Tafsir Surat Al-Hasyr, ayat 21-24
{لَوْ
أَنزلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ
خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ (21) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ
إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ
الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ
اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)
}
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini
kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk
manusia supaya mereka berpikir. Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang
gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah
Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci,
Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang
Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Mahasuci Allah dari
apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,
Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik. Bertasbih
kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.
Allah Swt. berfirman, menyebutkan keagungan Al-Qur'an seraya menjelaskan
tingginya kedudukan Al-Qur'an, dan bahwa sudah selayaknya bila hati menjadi
lunak dan khusuk serta taat saat mendengarnya, mengingat di dalamnya terkandung
janji yang benar dan ancaman yang pasti.
{لَوْ
أَنزلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ
خَشْيَةِ اللَّهِ}
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.
(Al-Hasyr: 21)
Yakni apabila gunung yang begitu keras dan perkasa dapat memahami Al-Qur'an
ini dan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya, niscaya ia tunduk dan
terpecah belah karena takut kepada Allah Swt. Lalu bagaimana dengan kamu, hai
manusia, bila hati kamu tidak lunak dan tunduk serta bergetar karena takut
kepada Allah Swt. Padahal kamu telah memahami dari Allah akan perkaranya dan
telah kamu pahami Kitab-Nya. Karena itulah maka disebutkan dalam firman
berikutnya:
{وَتِلْكَ
الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ}
Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka
berpikir. (Al-Hasyr: 21)
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah
gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah. (Al-Hasyr: 21),
hingga akhit ayat. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah berfirman, "Seandainya Aku
turunkan Al-Qur'an ini kepada gunung untuk dipikulnya, niscaya akan terpecah
belahlah dan tunduk karena beratnya Al-Qur'an dan karena takut kepada Allah."
Maka Allah memerintahkan kepada manusia apabila diturunkan kepada mereka
Al-Qur'an, hendaklah mereka menerimanya dengan takut yang sangat (kepada Allah)
dan tunduk. Kemudian Allah Swt. berfirman: Dan perumpamaan-perumpamaan itu
Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (Al-Hasyr: 21)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Qatadah dan Ibnu Jarir.
Di dalam hadis mutawatir telah disebutkan bahwa ketika dibuatkan untuk
Rasulullah sebuah mimbar, dan sebelumnya bila Nabi Saw. berkhotbah selalu
berdiri di sebelah salah satu dari batang pohon kurma yang menjadi tiang-tiang
masjid. Maka setelah mimbar diletakkan pada yang pertama kali, lalu Nabi Saw.
datang untuk berkhotbah, maka beliau melewati batang kurma itu menuju ke
mimbarnya, dan saat itu batang kurma tersebut menangis dan merintih sebagaimana
anak-anak merintih karena rindu kepada zikir dan wahyu yang biasa ia dengar di
sisinya, maka Nabi Saw. mendiamkannya. Menurut sebagian riwayat hadis ini,
disebutkan bahwa Al-Hasan Al-Basri sesudah mengetengahkan hadis ini mengatakan,
"Kalian seharusnya lebih merindukan Rasulullah Saw. ketimbang batang kurma
itu."
Demikianlah bunyi ayat yang mulia ini, bahwa apabila gunung-gunung yang
merupakan benda mati, seandainya ia mendengar Kalamullah dan memahaminya,
niscaya tunduklah ia dan berpecah belahlah ia karena takut kepada Allah. Maka
bagaimanakah dengan kalian (manusia), padahal kalian telah mendengarnya dan
memahaminya? Dalam ayat lain telah disebutkan melalui firman-Nya:
{وَلَوْ
أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الأرْضُ أَوْ
كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى} الْآيَةَ
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu
gunung-gunung dapat diguncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya
orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah kitab itu adalah
Al-Qur'an). (Ar-Ra'd: 31), hingga akhir ayat.
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa tentu Al-Qur'an itulah dia.
