Tafsir Surat Al-Infithar, ayat 1-12
إِذَا
السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ (1) وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ (2) وَإِذَا
الْبِحَارُ فُجِّرَتْ (3) وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ (4) عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ (5) يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ
الْكَرِيمِ (6) الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ (7) فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا
شَاءَ رَكَّبَكَ (8) كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ (9) وَإِنَّ عَلَيْكُمْ
لَحَافِظِينَ (10) كِرَامًا كَاتِبِينَ (11) يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
(12)
Apabila langit terbelah, dan apabila
bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan
apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang
telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang
telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu. Bukan hanya durhaka saja, bahkan kalian mendustakan hari pembalasan.
Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaan kalian), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat
(pekerjaan-pekerjaan kalian itu), mereka mengetahui apa yang kalian
kerjakan.
Firman Allah Swt:
{إِذَا
السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ}
Apabila langit terbelah. (Al-Infithar: 1)
Yakni retak besar dan terbelah, seperti yang disebutkan dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
السَّماءُ
مُنْفَطِرٌ بِهِ
Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah.
(Al-Muzzammil: 18)
Adapun firman Allah Swt:
{وَإِذَا
الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ}
dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. (Al-Infithar: 2)
Maksudnya, jatuh berguguran.
{وَإِذَا
الْبِحَارُ فُجِّرَتْ}
dan apabila lautan dijadikan meluap. (Al-Infithar: 3)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa Allah meluapkan
sebagian darinya dengan sebagian yang lain.
Al-Hasan mengatakan bahwa Allah meluapkan sebagian darinya dengan sebagian
yang lain, lalu lenyaplah airnya.
Qatadah mengatakan bahwa airnya yang tawar bercampur baur dengan airnya yang
asin. Menurut Al-Kalabi, makna yang dimaksud ialah meluap.
{وَإِذَا
الْقُبُورُ بُعْثِرَت}
dan apabila kuburan-kuburan dibongkar. (Al-Infithar: 4)
Ibnu Abbas mengatakan terbongkar. As-Saddi mengatakan bahwa kuburan-kuburan
berserakan, lalu bergerak dan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya.
{عَلِمَتْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ}
maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang
dilalaikannya. (Al-Infithar: 5)
Yakni apabila semua amal perbuatan yang terdahulu yang telah dilupakannya
diketahuinya, terlebih lagi yang terakhir dilakukannya
Firman Allah Swt.:
{يَاأَيُّهَا
الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ}
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)
terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (Al-Infithar: 6)
Ini mengandung ancaman, tidak sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama
yang mengatakan bahwa kalimat ini adalah kata tanya yang memerlukan adanya
jawaban, mengingat Allah menanyakan demikian hingga ada seseorang dari juru
bicara mereka menjawab, '"Bahwasanya dia terperdaya oleh kemurahan-Nya."
Tidaklah demikian. melainkan makna yang dimaksud ialah "Apakah yang
memperdayakanmu terhadap Tuhanmu Yang Mahabesar sehingga kamu berani berbuat
durhaka kepada-Nya, dan kamu balas karunia-Nya dengan perbuatan yang tidak layak
terhadap-Nya."
Hal yang semakna disebutkan dalam hadis yang mengatakan:
"يَقُولُ
اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: ابْنَ آدَمَ، مَا غَرَّكَ بِي؟ ابْنَ آدَمَ، مَاذَا
أجبتَ الْمُرْسَلِينَ؟
Allah Swt. berfirman di hari kiamat, "Hai anak Adam, apakah yang telah
memperdayakanmu (berbuat durhaka) terhadap-Ku? Hai anak Adam, bagaimanakah
jawabanmu terhadap para rasul?”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan,
bahwa Umar mendengar seseorang membaca firman Allah Swt.: Hai manusia, apakah
yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pemurah? (Al-Infithar: 6) Umar memberi jawaban, "Kebodohan."
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Umar ibnu
Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Khalaf, telah menceritakan kepada
kami Yahya Al-Bakka, bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar membaca firman-Nya:
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (Al-Infithar: 6) Lalu ia berkata, "Demi Allah,
dia teperdaya oleh kebodohannya sendiri."
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah diriwayatkan hai yang semisal dari Ibnu
Abbas, Ar-Rabi' ibnu Khaisam, dan Al-Hasan.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: apakah yang telah
memperdayakanmu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
(Al-Infithar: 6) Yakni sesuatu, tiada yang memperdayakan manusia selain dari
musuh bebuyutannya, yaitu setan.
