Tafsir Surat Al-Hadid, ayat 18-19
{إِنَّ
الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا
يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (18) وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ
وَرُسُلِهِ أُولَئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ وَالشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ لَهُمْ
أَجْرُهُمْ وَنُورُهُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ
أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (19) }
Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik
laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala
yang banyak. Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu
orang-orang siddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka.
Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka.
Allah Swt. menyebutkan pahala yang akan Dia berikan kepada orang-orang yang
bersedekah —baik laki-laki maupun perempuan— dengan mendermakan sebagian dari
harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongannya, kaum fakir dan
miskin.
{وَأَقْرَضُوا
اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا}
dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik. (Al-Hadid: 18)
Yakni mereka menyerahkannya dengan niat yang ikhlas karena mengharapkan rida
Allah, dan tidak menginginkan balasan dari orang-orang yang diberi olehnya dan
tidak pula ungkapan terima kasih. Karena itulah maka disebutkan dalam firman
berikutnya:
{يُضَاعَفُ
لَهُمُ}
niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya). (Al-Hadid: 18)
Yaitu Allah menerima dari mereka setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kali
lipatnya, dan diberi tambahan pula hingga sampai tujuh ratus kali lipatnya,
bahkan lebih dari itu lagi.
{وَلَهُمْ
أَجْرٌ كَرِيمٌ}
dan bagi mereka pahala yang banyak. (Al-Hadid: 18)
Yakni pahala yang berlimpah lagi baik, dan tempat kembali yang baik serta
tempat tinggal yang mulia.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَالَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ أُولَئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ}
Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu
orang-orang siddiqin. (Al-Hadid: 19)
Kalimat ayat ini merupakan kelengkapan dari kalimat yang sebelumnya, dan ini
merupakan sifat dari orang-orang yang beriman kepada Allah bahwa mereka adalah
orang-orang yang siddiq (membenarkan).
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka
itu orang-orang siddiqin. (Al-Hadid: 19) Bahwa ayat ini terpisah dari ayat
yang sebelumnya.dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi
mereka pahala dan cahaya mereka. (Al-Hadid: 19)
Abud Duha mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: mereka itu orang-orang
siddiqin. (Al-Hadid: 19) Kemudian firman berikutnya adalah kalimat baru,
yaitu: dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka.
(Al-Hadid: 19)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Masruq, Ad-Dahhak, Muqatil ibnu Hayyan,
dan lain-lainnya. Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abud Duha, dari Masruq, dari
Abdullah ibnu Mas'ud sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka itu
orang-orang siddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka.
(Al-Hadid: 19) Bahwa mereka terdiri atas tiga golongan, yaitu orang-orang
yang gemar bersedekah, Orang-orang yang siddiq, dan para syuhada. Semakna dengan
apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:
{وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ
عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ}
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu
nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.
(An-Nisa: 69)
Maka dibedakan antara orang-orang yang siddiq dan orang-orang yang mati
syahid. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya merupakan dua golongan, dan tidak
diragukan lagi bahwa siddiq lebih tinggi kedudukannya daripada syahid,
sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik
ibnu Anas rahimahullah di dalam kitab Muwatta '-nya, dari Safwan
ibnu Salim, dari Ata ibnu Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda:
"إِنَّ
أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ، كَمَا
تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي الْأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ
أَوِ الْمَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ". قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ؟ قَالَ: "بَلَى
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا
الْمُرْسَلِينَ".
Sesungguhnya ahli surga benar-benar memandangi para penghuni guraf
(gedung) jyawg ada di atas mereka sebagaimana kamu memandangi bintang
yang gemerlapan di ufuk timur atau ufuk barat, karena adanya perbedaan keutamaan
di antara mereka (ahli surga). Abu Sa'id Al-Khudri berkata, "Wahai
Rasulullah, itu pasti kedudukan para nabi yang tidak dapat dicapai selain oleh
mereka." Rasululah Saw. menjawab: Benar, dan demi Tuhan yang jiwaku berada di
dalam genggaman-Nya, dan juga orang-orang yang beriman kepada Allah dan
membenarkan rasul-Nya.
