Tafsir Surat Al-Qalam, ayat 48-52
فَاصْبِرْ
لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ
(48) لَوْلَا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ
مَذْمُومٌ (49) فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (50) وَإِنْ
يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا
الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ (51) وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ
لِلْعَالَمِينَ (52)
Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap
ketetapan Tuhan-mu, dan janganlah kamu seperti (Yunus) orang yang berada di
dalam (perut) ikan ketika ia berdoa, sedangkan ia dalam keadaan marah (kepada
kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya,
benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya
memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. Dan sesungguhnya
orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan
mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qur’an dan mereka berkata, "Sesungguhnya ia
(Muhammad) benar-benar orang yang gila.” Dan Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah
peringatan bagi seluruh umat.
Allah Swt. berfirman:
{فَاصْبِرْ}
Maka bersabarlah. (Al-Qalam: 48)
Hai Muhammad, dalam menghadapi gangguan kaummu terhadap dirimu dan sikap
mereka yang mendustakanmu. Karena sesungguhnya Allah akan menetapkan kemenangan
bagimu atas mereka dan menjadikan bagimu dan orang-orang yang mengikutimu
kesudahan yang baik di dunia dan akhirat.
{وَلا
تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ}
dan janganlah kamu seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut)
ikan. (Al-Qalam: 48)
Yakni Zun Nun alias Yunus ibnu Mata (Matius) a.s. ketika pergi meninggalkan
kaumnya dalam keadaan marah. Kemudian hal yang dilakukannya ialah menaiki kapal,
dan ikan besar menelannya, lalu membawanya di kedalaman lautan yang gelap
gulita, dan ia dapat mendengar tasbih laut berikut semua makhluk yang ada di
dalamnya kepada Tuhan Yang Mahatinggi lagi Mahakuasa, yang semua apa yang
ditakdirkan-Nya tidak dapat ditolak. Maka pada saat itulah Yunus mulai berseru
di dalam kegelapannya, sebagaimana yang disebutkan melalui firman-Nya:
أَنْ
لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ
الظَّالِمِينَ
Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim (aniaya).
(Al-Anbiya: 87)
Maka dalam firman berikutnya disebutkan:
فَاسْتَجَبْنا
لَهُ وَنَجَّيْناهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan.
Dan demikanlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (Al-Anbiya: 88)
Dan firman Allah Swt.:
فَلَوْلا
أَنَّهُ كانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat
Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari
berbangkit. (Ash-Shaffat: 143-144)
Dalam surat ini disebutkan pula oleh firman-Nya:
{إِذْ
نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ}
ketika ia berdoa, sedangkan ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).
(Al-Qalam: 48)
Ibnu Abbas, Mujahid, dan As-Saddi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
makzum ialah dalam keadaan duka cita.
Menurut Ata Al-Khurrasani dan Abu Malik, artinya dalam keadaan kesusahan.
Dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa ketika Yunus mengucapkan:
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau,
sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. (Al-Anbiya: 87)
Maka kalimat yang dibacanya keluar dan menangis di sekeliling' Arasy, lalu para
malaikat berkata, "Ya Tuhan, ini adalah suara yang lemah, tetapi dikenal datang
dari negeri yang terasing." Maka Allah Swt. berfirman, "Tidakkah kalian ketahui
siapa dia?" Mereka menjawab, "Tidak." Allah Swt. berfirman, "Ini adalah suara
Yunus." Mereka berkata, "Ya Tuhanku, hamba Engkau yang terus-menerus dinaikkan
baginya amal saleh dan doa yang diperkenankan." Allah menjawab, "Benar." Mereka
memohon, "Tidakkah Engkau mengasihaninya berdasarkan apa yang dia telah amalkan
di masa senangnya, maka kami memohon agar Engkau menyelamatkannya dari
musibahnya itu." Lalu Allah memerintahkan kepada ikan itu untuk mengeluarkannya,
maka ikan itu mencampakkannya ke daratan. Karena itulah maka disebutkan oleh
firman-Nya:
{فَاجْتَبَاهُ
رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ}
Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang
saleh. (Al-Qalam: 50)
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَعْمَشِ،
عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يَقُولَ: أَنَا خَيْرٌ
مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Abu Wa'il, dari Abdullah
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tidak layak bagi
seseorang mengatakan bahwa aku lebih baik daripada Yunus ibnu Mata.
Imam Bukhari meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As Sauri, dan di dalam
kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Abu Hurairah.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَإِنْ
يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ}
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan
kamu dengan pandangan mereka. (Al-Qalam: 51)
Ibnu Abbas dan Mujahid serta selain keduanya mengatakan sehubungan dengan
makna firman-Nya: benar-benar hampir menggelincirkan kamu. (Al-Qalam: 51)
Yakni mereka benar-benar hampir menembus dirimu.
بِأَبْصَارِهِمْ
dengan pandangan mereka. (Al-Qalam: 51)
Yaitu mereka hampir saja menimpakan penyakit 'ain terhadapmu melalui mata
mereka.
Dengan kata lain, mereka dengki terhadapmu disebabkan kebencian mereka
terhadapmu. Seandainya tidak ada pemeliharaan dari Allah terhadap dirimu dari
kebencian mereka, tentulah penyakit ain yang ditimpakan oleh mereka akan
mengenai dan menembus dirimu.
Di dalam makna ayat ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa penyakit 'ain
itu ada dan pengaruhnya ada, tetapi dengan seizin Allah Swt. Banyak hadis yang
menerangkan masalah ini diriwayatkan melalui berbagai jalur yang cukup
banyak.
