Tafsir Surat Ash-Shaffat, ayat 38-49
{إِنَّكُمْ
لَذَائِقُو الْعَذَابِ الألِيمِ (38) وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ (39) إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (40) أُولَئِكَ لَهُمْ
رِزْقٌ مَعْلُومٌ (41) فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُونَ (42) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
(43) عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (44) يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ
(45) بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ (46) لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلا هُمْ عَنْهَا
يُنزفُونَ (47) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ (48) كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ
مَكْنُونٌ (49) }
Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab
yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang
telah kamu kerjakan, tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Mereka itu memperoleh rezeki yang
tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di
dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta-tahta kebesaran
berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamr dari sungai
yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi
orang-orang yang minum. Tidak ada
dalam khamr itu alkohol, dan mereka tiada mabuk karenanya. Di sisi mereka ada
bidadar -bidadari yang pandangannya tidak liar dan matanya jelita, seakan mereka
adalah telur (burung unta) yang
tersimpan dengan baik.
Allah Swt. berfirman, ditujukan pada manusia:
{إِنَّكُمْ
لَذَائِقُو الْعَذَابِ الألِيمِ. وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ}
Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak
diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu
kerjakan. (Ash-Shaffat. 38-39)
Dikecualikan dari hal tersebut hamba-hamba-Nya yang mukhlis,
sebagaimana firman-Nya::
{وَالْعَصْرِ.
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ}
Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (Al-Asr:
1-3)
{لَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ
سَافِلِينَ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ}
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian
Kami kembalikan dia ke tempa, yang serendah-rendahnya (neraka),
kecuali orang-arang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
(At-Tin: 4-6)
{وَإِنْ
مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا. ثُمَّ نُنَجِّي
الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا}
Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu
bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan
menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di
dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 71-72)
dan firman Allah Swt.:
{كُلُّ
نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ. إِلا أَصْحَابَ الْيَمِينِ}
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali
golongan kanan. (Ai-Muddassir: 38-39)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{إِلا
عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ}
kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). (Ash-Shaffat:
40)
Yakni mereka tidak merasakan azab yang pedih dan tidak pula dipersulit dalam
hisabnya, bahkan keburukan-keburukan mereka dimaafkan jika mereka mempunyai
keburukan; dan diberi pahala setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya sampai
tujuh ratus kali, bahkan lebih dari itu menurut apa yang dikehendaki oleh Allah
Swt.
**************
Firman Allah Swt.:
{أُولَئِكَ
لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ}
Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu (Ash-Shaffat: 41)
Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa rezeki tersebut di surga, kemudian
dijelaskan oleh firman selanjutnya:
{فَوَاكِهُ وَهُمْ
مُكْرَمُونَ}
yaitu buah-buahan (yang beraneka ragam). Dan mereka adalah
orang-orang yang dimuliakan. (Ash-Shaffat: 42)
Maksudnya, dilayani, bersenang-senang, dan bahagia.
{فِي
جَنَّاتِ النَّعِيمِ. عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ}
di dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta-tahta kebesaran
berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 43-44)
Mujahid mengatakan bahwa sebagian dari mereka tidak dapat melihat tengkuk
sebagian yang lain.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدَكَ الْقَزْوِينِيُّ،
حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ حَسَّانَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ بِشْرٍ،
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمَ الْقُرَشِيِّ، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ شُرَحْبِيلَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَلَا هَذِهِ الْآيَةَ {عَلَى
سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ} يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إلى بعض.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdukal
Qazuwaini, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Hassan, telah menceritakan
kepada kami Ibrahim ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in,
telah menceritakan kepada kami Ibrahim Al-Qurasyi, dari Sa'id ibnu Syurahbil,
dari Zaid ibnu Abu Aufa r.a. yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. keluar
menemui kami, lalu membaca firman-Nya: di atas tahta-tahta kebesaran
berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 44) Yakni sebagian dari mereka memandang
kepada sebagian yang lain.
Hadis ini garib.
*************
Firman Allah Swt.:
{يُطَافُ
عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ. بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ. لَا فِيهَا
غَوْلٌ وَلا هُمْ عَنْهَا يُنزفُونَ}
Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamr dari sungai yang mengalir.
(Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak
ada dalam khamr itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya. (Ash-Shaffat:
45-47)
Seperti yang juga disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{يَطُوفُ
عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ. بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ
مَعِينٍ. لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنزفُونَ}
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa
gelas (piala), cerek, dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,
mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. (Al-Waqi'ah: 17-19)
Allah membersihkan khamr surga dari penyakit-penyakit yang biasanya terdapat
di dalam khamr dunia akibat dari meminumnya, misalnya kepala menjadi pening,
perut mulas, dan mabuk yang menghilangkan akal sehat. Maka dalam surat ini
disebutkan oleh firman-Nya:
{يُطَافُ
عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ}
Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamr dari sungai yang mengalir.
(Ash-Shaffat: 45)
Yakni khamr yang diambil dari sungai yang mengalir di dalam surga, yang
airnya tidak pernah habis dan tidak pernah kering.
