Tafsir Surat Ash-Shaff, ayat 5-6
{وَإِذْ
قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُونَنِي وَقَدْ تَعْلَمُونَ أَنِّي
رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (5) وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ
مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا
لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ
بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ
مُبِينٌ (6) }
Dan
(ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku, mengapa
kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu.” Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah
memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang
fasik. Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang
turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan
(datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang
nyata.”
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal hamba-Nya, utusan-Nya, yang pernah
diajak bicara langsung oleh-Nya, yaitu Musa ibnu Imran a.s. Bahwa Musa pernah
berkata kepada kaumnya, yang disitir oleh firman-Nya:
{لِمَ
تُؤْذُونَنِي وَقَدْ تَعْلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ
إِلَيْكُمْ}
mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu? (Ash-Shaff: 5)
Maksudnya, mengapa kamu menyakitiku, padahal kamu mengetahui kejujuranku
dalam menyampaikan risalah Allah kepadamu.
Dalam hal ini terkandung hiburan bagi Rasulullah Saw. dalam menanggung apa
yang ditimpakan oleh kaum kuffar terhadap dirinya, dari kalangan kaumnya dan
kaum kuffar lainnya. Sekaligus mengandung perintah untuk bersabar dalam
menghadapinya. Karena itulah beliau Saw. dalam salah satu sabdanya
mengatakan:
"رَحْمَةُ
اللَّهِ عَلَى مُوسَى: لَقَدْ أُوذِيَ بِأَكْثَرَ مِنْ هَذَا
فَصَبَرَ"
Semoga Allah merahmati Musa, sesungguhnya dia telah disakiti lebih dari
ini dan dia tetap bersabar.
Dalam ayat ini terkandung pula makna larangan bagi kaum mukmin menyakiti Nabi
Saw. atau mendiskreditkannya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ
اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا}
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang
yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka
katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi
Allah. (Al-Ahzab: 69)
Adapun firman Allah Swt.:
{فَلَمَّا
زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ}
Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan
hati mereka. (Ash-Shaff: 5)
Yakni ketika mereka menyimpang dari jalan kebenaran, padahal mereka
mengetahuinya, maka Allah memalingkan hati mereka dari hidayah dan menempatkan
di hati mereka keraguan, kebimbangan, dan kehinaan. Sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَنُقَلِّبُ
أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ
وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ}
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka
seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada
permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang
sangat. (Al-An'am: 110)
Dan firman Allah Swt.:
{وَمَنْ
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ
سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ
مَصِيرًا}
Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukanjalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatanyang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali. (An-Nisa: 115)
Karena itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
{وَاللَّهُ
لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ}
dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (Ash-Shaff:
5)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَإِذْ
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ
إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا
بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ}
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang
turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan
(datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad).” (Ash-Shaff: 6)
Yakni kitab Taurat telah menyampaikan berita gembira kedatanganku, dan akulah
orangnya yang diberitakan oleh Taurat itu, dan aku menyampaikan berita gembira
akan kedatangan rasul yang sesudahku, dia adalah Rasul yang Ummy Arabiy Makki
bernama Ahmad alias Muhammad. Isa a.s. adalah penutup nabi-nabi Bani Israil, dia
berada di tengah-tengah kaum Bani Israil menyampaikan berita gembira akan
kedatangan Muhammad, yaitu Ahmad sebagai penutup para nabi dan para rasul. Tiada
rasul dan nabi lagi sesudahnya. Alangkah baiknya apa yang diketengahkan oleh
Imam Bukhari, yaitu bahwa:
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ، حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي
مُحَمَّدِ بْنِ جُبَير بْنِ مُطعم، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ لِي أَسْمَاءٌ: أَنَا
مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمحُو اللَّهُ بِهِ
الْكُفْرَ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا
الْعَاقِبُ".
telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami
Syu'aib, dari Az-Zuhri yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku
Muhammad ibnu Jubair ibnu Mut'im, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia pernah
mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya aku mempunyai banyak nama,
akulah Muhammad, akulah Ahmad, akulah Penghapus yang melaluiku A llah menghapus
kekufuran, dan akulah Penggiring yang semua umat manusia digiring di atas
kakiku, dan akulah Penggiring.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad dan lafaz
yang semisal.