Allah Swt. telah berfirman dalam ayat lain:
{وَإِنَّ
مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا
يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ
خَشْيَةِ اللَّهِ}
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai
darinya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air
darinya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada
Allah. (Al-Baqarah: 74)
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{هُوَ
اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ
الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ}
Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. (Al-Hasyr: 22)
Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia adalah Tuhan yang tiada Tuhan selain Dia,
maka tiada Rabb selain Dia dan tiada Tuhan bagi semua alam wujud selain Dia.
Semua yang disembah selain Dia adalah batil. Dan bahwa Dia Mengetahui yang gaib
dan yang nyata. Yakni Dia mengetahui semua makhluk yang dapat disaksikan oleh
kita dan semua makhluk yang gaib dari kita. Tiada sesuatu pun yang tersembunyi
bagi-Nya di bumi dan di langit, baik yang besar maupun yang kecil, dan baik yang
dimuliakan maupun yang hina, hingga semut-semut kecil di dalam kegelapan.
*******************
Firman Allah Swt.:
{هُوَ
الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ}
Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 22)
Dalam permulaan kitab tafsir ini telah disebutkan keterangan mengenainya dan
tidak perlu diulangi lagi. Kesimpulannya ialah bahwa Allah adalah Tuhan Yang
mempunyai rahmat yang luas lagi mencakup semua makhluk, Dia adalah Yang Maha
Pemurah di dunia dan akhirat, dan Maha Penyayang pada keduanya. Allah Swt. telah
berfirman dalam ayat lain:
{وَرَحْمَتِي
وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ}
dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (Al-A'raf: 156)
{كَتَبَ
رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ}
Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. (Al-An'anv
54)
Dan firman Allah Swt. lainnya yang menyebutkan:
{قُلْ
بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا
يَجْمَعُونَ}
Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baikdaripada
apa yang mereka kumpulkan.”(Yunus: 58)
Kemudian Allah Swt. berfirman:
{هُوَ
اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ}
Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Raja. (Al-Hasyr: 23)
Yakni Raja bagi segala sesuatu yang mengatur segala sesuatu tanpa ada yang
menghalangi-Nya dan juga tanpa ada yang menyaingi-Nya.
Firman Allah Swt.:
{الْقُدُّوسُ}
Yang Mahasuci. (Al-Hasyr: 23)
Menurut Wahb ibnu Munabbih, artinya suci. Menurut Mujahid dan Qatadah,
artinya Yang Memberkati. Menurut Ibnu Juraij, disebutkan demikian karena para
malaikat yang mulia menyucikan-Nya.
{السَّلامُ}
Yang Mahasejahtera. (Al-Hasyr: 23)
Yaitu Mahasejahtera dari segala bentuk cela dan kekurangan, karena
kesempurnaan zat, sifat, dan perbuatan-Nya.
Firman Allah Swt.:
{الْمُؤْمِنُ}
Yang Mengaruniakan keamanan. (Al-Hasyr: 23)
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah
makhluk-Nya merasa aman dari mendapat perlakuan aniaya oleh-Nya. Qatadah
mengatakan, makhluknya merasa aman dengan adanya firman-Nya yang menyatakan
bahwa Dia Mahahak (benar). Menurut Ibnu Zaid, hamba-hamba-Nya yang beriman
membenarkan keimanan mereka kepada-Nya.
Firman Allah Swt.:
{الْمُهَيْمِنُ}
Yang Maha Memelihara. (Al-Hasyr: 23)
Ibnu Abbas dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa makna
yang dimaksud ialah Dia Maha Menyaksikan semua makhluk-Nya tentang amal
perbuatan mereka. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Dia Maha Mengawasi
mereka. Semakna dengan yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَاللَّهُ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ}
Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (Al-Mujadilah: 6; Al Buruj:
9)
وَاللَّهُ
شَهِيدٌ عَلَى مَا تَعْمَلُونَ
padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. (Ali Imran:
98)
Dan firman Allah Swt.:
{أَفَمَنْ
هُوَ قَائِمٌ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ}
Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya
(sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? (Ar-Ra'd: 33), hingga akhir
ayat.
