Tafsir Surat Al-Lahab, ayat 1-5
تَبَّتْ
يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2)
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4) فِي
جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan
apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan
(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari
sabut.
قَالَ
الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ،
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرّة، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ،
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ
إِلَى الْبَطْحَاءِ، فَصَعِدَ الْجَبَلَ فَنَادَى: "يَا صَبَاحَاهَ". فَاجْتَمَعَتْ
إِلَيْهِ قُرَيْشٌ، فَقَالَ: "أَرَأَيْتُمْ إِنْ حَدثتكم أَنَّ الْعَدُوَّ مُصبحكم
أَوْ مُمْسيكم، أَكَنْتُمْ تُصَدِّقُونِي؟ ". قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: "فَإِنِّي
نذيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٌ شَدِيدٍ". فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ: أَلِهَذَا
جَمَعْتَنَا؟ تَبًّا لَكَ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ
وَتَبَّ} إِلَى آخِرِهَا
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam,
telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami
Al-A'masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa
Nabi Saw. keluar menuju ke Lembah Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya dan
berseru, "Awas ada musuh di pagi hari ini!" Maka orang-orang Quraisy berkumpul
kepadanya dan beliau bersabda: "Bagaimanakah pendapat kalian jika aku
sampaikan berita kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi
atau petang hari, apakah kalian akan percaya kepadaku?” Mereka menjawab,
"Ya.” Nabi Saw. bersabda, "Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian
akan datangnya azab yang keras.” Maka Abu Lahab berkata, "Celakalah
kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami." Maka Allah Swt. menurunkan
firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan
binasa. (Al-Lahab: 1), hingga akhir surat
Menurut riwayat yang lain, disebutkan bahwa lalu Abu Lahab menepiskan kedua
tangannya seraya berkata, "Celakalah kamu sepanjang hari ini, karena inikah
engkau mengumpulkan kami?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Konteks riwayat pertama menunjukkan pengertian kutukan terhadap Abu Lahab,
sedangkan konteks riwayat kedua menunjukkan pengertian pemberitaan tentang sikap
Abu Lahab. Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah Saw., nama aslinya
ialah Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib, dan nama kunyahnya (gelarnya) ialah Abu
Utaibah. Sesungguhnya dia diberi julukan Abu Lahab tiada lain karena wajahnya
yang cerah. Dia adalah seorang yang banyak menyakiti Rasulullah Saw., sangat
membenci dan meremehkannya serta selalu memojokkannya dan juga memojokkan
agamanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abul
Abbas, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abu Zanad, dari ayahnya
yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku seorang lelaki yang dikenal
dengan nama Rabi'ah ibnu Abbad, dari Banid Dail, pada mulanya dia adalah seorang
jahiliah, lalu masuk Islam. Dia mengatakan bahwa ia pernah melihat Nabi Saw.
bersabda di masa Jahiliah di pasar Zul Majaz:
«يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا»
Hai manusia, ucapkanlah, "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah, " niscaya kamu beruntung.
Sedangkan orang-orang berkumpul mengerumuninya. Dan di belakangnya terdapat
seorang yang berwajah cerah, bermata juling, dan rambutnya berkepang. Orang itu
mengatakan, "Sesungguhnya dia adalah orang pemeluk agama baru lagi pendusta."
Orang yang berwajah cerah itu selalu mengikuti Nabi Saw. ke mana pun beliau
pergi. Aku bertanya mengenainya, maka dijawab bahwa orang itu adalah pamannya
sendiri, bernama Abu Lahab.
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui Syuraih, dari Ibnu Abuz
Zanad, dari ayahnya, kemudian disebutkan hal yang semisal. Abu Zanad bertanya
kepada Rabi'ah, "Apakah saat itu engkau masih anak-anak?" Rabi'ah menjawab,
"Tidak, bahkan demi Allah, sesungguhnya aku di hari itu telah 'aqil lagi dapat
mengangkat qirbah." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu
Abdullah ibnu Ubaidillah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar
Rabi'ah ibnu Abbas Ad-Daili mengatakan, "Sesungguhnya saat ia bersama ayahnya
—telah berusia remaja— melihat Rasulullah Saw. mendatangi tiap kabilah,
sedangkan di belakang beliau terdapat seorang lelaki yang bermata juling,
berwajah cerah, dan berambut lebat. Rasulullah Saw. berdiri di hadapan kabilah,
lalu bersabda:
«يَا
بَنِي فُلَانٍ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ آمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا
اللَّهَ لَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تُصَدِّقُونِي وَتَمْنَعُونِي حَتَّى
أُنَفِّذَ عَنِ اللَّهِ مَا بَعَثَنِي بِهِ»
Hai Bani Fulan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian aku
memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan janganlah kalian
persekutukan Dia dengan sesuatu pun; benarkanlah aku dan belalah aku hingga aku
dapat melaksanakan semua yang diutuskan oleh Allah kepadaku.