Hadis Anas ibnu Malik r.a.
قَالَ
أَبُو دَاوُدَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ العَتَكي، حَدَّثَنَا شَرِيكٌ
(ح) ، وَحَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ العَنْبَريّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ،
أَنْبَأَنَا شَرِيكٌ، عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ ذَرِيح، عَنِ الشَّعْبِيِّ -قَالَ
الْعَبَّاسُ: عَنْ أَنَسٍ-قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمة أَوْ دَمٍ لَا
يُرْقَأُ".
Imam Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud
Al-Ataki, telah menceritakan kepada kami Syuraih dan telah menceritakan kepada
kami Al-Abbas Al-Anbari, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah
menceritakan kepada kami Syarik, dari Al-Abbas ibnu Zarih, dari Asy-Sya'bi, yang
menurut Al-Abbas Al-Anbari, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda: Tiada ruqyah kecuali karena penyakit 'ain, atau demam atau
pendarahan yang tidak pernah kering.
Tetapi lafaz al- 'abbas tidak menyebutkan adanya 'ain, dan apa yang
disebutkan di atas berdasarkan lafaz sulaiman.
Hadis Buraidah ibnul Hasib r.a.
قَالَ
أَبُو عَبْدِ اللَّهِ ابْنُ مَاجَهْ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ نُمَير، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ
الرَّازِيِّ، عَنْ حُصَين، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ بُرَيدة
بْنِ الْحُصَيْبِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمة"
Abu Abdullah ibnu Majah mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Abdullah ibnu "Namir, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu
Sulaiman, dari Abu Ja'far Ar-Razi, dari Husain, dari Asy-Sya'bi, dari Buraidah
ibnul Hasib yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada
pengobatan dengan ruqyah kecuali karena penyakit 'ain atau demam.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Imam Muslim telah
mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahihnya, dari Sa'id ibnu Mansur, dari
Hasyim, dari Husain ibnu Abdur Rahman ibnu Amir Asy-Sya'bi, dari Buraidah secara
mauquf, yang di dalamnya terdapat kisah.
Menurut Imam Turmuzi, Syu'bah telah meriwayatkan hadis ini dari Al-Husain,
dari Asy-Sya'bi, dari Buraidah. Imam Bukhari telah meriwayatkan hadis ini
melalui Muhammad ibnu Fudail, dan Abu Daud melalui Malik ibnu Magui, sedangkan
Imam Turmuzi dari Sufyan ibnu Uyaynah; ketiga-tiganya dari Husain, dari Amir
Asy-Sya'bi, dari Imran ibnu Husain secara mauquf, yaitu:
«لَا
رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَّةٍ»
Tiada pengobatan dengan ruqyah kecuali karena penyakit 'ain atau penyakit
demam.
Hadis Abu Zar alias Jundub ibnu Junadah r.a.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَرْعَرَةَ بْنِ البِرِند السَّامِيُّ،
حَدَّثَنَا دَيْلَمُ بْنُ غَزوان، حَدَّثَنَا وهْب بْنُ أَبِي دُبَيٍّ، عَنْ أَبِي
حَرْبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "إِنَّ الْعَيْنَ لَتُولِعُ الرجلَ بِإِذْنِ اللَّهِ، فَيَتَصَاعَدُ
حَالِقًا، ثُمَّ يَتَرَدَّى مِنْهُ"
Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Ur'urah ibnul Yazid As-Sami, telah menceritakan
kepada kami Dailam ibnu Gazwan, telah menceritakan kepada kami Wahb ibnu AbuZar,
dari Ibnu Harb, dari AbuZar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Sesungguhnya 'ain itu benar-benar dapat meringankan tubuh seseorang
dengan seizin Allah, maka ia naik meninggi, kemudian terjatuh darinya
(ketinggian).
Sanad hadis ini garib, mereka tidak ada yang mengetengahkannya.
Hadis Habis At-Tamimi.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا حَرْبٌ، حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي حَيَّة بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ: أَنَّ
أَبَاهُ أَخْبَرَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: "لَا شَيْءَ فِي الْهَامِّ، وَالْعَيْنُ حَقٌّ، وَأَصْدَقُ
الطيَرَة الفَألُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah
menceritakan kepada kami Harb, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abu
Kasir, telah menceritakan kepadaku Hayyah ibnu Habis At-Tamimi, bahwa ayahnya
pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: Tidak mengapa berobat karena terkena racun, dan 'ain itu adalah hak
(benar ada), dan tiyarah yang paling benar adalah rasa optimis.
Imam Turmuzi telah meriwayatkannya dari Amr ibnu Ali, dari Abu Gassan alias
Yahya ibnu Kasir, dari Ali ibnul Mubarak, dari Yahya ibnu Abu Kasir dengan sanad
yang sama. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib.
Imam Turmuzi mengatakan pula bahwa Sinan telah meriwayatkannya dari Yahya
ibnu Abu Kasir, dari Hayyah ibnu Habis, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari
Nabi Saw.
Menurut hemat kami, Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Husain ibnu
Musa dan Husain ibnu Muhammad, dari Syaiban ibnu Abu Hayyah yang menceritakannya
dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"لَا
بَأْسَ فِي الْهَامِّ، وَالْعَيْنُ حَقٌّ، وَأَصْدَقُ الطِّيرَةِ الْفَأْلُ
"
Tiada mengapa berobat karena terkena racun, dan penyakit 'ain itu benar,
dan tiyarah yang paling benar ialah rasa optimis.
