Tafsir Surat Al-Buruj, ayat 11-22
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ (11) إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ
لَشَدِيدٌ (12) إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ (13) وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ
(14) ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ (15) فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (16) هَلْ أَتَاكَ
حَدِيثُ الْجُنُودِ (17) فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ (18) بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي
تَكْذِيبٍ (19) وَاللَّهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ (20) بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ
(21) فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ (22)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya azab Tuhanmu
benar-benar keras. Sesungguhnya Dialah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan
dan menghidupkan-Nya (kembali). Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih,
yang mempunyai 'Arasy lagi Mahamulia, Mahakuasa berbuat apa yang
dikehendaki-Nya. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu
kaum) Fir’aun dan (kaum) Samud? Sesungguhnya orang-orang kafir selalu
mendustakan, padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang
didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh
Mahfuz.
Allah Swt. menceritakan perihal hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa:
{لَهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ}
bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Al-Buruj:
11)
Berbeda dengan apa yang disediakan-Nya bagi musuh-musuh-Nya, yaitu api yang
membakar dan neraka Jahim; karena itulah maka disebutkan dalam firman
berikutnya:
{ذَلِكَ
الْفَوْزُ الْكَبِيرُ}
itulah keberuntungan yang besar. (Al-Buruj: 11)
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{إِنَّ
بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ}
Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (Al-Buruj: 12)
Sesungguhnya azab dan pembalasan Allah terhadap musuh-musuh-Nya yang telah
mendustakan rasul-rasul-Nya dan menentang perintah-Nya benar-benar keras, besar.
lagi kuat. Karena sesungguhnya Allah Swt. memiliki kekuatan Yang Mahakokoh, yang
segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi menurut apa yang
dikehendaki-Nya dalam sekejap atau lebih cepat dari itu. Untuk itulah maka
disebutkan dalam firman berikutnya:
{إِنَّهُ
هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيد}
Sesungguhnya Dialah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan
menghidupkannya (kembali). (Al-Buruj: 13)
Yakni kekuatan dan kekuasaan-Nya yang sempurna dapat menciptakan makhluk dan
menghidupkannya kembali seperti semula. tanpa ada yang dapat menghalang-halangi
atau mencegah-Nya.
{وَهُوَ
الْغَفُورُ الْوَدُود}
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. (Al-Buruj:14)
Dia memberi ampun dosa orang yang bertobat kepada-Nya dan tunduk patuh
pada-Nya betapapun besarnya dosa yang bersangkutan. Makna al-wadud
menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya ialah Maha Pengasih.
{ذُو
الْعَرْشِ}
Yang mempunyai 'Arasy. (Al-Buruj:15)
Yaitu yang memiliki 'Arasy yang besar lagi tinggi di atas semua makhluk.
Lafaz al-majid ada dua qiraat mengenainya, ada yang membacanya rafa
karena menganggapnya menjadi sifat dari Ar-Rabb; sedangkan bacaan lainnya ialah
jar karena menganggapnya menjadi sifat dari 'Arasy. Kedua-duanya dibenarkan.
{فَعَّالٌ
لِمَا يُرِيدُ}
Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Buruj:16)
Artinya, apa pun yang hendak dilakukan-Nya tiada hambatan bagi keputusan-Nya;
dan tiada yang menanyakan apa yang dikerjakan-Nya karena kebesaran, keperkasaan,
kebijaksanaan, dan keadilan-Nya. Sebagaimana yang diriwayatkan kepada kami dari
Abu Bakar As-Siddiq r.a. ketika dikatakan kepadanya saat ia menjelang ajalnya,
"Apakah tabib telah memeriksamu?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Mereka bertanya,
'"Apakah yang dikatakan olehnya?" Abu Bakar menjawab, ''Dia berkata kepadaku
‘Sesungguhnya Aku Mahakuasa berbuat apa yang Kukehendaki'."
Firman Allah Swt.:
{هَلْ
أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ}
Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Fira'un
dan (kaum) Samud? (Al-Buruj: 17-18)
Yakni apakah pernah kamu dengar pembalasan yang ditimpakan oleh Allah kepada
mereka dan azab yang diturunkan-Nya kepada mereka tanpa ada seorang pun yang
dapat menolaknya dari mereka? Hal ini merupakan penegasan dari makna yang
terkandung di dalam firman-Nya: Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar
keras. (Al-Buruj: 12)
Apabila Dia menghukum orang zalim, maka Dia menghukumnya dengan hukuman yang
keras, sebagaimana layaknya hukuman dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi
Mahakuasa.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun,
bahwaNabi Saw. melewati seorang wanita yang sedang membaca firman-Nya:
Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang? (Al-Buruj: 17) Maka
Nabi Saw. bangkit dan mendengarkan seraya bersabda: Ya benar, telah datang
kepadaku kisah mereka.
