Tafsir Surat Al-Muzzammil, ayat 10-18
وَاصْبِرْ
عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا (10) وَذَرْنِي
وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا (11) إِنَّ لَدَيْنَا
أَنْكَالًا وَجَحِيمًا (12) وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا (13)
يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِيلًا
(14) إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا
أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا (15) فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ
فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا (16) فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا
يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا (17) السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ
مَفْعُولًا (18)
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan
dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak
terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan
dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami
ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang
menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih. Pada hari bumi dan gunung-gunung
berguncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir
beterbangan. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir
Mekah) seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah
mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun. Maka Fir’aun mendurhakai rasul
itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. Maka bagaimanakah kamu akan
dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan
anak-anak beruban. Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah.
Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bersabar terhadap
ucapan orang-orang yang mendustakannya dari kalangan orang-orang yang kurang
akalnya dari kaumnya, dan hendaklah dia menjauhi mereka dengan cara yang baik,
yaitu dengan cara yang tidak tercela. Kemudian Allah Swt. berfirman kepada
Nabi-Nya yang isinya mengandung ancaman terhadap orang-orang kafir dari kalangan
kaumnya, dan Dia adalah Tuhan Yang Mahabesar, tiada sesuatu pun yang dapat
bertahan terhadap murka-Nya:
{وَذَرْنِي
وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ}
Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan
itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan. (Al-Muzzammil: 11)
Yakni biarkanlah Aku saja yang akan bertindak terhadap orang-orang yang
mendustakan itu, padahal mereka adalah orang-orang yang hidup mewah dan
mempunyai harta yang banyak. Seharusnya mereka lebih taat ketimbang orang lain,
mengingat mereka mempunyai semua sarananya dan dapat menunaikan hak-hak yang
tidak dimiliki oleh selain mereka.
{وَمَهِّلْهُمْ
قَلِيلا}
dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (Al-Muzzammil: 11)
Yakni barang sedikit waktu. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat
lain melalui firman-Nya:
نُمَتِّعُهُمْ
قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلى عَذابٍ غَلِيظٍ
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka
(masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 24)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
{إِنَّ
لَدَيْنَا أَنْكَالا}
Karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat.
(Al-Muzzammil: 12)
Yang dimaksud dengan ankalan ialah belenggu-belenggu, menurut Ibnu
Abbas, Ikrimah,Tawus, Muhammad ibnu Ka'b, Abdullah ibnu Buraidah, Abu Imran
Al-Juni, Abu Mijiaz, Ad-Dahhak, Hammad ibnu Abu Sulaiman, Qatadah, As-Saddi,
Ibnul Mubarak, dan As-Sauri serta selain mereka.
{وَجَحِيمًا}
dan neraka yang bernyala-nyala. (Al-Muzzammil: 12)
Yaitu yang apinya menyala-nyala dengan hebatnya.
{وَطَعَامًا
ذَا غُصَّةٍ}
dan makanan yang menyumbat di tenggorokan. (Al-Muzzammil: 13)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah makanan yang tertahan
di tenggorokan, tidak dapat masuk, dan tidak dapat pula keluar.
{وَعَذَابًا
أَلِيمًا يَوْمَ تَرْجُفُ الأرْضُ وَالْجِبَالُ}
dan azab yang pedih. Pada hari bumi dan gunung-gunung berguncangan, dan
menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan.
(Al-Muzzammil: 13-14)
Bumi dan gunung-gunung mengalami gempa yang amat dahsyat sehingga jadilah
gunung-gunung itu seperti tumpukan-tumpukan pasir, yang sebelumnya berupa
batu-batu besar. Setelah itu gunung-gunung itu diledakkan dengan ledakan yang
sedahsyat-dahsyatnya, sehingga tiada sesuatu pun darinya melainkan lenyap. Lalu
bumi menjadi datar sama sekali, tidak ada sedikit pun padanya tempat yang tinggi
dan tidak pula tempat yang rendah; semuanya rata, tiada bukit dan tiada
lembah.
Kemudian Allah Swt. berfirman, ditujukan kepada kaum kafir Quraisy, tetapi
makna yang dimaksud terhadap seluruh manusia:
{إِنَّا
أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ}
Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah)
seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu. (Al-Muzzammil: 15)
Yakni terhadap amal perbuatanmu.
{كَمَا
أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولا فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ
أَخْذًا وَبِيلا}
sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun.
Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang
berat. (Al-Muzzammil: 15-16)
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan As-Sauri telah mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: dengan siksaan yang berat.