Hadis Ibnu Abbas r.a.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ، عَنْ سُفْيَانَ،
عَنْ دُوَيد، حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ ثَوْبَانَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ،
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "العين حَقٌّ،
الْعَيْنُ حَقٌّ، تَسْتَنْزِلُ الْحَالِقَ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Walid,
dari Sufyan, dari Duraid, telah menceritakan kepadaku Ismail ibnuSauban, dari
Jabir ibnu Yazid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda: 'Ain itu adalah hak (benar), 'ain itu adalah hak, ia dapat
menurunkan orang yang mengapung (di udara). (Hadis berpredikat garib).
Jalur lain.
Imam Muslim mengatakan di dalam kitab sahihnya, bahwa:
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ، أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا وُهَيب، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "الْعَيْنُ
حَقٌّ، وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ القَدَرَ سَبَقَت الْعَيْنُ، وَإِذَا اغْتُسلتم
فَاغْسِلُوا".
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abdur Rahman Ad-Darimi, telah
menceritakan kepada kami Muslim ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami
Wahib, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw. yang telah
bersabda: Ain adalah hak (benar), seandainya ada sesuatu yang dapat
mendahului takdir, maka tentulah ia adalah 'ain; dan apabila kalian diminta
untuk mandi (sebagai pengobatannya), maka mandilah.
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini secara tunggal, tanpa Imam Bukhari.
قَالَ
عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنِ المِنْهال
بْنِ عَمْرٍو، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَير، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ،
يَقُولُ: "أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مَنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وهَامَّة، وَمَنْ كُلِّ عَيْنٍ لامَّة"، وَيَقُولُ هَكَذَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ
يُعَوِّذ إِسْحَاقَ وَإِسْمَاعِيلَ، عَلَيْهِمَا السَّلَامُ".
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Sufyan As-Sauri, dari Mansur, dari
Al-Minhal ibnu Amr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan
bahwa dahulu Rasulullah Saw. sering membaca ta'awwuz untuk Al-Hasan dan
Al-Husain seraya mengucapkan: Aku memohon perlindungan untukmu berdua (kepada
Allah) dengan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna dari gangguan semua setan dan
binatang yang berbisa serta dari setiap pandangan mata ('ain) yang tercela.
Nabi Saw. bersabda pula: Demikian pula yang dilakukan oleh Ibrahim dahulu
bila berta'awwuz (menjampi) untuk Ishaq dan Ismail a.s.
Imam Bukhari dan para pemilik kitab Sunan mengetengahkan hadis ini melalui
Al-Minhal dengan sanad yang sama.
Hadis Abu Umamah alias As'ad ibnu Sahl ibnu Hanif r.a.
قَالَ
ابْنُ مَاجَهْ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ
الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ابْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيف قَالَ: مَرَّ عَامِرُ
بْنُ رَبِيعَةَ بِسَهْلِ بْنِ حُنَيف، وَهُوَ يَغْتَسِلُ، فَقَالَ: لَمْ أَرَ
كَالْيَوْمِ وَلَا جلدَ مُخَبَّأَةٍ. فَمَا لَبِثَ أَنْ لُبِطَ بِهِ، فَأُتِيَ بِهِ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ: أَدْرِكْ سَهْلًا
صَرِيعًا. قَالَ: "مَنْ تَتَّهِمُونَ بِهِ؟ ". قَالُوا: عَامِرَ بْنَ رَبِيعَةَ.
قَالَ: "عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ؟ إِذَا رَأَى أَحَدَكُمْ مِنْ أَخِيهِ
مَا يُعجبه فَلْيَدعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ". ثُم دَعَا بِمَاءٍ فَأَمَرَ عَامِرًا
أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيَغْسِلُ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفِقَيْنِ،
وَرُكْبَتَيْهِ، ودَاخِلة إِزَارِهِ، وَأَمَرَهُ أَنْ يَصُبَّ
عَلَيْهِ.
Ibnu Majah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hisyarn ibnu Ammar,
telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dari Abu Umamah alias
As'ad ibnu Hanif yang mengatakan bahwa Amir ibnu Rabi'ah menjumpai Sahl ibnu
Hanif sedang mandi. Maka Amir ibnu Rabi'ah berkata, "Aku belum pernah
menyaksikan pemandangan seperti hari ini, kulit tubuhnya kelihatan sangat bagus,
tiada selembar pakaian pun yang menutupinya." Maka tidak lama kemudian Sahl
jatuh pingsan, lalu ia dibawa menghadap kepada Rasulullah Saw. dan dikatakan
kepada beliau bahwa ia menjumpai Sahl dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Rasulullah Saw. bertanya, "Siapakah orang yang kalian curigai sebagai
sumbernya?" Mereka menjawab, "Amir ibnu Rabi'ah." Lalu Rasulullah Saw. bersabda:
Teganya seseorang dari kalian membunuh (menyakiti) saudaranya. Apabila
seseorang dari kalian melihai hal yang ia kagumi dari saudaranya, hendaklah ia
mendoakan keberkatan baginya. Kemudian Rasulullah Saw. meminta air dan
memerintahkan kepada Amir untuk berwudu. Maka Amir membasuh mukanya dan kedua
tangannya sampai kedua sikunya, dan membasuh kedua kakinya sampai kedua lututnya
dan bagian dalam kain sarungnya, lalu Nabi Saw. memerintahkan agar sisa air
disiramkan pada sekujur tubuhnya.
