Tafsir Surat Al-Jatsiyah, ayat 24-26
{وَقَالُوا
مَا هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلا
الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ (24)
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ مَا كَانَ حُجَّتَهُمْ إِلا أَنْ
قَالُوا ائْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (25) قُلِ اللَّهُ
يُحْيِيكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يَجْمَعُكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا
رَيْبَ فِيهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (26) }
Dan mereka berkata.”Kehidupan ini tidak lain
hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang
membinasakan kita selain masa.” dan mereka sekali-kali tidak mempunyai
pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. Dan
apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan
mereka selain dari mengatakan, “Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah
orang-orang yang benar.”Katakanlah, "Allah yang menghidupkan kamu. kemudian
mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada
keraguan padanya; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Allah Swt. menceritakan tentang perkataan aliran Dahriyyah dari kalangan
orang-orang kafir dan orang-orang yang sependapat dengan mereka dari kalangan
orang-orang musyrik Arab yang ingkar kepada hari kemudian.
{وَقَالُوا
مَا هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا}
Dan mereka berkata, "kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia
saja, kita mati dan kita hidup.” (Al-Jatsiyah: 24)
Yakni tiada kehidupan kecuali kehidupan di dunia ini; suatu kaum mati,
sedangkan yang lainnya hidup; dan tiada hari kemudian serta tiada pula yang
namanya hari kiamat. Hal ini dikatakan oleh orang-orang musyrik Arab yang ingkar
kepada hari berbangkit, dan dikatakan pula oleh sebagian para filosuf ateis;
mereka mengingkari adanya permulaan kejadian dan hari kembali. Dan dikatakan
pula oleh para filosuf aliran Dahriyyah yang ingkar kepada adanya pencipta, yang
meyakini bahwa setiap tiga puluh enam ribu tahun segala sesuatu akan kembali
seperti semula. Dan mereka menduga bahwa hal ini telah terjadi berulang-ulang
tanpa batas. Mereka membesarkan akal dan mendustakan dalil manqul, karena
itulah mereka mengatakan seperti yang disitir oleh firman-Nya:
{وَمَا
يُهْلِكُنَا إِلا الدَّهْرُ}
dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa. (Al-Jatsiyah: 24)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَا
لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ}
dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka
tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (Al-Jatsiyah: 24)
Mereka mengatakan demikian hanya semata-mata berdasarkan dugaan dan ilusi
mereka sendiri.
Adapun mengenai sebuah hadis yang diketengahkan oleh pemilik kedua kitab
sahih (Imam Bukhari dan Imam Muslim) serta Abu Daud dan Imam Nasai melalui
Sufyan ibnu Uyaynah, dari Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah
r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"يَقُولُ
اللَّهُ تَعَالَى: يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ؛ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ،
بِيَدِي الْأَمْرُ، أُقَلِّبُ لَيْلَهُ وَنَهَارَهُ"
Allah Swt. telah berfirman, "Anak Adam menyakiti-Ku, dia mencaci masa,
padahal Akulah (yang menciptakan) masa; di tangan kekuasaan-Ku urusan
itu, Akulah Yang menggilirkan malam dan siang harinya.”
Yang menurut riwayat lain disebutkan pula:
"لَا
تَسُبُّوا الدَّهْرَ، فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الدَّهْرُ"
Janganlah kamu mencaci masa, karena sesungguhnya Allah-lah (yang
menciptakan) masa itu.
Ibnu Jarir telah mengetengahkan hadis ini dengan konteks yang sangat
gharib (aneh). Dia mengatakan:
حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "كَانَ أَهْلُ
الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ: إِنَّمَا يُهْلِكُنَا اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَهُوَ
الَّذِي يُهْلِكُنَا، يُمِيتُنَا وَيُحْيِينَا، فَقَالَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ:
{وَقَالُوا مَا هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا
يُهْلِكُنَا إِلا الدَّهْرُ} قَالَ: "وَيَسُبُّونَ الدَّهْرَ، فَقَالَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ: يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ،
بِيَدِي الْأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ"
telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami
Sufyan ibnu Uyaynah, dari Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah
r.a, dari Nabi Saw. yang bersabda: bahwa dahulu orang-orang Jahiliah
mengatakan, "Sesungguhnya yang membinasakan kami adalah malam dan siang hari,
masalah yang membinasakan, mematikan, dan menghidupkan kami." Maka Allah
Swt. menurunkan firman-Nya: Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain
hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang
membinasakan kita selain masa.” (Al-Jatsiyah: 24) Mereka mencaci maki
masa (zaman), maka Allah Swt. berfirman, "Anak Adam menyakiti-Ku; dia mencaci
masa, padahal Akulah (yang menciptakan) masa. Di tangan kekuasaan-Kulah urusan
itu, Akulah yang menggilirkan malam dan siang hari."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Ahmad ibnu Mansur,
dari Syuraih An-Nu'man, dari Ibnu Uyaynah.
Selanjutnya Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari
Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى: يَسُبُّ ابْنُ آدَمَ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي
اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ".
Allah Swt. berfirman.”Anak Adam mencaci masa, padahal Akulah (yang
menciptakan) masa, di (tangan kekuasaan)-Kulah (perputaran)
malam dan siang hari.”
Pemilik kitab Sahihain dan Imam Nasai telah mengetengahkan hadis ini
melalui Yunus ibnu Yazid dengan sanad yang sama.