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam, bahwa khamr itu mengalir
berwarna putih, yakni warnanya cemerlang, indah, dan baik. Tidak seperti khamr
dunia yang kelihatan kotor lagi buruk, ada yang berwarna merah atau kuning atau
keruh, dan lain sebagainya yang menjijikkan bagi orang yang berakal sehat.
Firman Allah Swt.:
{لَذَّةٍ
لِلشَّارِبِينَ}
sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. (Ash-Shaffat: 46)
Rasanya enak seperti warnanya, dan wangi baunya, berbeda dengan khamr dunia
dalam semua spesifikasinya.
Firman Allah Swt.:
{لَا
فِيهَا غَوْلٌ}
Tidak ada dalam khamr itu alkohol (Ash-Shaffat: 47)
Maksudnya, tidak menjadikan peminumnya merasa mual perutnya.
Demikianlah menurut Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid, tidak
sebagaimana khamr dunia yang mempunyai pengaruh tersebut karena mengandung
banyak alkohol.
Menurut pendapat lain, yang dimaksud dengan gaul ialah pening kepala.
Demikian pula menurut apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. dalam pendapat
lainnya.
Qatadah mengatakan, gaul adalah kepala pening dan perut mual.
Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa arti gaul ialah mabuk yang
menyebabkan akal sehat peminumnya hilang. Pengertian ini diambil dari perkataan
seorang penyair:
فَمَا
زَالَتِ الكأسُ تَغْتَالُنا ...
وتَذْهبُ بالأوَّل الأوَّلِ
Gelas-gelas yang berisikan khamr
terus-menerus membuat kami mabuk, dan melenyapkan akal sehat para peminumnya
seorang demi seseorang.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan, makna yang dimaksud ialah khamr surga tidak
mengandung penyakit dan tidak pula hal yang tidak disukai.
Pendapat yang sahih adalah yang dikatakan oleh Mujahid, yaitu perut mual.
*********
Firman Allah Swt.:
{وَلا
هُمْ عَنْهَا يُنزفُونَ}
dan mereka tiada mabuk karenanya. (Ash-Shaffat: 47)
Mujahid mengatakan bahwa akal sehat mereka tidak hilang.
Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Abbas, Muhammad ibnu Ka'ab, Al Hasan, Ata
ibnu Aslam Al-Khurrasani, As-Saddi dan lain-lainnya.
Ad-Dahhak mengatakan dari ibnu Abbas bahwa ada empat reaksi akibat minum
khamr yaitu mabuk, pusing, muntah dan kencing. Allah dalam firman-Nya mencabut
reaksi tersebut dari khamr surga, sebagaimana dalam surat Ash-Shaffat.
***********
Firman Allah Swt.:
{وَعِنْدَهُمْ
قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ}
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang pandangannya tidak liar.
(Ash-Shaffat: 48)
Yaitu memelihara kehormatannya, tidak mau memandang kepada selain suami
mereka. Demikianlah menurut Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Zaid ibnu Aslam, Qatadah,
As-Saddi, dan lain-lainnya.
Firman Allah Swt.:
{عِينٌ}
dan jelita matanya. (Ash-Shaffat: 48)
Yakni memiliki mata yang indah dan jelita.
Suatu pendapat menyebutkan bermata lebar, tetapi pendapat ini merujuk kepada
pendapat yang pertama, yaitu bermata jeli dan indah. Jadi, mata
bidadari-bidadari itu bukan saja indah jelita, tetapi juga terhormat, yakni
memelihara matanya dari memandang kepada suami lain. Seperti yang dikatakan oleh
Zulaikha tentang Yusuf a.s. ketika menyuruhnya agar keluar menemui sekumpulan
wanita pembesar kerajaannya, lalu mereka kagum dan terpana melihat ketampanan
dan kecakapan rupa Nabi Yusuf; sehingga mereka menduga bahwa Yusuf a.s. bukanlah
manusia, melainkan salah seorang malaikat yang turun ke bumi karena ketampanan
dan keanggunan penampilannya. Maka Zulaikha berkata kepada kaum wanita yang
mempergunjingkan dirinya itu yang disitir oleh Allah Swt. melalui
firman-Nya:
{فَذَلِكُنَّ
الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ
فَاسْتَعْصَمَ}
Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya,
dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya
(kepadaku), tetapi dia menolak. (Yusuf: 32)
Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa selain Nabi Yusuf mempunyai rupa yang
tampan, dia juga seorang yang memelihara kehormatannya, bertakwa, lagi bersih.
Demikian pula sifat dari bidadari-bidadari di surga nanti.