قَالَ
أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ: حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ
مُرّة، عَنْ أَبِي عُبَيدة، عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: سَمَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفسه أسماءً، منها ما حفظنا فقال: "أَنَا
مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَالْحَاشِرُ، وَالْمُقَفِّي، وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ،
وَالتَّوْبَةِ، وَالْمَلْحَمَةِ".
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Mas'udi,
dari Amr ibnu Murrah, dari Abu Ubaidah, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. menyebutkan nama-nama lain bagi dirinya. Di antaranya ada yang
kami hafal, yaitu: Akulah Muhammad, akulah Ahmad, akulah orang yang
menggiring, akulah yang diikuti, nabi rahmat, nabi tobat, dan nabi Malhamah
(peperangan).
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Al-A'masy;dari Amr ibnu Murrah
dengan sanad yang sama.
Allah Swt. telah berfirman:
{الَّذِينَ
يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا
عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ}
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummiyang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.
(Al-A'raf: 157), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
{وَإِذْ
أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ
ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ
وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي
قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ
الشَّاهِدِينَ}
Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi,
"Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian
datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu
akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.”Allah berfirman, "Apakah
kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka
menjawab, "Kami mengakui.” Allah berfirman, "Kalau begitu, saksikanlah (hai
para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” (Ali Imran:
81)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa tidak sekali-kali Allah mengutus seorang nabi
melainkan mengambil janji darinya, bahwa sesungguhnya jika Muhammad diutus
sedang dia masih hidup, maka dia benar-benar akan mengikutinya. Dan mengambil
janji pula bahwa hendaknya dia mengambil janji dari umatnya, bahwajika Muhammad
diutus, sedangkan mereka masih hidup, benar-benar mereka akan mengikutinya dan
menolongnya.
قَالَ
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ: حَدَّثَنِي ثَوْرُ بْنُ يَزيد، عَنْ خَالِدِ بْنِ
مَعْدَانَ، عَنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُمْ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنَا عَنْ نَفْسِكَ. قَالَ:
"دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وبُشْرَى عِيسَى، وَرَأَتْ أُمِّي حِينَ حَمَلَتْ
بِي كَأَنَّهُ خَرَجَ مِنْهَا نُورٌ أَضَاءَتْ لَهُ قُصُورُ بُصْرَى مِنْ أَرْضِ
الشَّامِ"
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Saur ibnu Yazid,
dari Khalid ibnu Ma'dan, dari sahabat-sahabat Rasulullah Saw., bahwa mereka
pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami tentang dirimu."
Rasulullah Saw. menjawab: Aku adalah doa ayahku Ibrahim, dan berita gembira
yang disampaikan Isa. Ibuku ketika mengandungku melihat seakan-akan dari
tubuhnya keluar nur (cahaya) yang dapat menerangi semua gedung kota
Basrah yang ada di negeri Syam.
Sanad hadis ini jayyid (baik), dan telah diriwayatkan pula hal yang
sama melalui jalur-jalur lain yang menguatkannya.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ سُوَيد الْكَلْبِيِّ، عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى بْنِ هِلَالٍ
السُّلَمِيِّ، عَنِ العِرْباض بْنِ سَارِيَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي عِنْدَ اللَّهِ لَخَاتَمُ النَّبِيِّينَ،
وَإِنَّ آدَمَ لمنجَدلٌ فِي طِينَتِهِ، وَسَأُنْبِئُكُمْ بِأَوَّلِ ذَلِكَ دَعْوة
أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وَبِشَارَةُ عِيسَى بِي، وَرُؤْيَا أُمِّي الَّتِي رَأَتْ،
وَكَذَلِكَ أُمَّهَاتُ النَّبِيِّينَ يَرَين"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu
Mahdi, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnuSaleh, dari Sa'id ibnu
Suwaid Al-Kalbi, dari Abdul A'la ibnu Hilal As-Sulami, dari Al-Irbad ibnu
Sariyah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya
aku di sisi Allah (telah tercatat) benar-benar sebagai penutup para nabi,
dan sesungguhnya Adam masih benar-benar berupa tanah liatnya (saat itu).
