Tafsir Surat Asy-Syura, ayat 1-6
{حم
(1) عسق (2) كَذَلِكَ يُوحِي إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ اللَّهُ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (3) لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (4) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ
وَالْمَلائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي
الأرْضِ أَلا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (5) وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا
مِنْ دُونِهِ أَولِيَاءَ اللَّهُ حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ
بِوَكِيلٍ (6) }
Ha Mim, 'Ain Sin Qaf. Demikianlah Allah Yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang
yang sebelum kamu. Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. Hampir saja langit itu pecah
dari sebelah atasnya (karena kebesaran
Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah,
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan
kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi
mereka.
Dalam pembahasan terdahulu telah diterangkan mengenai huruf-huruf hijaiyah
yang mengawali surat-surat Al-Qur'an. Tetapi di sini Ibnu Jarir telah
meriwayatkan sebuah atsar yang gharib, aneh, lagi irasional.
Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Zuhair, telah
menceritakan kepada kami Abdul Wahhab ibnu Najdah Al-Huti, telah menceritakan
kepada kami Abul Mugirah Abdul Quddus ibnul Hajjaj, dari Artah ibnul Munzir yang
menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki datang kepada Ibnu Abbas yang pada
saat itu Ibnu Abbas sedang berhadapan dengan Huzaifah ibnul Yaman, lalu lelaki
itu menanyakan kepadanya tentang tafsir firman-Nya: Ha Mim 'Ain Sin Qaf.
(Asy-Syura: 1-2)
Ibnu Abbas menundukkan kepalanya, lalu berpaling dari lelaki itu. Lelaki itu
mengulangi pertanyaannya, tetapi Ibnu Abbas memalingkan muka tidak menjawabnya
barang sepatah kata pun, kelihatannya dia tidak senang dengan pertanyaan itu.
Kemudian si lelaki itu mengulangi pertanyaannya untuk yang ketiga kalinya,
tetapi Ibnu Abbas tidak menjawab sepatah kata pun.
Akhirnya Huzaifah r.a. berkata kepada lelaki itu, bahwa dialah yang akan
menjawab pertanyaan itu. Huzaifah r.a. mengatakan,"Engkau tahu mengapa Ibnu
Abbas tidak suka menafsirkannya, sebenarnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan
seorang lelaki dari kalangan ahli baitnya. Lelaki itu dikenal dengan nama
Abdullah, dia bertempat tinggal di salah satu tepi sungai di belahan bumi timur.
Dia membangun dua buah kota padanya yang di antara keduanya terbelah oleh sebuah
sungai. Apabila Allah Swt. telah menetapkan lenyapnya kerajaan mereka dan
runtuhnya negeri mereka serta masa keemasannya telah punah, maka di suatu malam
Allah mengirimkan api kepada salah satu dari kedua kota itu. Kemudian pada pagi
harinya kota itu menjadi hangus lagi gelap, semuanya telah terbakar, seakan-akan
belum pernah ada sebuah kota padanya. Kejadian itu membuat para penghuninya
merasa heran, mengapa kota mereka bisa hancur seperti itu. Dan begitu matahari
memancarkan sinar terangnya di hari yang sama, tiba-tiba berkumpullah padanya
semua orang yang angkara murka lagi pengingkar dari kalangan mereka, lalu Allah
membenamkan kota itu bersama mereka semuanya. Yang demikian itulah makna yang
dimaksud dari firman-Nya, Ha Mim 'Ain Sin Qaf, yakni suatu ketetapan dari
Allah dan cobaan serta keputusan dari Ha Mim. 'Ain artinya keadilan dari
Allah, Sin artinya bakal terjadi, sedangkan Qaf artinya menjadi
kenyataan yang akan menimpa kedua kota tersebut."
Riwayat yang lebih gharib lagi diriwayatkan oleh Al-HafizAbu Ya'la Al-Mausuli
di dalam juz kedua dalam kitab Musnad Ibnu Abbas-nya, dari Abu Zar r.a.,
dari Nabi Saw. sehubungan dengan kisah tersebut. Tetapi sanadnya lemah sekali
dan munqati’.
Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Talib Abdul Jabbar ibnu
Asim, telah menceritakan kepada kami Abu Abdulah Al Hasan ibnu Yahya Al-Khusyani
Ad-Dimasyqi, dari Abu Mu'awiyah yang mengatakan bahwa Khalifah Umar ibnul
Khattab r.a. di suatu hari menaiki mimbar, lalu ia mengatakan, "Hai manusia,
apakah ada seseorang di antara kamu yang pernah mendengar Rasulullah Saw.
menafsirkan firman-Nya, Ha Mim, 'Ain Sin Qaf?" Maka Ibnu Abbas r.a.
berdiri, lalu berkata, "Saya."
Ibnu Abbas mengatakan, "Ha Mim adalah salah satu dari asma-asma Allah
Swt." Umar bertanya, "Kalau 'Ain-nya?" Ibnu Abbas menjawab, "Orang-orang
yang berpaling dari (Al-Qur'an) menyaksikan azab yang terjadi dalam Perang
Badar." Umar bertanya, "Kalau Sin-nya?" Ibnu Abbas menjawab, "Kelak
orang-orang yang aniaya akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali."
Umar bertanya, "Kalau Qaf-nya?" Ibnu Abbas diam, tidak menjawab. Maka
berdirilah Abu Zar, lalu menafsirkan seperti tafsir yang dikemukakan oleh Ibnu
Abbas, dan selanjutnya ia mengatakan bahwa Qaf artinya peristiwa dahsyat
dari langit yang menimpa semua manusia (hari kiamat).
************
Firman Allah Swt.:
{كَذَلِكَ
يُوحِي إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ اللَّهُ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ}
Demikianlah Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, mewahyukan kepada
kamu dan orang-orang yang sebelum kamu. (Asy-Syura: 3)
Yakni sebagaimana Allah telah menurunkan kepadamu Al-Qur'an ini, Dia pun
telah menurunkan kitab-kitab dan suhuf-suhuf kepada para nabi sebelum
kamu.
{اللَّهُ
الْعَزِيزُ}
Allah Yang Mahaperkasa. (Asy-Syura: 3)
dalam pembalasan-Nya.
{الْحَكِيمُ}
lagi Mahabijaksana. (Asy-Syura: 3)
dalam semua perkataan dan perbuatan-Nya.
قَالَ:
الْإِمَامُ مَالِكٌ -رَحِمَهُ اللَّهِ-عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَة عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يَأْتِيكَ
الْوَحْيُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الجَرَس، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيّ
فَيَفْصِمُ عَنِّي قَدْ وَعَيت مَا قَالَ. وَأَحْيَانًا يَأْتِينِي الْمَلَكُ رجُلا
فَيُكَلِّمُنِي، فَأَعِي مَا يَقُولُ" قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ
يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ، فَيَفْصِمُ
عَنْهُ، وَإِنَّ جَبِينَهُ لِيَتَفَصَّدُ عَرَقًا.
Imam Malik rahimahullah telah meriwayatkan dari Hisyam ibnu Urwah,
dari ayahnya, dan Siti Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa Al-Haris ibnu Hisyam
pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, seperti apakah wahyu
datang kepadamu?" Rasulullah Saw. menjawab: Adakalanya wahyu datang kepadaku
seperti suara gemerencingnya lonceng, dan wahyu ini merupakan yang paling berat
bagiku. Dan bila telah selesai dariku, maka aku telah hafal tentang semua yang
disampaikan olehnya (Jibril a.s.). Dan adakalanya malaikat itu datang
kepadaku berupa seorang laki-laki, lalu ia berbicara denganku dan aku hafal
semua yang disampaikannya. Siti Aisyah r.a. menceritakan, "Sungguh aku
pernah melihat beliau saat wahyu diturunkan kepadanya di hari yang sangat
dingin. Dan manakala wahyu telah selesai darinya, maka sesungguhnya kening
beliau benar-benar mengucurkan keringat."
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini di dalam kitab
sahihnya masing-masing, sedangkan lafaznya adalah menurut apa yang ada di dalam
kitab Imam Bukhari.