Apabila Rasulullah Saw. selesai dari ucapannya, maka lelaki itu berkata dari
belakangnya, "Hai Bani Fulan, orang ini menginginkan agar kalian memecat Lata
dan 'Uzza serta jin teman-teman kalian dari kalangan Bani Malik ibnu Aqyasy dan
mengikuti bid'ah dan kesesatan yang disampaikannya. Maka janganlah kalian dengar
dan jangan pula kalian ikuti."
Aku bertanya kepada ayahku, "Siapakah orang ini?" Ayahku menjawab, bahwa dia
adalah pamannya yang dikenal dengan nama Abu Lahab. Imam Ahmad dan Imam Tabrani
telah meriwayatkan pula dengan lafaz yang sama.
*******************
Firman Allah Swt:
{تَبَّتْ
يَدَا أَبِي لَهَبٍ}
Binasalah kedua tangan Abu Lahab. (Al-Lahab: 1)
Yakni merugi, kecewa, dan sesatlah (sia-sialah) amal perbuatan dan
usahanya.
{وَتَبَّ}
dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Yaitu sesungguhnya dia celaka dan telah nyata merugi dan binasa.
Firman Allah Swt.:
{مَا
أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ}
Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan.
(Al-Lahab: 2)
Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah
Swt: dan apa yang ia usahakan. (Al-Lahab: 2) Maksudnya, anaknya. Telah
diriwayatkan pula hal yang semisal dari Aisyah, Mujahid, Ata, Al-Hasan, dan Ibnu
Sirin.
Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ketika Rasulullah Saw. menyeru
kaumnya kepada iman. Abu Lahab berkata, "Jika apa yang dikatakan oleh
keponakanku ini benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku kelak di hari
kiamat dari azab dengan harta dan anak-anakku." Maka turunlah firman Allah Swt.:
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan".
(Al-Lahab: 2)
Adapun firman Allah Swt.:
{سَيَصْلَى
نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ}
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. (Al-Lahab: 3)
Yakni neraka yang apinya berbunga, menyala dengan hebatnya, dan sangat
membakar.
{وَامْرَأَتُهُ
حَمَّالَةَ الْحَطَبِ}
Dan (begitu pula) istrinya pembawa kayu bakar. (Al-Lahab: 4)
Istri Abu Lahab dari kalangan wanita Quraisy yang terhormat dan termasuk
pemimpin kaum wanitanya bernama Ummu Jamil, nama aslinya ialah Arwah binti Harb
ibnu Umayyah, saudara perempuan Abu Sufyan. Dia membantu suaminya dalam
kekufuran dan keingkarannya terhadap perkara hak yang dibawa oleh Nabi Saw.
Karena itulah maka kelak di hari kiamat ia menjadi pembantu yang mengazabnya
dalam di neraka Jahanam. Di dalam firman berikutnya disebutkan:
{حَمَّالَةَ
الْحَطَبِ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ}
pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab:
4-5)
Yaitu memanggul kayu bakar, lalu melemparkannya kepada suaminya agar api yang
membakarnya bertambah besar; istrinya memang diciptakan untuk itu dan disediakan
untuk membantu mengazabnya.
{فِي
جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ}
Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab: 5)
Menurut Mujahid dan Urwah, makna yang dimaksud ialah berupa api neraka.
Diriwayatkan pula dari Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, As-Sauri, dan
As-Saddi sehubungan dengan makna firman-Nya: pembawa kayu bakar.
(Al-Lahab: 4) Bahwa istri Abu Lahab gemar berjalan menghamburkan fitnah
(hasutan). Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Atiyyah Al-Jadah, Ad-Dahhak, dan
Ibnu Zaid, bahwa istri Abu Lahab meletakkan ranting-ranting berduri di
jalan-jalan yang dilalui oleh Rasulullah Saw. Ibnu Jarir mengatakan bahwa istri
Abu Lahab mengejek Nabi Saw. sebagai orang yang fakir, dan dia pernah mencari
kayu bakar, oleh karena itulah maka ia dijuluki dengan sebutan 'Hammalatal
Hatab' sebagai cemoohan terhadapnya. Demikianlah menurut apa yang
diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, tetapi dia tidak menisbatkannya kepada siapa pun.
Pendapat yang benar adalah yang pertama; hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Sa'id ibnul Musayyab mengatakan bahwa dahulu istri Abu Lahab mempunyai sebuah
kalung yang mewah, lalu ia mengatakan, "Sesungguhnya aku akan membelanjakan
kalung ini (menjualnya) untuk biaya memusuhi Muhammad Saw." Maka Allah
menghukumnya dengan tali dari api neraka yang dikalungkan di lehernya (kelak di
hari kemudian).
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Waki', dari Sulaim maula Asy-Sya'bi, dari Asy-Sya'bi
yang mengatakan bahwa al-masadd artinya sabut. Urwah ibnuz Zubair
mengatakan bahwa al-masadd artinya rantai yang panjangnya tujuh puluh
hasta. Telah diriwayatkan pula dari As-Sauri bahwa makna yang dimaksud ialah
sebuah kalung api yang panjangnya tujuh puluh hasta.