Dan aku akan menceritakan kepada kalian permulaan dari hal tersebut yaitu doa
ayahku Ibrahim, berita gembira Isa mengenai kedatanganku, dan mimpi yang dilihat
oleh ibuku, dan hal yang sama dialami pula oleh para ibu nabi-nabi lain.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah
menceritakan kepada kami Al-Farj ibnu Fudalah, telah menceritakan kepada kami
Luqman ibnu Amir yang mengatakan bahwa aku mendengar Abu Umamah mengatakan bahwa
ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah mula-mulanya perkaramu?"Nabi
Saw. menjawab: Doa ayahku Ibrahim, berita gembira Isa, dan ibuku melihat
dalam mimpinya bahwa keluar dari tubuhnya cahaya yang menerangi gedung-gedung
negeri Syam.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa,
ia pernah mendengar Khadij saudara lelaki Zuhair ibnu Mu'awiyah menceritakan
hadis berikut dari Abu Ishaq, dari Abdullah ibnu Atabah, dari Abdullah ibnu
Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. mengirimkan kami kepada Raja
Najasyi (Negus). Jumlah kami waktu itu kurang lebih delapan puluh orang, di
antaranya Abdullah ibnu Mas'ud, Ja'far, Abdullah ibnu Rawwahah, Usman ibnu
Maz'un, dan Abu Musa. Maka kami datang menghadap kepada Raja Najasyi.
Kemudian orang-orang Quraisy mengirimkan Amr ibnul As dan Imarah ibnul Walid
dengan membawa hadiah untuk Raja Najasyi. Ketika keduanya telah masuk ke istana
Raja Najasyi, lalu keduanya bersujud kepadanya dan segera mengambil tempat di
sebelah kanan dan sebelah kirinya. Kemudian keduanya mengatakan kepada Raja
Najasyi, "Sesungguhnya ada serombongan orang dari kalangan anak-anak paman kami
yang tinggal di negerimu, mereka membenci kami dan juga membenci agama kami."
Raja Najasyi bertanya, "Di manakah mereka?" Keduanya menjawab, "Mereka telah
berada di negerimu, maka undanglah mereka," lalu Raja Najasyi mengundang mereka.
Ja'far berkata, "Akulah yang akan menjadi juru bicara kalian pada hari ini,"
mereka mengikutinya, dan Ja'far hanya mengucapkan salam kepada Raja Najasyi, ia
tidak bersujud. Maka mereka bertanya kepadanya, "Mengapa kamu tidak bersujud
kepada sang raja?" Ja'far menjawab, "Sesungguhnya kami tidak akan sujud selain
kepada Allah Swt."
Raja Najasyi bertanya, "Bagaimanakah ajaran agamamu?" Ja'far menjawab,
"Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada kami, maka dia memerintahkan
kepada kami untuk tidak bersujud kepada seorang pun kecuali kepada Allah Swt.
Dan dia memerintahkan kepada kami untuk salat dan menunaikan zakat." Maka Amr
ibnul As berkata, "Sesungguhnya mereka mempunyai pandangan yang berbeda dengan
engkau tentang Isa putra Maryam." Raja Najasyi bertanya, "Bagaimanakah menurut
kalian tentang Isa putra Maryam dan ibunya?" Ja'far menjawab, "Kami akan
mengatakan seperti apa yang difirmankan oleh Allah Swt. bahwa dia adalah (yang
diciptakan oleh) kalimah Allah (perintah-Nya) dan (dengan tiupan) roh dari-Nya
yang disampaikan-Nya kepada seorang perawan yang suci yang belum pernah disentuh
oleh seorang manusia pun dan belum pernah beranak."