Adapun firman Allah Swt.:
{الْعَزِيزُ}
Yang Mahaperkasa. (Al-Hasyr: 23)
Yakni Yang Menang atas segala sesuatu dan mengalahkannya. Dia mengalahkan
segala sesuatu, maka tiada sesuatu pun yang dapat mencapai Zat-Nya karena
keperkasaan, keagungan, kekuasaan, dan kebesaran-Nya. Karena itulah disebutkan
dalam firman selanjutnya:
{الْجَبَّارُ
الْمُتَكَبِّرُ}
Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. (Al-Hasyr: 23)
Yaitu Yang tidak pantas bersifat kuasa selain Dia dan tidak pantas bersifat
agung selain Dia karena keagungan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan di
dalam sebuah hadis sahih (hadis Qudsi) yang mengatakan:
"العَظَمة
إِزَارِي، وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا
عَذَّبته".
Kebesaran adalah (bagaikan) kain-Ku dan Keagungan adalah
(bagaikan) selendang-Ku; maka barang siapa yang menyaingi-Ku pada salah
satu dari keduanya, niscaya Kuazab dia.
Qatadah mengatakan bahwa makna al-jabbar ialah Tuhan Yang menundukkan
makhluk-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya. Ibnu Jarir mengatakan,
al-jabbar artinya Tuhan Yang memperbaiki urusan-urusan makhluk-Nya. Yang
mengatur mereka sesuai dengan apa yang menjadi kemaslahatan bagi mereka. Qatadah
mengatakan bahwa al-mutakabbir artinya Yang Maha Agung dari semua
keburukan.
Allah Swt. berfirman:
{سُبْحَانَ
اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ}
Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Al-Hasyr: 23)
Adapun firman Allah Swt.:
{هُوَ
اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ}
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa.
(Al-Hasyr: 24)
Menciptakan artinya merencanakan, dan mengadakan artinya merealisasikan apa
yang telah direncanakan dan ditetapkan ke alam wujud dan alam nyata. Tiada
seorang pun yang merencanakan sesuatu dapat melaksanakan dan merealisasikannya
selain hanya Allah Swt. Seorang penyair memuji orang lain melalui bait
syairnya:
وَلَأَنْتَ
تَفري مَا خَلَقت ...
وبعضُ الْقَوْمِ يَخلُق ثُمَّ لَا يَفْري ...
Sesungguhnya engkau adalah orang yang
mampu merealisasikan apa yang engkau rencanakan, padahal sebagian kaum mampu
membuat rencana, tetapi tidak dapat merealisasikannya.
Yakni hanya Engkaulah yang mampu merealisasikan apa yang telah Engkau
rencanakan. Lain halnya dengan selain Engkau, ia tidak akan mampu merealisasikan
apa yang dikehendakinya. Hanya Engkaulah Yang Menciptakan, Yang Merencanakan,
Yang Membuat, dan Yang Mengadakan. Termasuk ke dalam pengertian kalimat ini bila
dikatakan pejagal hewan telah memotong hewan, lalu merampungkannya, yakni
memotong-motong sembelihannya sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Firman Allah Swt.:
{الْخَالِقُ
الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ}
Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa. (Al-Hasyr:
24)
Yaitu Yang apabila Dia menghendaki sesuatu tinggal mengatakan kepadanya,
"Jadilah kamu," maka jadilah dia sesuai dengan gambaran yang dikehendaki dan
rupa yang dipilih-Nya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{فِي
أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ}
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
(Al-Infithar: 8)
Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
{الْمُصَوِّرُ}
Yang Membentuk rupa. (Al-Hasyr: 24)
Yakni Yang melaksanakan apa yang ingin direalisasikan-Nya menurut gambaran
yang dikehendaki-Nya.
Firman Allah Swt.:
{لَهُ
الأسْمَاءُ الْحُسْنَى}
Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik. (Al-Hasyr: 24)
Pembicaraan mengenai ayat ini telah disebutkan di dalam tafsir surat
Al-A'raf. Dan di sini kami akan mengetengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan di
dalam hadis Sahihain melalui Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw. yang
telah bersabda:
"إِنَّ
لِلَّهِ تَعَالَى تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا، مِائَةٌ إِلَّا وَاحِدًا، مَنْ
أَحْصَاهَا دخل الجنة، وهو وتر يُحِبُّ الْوِتْرَ"
Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, alias seratus
kurang satu. Barang siapa yang menghitung-hitungnya, niscaya masuk surga; Dia
Witir dan menyukai yang witir.