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan bahwa seandainya dikatakan kepadaku,
"Apakah yang membuat kamu teperdaya (berbuat durhaka) terhadap-Ku."
niscaya akan kujawab, "Tirai-tirai-Mu yang dijulurkan (menghijabi-Mu
dariku)."
Abu Bakar Al-Warraq mengatakan bahwa seandainya dikatakan kepadaku, "Apakah
yang membuat kamu teperdaya (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pemurah?" Niscaya akan kujawab, "Aku telah teperdaya oleh kemurahan Tuhan Yang
Maha Pemurah."
Sebagian ulama ahli isyarah (tasawwuf) mengatakan bahwa sesungguhnya
disebutkan hanya dengan memakai lafaz: terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pemurah? (Al-Infithar: 6) bukan dengan asma-asma-Nya yang lain atau
sifat-sifat-Nya yang lain, tiada lain seakan-akan Allah mengajarkan manusia
bagaimana cara menjawabnya.
Akan tetapi, apa yang terbayang dalam ilusi orang yang berpendapat demikian
tiada faedahnya. Karena sesungguhnya pada hakikatnya dipakai kata Al-Karim,
tiada lain untuk mengingatkan bahwa tidaklah pantas membalas budi terhadap Tuhan
Yang Maha Pemurah dengan perbuatan-perbuatan buruk dan kedurhakaan.
Al-Bagawi telah meriwayatkan dari Al-Kalabi dan Muqatil, keduanya mengatakan
bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Aswad ibnu Syuraiq yang memukul
Nabi Saw, lalu tidak dihukum di saat itu. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang
Maha Pemurah? (Al-Infithar: 6)
Adapun firman Allah Swt. :
{الَّذِي
خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ}
Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan
(susunan tubuh)mu seimbang. (Al-Infithar. 7)
yakni apakah yang telah memperdayakan kamu berbuat durhaka terhadap Tuhanmu
Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. (Al-Infithar: 7),
Yaitu yang telah menjadikanmu sempurna, tegak mempunyai tinggi yang seimbang
dengan bentuk yang paling baik dan paling rapi.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا حَريزُ، حَدَّثَنِي
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَيسرة، عَنْ جُبير ابن نُفَير، عَنْ بُسْر بْنِ جحَاش
الْقُرَشِيِّ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَصَقَ
يَوْمًا فِي كَفِّهِ، فَوَضَعَ عَلَيْهَا أُصْبُعَهُ، ثُمَّ قَالَ: "قَالَ اللَه
عَزَّ وَجَلَّ: ابْنَ آدَمَ أنَّى تُعجِزني وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ مِثْلِ هَذِهِ؟
حتى إِذَا
سَوّيتك وَعَدَلْتُكَ، مَشَيْتَ بَيْنَ بُرْدَيْنِ وَلِلْأَرْضِ مِنْكَ وَئِيدٌ،
فجَمَعت ومَنعت، حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِي قلتَ: أتصدقُ، وأنَّى أوانُ
الصَّدَقَةِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah
menceritakan kepada kami Jarir, telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu
Maisarah, dari Jubair ibnu Nasir dari Bisyr ibnu Jahhasy Al-Qurasyi, bahwa di
suatu hari Rasulullah Saw. meludah pada telapak tangannya sendiri, lalu
meletakkan telunjuknya pada ludahnya itu seraya bersabda: Allah Swt.
berfirman, "Hai anak Adam, mana bisa engkau selamat dari (azab)-Ku, Aku telah
menciptakanmu dari sesuatu seperti ini (hina seperti ludah ini). hingga manakala
engkau telah Kusempurnakan bentukmu dan Aku jadikan engkau berdiri tegak, lalu
engkau dapat berjalan dengan mengenakan sepasang kain burdahmu, sedangkan di
bumi engkau telah mempunyai tempat kuburan, kemudian kamu menghimpun harta benda
dan enggan memberinya. Hingga manakala roh sampai di tenggorokanmu, baru kamu
katakan, "Aku akan bersedekah, " maka di manakah masa untuk bersedekah (saat
itu)?"
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Bakar ibnu Abu
Syaibah, dari Yazid ibnu Harun, dari Jarir ibnu Usman dengan sanad yang sama.