Sufyan menceritakan bahwa Ma'mar telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, bahwa lalu
Rasulullah Saw. memerintahkan agar air yang tersisa di wadah itu disiramkan
kepada Amir dari arah belakangnya.
Imam Nasai telah meriwayatkan hadis ini melalui Sufyan ibnu Uyaynah dan Malik
ibnu Anas, keduanya dari Az-Zuhri dengan sanad yang sama.
Disebutkan pula melalui hadis Sufyan ibnu Uyaynah, dari Ma'mar, dari
Az-Zuhri, dari Abu Umamah r.a., bahwa sisa air yang ada di wadah itu dituangkan
ke tubuh Amir dari arah belakangnya.
Disebutkan pula hal yang sama dalam hadis Ibnu Abu Zi-b, dari Az-Zuhri, dari
Abu Umamah alias As'ad ibnu Sahl ibnu Hanif, dari ayahnya dengan sanad yang
sama. Juga di dalam hadis Malik, dari Muhammad ibnu Abu Umamah ibnu Sahl, dari
ayahnya dengan sanad yang sama.
Hadis Abu Sa'id 'Al-Khudri.
قَالَ
ابْنُ مَاجَهْ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ
بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا عَبَّادٌ، عَنْ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ،
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ مِنْ أَعْيُنِ الْجَانِّ وَأَعْيُنِ الْإِنْسِ. فَلَمَّا
نَزَلَ الْمُعَوِّذَتَانِ أَخَذَ بهما وترك ما سوى ذلك
Ibnu Majah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu
Syaibah, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Sulaiman, telah menceritakan
kepada kami Abbad, dari Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id Al-Khudri
yang mengatakan: Dahulu Rasulullah Saw. sering membaca ta'awwuz (memohon
perlindungan kepada Allah) dari gangguan pandangan mata jin dan manusia. Dan
ketika diturunkan surat Mu'awwizatain (Al-Falaq dan An-Nas), maka beliau
meninggalkan semua bacaan ta'awwuz selain kedua surat itu.
Imam Turmuzi dan Imam Nasai telah meriwayatkan hadis ini melalui Sa'id ibnu
Abu Iyas, dari Abu Mas'ud Al-Jariri dengan sanad yang sama, dan Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis ini hasan.
Hadis lain.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ،
حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهيب، حَدَّثَنِي أَبُو
نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ: أَنَّ جِبْرِيلَ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اشْتَكَيْتَ يَا مُحَمَّدُ؟ قَالَ: "نَعَمْ".
قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، من شر كل نفس وعين
يَشْفِيكَ، بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdus Samad ibnu
Abdul Waris, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku
Abdul Aziz ibnu Suhaib, telah menceritakan kepadaku Abu Nadrah, dari Abu Sa'id,
bahwa Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw., lalu bertanya, "Hai Muhammad,
apakah engkau sakit?" Nabi Saw. menjawab, "Ya." Jibril menjampinya dengan doa
berikut: Dengan nama Allah aku meruqyahmu (mengobatimu) dari semua penyakit
yang mengganggumu, dari kejahatan setiap diri, dan dari pandangan mata yang
dengki kepadamu, semoga Allah menyembuhkamu. Dengan nama Allah aku
meruqyahmu.
Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Affan, dari Abdul Waris dengan
lafaz yang semisal. Imam Muslim dan para pemilik kitab sunan kecuali Abu Daud
meriwayatkannya melalui hadis Abdul Waris dengan sanad yang sama.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ،
حَدَّثَنَا دَاوُدُ، عَنْ أَبِي نَضرة، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ -أَوْ: جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اشْتَكَى، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ
شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ كل حاسد وعين والله يُشفيك
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Wahib, telah menceritakan kepada kami Daud, dari Abu
Nadrah, dari Abu Sa'id atau Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah Saw. sakit,
lalu didatangi oleh Malaikat Jibril. Maka Jibril menjampinya dengan doa berikut:
Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari segala penyakit yang
mengganggumu dan dari setiap orang yang dengki serta dari pandangan mata (yang
jahat), semoga Allah menyembuhkamu.
Imam Ahmad telah meriwayatkannya pula dari Muhammad ibnu Abdur Rahman
At-Tafawi, dari Daud, dari Abu Nadrah, dari Abdul Aziz, dari Anas dengan lafaz
yang semakna. Keduanya berpredikat sahih.
Hadis Abu Hurairah r.a.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَنَا مَعْمَر، عَنْ
هَمَّام بْنِ مُنَبِّه قَالَ: هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيرة عَنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ الْعَيْنَ
حَقٌّ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hammam ibnu Munabbih yang mengatakan bahwa
berikut ini adalah apa yang diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah, dari
Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya 'ain itu adalah hak
(benar).
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Abdur Razzaq.
قَالَ
ابْنُ مَاجَهْ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّة، عَنِ الجُرَيري، عَنْ مُضَارب بْنِ حَزن، عَنْ أَبِي
هُرَيرة قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"الْعَيْنُ حَقٌّ"
Ibnu Majah mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu
Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Aliyyah, dari Al-Jariri,
dari Mudarib ibnu Hazn, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda: Sesungguhnya (penyakit) 'ain itu adalah hak (benar).
