Tafsir Surat Al-Hujurat, ayat 13
{يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13) }
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.
Allah Swt. menceritakan kepada manusia bahwa Dia telah menciptakan mereka
dari diri yang satu dan darinya Allah menciptakan istrinya, yaitu Adam dan Hawa,
kemudian Dia menjadikan mereka berbangsa-bangsa. Pengertian bangsa dalam bahasa
Arab adalah sya 'bun yang artinya lebih besar daripada kabilah,
sesudah kabilah terdapat tingkatan-tingkatan lainnya yang lebih kecil
seperti fasa-il (puak), 'asya-ir (Bani), 'ama-ir, Afkhad,
dan lain sebagainya.
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan syu'ub ialah
kabilah-kabilah yang non-Arab. Sedangkan yang dimaksud dengan kabilah-kabilah
ialah khusus untuk bangsa Arab, seperti halnya kabilah Bani Israil disebut
Asbat. Keterangan mengenai hal ini telah kami jabarkan dalam mukadimah
terpisah yang sengaja kami himpun di dalam kitab Al-Asybah karya Abu Umar
ibnu Abdul Bar, juga dalam mukadimah kitab yang berjudul Al-Qasdu wal Umam fi
Ma'rifati Ansabil Arab wal 'Ajam.
Pada garis besarnya semua manusia bila ditinjau dari unsur kejadiannya —yaitu
tanah liat— sampai dengan Adam dan Hawa a.s. sama saja. Sesungguhnya perbedaan
keutamaan di antara mereka karena perkara agama, yaitu ketaatannya kepada Allah
dan Rasul-Nya. Karena itulah sesudah melarang perbuatan menggunjing dan menghina
orang lain, Allah Swt. berfirman mengingatkan mereka, bahwa mereka adalah
manusia yang mempunyai martabat yang sama:
{يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا}
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. (Al-Hujurat: 13)
Agar mereka saling mengenal di antara sesamanya, masing-masing dinisbatkan
kepada kabilah (suku atau bangsa)nya.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: supaya kamu
saling kenal-mengenal. (Al-Hujurat: 13) Seperti disebutkan si Fulan bin
Fulan dari kabilah anu atau bangsa anu.
Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa orang-orang Himyar menisbatkan dirinya
kepada sukunya masing-masing, dan orang-orang Arab Hijaz menisbatkan dirinya
kepada kabilahnya masing-masing.
قَالَ
أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ
بْنِ عِيسَى الثَّقَفِيِّ، عَنْ يَزِيدَ -مَوْلَى الْمُنْبَعِثِ-عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ؛ فَإِنَّ صِلَةَ
الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ، مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ، مَنْسَأَةٌ فِي
الْأَثَرِ".
Abu Isa At-Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu
Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mubarak, dari Abdul
Malik ibnu Isa As-Saqafi, dari Yazid Mula Al-Munba'is, dari Abu Hurairah r.a.,
dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Pelajarilah nasab-nasab kalian untuk
mempererat silaturahmi (hubungan keluarga) kalian, karena sesungguhnya
silaturahmi itu menanamkan rasa cinta kepada kekeluargaan, memperbanyak harta,
dan memperpanjang usia.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, ia tidak
mengenalnya melainkan hanya melalui jalur ini.
*******************
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ}
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. (Al-Hujurat: 13)
Yakni sesungguhnya kalian berbeda-beda dalam keutamaan di sisi Allah hanyalah
dengan ketakwaan, bukan karena keturunan dan kedudukan. Sehubungan dengan hal
ini banyak hadis Rasulullah Saw. yang menerangkannya.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا
عَبْدَةُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَيُّ النَّاسِ أَكْرَمُ؟ قَالَ: "أَكْرَمُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ"
قَالُوا: لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: "فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ
نَبِيُّ اللَّهِ، ابْنُ نَبِيِّ اللَّهِ، ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ". قَالُوا: لَيْسَ
عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: "فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِي؟ "
قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: "فَخِيَارُكُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِي
الْإِسْلَامِ إِذَا فَقِهُوا"
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam,
telah menceritakan kepada kami Abdah, dari Ubaidillah, dari Sa'id ibnu Abu Sa'id
r.a., dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya
mengenai orang yang paling mulia, siapakah dia sesungguhnya? Maka Rasulullah
Saw. menjawab: Orang yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa. Mereka mengatakan, "Bukan itu yang kami
maksudkan." Rasulullah Saw. bersabda: Orang yang paling mulia ialah Yusuf
Nabi Allah, putra Nabi Allah dan juga cucu Nabi Allah, yaitu kekasih Allah.
