Tafsir Surat Al-Mu’min, ayat 4-6
{مَا
يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللَّهِ إِلا الَّذِينَ كَفَرُوا فَلا يَغْرُرْكَ
تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلادِ (4) كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَالأحْزَابُ
مِنْ بَعْدِهِمْ وَهَمَّتْ كُلُّ أُمَّةٍ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ وَجَادَلُوا
بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ فَأَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ
(5) وَكَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ
أَصْحَابُ النَّارِ (6) }
Tidak ada yang memperdebatkan tentang
ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu, janganlah pulang
balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu.
Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka
telah mendustakan (rasul) dan
tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya
dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan
kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa
(pedihnya) azab-Ku. Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab
Tuhanmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni
neraka.
Allah Swt. berfirman bahwa tiada yang menolak perkara hak dan berani
membantahnya sesudah perkara hak itu jelas dan buktinya telah ada.
{إِلا
الَّذِينَ كَفَرُوا}
kecuali orang-orang yang kafir. (Al-Mu’min: 4)
Yakni orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, hujah, dan
bukti-bukti-Nya.
{فَلا
يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلادِ}
Karena itu, janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke
kota yang lain memperdayakan kamu. (Al-Mu’min: 4)
Maksudnya, janganlah kamu teperdaya dengan harta benda, kemewahan, dan
perhiasan yang dimiliki orang-orang kafir itu. Sebagaimana yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:
{لَا
يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلادِ. مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ
مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ}
Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir
bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat
tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya. (Ali Imran: 196-197)
Dan Firman Allah Swt.:
{نُمَتِّعُهُمْ
قَلِيلا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ}
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka
(masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 24)
Kemudian Allah Swt. berfirman, menghibur hati Nabi-Nya yang menghadapi sikap
kaumnya yang mendustakannya, bahwa bukan hanya dia sendiri yang mengalami nasib
tersebut, para nabi sebelumnya pun mengalami hal yang sama. Kaum mereka
masing-masing telah mendustakannya dan menentangnya, bahkan tidak ada yang
beriman dari kalangan mereka, melainkan hanya sedikit. Untuk itu Allah Swt.
berfirman:
{كَذَّبَتْ
قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ}
Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah
mereka telah mendustakan (rasul). (Al-Mu’min: 5)
Nuh a.s. adalah rasul yang mula-mula diutus oleh Allah untuk melarang
penyembahan terhadap berhala.
{وَالأحْزَابُ
مِنْ بَعْدِهِمْ}
dan juga golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka. (Al-Mu’min:
5)
dari kalangan tiap-tiap umat sesudah kaum Nuh.
{وَهَمَّتْ
كُلُّ أُمَّةٍ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ}
dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk
menawannya. (Al-Mu’min: 5)
Maksudnya, mereka berusaha keras untuk dapat membunuh rasul mereka dengan
segala macam cara yang dapat mereka lakukan, dan di antara mereka ada yang dapat
membunuh rasul mereka.
{وَجَادَلُوا
بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ}
dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan
kebenaran. (Al-Mu’min: 5)
Yakni mereka melakukan bantahan terhadap perkara yang hak dengan perkara yang
syubhat (batil) untuk melenyapkan perkara hak yang sudah jelas dan terang.
قَالَ
أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ،
حَدَّثَنَا عَارِمٌ أَبُو النعمان، حدثنا مُعْتَمِر ابن سُلَيْمَانَ قَالَ:
سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ حَنَش، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
[رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: "مِنْ أَعَانَ بَاطِلًا لِيَدْحَضَ بِبَاطِلِهِ حَقًّا، فَقَدْ بَرِئَتْ
مِنْهُ ذِمَّةُ اللَّهِ وَذِمَّةُ رَسُولِهِ"
Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali Ibnu
Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Arim Abun Nu'man, telah menceritakan
kepada kami Mu'tamir ibnu Sulaiman yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar
ayahnya menceritakan hadis berikut dari Hanasy, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas
r.a., dari Nabi Saw yang telah bersabda: Barang siapa yang membantu
perkara-perkara yang batil untuk melenyapkan perkara yang hak, maka sesungguhnya
dia telah terbebas dari jaminan Allah dan jaminan Rasul-Nya.
**************
Firman Allah Swt.:
{فَأَخَذْتُهُمْ}
Karena itu, Aku azab mereka. (Al-Mu’min: 5)
Yakni Aku binasakan mereka karena mereka telah melakukan dosa-dosa yang
besar-besar itu.
{فَكَيْفَ
كَانَ عِقَابِ}
Maka betapa (pedihnya) azab-Ku. (Al-Mu’min: 5)
Artinya, kamu akan mendengar bahwa azab-Ku dan pembalasan-Ku terhadap mereka
sangat keras, lagi menyakitkan dan sangat pedih.
Qatadah mengatakan bahwa demi Allah azab Allah itu amat keras.
***********
Firman Allah Swt.:
{وَكَذَلِكَ
حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ أَصْحَابُ
النَّارِ}
Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Tuhanmu terhadap
orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka.
(Al-Mu’min: 6)
Yaitu sebagaimana telah ditetapkan perintah azab atas orang-orang kafir dari
kalangan umat-umat terdahulu, telah ditetapkan pula hal yang sama atas
orang-orang yang mendustakanmu dan menentangmu, hai Muhammad. Bahkan mereka
lebih berhak dan lebih diprioritaskan untuk menerima azab keras dari Allah.
Karena orang yang mendustakan engkau, maka tidak lagi ada harapan untuk dapat
mempercayai selain engkau. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.