Imam Ibnu Majah meriwayatkannya secara tunggal, dan Imam Ahmad
meriwayatkannya dari Ismail ibnu Aliyyah, dari Sa'id Al-Jariri dengan sanad yang
sama.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا ثَوْرٌ -يَعْنِي ابْنَ
يزيد-عن مكحول، عن أبي هُرَيرة
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "الْعَيْنُ حَقٌّ،
ويحضُرها الشيطانُ، وَحَسَدُ ابْنِ آدَمَ"
Imam Ahmad berkata, telah menceritakan kepada kami ibnu Namir telah
menceritakan kepada kami Saur (yakni Ibnu Zaid), dari Mak-hul, dari Abu Hurairah
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Ain adalah benar dan ia
dibarengi oleh setan dan kedengkian anak adam.
قَالَ
أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا أَبُو مَعْشَرٍ، عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ قيس: سُئل أبو هُرَيرة: هَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ:
الطِّيرَةُ فِي ثَلَاثٍ: فِي الْمَسْكَنِ وَالْفَرَسِ وَالْمَرْأَةِ؟ قَالَ:
قُلْتُ: إِذًا أَقُولُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَا لَمْ يَقُلْ! وَلَكِنِّي سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول:
"أَصْدَقُ الطِّيرَةِ الفألُ، وَالْعَيْنُ حَقٌّ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnul Walid,
telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar, dari Muhammad ibnu Qais, bahwa Abu
Hurairah pernah ditanya, "Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda bahwa tiyarah (kesialan) terdapat pada tiga perkara, yaitu tempat
tinggal (rumah), kuda (kendaraan), dan istri?" Maka Abu Hurairah menjawab bahwa
jika aku katakan ya, berarti aku mengatakan terhadap Rasulullah Saw. Apa yang
tidak dikatakannya. Tetapi aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
Tiyarah yang paling benar ialah rasa optimis, dan 'ain itu adalah
benar.
Hadis Asma binti Umais.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنِ
عُروةَ بْنِ عَامِرٍ، عَنْ عُبَيد بْنِ رَفَاعَةَ الزُرقي قَالَ: قَالَتْ
أَسْمَاءُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ بَنِي جَعْفَرٍ تُصِيبُهُمُ الْعَيْنُ،
أَفَأَسْتَرْقِي لَهُمْ؟ قَالَ: "نَعَمْ، فَلَوْ كَانَ شَيْءٌ يَسْبِقُ القدرَ
لَسَبَقَتْهُ الْعَيْنُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr ibnu
Dinar, dari Urwah ibnu Amir, dari Ubaid ibnu Rifa'ah Az-Zurqi yang menceritakan
bahwa Asma pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Bani Ja'far terkena
penyakit 'ain, maka bolehkah aku meminta pengobatan secara ruqyah buat mereka?"
Rasulullah Saw. menjawab: Ya, seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului
takdir, niscaya 'ain dapat mendahuluinya.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Majah melalui
hadis Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi telah
meriwayatkannya pula —-juga Imam Nasai— melalui hadis Abdur Razzaq, dari Ma'mar,
dari Ayyub, dari Amr ibnu Dinar, dari Urwah ibnu Amir, dari Ubaid ibnu Rifa'ah,
dari Asma binti Umais dengan sanad yang sama, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa
hadis ini hasan sahih.
Hadis Aisyah r.a.
قَالَ
ابْنُ مَاجَهْ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي الخَصِيب، حَدَّثَنَا وَكِيع، عَنْ
سُفْيَانَ، ومِسْعَر، عَنْ مَعْبَدِ بْنِ خَالِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
شَدَّاد، عَنْ عَائِشَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَمَرَهَا أَنْ تَسْتَرِقِيَ مِنَ الْعَيْنِ
Ibnu Majah mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abul
Khasib, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Sufyan dan Mis'ar, dari
Ma'bad ibnu Khalid, dari Abdullah ibnu Syaddad, dari Aisyah r.a., bahwa
Rasulullah Saw. pernah menyuruhnya mencari ruqyah karena penyakit 'ain.
Imam Bukhari meriwayatkannya melalui Muhammad ibnu Kasir, dari Sufyan, dari
Ma'bad ibnu Khalid dengan sanad yang sama. Imam Muslim mengetengahkannya melalui
hadis Sufyan dan Mis'ar, keduanya dari Ma'bad dengan sanad yang sama.
ثُمَّ
قَالَ ابْنُ مَاجَهْ: حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الْمَخْزُومِيُّ، حَدَّثَنَا
وُهَيب، عَنْ أَبِي وَاقِدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ فَإِنَّ النَّفْسَ حَقٌّ".
Kemudian Ibnu Majah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam Al-Makhzumi, telah
menceritakan kepada kami Wahib, dari Abu Waqid, dari Abu Salamah ibnu Abdur
Rahman, dari Aisyah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Mohonlah perlindungan kepada Allah karena sesungguhnya penyakit jiwa itu
benar.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini secara tunggal.
Abu Daud berkata: bahwa telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abu
Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A'masy, dari Ibrahim,
dari Musa dan Husain ibnu Muhammad ibnu Sinan, bahwa Ibnu Hasanah pernah
menceritakan kepadanya dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda:
«لَا
بأس في الهام الْهَامِّ، وَالْعَيْنُ حَقٌّ وَأَصْدَقُ الطِّيرَةِ الْفَأْلُ»
Tiada mengapa (berobat karena) binatang beracun, dan 'ain itu adalah
benar, dan tiyarah yang paling benar adalah rasa optimis.