(Al-Muzzammil: 16)
Maksudnya, siksaan yang keras. Maka hati-hatilah kamu, jangan mendustakan
rasul ini yang akibatnya kamu akan ditimpa azab seperti azab yang menimpa
Fir'aun, yang telah disiksa oleh Allah dengan siksaan dari Tuhan Yang
Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
Allah Swt. telah berfirman:
فَأَخَذَهُ
اللَّهُ نَكالَ الْآخِرَةِ وَالْأُولى
Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
(An-Nazi'at:25)
Dan kalian lebih utama untuk mendapat kebinasaan dan kehancuran bila
mendustakan rasul kalian, karena rasul kalian adalah rasul yang paling mulia dan
lebih besar daripada Musa ibnu Imran. Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas
dan Mujahid.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَكَيْفَ
تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا}
Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir
kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. (Al-Muzzammil: 17)
Dapat ditakwilkan bahwa lafaz yauman merupakan ma'mul dari lafaz
tattaqima, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari qiraat Ibnu
Mas'ud, yang artinya "maka bagimanakah kamu takut, hai manusia, akan dapat
memelihara dirimu jika tetap kafir kepada Allah dan mendustakan-Nya dalam
menghadapi hari yang dapat menjadikan anak-anak beruban?" Dapat pula ditakwilkan
sebagai ma'mul dari lafaz kafartum. Atas dasar makna yang pertama,
arti ayat ialah "maka bagaimanakah kamu akan mendapat keamanan dari hari yang
kegemparannya sangat dahsyat itu jika kamu tetap kafir?". Dan menurut makna yang
kedua, artinya "maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu
tetap kafir dan ingkar kepada hari kiamat?". Keduanya baik, tetapi yang lebih
utama adalah pendapat yang pertama; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Maka
firman Allah Swt.:
{يَوْمًا
يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا}
kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. (Al-Muzzammil: 17)
Yakni karena kegemparan, keguncangan, dan huru-hara yang terjadi di hari itu
sangat dahsyat. Yang demikian itu terjadi di saat Allah berfirman kepada Nabi
Adam, "Kirimkanlah orang-orang yang akan dimasukkan ke dalam neraka !" Adam
bertanya, "Berapakah jumlahnya?" Allah Swt. berfirman, "Dari tiap seribu orang
sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang dimasukkan ke dalam
neraka, sedangkan yang seorang ke dalam surga."
قَالَ
الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ الْعَلَّافُ، حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ عَطَاءٍ الْخُرَاسَانِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ:
{يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا} قَالَ: "ذَلِكَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ،
وَذَلِكَ يَوْمَ يَقُولُ اللَّهُ لِآدَمَ: قُمْ فَابْعَثْ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ
بَعَثًا إِلَى النَّارِ. قَالَ: مِنْ كَمْ يَا رَبِّ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ
تِسْعُمِائَةٍ وَتِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَنْجُو وَاحِدٌ". فَاشْتَدَّ ذَلِكَ
عَلَى الْمُسْلِمِينَ، وَعَرَفَ ذَلِكَ رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم قَالَ
حِينَ أَبْصَرَ ذَلِكَ فِي وُجُوهِهِمْ: "إِنَّ بَنِي آدَمَ كَثِيرٌ، وَإِنَّ
يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِنْ وَلَدِ آدَمَ، وَإِنَّهُ لَا يَمُوتُ مِنْهُمْ رَجُلٌ
حَتَّى يَرِثَهُ لِصُلْبِهِ أَلْفُ رَجُلٍ. فَفِيهِمْ وَفِي أَشْبَاهِهِمْ جُنَّةٌ
لَكُمْ".
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ay'yub
Al-Allaf, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Maryam, telah
menceritakan kepada kami Nafi' ibnu Yazid. telah menceritakan kepada kami Usman
ibnu Ata Al-Khurrasani, dari ayahnya, dari Ikrimah, dari ibnu Abbas r.a. yang
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Kepada hari yang
menjadikan anak-anak beruban. (Al-Muzzammil: 17) Lalu beliau Saw. bersabda:
Demikian itn terjadi di hari kiamat, yaitu hari yang padanya Allah berfirman
kepada Adam, "Bangkitlah dan kirimkanlah dari keturunanmu orang-orang yang akan
dimasukkan ke dalam neraka !" Adam bertanya, "Dari berapakah jumlah mereka, Ya
Tuhanku?" Allah Swt. berfirman, "Dari seliap seribu orang sebanyak sembilan
ratus sembilan puluh sembilan orang, sedangkan yang seorangnya selamat."
Maka hal itu terasa berat di kalangan kaum muslim, dan Rasulullah Saw. dapat
membaca mereka, lalu beliau Saw. melanjutkan sabdanya pada saat melihat rasa
keberatan ini di wajah mereka: Sesungguhnya keturunan Adam itu banyak sekali,
dan sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj termasuk keturunan Adam, dan sesungguhnya
tidaklah mati seseorang dari mereka sebelum menebarkan dari sulbinya seribu
orang anak. Maka kiriman ke neraka itu adalah mereka dan orang-orang yang serupa
dengan mereka, sedangkan surga untuk kalian.
Hadis ini garib, dan telah disebutkan keterangan mengenai hadis-hadis ini
dalam permulaan tafsir surat Al-Hajj.
*******************
Firman Allah Swt.:
{السَّمَاءُ
مُنْفَطِرٌ بِهِ}
Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah.
(Al-Muzzammil: 18)
Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa hal itu terjadi karena kedahsyatan dan
kegemparan yang terjadi pada hari kiamat. Di antara ulama tafsir adapula yang
merujukkan damir kepada Allah, yakni karena perintah-Nya. Pendapat ini
diriwayatkan dari Mujahid dan Ibnu Abbas, tetapi diniiai kurang kuat. mengingat
dalam konteks yang sebelumnya tidak disebut-sebut nama Allah.
Firman Allah Swt.:
{كَانَ
وَعْدُهُ مَفْعُولا}
Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana. (Al-Muzzammil: 18)
Artinya, janji Allah yang menyatakan akan terjadinya hari kiamat itu pasti
terjadi dan tidak dapat dielakkan lagi.