Mereka mengatakan, "Bukan itu yang kami maksudkan." Rasulullah Saw. balik
bertanya, "Kamu maksudkan adalah tentang kemuliaan yang ada di kalangan
orang-orang Arab?" Mereka menjawab, "Ya." Maka Rasulullah Saw. bersabda:
Orang-orang yang terhormat dari kalian di masa Jahiliah adalah juga
orang-orang yang terhormat dari kalian di masa Islam jika mereka mendalami
agamanya.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini bukan hanya pada satu tempat melainkan
melalui berbagai jalur dari Abdah ibnu Sulaiman. Imam Nasai meriwayatkannya di
datem kitab tafsir, dari Ubaidah ibnu Umar Al-Umari dengan sanad yang sama.
Hadis lain.
قَالَ
مُسْلِمٌ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ، حَدَّثَنَا كَثِير
بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا جَعْفَرِ بْنِ بُرْقَانَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ،
وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ".
Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr An-Naqid, telah
menceritakan kepada kami Kasir ibnu Hisyam, telah menceritakan kepada kami
Ja'far ibnu Barqan, dari Yazid ibnul Asam, dari Abu Hurairah r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah tidak
memandang kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia memandang kepada hati
dan amal perbuatan kalian.
Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Ahmad ibnu Sinan, dari Kasir ibnu
Hisyam dengan sanad yang sama.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ بَكْرٍ، عَنْ
أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَهُ: "انْظُرْ، فَإِنَّكَ لَسْتَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلَا أَسْوَدَ إِلَّا
أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Abu Hilal,
dari Bakar, dari Abu Zarr.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Saw. pernah
bersabda kepadanya: Perhatikanlah, sesungguhnya kebaikanmu bukan karena kamu
dari kulit merah dan tidak pula dari kulit hitam, melainkan kamu beroleh
keutamaan karena takwa kepada Allah.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid.
Hadis lain.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدَةَ عَبْدُ
الْوَارِثِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْعَسْكَرِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
عَمْرِو بْنِ جَبَلة، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ الطَّائِيُّ، سَمِعْتُ
مُحَمَّدَ بْنَ حَبِيبِ بْنِ خِرَاش العَصَرِيّ، يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ: أَنَّهُ
سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: الْمُسْلِمُونَ
إِخْوَةٌ، لَا فَضْلَ
لِأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ إِلَّا بِالتَّقْوَى
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu
Ubaidah Abdul Waris ibnu Ibrahim Al-Askari, telah menceritakan kepada kami Abdur
Rahman ibnu Amr Ibnu Jabalah, telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Hunain
At-Ta'i bahwa ia pernah mendengar Muhammad ibnu Habib ibnu Khirasy Al-Asri
menceritakan hadis berikut dari ayahnya yang pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: Orang-orang muslim itu bersaudara, tiada keutamaan bagi seseorang
atas lainnya kecuali dengan takwa.
Hadis lain.
قَالَ
أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ فِي مُسْنَدِهِ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى
الْكُوفِيُّ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الْحُسَيْنِ، حَدَّثَنَا قَيْسٌ -يَعْنِي
ابْنَ الرَّبِيعِ-عَنْ شَبِيبِ بْنِ غَرْقَدَة، عَنِ الْمُسْتَظِلِّ بْنِ حُصَيْنٍ،
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"كُلُّكُمْ بَنُو آدَمَ. وَآدَمُ خُلِقَ مِنْ تُرَابٍ، وَلَيَنْتَهِيَنَّ قَوْمٌ
يَفْخَرُونَ بِآبَائِهِمْ، أَوْ لَيَكُونُنَّ أَهْوَنَ عَلَى اللَّهِ مِنَ
الجِعْلان".