Hadis Sahl ibnu Hanif.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حُسَين بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أُوَيْسٍ
حَدَّثَنَا الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهل بْنِ حُنَيف: أَنَّ
أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ
وَسَارُوا مَعَهُ نَحْوَ
مَكَّةَ، حَتَّى إِذَا كَانُوا بِشِعْبِ الخَرَار -مِنَ الْجُحْفَةِ-اغْتَسَلَ سهلُ
بْنُ حُنَيف -وَكَانَ رَجُلًا أَبْيَضَ حَسن الْجِسْمِ وَالْجِلْدِ-فَنَظَرَ
إِلَيْهِ عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ، أَخُو بَنِي عَدِيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَهُوَ
يَغْتَسِلُ، فَقَالَ: مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ وَلَا جِلْدَ مُخَبَّأة. فلُبِطَ
سَهْلٌ، فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ لَكَ فِي سَهْلٍ. وَاللَّهِ مَا يَرْفَعُ رَأْسَهُ وَلَا
يُفيق. قَالَ: "هَلْ تَتَّهِمُونَ فِيهِ مِنْ أَحَدٍ؟ ". قَالُوا: نَظَرَ إِلَيْهِ
عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ. فَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَامِرًا، فَتَغَيَّظَ عَلَيْهِ، وَقَالَ: "عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ
أَخَاهُ، هَلَّا إِذَا رَأَيْتَ مَا يُعْجِبُكَ بَركت؟ ". ثُمَّ قَالَ لَهُ:
"اغْتَسِلْ لَهُ" -فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ وَمَرْفِقَيْهِ وَرُكْبَتَيْهِ
وَأَطْرَافَ رِجْلَيْهِ ودَاخلَة إِزَارِهِ فِي قَدح-ثُمَّ صُب ذَلِكَ الْمَاءَ
عَلَيْهِ. يَصُبَه رَجُلٌ عَلَى رَأْسِهِ وَظَهْرِهِ مِنْ خَلْفِهِ، ثُمَّ
يُكْفَأُ. الْقَدَحُ وَرَاءَهُ. فَفَعَلَ ذَلِكَ، فَرَاحَ سَهْلٌ مَعَ النَّاسِ،
لَيْسَ بِهِ بَأْسٌ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad,
telah menceritakan kepada kami Abu Uwais, telah menceritakan kepada kami
Az-Zuhri, dari Abu Umamah ibnu Sahl ibnu Hanif, ayahnya pernah menceritakan
kepadanya bahwa Rasulullah Saw. keluar melakukan perjalanan bersama para
sahabatnya menuju Mekah. Ketika sampai di Lereng Al-Khazzar di Juhfah, Sahl ibnu
Hanif mandi. Dia adalah seorang lelaki yang berkulit putih dan memiliki tubuh
dan warna kulit yang bagus. Maka Amir ibnu Rabi'ah saudara Bani Addi ibnu Ka'b
memergokinya ketika ia mandi, lalu Amir berkata, "Aku belum pernah melihat
pemandangan seperti hari ini, tiada selembar kain pun yang menutupi kulitnya
yang bagus itu." Maka saat itu juga Sahl jatuh pingsan, lalu dibawa ke hadapan
Rasulullah Saw. dan dikatakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah, maukah engkau
mengobati Sahl. Dia, demi Allah, tidak sadarkan dirinya dan masih dalam keadaan
pingsan." Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah kalian mencurigai seseorang yang
menjadi penyebabnya?" Mereka menjawab, "'Ini karena Amir memandangnya saat
ia lagi mandi." Maka Rasulullah Saw. memanggil Amir dan memarahinya seraya
bersabda: Teganya seseorang dari kalian mengganggu saudaranya. Mengapa engkau
tidak mendoakan keberkatan baginya jika engkau lihat darinya hal yang
manakjubkan dirimu?. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, memerintahkan kepada
Amir, "Mandilah kamu untuknya." Maka Amir membasuh mukanya, kedua
tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya dan ujung-ujung jari kedua kakinya
serta bagian dalam kainnya dari setimba air, kemudian sisanya disiramkan oleh
seseorang ke kepalanya dan punggungnya dari arah belakangnya, yaitu dengan
menumpahkan sisa air timba itu. Setelah hal tersebut dilakukan, maka Sahl sadar
kembali dan bergabung bersama orang-orang tanpa mengalami sedikit gangguan pun
dan sehat wal afiat seperti sediakala.
Hadis Amir ibnu Rabi 'ah.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِ عَامِرٍ: حَدَّثَنَا وَكِيع، حَدَّثَنَا أَبِي،
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِيسَى، عَنْ أمَيّة بْنِ هِنْدِ بْنِ سَهْلِ بْنِ
حُنَيْف، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: انْطَلَقَ عَامِرُ بْنُ
رَبِيعَةَ وَسَهْلُ بْنُ حَنِيفٍ يُرِيدَانِ الْغُسْلَ، قَالَ: فَانْطَلَقَا
يَلْتَمِسَانِ الخمرَ -قَالَ: فَوَضْعَ عَامِرٌ جُبَّة كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ
صُوفٍ، فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ فَأَصَبْتُهُ بِعَيْنِي فَنَزَلَ الْمَاءَ يَغْتَسِلُ.