Maka Raja Najasyi memungut sebuah kayu dari tanah, kemudian berkata, "Hai
orang-orang Habsyah dan para pendeta serta para rahib, demi Allah, apa yang
dikatakan oleh mereka tidaklah melampaui apa yang dikatakan oleh kita
mengenainya. Selamat datang untukmu dan orang-orang yang datang bersamamu dari
sisinya. Aku bersaksi bahwa dia (Nabi Saw.) adalah utusan Allah, dan bahwa
dialah orang yang kami jumpai beritanya dalam kitab Injil, dan dialah orangnya
yang diberitakan oleh Isa putra Maryam. Sekarang tinggallah kalian di mana pun
kalian sukai di negeri ini. Demi Allah, seandainya aku bukan dalam keadaan
seperti sekarang sebagai raja, niscaya aku akan datang kepadanya dan aku rela
menjadi pelayannya yang membawa terompahnya dan mengambilkan air wudunya."
Kemudian Raja Najasyi memerintahkan agar hadiah yang dibawa oleh kedua utusan
Quraisy itu dikembalikan, maka hadiah itu dikembalikan kepada keduanya.
Selanjutnya Ibnu Mas'ud bersegera menyusul Rasulullah Saw. ke Madinah untuk ikut
dalam Perang Badar. Dan Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa Nabi Saw. memohonkan
ampunan bagi Raja Najasyi ketika beliau mendengar berita kewafatannya.
Kisah ini telah diriwayatkan oleh Ja'far r.a. dan Ummu Salamah r.a., dan
pembahasannya didapat di dalam kitab Sirah. Tujuan pengetengahan kisah ini ialah
bahwa para nabi itu terus-menerus menyebutkan sifat Nabi Muhammad Saw. dan
menceritakannya kepada umatnya masing-masing yang dituangkan dalam kitab-kitab
mereka, lalu memerintahkan kepada umatnya masing-masing agar mengikutinya,
menolongnya, dan mendukungnya jika Nabi Muhammad diutus. Dan permulaan dari
tenarnya hal ini di kalangan penduduk bumi diutarakan oleh Nabi Ibrahim a.s.
kekasih Allah dan bapak para nabi, ketika ia berdoa untuk penduduk Mekah,
bahwasanya semoga Allah mengutus seorang rasul di kalangan mereka dari kalangan
mereka sendiri.
Hal yang sama diberitakan pula melalui lisan Isa Putra Maryam. Untuk itulah
ketika para sahabat bertanya, "Ceritakanlah kepada kami permulaan perkaramu,
yakni di bumi ini." Maka Nabi Saw. menjawab:
"دَعْوَةُ
أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وَبِشَارَةُ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، وَرُؤْيَا أُمِّي الَّتِي
رَأَتْ"
Doa ayahku Nabi Ibrahim, dan berita gembira yang disampaikan oleh Isa
Putra Maryam, serta mimpi yang pernah dilihat oleh ibuku (saat
mengandungku).
Yakni seorang rasul yang akan muncul dari kalangan penduduk Mekah sesudah
masa Ibrahim a.s. yang kemunculannya diawali dengan tanda-tanda kenabian. Oleh
karena itulah maka Nabi Saw. menyebutkan Nabi Ibrahim a.s.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَلَمَّا
جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ}
Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata." (Ash-Shaff:
6)
Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Maka tatkala datang kepada mereka rasul itu. (Ash-Shaff: 6) Yaitu Ahmad
(Muhammad) yang telah diberitakan sejak masa-masa terdahulu dan telah dikenal
sebutannya di kalangan umat-umat terdahulu. Maka ketika dia telah diangkat
menjadi rasul dan datang dengan membawa bukti-bukti yang nyata, berkatalah
orang-orang kafir dan orang-orang yang menentangnya: Ini adalah sihir yang
nyata. (Ash-Shaff: 6)