Al-Bazzar telah mengatakan di dalam kitab musnadnya, telah menceritakan
kepada kami Ahmad ibnu Yahya Al-Kufi, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan
ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Qais (yakni Ibnur Rabi'), dari
Syabib ibnu Urqudah, dari Al-Mustazil ibnu Husain, dari Huzaifah r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kamu sekalian adalah
anak-anak Adam, dan Adam diciptakan dari tanah; untuk itu hendaklah suatu kaum
tidak lagi membangga-banggakan orang-orang tuanya, atau benar-benar mereka lebih
rendah dari serangga tanah menurut Allah Swt.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenalnya bersumberkan dari
Huzaifah kecuali melalui jalur ini.
Hadis lain.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا الرَّبِيعِ بْنِ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا أَسَدُ
بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا الْقَطَّانُ، حَدَّثَنَا مُوسَى
بْنُ عُبَيْدَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عمر قَالَ: طَافَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ عَلَى
نَاقَتِهِ القَصْواء يَسْتَلِمُ الْأَرْكَانَ بِمِحْجَنٍ فِي يَدِهِ، فَمَا وَجَدَ
لَهَا مُنَاخًا فِي الْمَسْجِدِ حَتَّى نَزَلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَلَى أَيْدِي الرِّجَالِ، فَخَرَجَ بِهَا إِلَى بَطْنِ الْمَسِيلِ فَأُنِيخَتْ.
ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَهُمْ عَلَى
رَاحِلَتِهِ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ بِمَا هُوَ لَهُ أَهْلٌ ثُمَّ
قَالَ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّية
الْجَاهِلِيَّةِ وَتُعَظُّمَهَا بِآبَائِهَا، فَالنَّاسُ رَجُلَانِ: رَجُلٌ بَرٌّ
تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ، وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ. إِنَّ
اللَّهَ يَقُولُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} ثُمَّ قَالَ: "أَقُولُ
قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu
Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Asad ibnu Musa, telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Zakaria Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Musa
ibnu Ubaidah, dari Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar r.a. yang mengatakan
bahwa di hari penaklukkan kota Mekah Rasulullah Saw. melakukan tawaf di
Baitullah dengan mengendarai untanya yang bernama Qaswa, beliau mengusap
rukun dengan tongkat yang dipegangnya. Maka beliau tidak menemukan ruangan bagi
unta Qaswa di dalam Masjidil Haram itu (karena penuh sesak dengan orang-orang).
Akhirnya beliau turun dari untanya dan menyerahkan untanya kepada seseorang yang
membawanya ke luar masjid, lalu mengistirahatkannya di lembah tempat sa'i.
Kemudian Rasulullah Saw. berkhotbah kepada mereka di atas unta kendaraannya itu,
yang dimulainya dengan membaca hamdalah dan memuji-Nya dengan pujian yang pantas
untuk-Nya. Setelah itu beliau bersabda: Hai manusia, sesungguhnya Allah Swt.
telah melenyapkan dari kalian keaiban masa Jahiliah dan tradisinya yang selalu
membangga-banggakan orang-orang tua. Manusia itu hanya ada dua macam, yaitu
orang yang berbakti, bertakwa, lagi mulia di sisi Allah Swt.; dan orang yang
durhaka, celaka, lagi hina menurut Allah Swt. Kemudian Nabi Saw. membaca
firman Allah Swt.: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat:
13) Setelah itu beliau Saw. mengucapkan istigfar seperti berikut: Aku akhiri
ucapan ini seraya memohon ampun kepada Allah untuk diriku dan kalian.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abdu ibnu Humaid, dan Abu Asim Ad
Dahhak, dari Makhlad, dari Musa ibnu Ubaidah dengan sanad yang sama.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا ابْنُ
لَهِيعة، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ عُقْبَةَ
بْنِ عَامِرٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"إِنَّ أَنْسَابَكُمْ هَذِهِ لَيْسَتْ بِمِسَبَّةٍ عَلَى أَحَدٍ، كُلُّكُمْ بنو آدم
طَفَّ الصاع لم يملؤه، لَيْسَ لِأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ فَضْلٌ إِلَّا بِدِينٍ
وَتَقْوًى، وَكَفَى بِالرَّجُلِ أَنْ يَكُونَ بَذِيّا بَخِيلًا
فَاحِشًا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah
menceritakan kepada kam, Ibnu Lahi’ah, dari Al-Haris ibnu Yazid, dari Ali ibnu
Rabah, dari Uqbah ibnu Amr ra yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw.