Muhammad ibnu lshaq telah meriwayatkan dari Al-A'la ibnu Abdur Rahman, dari
ayahnya, dari Abu Hurairah r.a, bahwa rasulullah Saw. pernah bersabda:
"يَقُولُ
اللَّهُ: اسْتَقْرَضْتُ عَبْدِي فَلَمْ يُعْطِنِي، وسَبّنِي عَبْدِي، يَقُولُ:
وَادَهْرَاهُ. وَأَنَا الدَّهْرُ"
Allah Swt. berfirman, "Aku meminjam kepada hamba-Ku, tetapi dia tidak
memberi-Ku; dan hamba-Ku mencaci-Ku seraya mengatakan, "Celakalah masa ini"
Padahal Akulah (yang menciptakan) masa.
Imam Syafii dan Abu Ubaidah serta selain keduanya dari kalangan para imam
mengatakan sehubungan dengan makna sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan:
"لَا
تَسُبُّوا الدَّهْرَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الدَّهْرُ"
Janganlah kamu mencaci masa, karena sesungguhnya Allah-lah (yang
menciptakan) masa itu.
Bahwa dahulu orang-orang Arab di masa Jahiliahnya apabila tertimpa paceklik
atau malapetaka atau musibah, mereka selalu mengatakan, "Celakalah masa ini."
Mereka menyandarkan kejadian tersebut kepada masa dan mencaci makinya. Padahal
sesungguhnya yang melakukan hal tersebut hanyalah Allah Swt. Seakan-akan secara
tidak langsung mereka mencaci maki Allah Swt. Seakan-akan secara tidak langsung
mereka mencaci maki Allah Swt. karena sesungguhnya Dialah yang melakukannya
secara hakiki. Oleh karena itulah maka Nabi Saw. melarang masa dicaci
berdasarkan pertimbangan ini. Sebab pada hakikatnya Allah-lah (yang menciptakan)
masa itu yang mereka caci maki dan mereka sandarkan kepadanya kejadian-kejadian
tersebut.
Ini merupakan pendapat yang terbaik dari apa yang dikemukakan sehubungan
dengan tafsir pengertian ini, dan pendapat inilah yang paling mirip dengan makna
yang dimaksud, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Ibnu Hazm dan orang-orang yang mengikuti metodenya dari kalangan aliran
Zahiriyah telah keliru karena mereka menganggap Ad-Dahr adalah salah satu dari
Asma’ul Husna, karena berdasarkan hadis ini.
*************
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا
تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ}
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas.
(Al-Jatsiyah: 25)
Yaitu apabila dibuktikan terhadap mereka dan dijelaskan kepada mereka bahwa
Allah Mahakuasa untuk menghidupkan kembali tubuh-tubuh yang telah mati sesudah
mereka tiada dan bertebaran di mana-mana.
{مَا
كَانَ حُجَّتَهُمْ إِلا أَنْ قَالُوا ائْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ}
tidak ada bantahan mereka selain mengatakan, "Datangkanlah nenek moyang
kami jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (Al-Jatsiyah: 25)
Yakni hidupkanlah mereka kembali jika apa yang kamu katakan itu benar. Maka
dijawab oleh firman-Nya:
{قُلِ
اللَّهُ يُحْيِيكُمْ}
Katakanlah, "Allah-lah yang menghidupkan kemudian mematikanmu."
(Al-Jatsiyah: 26)
sebagaimana yang kamu saksikan sendiri, Dia telah mengeluarkan kamu dari
tiada menjadi ada di alam wujud ini.
{كَيْفَ
تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ
ثُمَّ يُحْيِيكُمْ}
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian
kamu dikembalikan kepada-Nya. (Al-Baqarah: 28)
Yakni Tuhan Yang mampu menciptakan dari semula mampu pula untuk mengembalikan
penciptaan itu dikesempatan yang lain dalam penciptaan yang baru, dan penciptaan
yang kedua kalinya itu jauh lebih mudah bagi-Nya, sebagaimana yang disebutkan
oleh firman-Nya:
{وَهُوَ
الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ
عَلَيْهِ}
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian
mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27)
*************
Adapun firman Allah Swt.:
{ثُمَّ
يَجْمَعُكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ}
setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan
padanya. (Al-Jatsiyah: 26)
Artinya sesungguhnya Dia hanya menghimpunkan kalian kelak di hari kiamat dan
tidak akan menghidupkan kalian di dunia ini. Maka tidaklah pantas bila kalian
mengatakan:
{ائْتُوا
بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar.
(Al-Jatsiyah: 25)
Allah Swt. telah berfirman:
{يَوْمَ
يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ}
(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada
hari pengumpulan (untuk dihisab). (At-Taghabun: 9)
{لأيِّ
يَوْمٍ أُجِّلَتْ. لِيَوْمِ الْفَصْلِ}
(Niscaya dikatakan kepada mereka), "Sampai hari apakah ditangguhkan
(mengazab orang-orang kafir itu)?” Sampai hari keputusan.
(Al-Mursalat: 12-13)
Dan firman Allah Swt.:
{وَمَا
نُؤَخِّرُهُ إِلا لأجَلٍ مَعْدُودٍ}
Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai -waktu yang tertentu.
(Hud: 104)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{ثُمَّ
يَجْمَعُكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ}
setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan
padanya. (Al-Jatsiyah: 26)
Yakni tidak diragukan lagi kejadiannya.
{وَلَكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ}
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Jatsiyah: 26)
Karena itulah maka mereka mengingkari adanya hari kemudian dan menganggap
mustahil tubuh-tubuh ini akan dihidupkan kembali. Allah Swt. telah
berfirman:
{إِنَّهُمْ
يَرَوْنَهُ بَعِيدًا وَنَرَاهُ قَرِيبًا}
Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu (hari kiamat) jauh
(mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi).
(Al-Ma'arij:6-7)
Mereka menganggap mustahil hal itu terjadi, sedangkan orang-orang mukmin
menganggap bahwa hal itu mudah (bagi Allah) dan (hari kiamat itu) sudah dekat
masanya.