قَالَ: فَسَمِعْتُ لَهُ فِي الْمَاءِ فَرْقَعَةً، فَأَتَيْتُهُ فَنَادَيْتُهُ
ثَلَاثًا فَلَمْ يُجِبْنِي. فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ. قَالَ: فَجَاءَ يَمْشِي فَخَاضَ الْمَاءَ كَأَنِّي
أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِ سَاقَيْهِ، قَالَ: فَضَرَبَ صَدْرَهُ بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ:
"اللَّهُمَّ اصْرِفْ عَنْهُ حَرَّهَا وَبَرْدَهَا وَوَصَبَهَا". قَالَ: فَقَامَ.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا رَأَى
أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ، أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ، مَا يُعْجِبُهُ،
فَليُبَرِّك، فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ"
Imam Ahmad mengatakan di dalam kitab musnadnya, telah menceritakan kepada
kami Waki', telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada
kami Abdullah ibnu Isa, dari Umayyah ibnu Hindun, dari Sahl ibnu Hanif, dari
Ubaidillah ibnu Amir yang mengatakan bahwa Amir ibnu Rabi'ah dan Sahl ibnu Hanif
pergi dengan tujuan akan mandi. Lalu keduanya berangkat mencari kain penutup,
dan Sahl menanggalkan kain jubahnya yang terbuat dari bulu domba. Maka aku
memandangnya, dan ternyata pandangan mataku mengenainya, lalu Sahl turun ke air
untuk mandi. Kemudian kudengar suara air seakan-akan dia terjatuh ke dalamnya,
maka kudekati tempat mandinya dan kupanggil-panggil dia sebanyak tiga kali,
tetapi dia tidak menjawab. Setelah itu aku datang kepada Nabi Saw. dan
menceritakan hal tersebut kepada beliau Saw. Maka Rasulullah Saw. datang dengan
jalan kaki dan memasuki air untuk menolongnya, dan aku sempat melihat kedua
betisnya yang putih. Lalu Rasulullah Saw. memukul dada Sahl seraya berdoa: Ya
Allah, lenyapkanlah darinya pengaruh panas, dingin, dan penyakit 'ain yang
menimpanya. Maka dengan serta merta Sahl bangkit berdiri dalam keadaan
sehat, lalu Rasulullah Saw. bersabda: Apabila seseorang dari kamu melihat
pada diri saudaranya atau pada harta bendanya hal-hal yang mengagumkannya,
hendaklah ia mendoakan keberkatan baginya, karena sesungguhnya 'ain (pandangan)
itu hak (benar).
Hadis Jabir.
قَالَ
الْحَافِظُ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ فِي مُسْنَدِهِ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
مَعْمَر، حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، حَدَّثَنَا طَالِبُ بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَمْرِو
بْنِ سَهْلٍ الْأَنْصَارِيُّ -وَيُقَالُ لَهُ: ابْنُ الضَجِيع، ضَجِيعِ حَمْزَةَ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ-حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "أَكْثَرُ مَنْ يَمُوتُ مِنْ أُمَّتِي بَعْدَ كِتَابِ اللَّهِ
وَقَضَائِهِ وَقَدْرِهِ بِالْأَنْفُسِ"
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan di dalam kitab musnadnya bahwa telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ma'mar, telah menceritakan kepada kami
Abu Daud, telah menceritakan kepada kami Talib ibnu Habib ibnu Amr ibnu Sahl
Al-Ansari yang dikenal dengan sebutan Ibnud Daji', yaitu Daji' (teman sejawat
dengan) Hamzah r.a., telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Jabir ibnu
Abdullah, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Kebanyakan orang yang mati dari kalangan umatku sesudah karena ketentuan
Allah, ketetapan, dan takdir-Nya ialah karena 'ain.
Al-Bazzar mengatakan bahwa lafaz al-anfus dalam hadis ini bermakna
"ain (pandangan mata yang jahat). Selanjutnya Al-Bazzar mengatakan bahwa ia
tidak mengetahui hadis ini diriwayatkan dari Nabi Saw. kecuali melalui sanad
ini.
Menurut hemat kami, bahkan telah diriwayatkan pula hadis ini melalui jalur
lain dari Jabir.
Al-Hafiz Abu Abdur Rahman alias Muhammad ibnul Munzir Al-Harawi yang dikenal
dengan Basyukr telah mengatakan di dalam Kitabul 'Ajaib yang di dalamnya
terkandung banyak pembahasan yang besar faedahnya lagi menyendiri tiada pada
kitab lainnya, bahwa:
حَدَّثَنَا
الرَّهَاوِيُّ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ
أَبِي عَلِيٍّ الْهَاشِمِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ المُنكَدر، عَنْ جَابِرِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: "الْعَيْنُ حَقٌّ، لتُورِد الرَّجُلَ الْقَبْرَ، وَالْجَمَلَ القِدر،
وَإِنَّ أَكْثَرَ هَلَاكِ أمتي في العين"
telah menceritakan kepada kami Ar-Rahawi, telah menceritakan kepada kami
Ya'qub ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abu Ali
Al-Hasyimi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir
ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: 'Ain itu hak (benar),
sesungguhnya ia dapat menghantarkan seseorang ke kuburnya dan juga unta kepada
takdirnya. Dan sesungguhnya kebanyakan binasanya umatku karena 'ain.
Kemudian Abu Abdur Rahman alias Muhammad ibnul Munzir Al-Harawi
meriwayatkannya dari Syu'aib ibnu Ayyub, dari Mu'awiyah ibnu Hisyam, dari
Sufyan, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda:
"قَدْ
تُدخل الرجلَ العينُ فِي الْقَبْرِ، وَتُدْخِلُ الْجَمَلَ
الْقِدْرَ"
Adakalanya 'ain itu dapat memasukkan seseorang ke dalam kuburnya dan juga
memasukkan unta ke dalam takdir (yang telah ditetapkan bagi)nya.