Guru kami Al-Hafiz Abul Hajjaj Al-Mazi mengatakan bahwa hal yang sama telah
diikuti oleh Yahya ibnu Hamzah, dari Saur ibnu Yazid, dari Abdur Rahman ibnu
Maisarah.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فِي
أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ}
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
(Al-Infithar: 8)
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah mirip dengan ayah, atau
ibu, atau paman dari pihak ibu ataukah paman dari pihak ayah, menurut apa yang
dikehendaki-Nya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ الْقَزَّازُ، حَدَّثَنَا
مُطَهَّر بْنُ الْهَيْثَمِ، حَدَّثَنَا مُوسَى بنُ عُلَيِّ بْنِ رَبَاح، حَدَّثَنِي
أَبِي، عَنْ جَدِّي: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَهُ: "مَا وُلِدَ لَكَ؟ " قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا عَسَى أَنْ يُولَد لِي؟
إِمَّا غُلَامٌ وَإِمَّا جَارِيَةٌ. قَالَ: "فَمَنْ يُشْبِهُ؟ ". قَالَ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ عَسَى أَنْ يُشْبِهَ؟ إِمَّا أَبَاهُ وَإِمَّا أُمَّهُ.
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا: "مَهْ. لَا
تقولَنَّ هَكَذَا، إِنَّ النُّطْفَةَ إِذَا اسْتَقَرَّتْ فِي الرَّحِمِ أَحْضَرَهَا
اللَّهُ كُلَّ نَسَبٍ بَيْنَهَا وَبَيْنَ آدَمَ؟ أَمَا قَرَأْتَ هَذِهِ الْآيَةَ
فِي كِتَابِ اللَّهِ: {فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ} "
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Sinan
Al-Fazzari, telah menceritakan kepada kami Mutahhar ibnul Haisam, telah
menceritakan kepada kami Musa ibnu Ali ibnu Rabah, telah menceritakan kepadaku
ayahku, dari kakekku, bahwa Nabi Saw. pernah bertanya kepadanya, "Apakah
anakmu?" Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, tiada lain bila aku punya anak
kalau tidak laki-laki berarti perempuan." Rasulullah Saw. bertanya, "Mirip
siapakah?" Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, siapa lagi yang akan serupa
dengannya kalau tidak mirip ayahnya berarti mirip ibunya." Maka saat itu Nabi
Saw. bersabda, "Diamlah, jangan sekali-kali kamu katakan seperti itu,
sesungguhnya nutfah itu apabila telah menetap di dalam rahim, maka Allah
mendatangkan kepadanya semua nasab antara dia dan Adam." Nabi Saw.
melanjutkan, "Tidakkah engkau membaca ayat berikut dalam Kitabullah,
yaitu firman-Nya: 'dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu. ' (Al-Infithar: 8).”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Imam Thabrani
melalui hadis Mutahhar ibnul Haisam dengan sanad yang sama.
Hadis ini seandainya sahih, tentulah merupakan tafsir yang menjelaskan makna
ayat ini; tetapi sanadnya kurang kuat, mengingat Mutahhar ibnul Haisam, menurut
Abu Sa'id ibnu Yunus disebutkan orangnya tidak terpakai hadisnya. Ibnu Hibban
mengatakan bahwa Mutahhar telah meriwayatkan dari Musa ibnu Ali dan lain-lainnya
hal-hal yang tidak mirip dengan hadis yang telah terbukti kesahihannya.
Akan tetapi, di dalam kitab Sahihain telah disebutkan dari Abu Hurairah:
أَنَّ
رَجُلا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ امْرَأَتِي وَلَدت غُلامًا أسودَ؟.
قَالَ: "هَلْ لَكَ مِنْ إِبِلٍ؟ ". قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: "فَمَا أَلْوَانُهَا؟ "
قَالَ: حُمر. قَالَ: "فَهَلْ فِيهَا مَنْ أورَق؟ " قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: "فَأَنَّى
أَتَاهَا ذَلِكَ؟ " قَالَ: عَسَى أَنْ يَكُونَ نَزْعَةَ عِرْق. قَالَ: "وَهَذَا
عَسَى أَنْ يَكُونَ نَزْعَةَ عِرْقٍ"
bahwa pernah seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya istriku
telah melahirkan anak laki-laki yang berkulit hitam." Rasulullah Saw. balik
bertanya, "Apakah engkau mempunyai ternak unta?" Lelaki itu menjawab,
"Ya."Nabi Saw. bertanya, "Apakah warna bulunya?" Lelaki itu menjawab, "Merah:"
Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah di antaranya ada yang berbulu kelabu?" Lelaki
itu menjawab, "Benar, ada." Rasulullah Saw. bertanya, "Lalu dari manakah
ia?" Lelaki itu menjawab, "Barangkali dari keturunannya yang dahulu."
Rasulullah Saw. bersabda, "Dan barangkali anakmu ini pun sama berasal dari
kakek moyangnya yang dahulu."
Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dalam bentuk
apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (Al-Infithar: 8) Jika Dia
menghendaki, bisa saja Dia menjadikannya dalam rupa seperti kera atau seperti
babi.
Hal yang sama dikatakan oleh Abu Saleh sehubungan dengan makna firman-Nya:
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
(Al-Infithar: 8) Jika Dia menghendaki, bisa saja Dia menjadikannya berupa anjing
atau berupa keledai, atau berupa babi.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dalam bentuk apa
saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (Al-Infithar: 8) Demi Allah,
Tuhan kita, Dia mampu melakukannya.
Makna yang dimaksud dari pendapat mereka dapat disimpulkan bahwa Allah Swt.
berkuasa untuk menciptakan nutfah menjadi manusia yang buruk rupanya
seperti hewan yang rupanya menjijikkan. Tetapi berkat kekuasaan-Nya dan kasih
sayang-Nya kepada makhluk-Nya, Dia menciptakan manusia dalam bentuk yang baik,
tegak, sempurna, dan indah penampilan serta rupanya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{كَلا
بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ}
Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.
(Al-Infithar: 9)
Yakni sesungguhnya yang mendorong kamu berani menantang Tuhan Yang Maha
Pemurah dan membalas-Nya dengan perbuatan-perbuatan durhaka tiada lain karena
hati kalian mendustakan adanya hari berbangkit, hari pembalasan, dan hari hisab.
Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّ
عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ كِرَامًا كَاتِبِينَ يَعْلَمُونَ مَا
تَفْعَلُونَ}
Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaan kalian), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaan
itu), mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan (Al-Infithar: 10-12)
Sesungguhnya pada kalian ada para malaikat pencatat amal perbuatan, mereka
mulia-mulia. Maka janganlah kalian menghadapi mereka dengan amal-amal keburukan,
karena sesungguhnya mereka mencatat semua amal perbuatan kalian.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ
الطُّنَافِسِيّ، حَدَّثَنَا وَكيع، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ومِسْعَر، عَنْ عَلْقَمَةَ
بْنِ مَرْثَد، عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ:: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَكْرِمُوا الكرام الكاتبين الذين لا يفارقونكم إلا عند
إِحْدَى حَالَتَيْنِ: الْجَنَابَةِ وَالْغَائِطِ. فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَسْتَتِرْ بِحَرَمِ حَائِطٍ أَوْ بِبَعِيرِهِ، أَوْ لِيَسْتُرْهُ
أَخُوهُ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan. telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan
kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Sufyan dan Mis'ar, dari
Alqamah ibnu Marsad, dari Mujahid yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Hormatilah malaikat-malaikat yang mulia pencatat amal perbuatan,
mereka tidak pernah meninggalkan kalian kecuali dalam salah satu dari dua
keadaan, yaitu di saat jinabah dan buang air besar. Maka apabila
seseorang dari kalian mandi, hendaklah ia memakai penutup dengan tembok
penghalang atau dengan tubuh hewan untanya atau hendaklah saudaranya yang
menutupinya.
وَقَدْ
رَوَاهُ الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ، فَوَصَلَهُ بِلَفْظٍ آخَرَ، فَقَالَ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ
بْنُ مُوسَى، عَنْ حَفْصِ بْنِ سُلَيْمَانَ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ
مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُمْ عَنِ التعرِّي، فَاسْتَحْيُوا مِنْ
مَلَائِكَةِ اللَّهِ الَّذِينَ مَعَكُمْ، الْكِرَامِ الْكَاتِبِينَ، الَّذِينَ لَا
يُفَارقونكم إِلَّا عِنْدَ إِحْدَى ثَلَاثِ حَالَاتٍ: الْغَائِطِ، وَالْجَنَابَةِ،
وَالْغُسْلِ. فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ بِالْعَرَاءِ فَلْيَسْتَتِرْ
بِثَوْبِهِ، أَوْ بِحَرَمِ حَائِطٍ، أَوْ بِبَعِيرِهِ"
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar telah meriwayatkannya secara mausul
dengan lafaz yang lain. Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Usman ibnu Karamah, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu
Musa, dari Haft ibnu Sulaiman, dari Alqamah ibnu Marsad, dari Mujahid, dari Ibnu
Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya
Allah melarang kalian telanjang bulat, maka malulah kepada malaikat Allah yang
selalu bersama kalian, yaitu malaikat-malaikat pencatat amal perbuatan yang
mulia-mulia, mereka tidak pernah berpisah dari kalian kecuali di saat salah satu
dari tiga keadaan, yaitu di saat sedang buang air besar, jinabah, dan mandi.