Al-Jauhari mengatakan bahwa al-masadd adalah sabut, dan al-masadd juga
berarti tali yang terbuat dari sabut atau kulit pohon, dan adakalanya terbuat
dari kulit unta atau bulunya. Dalam bahasa Arab disebutkan masadtul habla
atau amsuduhu masdan, artinya ialah engkau pintal tali itu dengan
pintalan yang baik.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang di lehernya
ada tali dari sabut. (Al-Lahab: 5) Yakni pasung leher yang terbuat dari
besi, tidakkah engkau perhatikan bahwa orang-orang Arab menyebut anak unta yang
pertama masad?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku dan Abu
Zar'ah, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnuz
Zubair Al-Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan
kepada kami Al-Walid ibnu KaSir, dari Abu Badras, dari Asma binti Abu Bakar yang
mengatakan bahwa ketika diturunkan firman Allah Swt.: Binasalah kedua tangan
Abu Lahab. (Al-Lahab: 1) Maka datanglah wanita yang bermata juling (yaitu
Ummu Jamil binti Harb) seraya menyumpah-nyumpah, sedangkan tangannya memegang
batu seraya mengucapkan kata-kata bersyair, "Dia telah mencela agama nenek
moyang kami, agamanya kutolak dan perintahnya kutentang."
Saat itu Rasulullah Saw. sedang duduk di masjid ditemani sahabat Abu Bakar.
Ketika sahabat Abu Bakar melihat Ummu Jamil, ia berkata kepada Rasulullah,
"Wahai Rasulullah, Ummu Jamil datang, dan aku mengkhawatirkan keselamatanmu bila
dia melihatmu." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Dia tidak akan dapat
melihatku.
Dan Nabi Saw. membaca suatu ayat Al-Qur'an sebagai perlindungan buat dirinya,
sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَإِذا
قَرَأْتَ الْقُرْآنَ جَعَلْنا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
بِالْآخِرَةِ حِجاباً مَسْتُوراً
Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang
tertutup. (Al-Isra: 45)
Maka Ummu Jamil datang dan berdiri di hadapan Abu Bakar tanpa melihat
Rasulullah Saw., lalu berkata, "Hai Abu Bakar, sesungguhnya aku mendapat berita
bahwa temanmu mengejekku." Abu Bakar menjawab, "Tidak, demi Tuhan Penguasa
Ka'bah ini, dia tidak mengejekmu." Maka Ummu Jamil pergi seraya mengatakan,
"Orang-orang Quraisy telah mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah anak
perempuan pemimpin mereka."
Sufyan mengatakan bahwa Al-Walid di dalam hadisnya—atau selain Al-Walid—
menyebutkan bahwa Ummu Jamil terjatuh karena kainnya tersangkut, saat itu ia
sedang melakukan tawaf di Ka'bah, maka Ummu Jamil mengatakan, "Celakalah si
pencela itu." Maka Ummu Hakim binti Abdul Muttalib mengatakan, "Sesungguhnya aku
benar-benar wanita yang menjaga kehormatannya, maka aku tidak berbicara; dan aku
adalah seorang wanita pingitan, maka aku tidak mengetahui banyak hal; dan kita
berdua dari kalangan anak-anak sepaman (sepupu), dan orang-orang Quraisy lebih
mengetahuinya."
Sebagian ahli ilmu mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang di
lehernya ada tali dari sabut (Al-Lahab: 5) Yakni di lehernya ada tali dari
api neraka Jahanam yang mengangkatnya sampai ke pinggir neraka Jahanam, lalu ia
dilemparkan ke dasarnya. Kemudian dilakukan hal yang semisal terhadapnya
selama-lamanya.
Abu Khattab ibnu Dihyah di dalam kitabnya yang berjudul At-Tanwir mengatakan
bahwa telah diriwayatkan hal yang semisal dan al-masad diartikan dengan tali
timba.
Para ulama mengatakan bahwa surat ini merupakan mukjizat dan bukti terang
yang menunjukkan kenabian. Karena sesungguhnya sejak diturunkan firman-Nya:
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya,
pembawa kayu bakar, Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab:
3-5)
Yang memberitakan bahwa keduanya adalah orang yang celaka dan tidak akan mau
beriman. Kemudian kenyataanya memang demikian selama hidupnya, keduanya tidak
beriman dan tidak pula salah seorangnya, baik lahir maupun batinnya, dan baik
menyembunyikannya ataupun melahirkannya. Keduanya sama sekali tidak mau beriman
Dan hal ini merupakan bukti paling kuat yang menunjukkan kebenaran kenabian Nabi
Muhammad Saw.
Demikianlah akhir tafsir surat
Al-Lahab, segalapuji bagi Allah atas karunia-Nya.