Musnad hadis ini semua perawinya berpredikat. tsiqat, tetapi para ahli hadis
tiada yang mengetengahkannya.
Hadis Abdullah ibnu Amr.
"قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ،
عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ أَبِي رُقية، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "لَا عَدْوَى وَلَا طيرةَ، وَلَا هَامة وَلَا حَسَد، وَالْعَيْنُ
حَقٌّ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah
menceritakan kepada kami Rasyidin ibnu Sa'd, dari Al-Hasan ibnu Sauban, dari
Hisyam ibnu Abu Ruqyah, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: Tiada penyakit, tiada tiyarah, tiada bisa, dan tiada
kedengkian (yang membahayakan), tetapi 'ain itu adalah hak (benar).
Hadis yang diriwayatkan dari Ali.
رَوَى
الْحَافِظُ ابْنُ عَسَاكِرَ مِنْ طَرِيقِ خَيْثمة بْنِ سُلَيْمَانَ الْحَافِظِ:
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الكَشَوري، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ الْبَصْرِيُّ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنْ
شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْحَارِثِ، عَنْ عَلِيٍّ؛ أَنَّ جِبْرِيلَ
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَافَقَهُ مُغْتَمًّا،
فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مَا هَذَا الْغَمُّ الَّذِي أَرَاهُ فِي وَجْهِكَ؟ قَالَ:
"الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ أَصَابَتْهُمَا عَيْنٌ". قَالَ: صَدَق بِالْعَيْنِ،
فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ، أَفَلَا عَوَّذْتَهُمَا بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ؟ قَالَ:
"وَمَا هُنَّ يَا جِبْرِيلُ؟ ". قَالَ: قُلِ: اللَّهُمَّ ذَا السُّلْطَانِ
الْعَظِيمِ، ذَا الْمَنِّ الْقَدِيمِ، ذَا الْوَجْهِ الْكَرِيمِ، وَلِيَّ
الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ، وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ، عَافِ الْحَسَنَ
وَالْحُسَيْنَ مِنْ أَنْفُسِ الْجِنِّ، وَأَعْيُنِ الْإِنْسِ. فَقَالَهَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَا يَلْعَبَانِ بَيْنَ
يَدَيْهِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "عَوِّذوا
أَنْفُسَكُمْ وَنِسَاءَكُمْ وَأَوْلَادَكُمْ بِهَذَا التَّعْوِيذِ، فَإِنَّهُ لَمْ
يَتَعَوَّذِ الْمُتَعَوِّذُونَ بِمِثْلِهِ".
Al-Hafiz ibnu Asakir telah meriwayatkan melalui jalur Khaisamah ibnu Sulaiman
Al-Hafiz, bahwa telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Muhammad Al-Kisywari,
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abdullah ibnu Abdu Rabbihi (anak
hamba Tuhannya) Al-Basri, dari Abu Raja, dari Syu'bah, dari Abu Ishaq, dari
Al-Haris, dari Ali r.a. bahwa Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw. yang ia
jumpai sedang dalam keadaan berduka cita. Lalu Malaikat Jibril bertanya, "Hai
Muhammad, apakah yang engkau risaukan sehingga aku melihat kesedihan itu pada
roman mukamu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Al-Hasan dan Al-Husain terkena
penyakit 'ain." Jibril menjawab, "Percayalah dengan penyakit 'ain itu."
Jibril melanjutkan, "Karena sesungguhnya penyakit 'ain itu benar berpengaruh.
Maukah engkau bila aku menjampinya dengan doa berikut?" Nabi Saw. bertanya, "Hai
Jibril, bagaimanakah doanya?" Jibril berkata: Katakanlah, "Ya Allah, Yang
memiliki Kekuasaan yang besar, anugerah yang kekal, Yang memiliki Zat Yang
Mahamulia, Pemilik kalimat-kalimat yang sempurna dan doa-doa yang mustajab,
sembuhkanlah Al-Hasan dan Al-Husain dari tiupan jin dan pandangan jahat
manusia.” Maka Nabi Saw. membaca doa-doa tersebut, lalu dengan serta merta
Al-Hasan dan Al-Husain bangkit dan bermain-main di hadapan Nabi Saw. Setelah itu
Nabi Saw. bersabda: Bacakanlah doa penangkal ini kepada diri kalian,
wanita-wanita kalian, dan anak-anak kalian. Karena sesungguhnya doa penangkal
ini tiada tandingannya.
Al-Khatib Al-Bagdadi mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan secara tunggal
(menyendiri) oleh Abu Raja alias Muhammad ibnu Ubaidillah Al-Hanati, dari ahli
bait yang disembunyikan namanya oleh Ibnu Asakir dalam biografi Tarrad ibnul
Husain, bagian dari kitab Tarikh-nya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَيَقُولُونَ
إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ}
dan mereka berkata, "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang
gila." (Al-Qalam: 51)
Mereka memandang remeh dan hina kepada Nabi Muhammad Saw. dan menyakitinya
dengan lisan (ucapan) mereka, yaitu dengan mengatakan bahwa Muhammad benar-benar
orang gila karena dia telah mendatangkan Al-Qur'an. Maka Allah Swt. membantah
ucapan mereka melalui firman berikutnya:
{وَمَا
هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ}
Dan Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.
(Al-Qalam: 52)
Demikianlah akhir dari tafsir surat Al-Qalam, segala puji dan karunia adalah
milik Allah semata.