Imam Bukhari dan Imam Muslim sepakat dalam pengetengahan hadis ini, yaitu
melalui Malik dengan sanad yang sama.
Ulama tafsir lainnya mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: mereka itu
orang-orang siddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka.
(Al-Hadid: 19) Bahwa makna yang dimaksud ialah berita dari Allah Swt. yang
menyatakan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, bahwa
mereka adalah orang-orang yang siddiq dan ada pula yang menjadi syahid.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Mujahid.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan:
حدثني
صالح ابن حَرْبٍ أَبُو مَعْمَر، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا
ابْنِ عَجْلان عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مُؤْمِنُو
أُمَّتِي شُهَدَاءُ". قَالَ: ثُمَّ تَلَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ
الْآيَةَ {وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ أُولَئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ
وَالشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ}
telah menceritakan kepadaku Saleh ibnu Harb Abu Ma'mar, telah menceritakan
kepada kami Ismail ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ajian, dari
Zaid ibnu Aslam, dari Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan bahwa ia pernah
mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Orang-orang yang beriman dari kalangan
umatku adalah orang-orang yang menjadi saksi. Al-Barra ibnu Azib mengatakan
bahwa kemudian Nabi Saw. membaca ayat lain, yaitu firman-Nya: Dan orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang siddiqin dan
orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. (Al-Hadid: 19)
Hadis ini berpredikat garib.
Abu Ishaq telah meriwayatkan dari Amr ibnu Maimun sehubungan dengan makna
firman-Nya: Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka
itu orang-orang siddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan
mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. (Al-Hadid: 19) Bahwa mereka
datang bersama-sama di hari kiamat, sebagaimana berdempetannya dua buah jari.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَالشُّهَدَاءُ
عِنْدَ رَبِّهِمْ}
dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. (Al-Hadid:
19)
Yakni di dalam surga-surga yang penuh dengan kenikmatan. Seperti yang
disebutkan di dalam kitab Sahihain:
"إِنَّ
أَرْوَاحَ الشُّهَدَاءِ فِي حَوَاصِلِ طَيْرٍ خُضْر تَسْرَحُ فِي الْجَنَّةِ حَيْثُ
شَاءَتْ، ثُمَّ تَأْوِي إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيلِ، فَاطَّلَعَ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ
اطِّلَاعَةً فَقَالَ: مَاذَا تُرِيدُونَ؟ فَقَالُوا: نُحِبُّ أَنْ تَرُدَّنَا إِلَى
الدَّارِ الدُّنْيَا فَنُقَاتِلَ فِيكَ فَنَقْتُلَ كَمَا قُتِلنا أَوَّلَ مَرَّةٍ.
فَقَالَ إِنِّي قَضَيْتُ أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لَا يَرْجِعُونَ"
Sesungguhnya arwah para syuhada berada di dalam perut burung hijau yang
terbang bebas di dalam surga sekehendak hatinya, kemudian hinggap pada
lentera-lentera itu. Maka Tuhanmu menjenguk mereka, lalu berfirman, 'Apakah yang
kamu kehendaki?” Mereka menjawab, "Kami menginginkan agar Engkau mengembalikan
kami ke dunia, maka kami akan berperang lagi di jalan-Mu sampai gugur
sebagaimana keadaan kami yang pertama kali.” Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku
telah memutuskan bahwa mereka tidak dapat kembali lagi ke dunia.”
*******************
Firman Allah Swt.:
{لَهُمْ
أَجْرُهُمْ وَنُورُهُمْ}
Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. (Al-Hadid: 19)
Yaitu bagi mereka di sisi Allah ada pahala yang berlimpah dan cahaya yang
besar yang menerangi bagian depan mereka, dan mereka dalam hal ini berbeda-beda
tingkatannya sesuai dengan amal perbuatan yang telah mereka lakukan ketika di
dunia.