pernah bersabda. Sesungguhnya nasab kalian ini bukanlah (sarana) untuk
merendahkan siapa pun. Kamu sekalian adalah anak-anak Adam yang mempunyai
martabat yang sama tiada bagi seseorang keutamaan atas yang lainnya kecuali
dengan agama dan takwa. Cukuplah (keburukan) bagi seseorang bila dia
menjadi orang yang tercela, kikir, lagi buruk kata-katanya.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Yunus, dari Ibnu Wahb dari Ibnu Lahi'ah
dengan sanad yang sama, yang bunyi teksnya seperti berikut:
"النَّاسُ
لِآدَمَ وَحَوَّاءَ، طَفَّ الصَّاعُ لَمْ يَمْلَئُوه، إِنَّ اللَّهَ لَا
يَسْأَلُكُمْ عَنْ أَحِسَابِكُمْ وَلَا عَنْ أَنْسَابِكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عند الله أتقاكم".
Manusia itu berasal dari Adam dan Hawa mempunyai martabat yang sama.
Sesungguhnya Allah tidak menanyai kedudukan kalian dan tidak pula nasab kalian
di hari kiamat nanti. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Tetapi teks hadis ini tidak terdapat di dalam keenam kitab Sittah
melalui jalur ini.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا
شَرِيكٌ، عَنْ سِمَاك، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمِيرة زَوْجِ دُرَّةَ ابْنَةِ
أَبِي لَهَبٍ، عَنْ دُرَّةَ بِنْتِ أَبِي لَهَبٍ قَالَتْ: قَامَ رَجُلٌ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَقَالَ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "خَيْرُ النَّاسِ أَقْرَؤُهُمْ، وَأَتْقَاهُمْ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ،
وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ، وَأَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَأَوْصَلُهُمْ
لِلرَّحِمِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik,
telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Sammak, dari Abdullah ibnu Umrah
(suami Durrah binti Abu Lahab),' dari Durrah binti Abu Lahab yang menceritakan
bahwa seorang lelaki berdiri, lalu berjalan menuju kepada Nabi Saw. Saat itu
beliau berada di atas mimbar, lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, manusia
manakah yang paling baik itu?" Rasulullah Saw. menjawab: Sebaik-baik manusia
ialah yang paling pandai membaca Al-Qur'an, paling bertakwa kepada Allah Swt.,
paling gencar memerintahkan kepada kebajikan dan paling tekun melarang perbuatan
mungkar, serta paling gemar bersilaturahmi.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، حَدَّثَنَا
أَبُو الْأَسْوَدِ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: مَا
أَعْجَبَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْءٌ مِنَ
الدُّنْيَا، وَلَا أَعْجَبَهُ أَحَدٌ قَطُّ، إِلَّا ذُو تُقًى
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan. telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Abul
Aswad, dari Al-Qasim ibnu Muhammad, dari Aisyah r.a. yang mengatakan: Tiada
sesuatu pun dari duniawi ini yang dikagumi oleh Rasulullah Saw. dan tiada
seorang pun yang dikagumi oleh beliau kecuali orang yang mempunyai
ketakwaan.
Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid.
*******************
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat:
13)
Yakni Dia Maha Mengetahui kalian dan Maha Mengenal semua urusan kalian, maka
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa
yang dikehendaki-Nya, merahmati siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa
yang dikehendaki-Nya, serta mengutamakan siapa yang dikehendaki-Nya atas siapa
yang dikehendakinya. Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal
dalam semuanya itu.
Ada sebagian ulama yang dengan berdasarkan ayat yang mulia ini berpendapat
bahwa kafa'ah (sepadan) dalam masalah nikah bukan merupakan syarat, dan
tiada syarat dalam pernikahan kecuali hanya agama, karena firman Allah Swt.:
{إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ}
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa. (Al-Hujurat: 13)
Sedangkan sebagian ulama lainnya berpegangan kepada dalil-dalil lain yang
keterangannya secara rinci disebutkan di dalam kitab-kitab fiqih, kami telah
mengutarakan sebagian darinya di dalam Kitabul Ahkam.
Imam Tabrani telah meriwayatkan dari Abdur Rahman, bahwa ia telah mendengar
seorang lelaki dari kalangan Bani Hasyim mengatakan, "Aku adalah orang yang
paling utama terhadap Rasulullah Saw." Maka orang lain mengatakan, "Aku lebih
utama terhadapnya daripadamu, karena aku memiliki hubungan dengannya."