وَقَدْ
رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ عَامِرِ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ عائشة، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ؛ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَيْفَ يَنْزِلُ عَلَيْكَ الْوَحْيُ؟ فَقَالَ: "مِثْلَ
صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ فيفصمُ عَنِّي وَقَدْ وعَيتُ مَا قَالَهُ" قَالَ: "وَهُوَ
أَشَدُّهُ عَلَيَّ" قَالَ: "وَأَحْيَانًا يَأْتِينِي الْمَلَكُ فَيَتَمَثَّلُ لِي
فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ"
Imam Tabrani telah meriwayatkan hadis ini dari Abdullah putra Imam Ahmad,
dari ayahnya, dari Amir ibnu Saleh, dari Hisyam ibnu Urwah, dari ayahnya, dari
Aisyah r.a., dari Al-Haris ibnu Hisyam, bahwa ia pernah bertanya kepada
Rasulullah Saw., "Seperti apakah bila wahyu diturunkan kepadamu?" Maka
Rasulullah Saw. menjawab: Seperti bunyi gemerencingnya lonceng, dan setelah
selesai aku hafal semua apa yang disampaikannya. Wahyu ini paling berat terasa
olehku. Dan adakalanya malaikat datang kepadaku, lalu menjelma di hadapanku dan
berbicara denganku, maka aku hafal semua yang disampaikannya.
قَالَ:
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعة، عَنْ
يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْوَلِيدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَمْرٍو، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ تُحِسُّ
بِالْوَحْيِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
أَسْمَعُ صَلَاصِلَ ثُمَّ أَسْكُتُ عِنْدَ ذَلِكَ، فَمَا مِنْ مَرَّةٍ يُوحَى إليَّ
إِلَّا ظَنَنْتُ أَنَّ نَفْسِي تُقبَض"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Amr ibnul
Walid, dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya
kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau rasakan saat wahyu
diturunkan?" Rasulullah Saw. menjawab: Aku mendengar bunyi gemerencingnya
lonceng, kemudian saat itu aku diam, dan tiada suatu wahyu pun yang diturunkan
kepadaku melainkan aku merasakan seakan-akan nyawaku dicabut (karena
beratnya wahyu).
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid (tunggal). Dan kami telah
menyebutkan bagaimana caranya wahyu diturunkan kepada Rasulullah Saw. dalam
permulaan syarah kitab Imam Bukhari, sehingga tidak perlu diulangi lagi di sini.
************
Firman Allah Swt.:
{لَهُ
مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ}
Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
(Asy-Syura: 4)
Yakni semuanya adalah hamba-hamba-Nya dan milik-Nya serta berada di bawah
kekuasaan dan pengaturan-Nya.
{وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ}
Dan Dialah yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (Asy-Syura: 4)
semakna dengan firman-Nya:
{الْكَبِيرُ
الْمُتَعَالِ}
Yang Mahabesar lagi Mahatinggi. (Ar-Ra'd: 9)
Dan firman-Nya:
{وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ}
dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (Saba: 23)
Ayat-ayat yang semakna dengan ayat di atas di dalam Al-Qur'an cukup
banyak.
**************
Firman Allah Swt.:
{تَكَادُ
السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ}
Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya. (Asy-Syura: 5)
Ibnu Abbas r.a, Ad-Dahhak, Qatadah, As-Saddi, dan Ka'bul Ahbar mengatakan
bahwa langit hampir pecah karena takut kepada kebesaran Allah Swt.
{وَالْمَلائِكَةُ
يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي
الأرْضِ}
dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. (Asy-Syura: 5)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain,
yaitu:
{الَّذِينَ
يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ
شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا}
(malaikat-malaikat) yang memikul 'Arasy dan malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), "Ya
Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu.” (Al-Mu’min:
7)
**************
Adapun firman Allah Swt.:
{أَلا
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ}
Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Asy-Syura: 5)
ini merupakan pemberitahuan tentang sifat Allah dan isyarat yang menunjukkan
akan hal tersebut. Dalam firman selanjutnya disebutkan:
{وَالَّذِينَ
اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ}
Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah.
(Asy-Syura: 6)
Yaitu kaum musyrik.
{اللَّهُ
حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ}
Allah mengetahui (perbuatan) mereka. (Asy-Syura: 6)
Allah Maha Menyaksikan semua amal perbuatan mereka, Dia mencatatnya dan
menyimpannya dengan rapi, dan kelak mereka akan mendapat balasannya dengan
pembalasan yang setimpal.
{وَمَا
أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ}
dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi
mereka. (Asy-Syura: 6)
Yakni sesungguhnya tugasmu hanyalah pemberi peringatan kepada manusia, dan
Allah-lah yang mengawasi segala sesuatunya.