قَالَ
الْإِمَامُ أحمد: حدثنا
يحيى ابن إسحاق، حدثنا بن لَهِيعَة، عَنْ عَطَاءِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي
يَزِيدَ الْخَوْلَانِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيد يَقُولُ: سَمِعْتُ
عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: "الشُّهَدَاءُ أَرْبَعَةٌ: رَجُلٌ مُؤْمِنٌ جَيِّدُ
الْإِيمَانِ، لَقِيَ الْعَدُوَّ فَصَدَقَ اللَّهَ فَقُتِلَ، فَذَلِكَ الَّذِي
يَنْظُرُ النَّاسُ إِلَيْهِ هَكَذَا-وَرَفَعَ رَأْسَهُ حَتَّى سَقَطَتْ قَلَنْسُوة
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَ قَلَنْسُوَةُ
عُمَرَ-وَالثَّانِي مُؤْمِنٌ لَقِيَ الْعَدُوَّ فَكَأَنَّمَا يَضْرِبُ ظَهْرَهُ
بِشَوْكِ الطَّلْحِ، جَاءَهُ سَهْمٌ غَرْب فَقَتَلَهُ، فَذَاكَ فِي الدَّرَجَةِ
الثَّانِيَةِ، وَالثَّالِثُ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ خَلَطَ عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ
سَيِّئًا لَقِيَ الْعَدُوَّ فَصَدَقَ اللَّهَ حَتَّى قُتِلَ، فَذَاكَ فِي
الدَّرَجَةِ الثَّالِثَةِ، وَالرَّابِعُ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ أَسْرَفَ عَلَى نَفْسِهِ
إِسْرَافًا كَثِيرًا، لَقِيَ الْعَدُوَّ فَصَدَقَ اللَّهَ حَتَّى قُتِلَ، فَذَاكَ
فِي الدَّرَجَةِ الرَّابِعَةِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Ata ibnu Dinar, dari Abu Yazid
Al-Khaulani yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Fudalah ibnu Ubaid
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Umar ibnul Khattab mengatakan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Syuhada itu ada empat macam, yaitu
seorang lelaki yang beriman dengan iman yang baik, lalu bersua dengan musuh dan
ia membenarkan (janjinya) kepada Allah, hingga gugurlah ia, maka dialah
kelak yang akan menjadi pusat perhatian pandangan ahli surga seperti ini.
Lalu Umar mengangkat kepalanya, memperagakan apa yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. saat mengucapkannya, dan Umar menjatuhkan pecinya sebagaimana
yang dialami oleh beliau Saw.: Kedua ialah seorang mukmin yang bersua dengan
musuh, lalu seakan-akan punggungnya terpukul oleh duri pohon talh, panah musuh
nyasar mengenainya hingga gugurlah dia, maka dia berada di peringkat kedua.
Ketiga ialah orang mukmin yang mencampuradukkan amal saleh dengan amal lainnya
yang buruk, ia bersua dengan musuh dan menghadapinya dengan penuh keikhlasan
kepada Allah hingga gugurlah dia, maka dia berada di peringkat yang ketiga.
Keempat ialah orang mukmin yang berlebihan terhadap dirinya dengan keberlebihan
yang banyak, lalu ia bersua dengan musuh dan menghadapinya dengan ikhlas karena
Allah hingga gugurlah dia, maka dia berada di peringkat yang keempat.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ali ibnul Madini, dari Abu Daud
At-Tayalisi, dari Ibnul Mubarak, dari Ibnu Lahi'ah. Ali ibnul Madini mengatakan
bahwa ini merupakan sanad seorang ulama Mesir yang saleh. Imam Turmuzi
meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Lahi'ah, dan ia mengatakan bahwa hadis ini
garib.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَالَّذِينَ
كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ}
Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah
penghuni-penghuni neraka. (Al-Hadid: 19)
Setelah menyebutkan perihal orang-orang yang berbahagia dan tempat kembali
mereka, lalu mengiringinya dengan menyebutkan nasib dan keadaan orang-orang yang
celaka.