Firman Allah Swt.:
{بَلِ
الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ}
Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan. (Al-Buruj: 19)
Mereka selalu berada dalam keraguan, kebimbangan, kekufuran, dan
keingkaran.
{وَاللَّهُ
مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ}
padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. (Al-Buruj:20)
Yakni Dia berkuasa atas mereka lagi mengalahkan, mereka tidak dapat luput
dari-Nya dan tidak dapat melarikan diri dari kekuasaan-Nya.
{بَلْ
هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ}
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia.
(Al-Buruj:21)
Yaitu Al-Qur'an yang agung lagi mulia.
{فِي
لَوْحٍ مَحْفُوظٍ}
yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 22)
Maksudnya, Al-Qur'an itu di kalangan para malaikat terpelihara dari segala
bentuk pengurangan, penambahan, perubahan, dan penyimpangan.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah
menceritakan kepada kami Qurrah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami
Harb ibnu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari
Anas ibnu Malik sehubungan dengan makna firman Allah Swt: Bahkan yang
didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh
Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) Bahwa sesungguhnya Lauh Mahfuz yang disebutkan
oleh Allah Swt. melalui firman-Nya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah
Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22)
berada di kening Malaikat Israfil.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abu Saleh, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah
ibnu Saleh, bahwa Abul A'bas alias Abdur Rahman ibnu Salman telah mengatakan,
"Tiada sesuatu pun yang telah ditetapkan oleh Allah, baik berupa Al-Qur'an, dan
yang sebelumnya dan yang sesudahnya melainkan berada di Lauh Mahfuz (lembaran
yang terpelihara). Dan Lauh Mahfuz ini berada di antara kedua mata Malaikat
Israfil, tidak diizinkan baginya melihat kepadanya."
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini
berada di sisi Allah di Lauh Mahfuz, Dia menurunkan sebagian darinya menurut apa
yang dikehendaki-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari kalangan
makhluk-Nya.
Al-Bagawi telah meriwayatkan melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr, bahwa telah
menceritakan kepadaku Muqatil dan Ibnu Juraij, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas
yang mengatakan bahwa sesungguhnya di tengah Lauh terdapattulisan, "Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, agama-Nya ialah Islam, dan
Muhammad adalah hambadan rasul-Nya. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah
dan membenarkan janji-Nya serta mengikuti rasul-rasul-Nya. maka Allah akan
memasukkannya ke dalam surga."
Ibnu Abbas melanjutkan, bahwa Lauh adalah lembaran dari mutiara yang putih,
panjangnya sama dengan jarak antara bumi dan langit. dan lebarnya sama dengan
jarak antara masyriq dan magrib, sedangkan kedua sisinya dari mutiara dan yaqut.
dan sampulnya dari yaqut merah. qalam (pena)nya dari cahaya, dan kalam-Nya telah
tertulis di 'Arasy dan pokok-nya berada di pangkuan seorang malaikat.
Muqatil mengatakan bahwa Lauh Mahfuz berada di sebelah kanan 'Arasy.
قَالَ
الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ،
حَدَّثَنَا مِنْجَابُ بْنُ الْحَارِثِ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ،
حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ
سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ لَوْحًا
مَحْفُوظًا مِنْ دُرَّة بَيْضَاءَ، صَفَحَاتُهَا مِنْ يَاقُوتَةٍ حَمْرَاءَ، قَلَمه
نُورٌ وَكِتَابُهُ نُورٌ، لِلَّهِ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سِتُّونَ وَثَلَاثُمِائَةُ
لَحْظَةٍ، يَخْلُقُ وَيَرْزُقُ، وَيُمِيتُ وَيُحْيِي، ويُعِزُّ ويُذِلُّ،
وَيَفْعَلُ مَا يَشَاءُ"
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman
ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjab ibnul Haris. telah
menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami
Ziyad ibnu Abdullah, dari Lais, dari Abdul Malik ibnu Sa'id ibnu Jubair, dari
ayahnya, dari Ibnu Abbas. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya
Allah Swt. telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih,
lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan
tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz
sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki,
mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa
yang dikehendaki-Nya.
آخِرُ
تَفْسِيرِ سورة "البروج" ولله الحمد
Demikianlah akhir tafsir surat
Al-Buruj dengan memanjatkan puja dan puji kepada Allah atas segala
karunia-Nya.