota demi anggota.
Perawi mengatakan bahwa lalu Allah menurunkan firman-Nya—apakah hal ini
terdapat di dalam hadis Abu Hurairah ataukah tidak? saya tidak mengetahui—,
yaitu: Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.
(Al-'Alaq: 6), hingga akhir surat.
Imam Ahmad ibnu Hambal, Imam Muslim, Imam Nasai, dan Ibnu Abu Hatim telah
meriwayatkannya melalui Mu'tamir ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama.
*******************
Firman Allah Swt.:
{كَلا
لَا تُطِعْهُ}
sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya. (Al-'Alaq: 19)
Yakni hai Muhammad, janganlah kamu patuh kepada orang itu yang melarang kamu
melakukan rutinitas ibadahmu, melainkan teruskanlah salatmu menurut yang kamu
sukai. Janganlah engkau pedulikan dia, karena sesungguhnya Allah-lah yang
memeliharamu dan menolongmu, dan Dia akan memelihara kamu dari gangguan orang
lain.
{وَاسْجُدْ
وَاقْتَرِبْ}
dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (Al Alaq: 19)
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis sahih yang ada pada Imam
Muslim melalui jalur Abdullah ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Imarah ibnu
Gazyah, dari Samiy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda:
«أَقْرَبُ
مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا
الدُّعَاءَ»
Tempat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tukannya ialah saat ia
sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa (padanya).
Dan dalam hadis terdahulu telah disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw.
melakukan sujud tilawah pada surat Insyiqaq dan Al-'Alaq.
Demikianlah akhir tafsir surat
Al-'Alaq, segala puji bagi Allah atas karunia-Nya.