Maka apabila seseorang dari kalian mandi di tanah lapang, hendaklah ia memakai
penutup dengan kainnya atan dengan tembok penghalang atan dengan badan unta
kendaraannya.
Kemudian Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan bahwa Hafs ibnu Sulaiman lemah
hadisnya, tetapi dia telah meriwayatkan darinya dan memuat hadisnya.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ،
حَدَّثَنَا مُبَشّر بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْحَلَبِيُّ، حَدَّثَنَا تمام ابن نَجِيح،
عَنِ الْحَسَنِ-يَعْنِي الْبَصْرِيَّ-عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا مِنْ حَافِظَيْنِ يَرْفَعَانِ إِلَى
اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، مَا حَفِظَا فِي يَوْمٍ، فَيَرَى فِي أَوَّلِ الصَّحِيفَةِ
وَفِي آخِرِهَا اسْتِغْفَارٌ إِلَّا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: قَدْ غَفَرْتُ
لِعَبْدِي مَا بَيْنَ طَرَفَيِ الصَّحِيفَةِ".
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ziyad
ibnu Ayyub, telah menceritakan kepada kami Maisarah ibnu Ismail Al-Halabi, telah
menceritakan kepada kami Tamam ibnu Najih, dari Al-Hasan Al-Basri, dari Anas
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada dua malaikat
yang melaporkan kepada Allah Swt. apa yang telah dicatat oleh keduanya dalam
sehari, lalu Allah melihat pada permulaan lembaran catatan itu dan pada akhirnya
istigfar (permohonan ampunan dari orang yang bersangkutan), melainkan Allah Swt.
berfirman, "Aku telah mengampuni hamba-Ku terhadap semua dosa yang ada di antara
kedua sisi lembaran Catalan amalnya.”
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa Tamam ibnu Najih meriwayatkan hadis ini
secara tunggal, tetapi hadisnya baik dan terpakai. Menurut hemat penulis, dia
dinilai siqah oleh Ibnu Mu'in; tetapi Imam Bukhari, Abu Zar'ah, Ibnu Abu Hatim,
An-Nasai, dan Ibnu Adiy menilainya lemah. Bahkan Ibnu Hibban menuduhnya sebagai
pemalsu hadis. Imam Ahmad mengatakan bahwa ia tidak mengenal hakikat
pribadinya.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ سُلَيْمَانَ
الْبَغْدَادِيُّ الْمَعْرُوفُ بالقُلُوسِي حَدَّثَنَا بَيَانُ بْنُ حِمْرَانَ
حَدَّثَنَا سَلَامٌ، عَنْ مَنْصُورِ بْنِ زَاذَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ،
عَنْ أَبِي هُرَيرة قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَعْرِفُونَ بَنِي آدَمَ-وَأَحْسَبُهُ
قَالَ: وَيَعْرِفُونَ أَعْمَالَهُمْ-فَإِذَا نَظَرُوا إِلَى عَبْدٍ يَعْمَلُ
بِطَاعَةِ اللَّهِ ذَكَرُوهُ بَيْنَهُمْ وسَمَّوه، وَقَالُوا: أَفْلَحَ اللَّيْلَةَ
فُلَانٌ، نَجَا اللَّيْلَةَ فُلَانٌ. وَإِذَا نَظَرُوا إِلَى عَبْدٍ يَعْمَلُ
بِمَعْصِيَةِ اللَّهِ وَذَكَرُوهُ بَيْنَهُمْ وَسَمَّوْهُ، وقالوا:هلك الليلة
فلان".
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq
ibnu Sulaiman Al-Bagdadi yang dikenal dengan sebutan Al-Falusi, telah
menceritakan kepada kami Bayan ibnu Hamran, telah menceritakan kepada kami
Salam, dari Mansur ibnu Zazan, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Abu Hurairah r.a.
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya ada
malaikat-malaikat Allah yang mengenal Bani Adam —menurut dugaanku disebutkan
pula, dan mengenal amal perbuatan mereka— Apabila mereka melihat kepada
seseorang hamba yang mengerjakan amal ketaatan kepada Allah, maka mereka
menceritakannya di antara sesama mereka, lalu mereka memberinya nama, dan
mengatakan, "Malam ini si Fulan telah beruntung, malam ini si Fulan telah
selamat.” Dan apabila mereka melihat kepada seseorang hamba yang
mengerjakan perbuatan maksiat kepada Allah, maka mereka membicarakannya pula di
antara sesama mereka dan memberinya nama dan mereka berkata, "Malam ini si
Fulan telah binasa.”
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa Salam yang ada dalam sanad hadis ini
menurut dugaanku adalah Salam Al-Mada'ini, dia lemah hadisnya.