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan konteks yang diriwayatkan oleh
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah yang juga melalui Abu Hurairah. Dan tambahan,
"Dia Witir dan menyukai yang witir," merupakan lafaz Ibnu Majah. Menurut lafaz
Imam Turmuzi disebutkan sebagai berikut:
"هُوَ
اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، الرَّحْمَنُ، الرَّحِيمُ، الْمَلِكُ،
الْقُدُّوسُ، السَّلَامُ، الْمُؤْمِنُ، الْمُهَيْمِنُ، الْعَزِيزُ، الْجَبَّارُ،
الْمُتَكَبِّرُ، الْخَالِقُ، الْبَارِئُ، الْمُصَوِّرُ، الْغَفَّارُ، الْقَهَّارُ،
الْوَهَّابُ، الرَّزَّاقُ، الْفَتَّاحُ، الْعَلِيمُ، الْقَابِضُ، الْبَاسِطُ،
الْخَافِضُ، الرَّافِعُ، الْمُعِزُّ، الْمُذِلُّ، السَّمِيعُ، الْبَصِيرُ،
الْحَكَمُ، الْعَدْلُ، اللَّطِيفُ، الْخَبِيرُ، الْحَلِيمُ، الْعَظِيمُ،
الْغَفُورُ، الشَّكُورُ، الْعَلِيُّ، الْكَبِيرُ، الْحَفِيظُ، الْمَقِيتُ،
الْحَسِيبُ، الْجَلِيلُ، الْكَرِيمُ، الرَّقِيبُ، الْمُجِيبُ، الْوَاسِعُ،
الْحَكِيمُ، الْوَدُودُ، الْمَجِيدُ، الْبَاعِثُ، الشَّهِيدُ، الْحَقُّ،
الْوَكِيلُ، الْقَوِيُّ، الْمَتِينُ، الْوَلِيُّ، الْحَمِيدُ، الْمُحْصِي،
الْمُبْدِئُ، الْمُعِيدُ، الْمُحْيِي، الْمُمِيتُ، الْحَيُّ، الْقَيُّومُ،
الْوَاجِدُ، الْمَاجِدُ، الْوَاحِدُ، الصَّمَدُ، الْقَادِرُ، الْمُقْتَدِرُ،
الْمُقَدِّمُ، الْمُؤَخِّرُ، الْأَوَّلُ، الْآخَرُ، الظاهر، الباطن، الولي،
الْمُتَعَالِي، الْبَرُّ، التَّوَّابُ، الْمُنْتَقِمُ، الْعَفُوُّ، الرَّءُوفُ،
مَالِكُ الْمُلْكِ، ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، الْمُقْسِطُ، الْجَامِعُ،
الْغَنِيُّ، الْمُغْنِي، الْمَانِعُ، الضَّارُّ، النَّافِعُ، النُّورُ، الْهَادِي،
الْبَدِيعُ، الْبَاقِي، الْوَارِثُ، الرَّشِيدُ، الصَّبُورُ".
Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera,
Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahamulia, Yang
Mahaperkasa, Yang Mahabesar, Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk
rupa, Yang Maha Pengampun, Yang Maha Mengalahkan, Yang Maha Pemberi karunia,
Yang Maha Pemberi rezeki, Yang Maha Pemberi Keputusan, Yang Maha Mengetahui,
Yang Menyempitkan rezeki dan Yang Melapangkan rezeki, Yang Merendahkan dan Yang
Meninggikan, Yang Memuliakan dan Yang Menghinakan, Yang Maha Mendengar, Yang
Maha Melihat, Yang Memutuskan, YangMahaadil, Yang Mahalembut, Yang Maha
Mengenal, Yang Maha Penyantun, Yang Mahaagung, Yang Maha Pemberi ampunan, Yang
Maha Mensyukuri, Yang Mahatinggi, Yang Mahabesar, Yang Maha Memelihara, Yang
Memberi waktu, Yang Maha Menghitung, Yang Mahaagung, Yang Mahamulia, Yang
Mengawasi, Yang Memperkenankan, Yang Mahaluas, Yang Mahabijaksana, Yang Maha
Mencintai, Yang Maha Pemurah, Yang Membangkitkan, Yang Maha Menyaksikan, Yang
Hak, Yang Melindungi, Yang Mahakuat, Yang Mahakokoh, Yang Menolong, Yang Maha
Terpuji, Yang Maha Mencatat, Yang Memulai (penciptaan), Yang
Mengembalikan (penciptaan), Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang
Mahahidup, Yang Mengatur makhluk-Nya, Yang Mahakaya, Yang Mahaagung, Yang Maha
Esa, Yang Bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Yang Mahakuasa, Yang Berkuasa,
Yang Mendahulukan, Yang Mengakhirkan, Yang Awwal, Yang Akhir, Yang Zahir, Yang
Batin, Yang Menolong, Yang Mahatinggi, Yang Melimpahkan kebaikan, Yang Maha
Menerima tobat, Yang Membalas, Yang Memaaf, Yang Pengasih, Raja semua raja, Yang
mempunyai Keagungan dan Kemuliaan, Yang Adil, Yang Menghimpun, Yang Kaya, Yang
memberi kekayaan, Yang Memberi, Yang mencegah, Yang Menimpakan Mudarat, Yang
memberi manfaat, Cahaya (Mahaterang), Yang Memberi petunjuk, Yang
Membuat, Yang Kekal, Yang Mewarisi, Yang Memberi petunjuk, Yang Maha
Penyabar.
Sedangkan menurut konteks Ibnu Majah ada kelebihan dan kekurangannya, dan ada
yang didahulukan dan yang diakhirkan. Hal ini telah kami sebutkan dengan panjang
lebar, lengkap berikut semua jalur periwayatan dan lafaz-lafaznya yang tidak
perlu lagi dikemukakan di sini.
*******************
Firman Allah Swt.:
{يُسَبِّحُ
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ}
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. (Al-Hasyr:
24)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{تُسَبِّحُ
لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا
يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ
حَلِيمًا غَفُورًا}
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu
sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun. (Al-Isra: 44)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَهُوَ
الْعَزِيزُ}
Dan Dialah Yang Mahaperkasa. (Al-Hasyr: 24)
Yakni Zat-Nya tidak dapat dicapai.
{الحَكِيمُ}
lagi Mahabijaksana. (Al-Hasyr: 24)
dalam syariat dan ketetapan-Nya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ -يَعْنِي: ابْنَ طَهْمَان، أبو
العلاء الخَفَّاف-حدثنا نافع ابن أَبِي نَافِعٍ، عَنْ مَعقِل بْنِ يَسَارٍ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "من قَالَ حِينَ يُصْبِحُ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ، ثُمَّ قَرَأَ ثَلَاثَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْحَشْرِ، وَكَّل
اللَّهُ بِهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ
مَاتَ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ مَاتَ شَهِيدًا، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي كَانَ
بِتِلْكَ الْمَنْزِلَةِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi,
telah menceritakan kepada kami Khalid (yakni Ibnu Tahman alias Abul Ala
Al-Khaffaf), telah menceritakan kepada kami Nafi' ibnu Abu Nafi', dari Ma'qal
ibnu Yasar, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Barang siapa mengucapkan doa
ini di waktu pagi hari sebanyak tiga kali, yaitu: "Aku berlindung kepada Allah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk, "
kemudian membaca pula tiga ayat dari akhir surat Al-Hasyr, maka Allah
memerintahkan kepada tujuh puluh ribu malaikat untuk memohonkan ampunan baginya
hingga petang hari. Dan jika ia mati di hari itu, maka ia mati sebagai syahid.
Dan barang siapa yang mengucapkannya di kala petang hari, maka ia beroleh
kedudukan yang seperti itu.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Mahmud ibnu Gailan, dari Abu Ahmad
Az-Zubairi dengan sanad yang sama, lalu ia mengatakan bahwa hadis ini garib,
kami tidak mengenalnya kecuali hanya melalui jalur ini.
õõõ