{خَيْرَاتٌ
حِسَانٌ}
bidadari-bidadari yang baik lagi cantik-cantik (Ar-Rahman: 70)
Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{وَعِنْدَهُمْ
قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ}
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang pandangannya tidak liar dan
matanya jelita. (Ash-Shaffat: 48)
**********
Adapun firman Allah Swt.:
{كَأَنَّهُنَّ
بَيْضٌ مَكْنُونٌ}
seakan-akan mereka adalah telur (burung unta ) yang tersimpan
dengan baik. (Ash-Shaffat: 49)
Allah Swt., menggambarkan tentang bidadari-bidadari itu, bahwa mereka
memiliki tubuh yang sangat cantik dan berkulit sangat indah.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan
makna firman-Nya: seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang
tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat: 49) Yakni mutiara yang tersimpan dengan
baik, lalu ia mengemukakan suatu bait syair milik Abu Dahbal yang telah
mengatakan dalam salah satu bait dan kasidahnya:
وَهْيَ
زَهْرَاء مثْلَ لُؤْلُؤَةِ الْغَوَّ ...
اصِ مُيِّزَتْ مِن جَوْهَرٍ مكْنُون
dia adalah wanita cantik bagaikan
mutiara yang tersimpan di kedalaman laut, berbeda dengan permata yang
lainnya.
Al-Hasan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: seakan-akan mereka
adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. (Ash-Shaffat:
49) Yaitu tersimpan dengan rapi, tidak pernah tersentuh oleh tangan manusia.
As-Saddi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah telur yang tersimpan
dengan baik di sarangnya.
Sa’id ibnu Jubair telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan
baik. (Ash-Shaffat: 49) Maksudnya, bagian dalam telur.
Ata Al-Khurrasani mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kulit air yang
terletak di antara kulit luar dan bagian dalam telur.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: seakan-akan
mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.
(Ash-Shaffat: 49) Yakni putih telur bila kulit luarnya telah dikupas.
Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir karena ada firman-Nya yang mengatakan,
"Maknun" yang artinya, tersimpan dengan baik'. Ibnu Jarir mengatakan
bahwa bagian luar telur biasa diusap oleh sayap burung, terkena sarang, dan
terpegang oleh tangan, lain halnya dengan bagian dalamnya. Hanya Allah-lah Yang
Maha Mengetahui.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ،
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَرَجِ الصَّدَفِيِّ الدِّمْيَاطِيِّ، عَنْ عَمْرِو
بْنِ هَاشِمٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي كَرِيمَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ
أُمِّهِ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أَخْبِرْنِي عَنْ قَوْلِ اللَّهِ: {كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَكْنُونٌ} قَالَ:
"رِقَّتُهُنَّ كَرِقَّةِ الْجِلْدَةِ الَّتِي رَأَيْتُهَا فِي دَاخِلِ الْبَيْضَةِ،
التي تلي القشر وهي الغِرْقِئ"
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman
ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Faraj As-Sadfi
Ad-Dimyati, dari Amr ibnu Hasyim, dari Ibnu Abu Karimah, dari Hisyam, dari
Al-Hasan, dari ibunya, dari Ummu Salamah r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah
bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang makna firman-Nya: bidadari-bidadari
yang bermata jeli. (Al-Waqi'ah: 22) Maka Rasulullah Saw. menjawab, bahwa,
artinya bermata jeli, yang putihnya putih sekali dan yang hitamnya hitam sekali
dengan bulu mata yang lentik seperti sayap burung elang. Dan ia bertanya lagi
tentang makna firman-Nya: seakan-akan mereka adalah telur (burung unta)
yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat: 49). Maka beliau Saw. bersabda,
bahwa kulitnya lembut seperti kulit ari yang melindungi bagian dalam
telur.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ النَّهْدِيُّ،
حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنِ الرَّبِيعِ بْنِ
أَنَسٍ، عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ خُرُوجًا إِذَا بُعِثُوا،
وَأَنَا خَطِيبُهُمْ إِذَا وَفَدُوا، وَأَنَا مُبَشِّرُهُمْ إِذَا حَزِنُوا،
وَأَنَا شَفِيعُهُمْ إِذَا حُبِسُوا، لِوَاءُ الْحَمْدِ يَوْمَئِذٍ بِيَدِي،
وَأَنَا أَكْرَمُ وَلَدِ آدَمَ عَلَى رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ وَلَا فَخْرَ، يَطُوفُ
عَلِيَّ أَلْفُ خَادِمٍ كَأَنَّهُنَّ الْبَيْضُ الْمَكْنُونُ -أَوِ: اللُّؤْلُؤُ
الْمَكْنُونُ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abu Gassan An-Nahdi, telah menceritakan kepada kami
Abdus Salam ibnu Harb, dari Lais ibnur Rabi' ibnu Anas r.a. yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku adalah orang yang mula-mula keluar
(dari kubur) bila mereka dibangkitkan, aku adalah juru bicara mereka bila
mereka dihadapkan (kepada Allah), aku adalah orang yang memberikan
kegembiraan kepada mereka apabila mereka bersedih hati, aku adalah pemberi
syafaat mereka bila mereka ditahan (di perhentian kiamat). Panji 'Pujian'
berada di tanganku hari itu, dan aku adalah anak Adam yang paling mulia di sisi
Allah Swt. tanpa membanggakan diri; berkeliling di sekitarku seribu pelayan
seakan-akan mereka seperti telur yang tersimpan dengan baik, atau seperti
mutiara yang tersimpan dengan baik.
Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui kebenaran.